Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam meningkatkan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan merata
khususnya pada daerah pedesaan pemerintah telah mengupayakan pelayanan
kesehatan khususnya pada program kesehatan anak, ibu, remaja, keluarga
berencana dan lingkungan. Dengan harapan dapat menurunkan angka kematian
ibu dan bayi, angka kelahiran yang mengacu pada program sasaran kesehatan
anak dan meningkatkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).
Penyebab kematian ibu bersalin adalah akibat langsung dari komplikasi
pada waktu hamil dan persalinan. Adapun penyebab utama utama kematian pada
ibu adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia. Tingginya angka kelahiran
merupakan salah satu faktor pendukung angka kemtian ibu, oleh karena itu
dewasa ini digalakkan program Desa Siaga yang salah satu bagiannya yaitu
PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa). Sebagai ujung tombak
pembangunan kesehatan, maka disetiap dasa didirikan Polindes dengan bidan
desa sebagai pelaksana. Polindes merupakan bagian yang berperan utama dalam
memberikan pelayanan dan informasi kesehatan yang bertanggung jawab
terhadap wilayah kerjanya atau berperan sebagai ujung tombak dalam
pembangunan kesehatan.
Komunitas atau masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehata dan aktif
dalam seluruh proses perubahan, sejak pengenalan masalah kesehatan sampai
penanggulangan masalah, yang melibatkan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat sebagai target pelayanan kebidanan komunitas dengan fokus
masyarakat berupa peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, hendaknya
perlu dilibatkan secara lebih aktif dalam seluruh aktifitas kegiatan komunitas.
Dalam upaya mengaplikasikan teori ilmu kebidanan komunitas khususnya
kesehatan ibu, anak, remaja, keluarga berencana dan PHBS yang telah
dibekalkan kepada mahasiswa dibangku kuliah, serta sebagai salah satu upaya
menyiapkan tenaga bidan yang profesional dan potensi kebidanan secara
mandiri, maka mahasiswa Program Studi D-III Kebidanan minat Komunitas
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan melakukan praktek kebidanan komunitas di
Jalan Dr. Sutomo Kecamatan Samarinda Ulu.
Praktek kebidanan komunitas ini dilakukan bertujuan untuk memberikan
gambaran secara nyata kepada mahasiswa tentang pelaksanaan program
kesehatan ibu dan anak, remaja, keluarga berencana dan PHBS di wilayah kerja
Polindes. Dengan menggunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan keluarga,
kelompok dan masyarakat.
Data kesehatan ibu dan anak, remaja, keluarga berencana dan PHBS dapat
diperoleh dari Polines, Puskesmas dan PKBD (Petugas KB Desa). Tahap
berikutnya kegiatan praktek komunitas, mahasiswa melakukan pendataan secara
langsung ke masyarakat sehingga ditemukan fakta di lapangan.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat terhadap peningkatan
derajat kesehatan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Mahasiswi diharapkan mampu:
1. Melakukan pengkajian status kesehatan masyarakat di wilayah
kerja RT 55 dan 56.
2. Menetapkan masalah kesehatan di wilayah kerja RT 55 dan 56.
3. Merumuskan alternatif pemecahan masalah di wilayah kerja RT 55
dan 56.
4. Mengevaluasi hasil kegiatan di wilayah kerja RT 55 dan 56.

1.3 Teknik Pengumpulan Data


1.3.1 Wawancara
Penulis melakukan tanya jawab langsung dengan klien untuk
mengetahui keluhan dan mendapatkan data yang diperlukan.
1.3.2 Observasi
Melakukan pengamatan langsung kepada klien.
1.3.3 Studi Pustaka
Pengumpulan data dengan jalan mengambil literatur dari buku.
1.3.4 Studi Dokumentasi
Data yang diperoleh dari pihak lain, badan atau instansi.

