USULAN TEKNIS
PENGUJIAN TANAH
DENGAN DEEP BORING
PEKERJAAN :
PEMB. JEMB. TELUK KENDARI
R
I. TUJUAN PENGUJIAN TANAH DENGAN DEEP BORING C
M
Tujuan yang ingin dicapai dalam pekerjaan pengeboran, antara
lain yakni sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sumber dan jenis deposit yang ada,
2. untuk mengetahui kedalaman, tebal struktur lapisan tanah
dan parameter kekuatannya (N-SPT),
3. untuk mengetahui lokasi batuan dasar,
4. untuk mengetahui lokasi dan variasi muka air tanah.
2. LINGKUP PEKERJAAN
Catatan:
Umur alat sampai dengan saat ini + 8 bulan
R
4. PENENTUAN LOKASI, JARAK & KEDALAMAN PENGUJIAN C
M
Penentuan lokasi pada umumnya tergantung pada topografi
lapangan/lokasi struktur yang akan dibangun. Namun pada
umumnya pemboran harus dilakukan pada lokasi-lokasi dimana
informasi maksimum dapat diperoleh.
R
Kedalaman pengeboran untuk tujuan tertentu seperti banguan, C
dilakukan dengan perkiraan tegangan-tegangan akibat bangunan M
sudah tidak berarti lagi.
Kestabilan galian atau lubang bor pada daerah deposit yang lunak
dilakukan dengan menggunakan casing dengan diameter minimum
100 mm.
Khusus dalam pemboran inti untuk batuan digunakan mata bor khusus yang yang
diletakkan dalam tabung. Kecepatan 400 sampai 1000 rpm, dimana dari informasi di
atas, alat XUL-100 dengan kapasitas putaran maksimum yakni 1080 rpm
6. METODE PENGUJIAN SPT R
C
1. Pengujian ini dilakukan karena sulitnya memperoleh contoh tanah tak M
terganggu pada tanah granuler.
2. Untuk tanah berbatu tabung belah standar yang terbuka, digunakan
berbentuk tertutup dan meruncing 30o pada ujungnya.
3. Berat alat pemukul yang digunakan yakni 63,5 kg (140 pon), dengan
tinggi jatuh 30 (76,2 cm 75cm).
Adapun alat tabung belah standar yang digunakan dan skema pengujian
disajikan pada Gambar berikut.
Uji SPT dilakukan setiap penetrasi bor 1,5 2 m, atau paling sedikit tiap-tiap
pergantian jenis lapisan tanah di sepanjang lubang bor.
Uji SPT dapat dihentikan jika jumlah pukulan melebihi 50 kali sebelum
penetrasi 30 cm tercapai, namun nilai penetrasinya tetap dicatat.
Uji SPT dapat dihentikan jika jumlah pukulan melebihi 50 kali sebelum
penetrasi 30 cm tercapai, namun nilai penetrasinya tetap dicatat.
Jika uji SPT dilakukan di bawah muka air tanah, maka harus dilakukan
dengan hati-hati, karena air tanah yang masuk kedalam tabung cenderung
melonggarkan pasir akibat tekanan rembesan ke atas. Sehingga perlu
memasukkan air untuk menyamakan kedudukan muka air di dalam dan di
luar tabung bor.
7. PENGAMBILAN CONTOH TANAH/BATUAN R
C
1. Pengambilan DS/UDS pada setiap titik Bor yakni 5 Sampel. M
2. Pengambilan contoh tanah/batuan (sampling) untuk kebutuhan
pengujian di laboratorium dalam hal ini indeks properties dan
Engineering Properties.
3. Untuk kebutuhan pengujian sifat-sifat teknis biasanya dikategorikan
sebagai pengambilan contoh terganggu (disturbed, DS) atau tak
terganggu (undisturbed, UDS).
4. Sampel hasil pengeboran di masukkan dalam Core Box seperti dalam
Gambar.
Sampel tak terganggu (undisturbe sample) blok atau dalam tabung, diberikan
penanganan antara lain yakni :
1. Bagian ujung/tepi sampel yang rusak dibersihkan,
2. bagian yang terbuka ditutup dengan wax (sampel tabung atas & bawah)
kadar air tak berubah,
3. diberi label/identitas lengkap.
Kekurangan :
1. Waktu pelaksanaan pengujian reltaif lama
2. Apabila terdapat pengujian lain, tdk dapat
langsung dipindahkan
3. Kedalaman untuk bagan dari konstruksi bambu
terbatas yakni maksimal kedalamn 6m (HWS)
dan pembuatannya pada kondisi air surut.
Kekurangan :
Pelaksanaan pengeboran relatif terganggu akibat
pengaruh arus & Gelombang, demikian juga dalam Uji
SPT. Sehingga butuh usaha ekstra khususnya uji SPT
Rekomendasi: R
1. Berdasarkan pengalaman kami, waktu pelaksanaan 1 (satu) titik C
pengujian tanah dengan deep boring di wilayah Kota Kendari (Kendari M
Caddi dan Lapulu) umunya dilaksanakan selama 3 (tiga) hari.
2. Dengan pertimbangan waktu pelaksanaan pengujian deep boring dan
kontrak kerja pembangunan Jembatan Bahteramas yang telah
berlangsung, maka untuk pengujian deep boring di laut pada kedalaman
> 20m dari sea bed (kondisi HWS) dilaksanakan dengan bantuan
PONTON PANCANG.
Untuk mengantisipasi ketelitian pengujian SPT sebagai berikut :
Apabila saat pengujian tinggi jatuh < 75cm. Pada Lantai Ponton
kenyataannya, dalam pengujian SPT di lapangan
TUAS PELEBAS
umumnya tidak selalu tepat N-SPT = 60, namun dalam
laporan N-SPT maksimum yang dilaporkan yakni 60
BEBAN
BEBAN
SPT
meskipun N-SPT >60.
STIK
SPT
Apabila tinggi jatuh > 75cm untuk kebutuhan praktis, hal itu
tentunya pada sisi yang aman.