1.4 Sistematika Penulisan


1.4.1 BAB I Pendahuluan
Terdiri dari Latar Belakang, Tujuan, Teknik Pengambilan Data dan
Sistematika Penulisan.
1.4.2 BAB II Tinjauan Pustaka
Terdiri dari Konsep Masyarakat dan Konsep PKMD
1.4.3 BAB III Asuhan Kebidanan Komunitas
Terdiri dari pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
1.4.4 BAB IV Pembahasan
1.4.5 BAB V Penutup
Terdiri dari kesimpulan dan saran
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Masyarakat


2.1.1 Pengertian Masyarakat
1. Koentjaraningrat (1990)
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu
dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
2. Effendy (1998)
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah hidup dan
bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri
mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial
dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas.
3. Soerjono Soekanto (1982)
Masyarakat atau komunitas adalah menunjukkan pada bagian
masyarakat yang bertempat tinggal disuatu wilayah dalam batas
tertentu, dimana yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih
besar dan anggotanya dibandingkan dengan penduduk di luar batas
wilayahnya.
4. Maclaver (1957)
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang mendiami
teritorial tertentu dan adanya sifat-sifat yang saling tergantung,
adanya pembagian kerja dan kebudayaan bersama.
2.1.2 Ciri-ciri Masyarakat
1. Interaksi diantara sesama anggota
2. Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu
3. Saling ketergantungan antara satu dengan yang lain
4. Memiliki adat istiadat tertentu atau kebudayaan
5. Memiliki identitas bersama
6. Memiliki norma-normahukum dan aturan yang mengatur seluruh
pola tingkah laku.
2.1.3 Ciri-ciri Masyarakat Indonesia
Dilihat dari struktur sosial dan kebudayaan masyarakat Indonesia
dibagi dalam 3 kategori dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Masyarakat Desa
1. Hubungan keluarga dan masyarakat sangat kuat
2. Hubungan didasarkan kepada adat istiadat yang kuat sebagai
organisasi sosial.
3. Percaya kepada kekuatan gaib
4. Tingkat buta huruf relatif tinggi
5. Berlaku hukum tidak tertulis
6. Tidak ada pendidikan khusus dibidang teknologi dan
keterampilan diwariskan oleh orang tuanya langsung kepada
keturunannya
7. Sistem ekonomi sebagian besar ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
8. Semangat gotong royong dalam bidang sosial dan ekonomi
sangat kuat.
b. Masyarakat Madya
1. Hubungan keluarga masih tetap kuat dan hubungan
kemasyarakatan mulai mengendor
2. Adat istiadat masih dihormati dan sikap masyarakat mulai
terbuka dari pengaruh luar
3. Timbul rasionalitas cara berpikir
4. Timbul lembaga pendidikan formal dalam masyarakat terutama
pendidikan dasar dan menengah
5. Tingkat buta huruf sudah mulai menurun
6. Hakim tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis
7. Ekonomi masyarakat lebih mengaruh pada ekonomi pasaran
8. Gotong royong tradisional tinggi untuk keperluan sosial di
kalangan keluarga dan tetangga yang lrbih didasarkan pada
upah.
c. Masyarakat Modern
1. Ciri-ciri masyarakat sehat
2. Indikator ciri masyarakat sehat
3. Masalah-masalah kesehatan dalam masyarakat Indonesia
4. Penyebab masalah dalam masyarakat Indonesia

2.2 Konsep PKMD


2.2.1 Latar Belakang Lahirnya PKMD
Pada evaluasi menjelang Pelita, terungkapkan adanya permasalahan
kesehatan yang perlu memperoleh pemecahan segera melalui suatu
pendekatan baru, yaitu PKMD. Suatu pendekatan yang diharapkan
dapat mengatasi latar belakang permasalahan terhadap:
1. Merajalelanya penyakit-penyakit yang banyak menimpa rakyat
kecil di pedesaan.
2. Keadaan under-nurishment yang menyangkut terutama bayi balita
maupun ibu-ibu dalam masa reproduktif
3. Keadaan sanitasi lingkungan jelek ditambah dengan akses dari
pertumbuhan industrialisasi.
4. Pertambahan penduduk secara alamiah yang masih tinggi
5. Tingkat pendapatan perkapita yang rendah
6. Tegasnya dalam Pelita I itu diletakkan rintisan yang mendasar
melalui perbaikan tingkat kesehatan masyarakat dengan skala
prioritas program kesehatan antara lain:
a. Pemulihan kesehatan
b. Pembinaan hidup sehat
c. Pemberantasan penyakit menular
d. Farmasi
e. Pengembangan Infrastruktur
f. Penelitian kesehatan
g. Training
Kebijaksanaan-kebijaksanaan Pelayanan selama Pelita I karena dititik
beratkan kepada:
1. Melihat kenyataan keterbatasan-keterbatasan dana dan fasilitas maupun
atas dasar efektifitas dan efisiensi
2. Daerah sasaran diprioritaskan pada daerah-daerah pedesaan, daerah
transmigrasi dan daerah pengembangan pembangunan lainnya.
3. Kebijakan pelayanan ditetapkan atas dasar skala prioritas program
dengan pertimbangan adanya keterbatasan-keterbatasan diatas.
4. Usaha-usaha preventif maupun promotif lebih dipentingkan dan
ditingkatkan dengan memperhatikan pada pola kesinambungannya
berdasarkan situasionalnya dan kondisionalnya.

2.2.2 Pengertian PKMD


1. Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) adalah
rangkaian kegiatan masyarakat yang dilakukan berdasarkan gotong-
royong, swadaya masyarakat dalam rangka menolong mereka
sendiri untuk mengenal dan memecahkan masalah atau kebutuhan
yang dirasakan masyarakat, baik dalam bidang kesehatan maupun
dalam bidang yang berkaitan dengan kesehatan, agar mampu
memelihara kehidupannya yang sehat dalam rangka meningkatkan
mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat.
2. PKMD adalah kegiatan pelayanan kesehatan yang pelaksanaannya
didasarkan pada sistem pelayanan kesehatan (Puskesmas), dimana
dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan kesehatan oleh lembaga
ini diikut sertakan anggota-anggota masyarakat di Pedusunan
melalui segala pengarahan untuk menimbulakn kesadaran secara
aktif di dalam ikut membantu memecahkan dan mengembangkan
usaha-usaha kesehatan di Desanya (Dirjen, Binakesmas Dpekes RI,
1976).
Pokok-pokok pemikiran yang fundamental yang melandasi
definisi PKMD tersebut diatas ditekankan melalui pendekatan-
pendekatan sebagai berikut:
1. Untuk keberhasilan PKMD disuatu daerah harus
memanfaatkan pendekatan operasional terpadu yang meliputi
pendekatan sistem, pendekatan lalu lintas sektoral dan antar
program, pendekatan multi disipliner, pendekatan edukatif,
dsb.
2. Dalam pembinaan terhadap peran serta masyarakat melalui
pendekatan edukatif, hendaknya faktor ikut sertanya
masyarakat ditempatkan baik sebagai komplemen maupun
suplemen terdepan dalam penunjang sistem kesehatan nasional.
3. Sebagai kegiatan yang dikelola sendiri oleh masyarakat,
PKMD secara bertahap dan terus menerus harus mampu
didorong untuk membuka kemungkinan menumbuhkan potensi
swadayanya melalui pemerataan akan peran serta setiap
individu di desa secara lebih luas dan lebih nyata.
4. Puskesmas sebagai pengarah setempat perlu meningkatkan
kegiatan diluar gedung untuk mengarahkan intervensinya
didalam mamacu secara edukatif terhadap kelestarian kegiatan
PKMD oleh masyarakat dibawah bimbingan LSD.

2.2.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menolong diri
sendiri dibidang kesehatan dalam rangka meningkatkan mutu
hidup.
2. Tujuan Khusus
a. Membutuhkan kesadaran masyarakat akan potensi yang
dimilikinya untuk menolong diri mereka sendiri dalam
meningkatkan mutu hidup mereka.
b. Mengembangkan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk
berperan secara aktif dan berswadaya dalam meningkatkan
kesejahteraan mereka sendiri.
c. Menghasilkan lebih banyak tenaga-tenaga masyarakat setempat
yang mampu, termpil serta mau berperan aktif dalam
pembangunan desa.
d. Meningkatnya kesehatan masyarakat dalam arti memenuhi
beberapa indikator:
1) Angka kesakitan menurun
2) Angka kematian menurun, terutama angka kematian bayi
dan anak
3) Angka kelahiran menurun
4) Menurunnya angka kekurangan gizi pada anak balita

2.2.4 Ciri-ciri Utama


1. Kegiatan-kegiatan PKMD didaarkan atas kesadaran masyarakat dan
dilaksanakan melalui usaha-usaha swadaya masyarakat berdasarkan
gotong-royong yang menggali dan menggunakan sumber dan
potensi masyarakat setempat.
2. Setiap keputusan dalam rangka pelaksanaan kegiatan ditetapkan
oleh masyarakat sendiri melalui musyawarah mufakat.
3. Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan oleh tenaga yang berasal dari
masyarakat setempat dan dipilih oleh masyarakat sendiri.
4. Bantuan dan dukungan pemerintah yang bersifat lintas program dan
lintas sektoral baik dalam bentuk latihan maupun bahan-bahan atau
peralatan selalu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan
tidak sampai menimbulkan ketergantungan.
5. Dari berbagai kegiatan masyarakat tersebut minimal ada satu
kegiatan yang merupakan salah satu unsur dari unsur Primary
Health Care.
2.2.5 Ruang Lingkup
Tujuan PKMD adalah meningkatkan status kesehatan dalam rangka
meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat. Namun
demikian, status kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor terutama
lingkungan dan faktor perilaku masyarakat, oleh karena itu kegiatan
PKMD tidak terbatas dalam pelayanan kesehatan saja, akan tetapi
menyangkut juga kegiatan diluar kesehatan yang berkaitan dengan
peningkatan status kesehatan dan perbaikan mutu hidup masyarakat.
Misalnya kegiatan usaha bersama dalam bentuk koperasi simpan
pinjam untuk meningkatkan pendapatan atau usaha bersama untuk
meningkatkan taraf pendidikan masyarakat dengan bekerja sambil
belajar. Pengembangan PKMD tidak terbatas pada daerah pedesaan
saja, akan tetapi juga meliputi masyarakat daerah dan perkotaan yang
berpenghasilan rendah. Kegiatan partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan pos pelayanan terpadu (Posyandu) 5 program, yaitu KIA,
KB, Gizi, KB, Imunisasi dan penanggulangan Diare juga merupakan
salah satu bentuk kegiatan PKMD.

2.2.6 Wadah Kegiatan PKMD


Karena PKMD merupakan bagian integral dari pembangunan desa,
sedangkan wadah parisipasi masyarakat dalam pembangunan desa
adalah LKMD, maka dengan sendirinya wadah kegiatan PKMD adalah
LKMD juga. Pembinaan PKMD yang bersifat lintas sektoral dengan
sendirinya merupakan bagian dati Tim Pembina LKMD.

2.2.7 Prinsip-prinsip PKMD


Kegiatan masyarakat sebaiknya dimulai dengan kegiatan yang
memenuhi kebutuhan masyarakat setempat walaupun kegiatan tersebut
bukan merupakan kegiatan kesehatan secara langsung. Ini berarti bahwa
kegiatan tidak hanya terbatas pada aspek kesehatan saja, melainkan juga
mencakup aspek-aspek kehidupan lainnya yang secara tidak langsung
menunjang peningkatan taraf kesehatan.

Dalam membina kegiatan masyarakat diperlukan kerjasama yang


baik:
a. Antar dinas-dinas atau instansi atau lembaga-lembaga lain yang
bersangkutan.
b. Antar dinas-dinas atau instansi atau lembaga tersebut dengan
masyarakat.
Dalam hal masyarakat tidak dapat memecahkan masalah atau
kebutuhannya sendiri, maka pelayanan langsung diberikan oleh sektor-
sektor yang bersangkutan. PKMD merupakan upaya swadaya
masyarakat yang pembinaannya oleh Puskesmas. Operasionalisasinya
oleh pos-pos kesehatan yang didirikan dan dilaksanakan oleh tenaga
masyarakat sendiri (kader kesehatan yang dilatih dan dibina oleh
Puskesmas).
Tugas-tugas Puskesmas dapat didelegasikan kepada pos-pos
kesehatan antara lain:
a. Penyuluhan kesehatan
b. Mengawasi adanya penyakit menular dan segera melaporkan ke
Puskesmas
c. Upaya dalam perbaikan sanitasi lingkungan umpamanya jamban,
kebersihan halaman, pembuangan limbah, dll
d. Pengobatan ringan dalam rangka P3K sebelum dirujuk ke
Puskesmas
e. Upaya perbaikan gizi keluarga umpamanya penimbangan balita,
kurang gizi, dll
f. Diskusi-diskusi dengan ibu hamil melalui arisan/PKK. Pembinaan
peran serta masyarakat dalam kesehatan, baik secara individu,
kelompok atau masyarakat luat.
Dalam pembinaan PKMD menggunakan pendekatan lintas sektor
dan lintas program. Pelayanan langsung dapat diberi oleh petugas
kesehatan apabila masyarakat tidak mampu melaksanakannya. Tipe
penyelenggaraan disesuaikan dengan budaya dan kemampuan
masyarakat.

2.2.8 Keterpaduan PKMD dalam 5 Program Puskesmas


Dalam rangka menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan
angka kelahirab, dalam Pelita IV dulu dikembangkan pendekatan
partisipasi masyarakat untuk meningkatkan keberhasilan dalam
mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam Pelita IV, dengan cara
membina masyarakat untuk berusaha menolong mereka sendiri dalam
melaksanakan 5 program prioritas, yaitu KIA, KB, Imunisasi, Gizi dan
Penanggulangan Diare.

2.2.9 Hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan PKMD


1. Masyarakat perlu dikembangkan pengertiannya yang benar tentang
kesehatan dan tentang program-program yang dilaksanakan
pemerintah
2. Masyarakat perlu dikembangkan kesadarannya akan potensi dan
sumber daya yang memiliki serta harus dikembangkan dan dibina
kemampuan dan keberaniannya untuk berperan secara aktif dan
berswadaya dalam meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan
mereka.
3. Sikap mental pihak penyelenggara pelayanan perlu dipersiapkan
terlebih dahulu agar dapar menyadari bahwa masyarakat
mempunyai hak dan potensi untuk menolong diri mereka sendiri
dalam meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan mereka.
4. Harus ada kepekaan dari para Pembina untuk memahami aspirasi
yang tumbuh dimasyarakat dan dapat berperan secara wajar dan
tepat.
5. Harus ada keterbukaan dan interaksi yang dinamis dan
berkesinambungan baik antara para Pembina maupun antara
pembina dengan masyarakat, sehingga muncul arus pemikiran yang
mendukung kegiatan PKMD.
a. Persiapan Bagi Pelaksana
Persiapan bagi pelaksana dari masyarakat sangat penting
artinya. Persiapan yang dimaksud dapat dilakukan melalui:
1) Pelatihan kader
2) Kunjungan kerja
3) Studi perbandingan
b. Pengadaan Fasilitas
Kelestarian PKMD akan lebih terjamin bila fasilitas yang
disediakan dari swadaya melalui proses dan sumber daya yang
ada di masyarakat yang dapat digali dan dimanfaatkan. Bila
masyarakat tidak memilikinya barulah para penyelenggara
pembinaan PKMD berusaha untuk memberikan bantuan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. Dengan ketentuan tidak
menimbulkan ketergantungan bagi masyarakat.

2.2.10 Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU)


Kegiatan di Posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan
partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari
masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat, yang dilaksanakan
oleh kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan perlatihan
dari Puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Posyandu adalah
suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan
masyarakat oleh dan untuk masyarakat oleh dana untuk masyarakat
yang mempunyai nilai strategi dalam mengembangkan.

2.3 Konsep PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktekan atas dasar sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang
atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam mewujudkan derajad kesehatan masyarakat (Dinkes RI, 2000).
Menurut Dinkes RI (2000), PHBS kesehatan lingkungan adalah perilaku
kesehatan yang menciptakan hubungan antara manusia dan lingkungannya yang
berakibat mempengaruhi derajad kesehatan manusia. Indikator lingkungan:
1. Perumahan Bersih dan Sehat
2. Penyediaan air bersih
3. Penanganan limbah
4. Penanganan sampah
5. Pembuangan kotoran manusia dalam tinja
Fasilitas pelayanan kesehatan yaitu terdapat 1 Posyandu dan Bidan Praktek
Mandiri (BPM) di daerah ini.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

3.1 Pengkajian
3.1.1 Data Geografi RT 55 dan RT 56
Batas-batas Wilayah:
1. Utara : RT 55
2. Selatan : RT 50, RT 51
3. Timur : RT 57
4. Barat : RT 54
3.1.2 Data Demografi
Jumlah Penduduk : 639 jiwa
Laki-laki : 316 jiwa
Perempuan : 323 jiwa
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Golongan Umur Berdasarkan Jenis Kelamin di
Kelurahan Sidodadi RT 55 dan RT 56 Tahun 2014

Umur Perempuan % Laki-laki % Jumlah %


0-5 TH 20 6,33 27 8,36 47 7,36
6-10 TH 24 7,59 25 7,74 49 7,67
11-15 TH 22 6,96 14 4,33 36 5,63
16-20 TH 25 7,91 22 6,81 47 7,36
21-25 TH 46 14,56 32 9,91 78 12,21
26-30 TH 50 15,82 44 13,62 94 14,71
31-35 TH 38 12,03 40 12,38 78 12,21
36-40 TH 19 6,01 24 7,43 43 6,73
41-45 TH 26 8,23 17 5,26 43 6,73
46-50 TH 20 6,33 23 7,12 43 6,73
>50 TH 26 8,23 55 17,03 81 12,68
Jumlah 316 100 323 100 639 100

Interpretasi Data : Dari tabel di atas di dapatkan bahwa golongan umur yang
terbanyak adalah golongan usia subur (26-30 tahun) 14,71% sedangkan terendah
adalah golongan remaja awal, ini menunjukan bahwa di Kelurahan Sidodadi RT.55
dan RT.56 mempunyai sumber daya manusia yang produktif tinggi.
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Berdasarkan Jenis Kelamin di
Kelurahan Sidodadi RT 55 dan RT 56 Tahun 2014

% %
Pendidikan Terakhir Perempuan Laki-Laki
(Perempuan) (Laki-laki)
Tidak Sekolah 7 7 2,42 2,35
Belum Sekolah 4 5 1,38 1,68
SD 89 65 30,80 21,81
SMP 68 61 23,53 20,47
SMA 85 123 29,41 41,28
Perguruan
36 37 12,46 12,42
Tinggi/Akademik
Jumlah 289 298 100 100

Interpretasi data : dari tabel diatas didapatkan bahwa tingkat pendidikan


terbanyak yaitu lulusan SD pada perempuan (30,80%) dan lulusan SMA pada laki-
laki (41,28%) hal ini menandakan bahwa tingkat pendidikan masyarakat perempuan
masih cukup rendah.
a. Fasilitas perekonomian penduduk : mayoritas masyarakat memiliki toko atau
warung dan sebagaian lainnya menjadi buruh pengupas bawang.
b. Sarana transportasi yang digunakan adalah motor
c. Sarana informasi menggunakan media elektronik yaitu telivisi
d. Sarana komunikasi menggunakan handpone
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Golongan Umur Berdasarkan Jenis Kelamin di
Kelurahan Sidodadi RT 55 dan RT 56 Tahun 2014

% %
Pekerjaan Perempuan Laki-laki
(Perempuan) (laki-laki)
PNS 4 9 1,23 2,94
Swasta 68 179 20,92 58,50
Wiraswasta 4 10 1,23 3,27
Buruh 1 6 0,31 1,96
Tidak Bekerja 6 1 1,85 0,33
Belum Bekerja 113 101 34,77 33,01
IRT 129 0 39,69 0,00
Jumlah 325 306 100 100

Interprestasi data : dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa mayoritas
penduduk laki-laki bekerja swasta (58,50%) dan perempuan tidak bekerja atau ibu
rumah tangga (39,69%). Dari data daapat disimpulkan bahwa keadaan ekonomi rata-
rata menengah kebawah.

3.2 Perencanaan
Setelah melakukan pengkajian data primer dari masyarakat yang telah
didapatkan data kesehatan khususnya, kesehatan dengan lingkungan dan perilaku
hidup sehat, maka telah ditemukan beberapa masalah sehingga diadakan perencanaan
masalah melalui musyawarah masyarakat desa.
Musawarah masyarakat desa kel SIDODADI:
A. Persiapan
Sebelum melakukan acara MMD dilakukan persiapan-persiapan antara lain:
1. Persiapan tempat
2. Persiapan Konsumsi
3. Persiapan Ruangan
4. Menyiapkan Soundsistem
5. Menghubungi Kepala Lurah Pembimbing Lapangan Atau Bidan Pembimbing
Institusi dan Tokoh-Tokoh Masyarakat
6. Membagi Undangan
B. Melaksanakan MMD
MMD di kelurahan SIDODADI di laksanakan pada 06 februari 2014 pukul
11.30 WITA dengan dihadiri undangan yang terdiri dari :
1. Ketua RT
2. Pembimbing Lapangan
3. Pembimbing Akademik
4. Ketua Kelompok

Adapun susunan acara MMD tersebut adalah:


1. Pembukaan
2. Pembacaan Hasil Pendataan
3. Analisa Data dan Penggalian Masalah Kesehatan Mengenai Lingkungan dan
Perilaku Hidup Sehat Masyarakat
4. Penerimaan Prioritas Masalah
5. Pemecahan Masalah
6. Penutup

3.3 Hasil Dari Musawarah Masyarakat Desa Yang Telah di Laksanakan :


1. Kurangnya pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat
2. Kurangnnya kesadaran akan kesehatan ibu dan anak
Masalah Intervensi
Kurangnya pengetahuan tentang Penyuluhan dan Gotong royong kebersihan
PHBS lingkungan
Kurangnya kesadaran akan Cara mengatasi resiko terjadinya tanda
kesehatan ibu dan anak bahaya kehamilan, tanda bahaya nifas
imunisasi, pertolongan persalinan nakes.

3.4 Pelaksanaan
Masalah Implementasi
Kurangnya kesadaran warga Dari data yang didapat masih banyak
tentang kebersihan lingkungan masyarakat yang banayak membuang
seperti smapah dibawah sampah di sembarang tempat, dan waraga
pemukiman warga, penggunaan masih menggunakan air sumur untuk
untuk sumur, beraktifitas seperti aktifitas sehari-hari.
mandi, cuci baju , dll.
Kesehatan ibu dan anak Dari data yang didapat banyak ibuibu yang
tidak mengetahui tentang imunisasi, tanda
bahaya kehamilan, tanda bahaya nifas
persalinan nakes,

Prioritas masalah dikelurahan sidodadi kecamatan samarinda ilir


Masalah Perhatian Poin Tingkat Kemungkin Tersedi Aspek Nilai
Masyarak Prevalen Bahaya an Masalah a SDN Politis Total
at si Untuk Di
Atasi
PHBS + (1) + +(2) +++(3) +(1) ++(2) +++(3) 36
Kesehata +(1) +(1) ++++(4) +++(3) +(1) +(1) 48
n ibu dan
anak

Penyusunan masalah kesehatan berdasarkan prioritas masalah yaitu :


1. Masalah kebersihan lingkungan
2. Masalah kurangnya pengetahuan tentang kesehatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi


1. Kebersihan Warga dapat Mengadakan Mengadakan S: Warga
lingkungan mengerti dan penyuluhan penyuluhan mengatakan
memahami tentang prilaku tentang prilaku sudah mengerti
pentingnya hidup bersih hidup bersih tentang prilaku
kebersihan dan sehat dan sehat hidup bersih
lingkungan dan (PHBS), (PHBS) 9 dan sehat
dapat mengadakan Februari 2014 (PHBS)
mengolah gotong royong Jam 16.00 O: Warga dapat
limbah yang bersama warga Wita, menjawab
ada dengan mengadakan pertanyaan
baik. gotong royong yang diberikan
bersama warga A: Kurangnya
13 Februari pengetahuan
2014 Jam warga tentang
09.00 Wita, di pentingnya
wilayah prilaku hidup
RT 55 dan RT bersih dan
56 sehat (PHBS)
P: Motivasi
warga untuk
memberikan
prilaku hidup
bersih dan
sehat (PHBS)
2 Kesehatan Menyampaikan Mengadakan Melakukan S: Warga
ibu dan pentingnya penyuluhan penyuluhan mengatakan
anak masalah tentang tentang senantiasa
kesehatan ibu kesehatan ibu pentingnya berkunjung ke
dan anak dan anak pengetahuan puskesmas dan
meliputi: kesehatan ibu memanfaatkan
Imunisasi, dan anak fasilitas
Tanda bahaya meliputi: kesehatan.
pada Imunisasi, O: Warga dapat
kehamilan, Tanda bahaya menjawab
Tanda bahaya pada pertanyaan
nifas, dan kehamilan, yang diberikan
persalinan oleh Tanda bahaya seputar
nakes. nifas, dan kesehatan ibu
persalinan oleh dan anak.
nakes Pada A: Kurangnya
tanggal 12 kesadaran
Februari 2014 warga untuk
Jam 15.00 melakukan
Wita. pemeriksaan di
puskesmas
atau fasilitas
kesehatan
lainnya.
P: Motivasi
warga untuk
berkunjung ke
puskesmas
secara rutin.

3.5 Evaluasi MMD


1. Persiapan
Sebelum dilaksanakan MMD dilakukan penyebaran undangan
2. Pelaksanaan
Evaluasi dilaksanakan hari kamis, 06 Februari 2014 Jam 11.30 Wita di
kediaman ketua RT 56 Kelurahan Sidodadi dengan susunan acara:
a. Pembukaan
b. Acara inti meliputi
1. Penyajian data
2. Tanya jawab
3. Kritik dan saran
4. Pengesahan hasil evaluasi
c. Perencanaan penyuluhan

d. Penutup
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada pendataan warga RT 55 dan RT 56 di Kelurahan Sidodadi dan didapatkan 194


KK yang berhasil di data. Setelah mendapat hasil pendataan, diketahui beberapa masalah
yang ada pada masyarakat yaitu terdapatnya warga yang belum mengetahui tentang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Faktor
kurangnya kesadaran masyarakat ini disebabkan karena status ekonomi masyarakat yang
masih menengah kebawah, dan derajat pendidikan yang rata-rata masih rendah.
Berdasarkan teori yang ada bahwa penanganan kasus yang terjadi di masyarakat
untuk meningkatkan kesadaran tidaklah mudah dan biasa dilakukan secara bertahap.
Dengan waktu yang ada 1 minggu telah dilakukan penyuluhan tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Dalam hal ini bekerjasama
dengan aparat Kelurahan, tenaga kesehatan di Puskesmas, ketua RT, kader Posyandu,
tokoh-tokoh masyarakat dan pihak-pihak yang terkait dalam masalah kesehatan sehingga
rencana yang ada dapat berkelanjutan.
Setelah dilakukan perencanaan hingga pelaksaan, ternyata mendapatkan evaluasi
sesuai perencanaan yang ada, walaupun ada salah satu perencanaan yang tidak terlaksana
yaitu membentuk GSI (Gerakan Sayang Ibu), disebabkan oleh minimnya waktu yang
diberikan. Namun akan segera akan ditindak lanjuti oleh beberapa pihak yang berwenang
dalam pemecahan masalah jangka panjang.
Untuk masyarakat Kelurahan Sidodadi khususnya RT 55 dan RT 56 telah
mendapatkan penjelasan-penjelasan tentang masalah kesehatan yang berhubungan
dengan masalah yang ada diwilayah tersebut, antara lain :
1. Kurangnya kesadaran warga untuk melakukan kerja bakti dan sanitasi lingkungan
yang baik
2. Masih ada warga yang memberikan makanan tambahan pada bayi usia diwah 6
bulan
3. Pertolongan persalinan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan
Setelah dilakukan penyuluhan masyarakat dapat mengerti, menerima, dan
menjalankan anjuran yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pengkajian RT 55 dan RT 56 di Kelurahan Sidodadi dan
didapatkan 194 KK yang berhasil didata. masalah yang ada diwilayah tersebut,
antara lain :
1. Kurangnya kesadaran warga untuk melakukan kerja bakti dan sanitasi
lingkungan yang baik.
2. Masih ada warga yang memberikan makanan tambahan pada bayi usia
dibawah 6 bulan
3. Pertolongan persalinan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan

Penyuluhan dilakukan sebanyak 2 kali yang bertempat di SDN 020 dengan


membagikan leaflet disertai pemeriksaan darah (tensi) gratis dan dilakukan kerja
bakti pada keesokan harinya.

B. Saran
a. Untuk petugas-petugas diwilayah kelurahan Sidodadi dapat menindak lanjuti
masalah yang didapatkan oleh mahasiswa selama praktek agar masalah
tersebut dapat segera terselesaikan.
b. Untuk masyarakat pada daerah kelurahan Sidodadi diharapkan dapat
berpartisipasi dan lebih berperan aktif dalam setiap kegiatan untuk kebersihan
lingkungan sekitarnya.
c. Untuk mahasiswa yang telah melakukan kegiatan praktek dapat menambah
wawasan dalam bermasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai