Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Infeksi dalam dunia kesehatan masih menjadi penyebab kematian nomor tiga di Indonesia. Selain itu
dengan adanya berbagai penyakit yang dapat menular disebabkan oleh cara kerja tenaga kesehatan
yang kurang bersih atau bahkan petugas kesehatan tertular dari pasien yang dirawatnya.

Ini artinya para pemberian pelayanan kesehatan harus melihat kembali upaya -upaya pencegahan
infeksi yang selama ini telah dilakukannya, upaya-upaya tersebut antara lain:

1.Cuci tangan.

2.Dekontaminasi.

3.Mencuci dan bilas bahan dan alat pakai ulang.

4.Desinfeksi.

5 Sterilisasi.

6. Penempatan alat dan bahan yang sudah diproses.

7. Bersih-bersih ruangan pelayanan.

8. Pembuangan limbah dan teknik aseptik lainnya.

Kesempatan kali ini kita membahas tentang cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
Cuci tangan secara benar masih merupakan cara yang paling penting untuk mencegah infeksi silang.
Memakai sabun biasa (kalau ada PH netral), tanpa zat tambahan apapun seperti pewangi yang keras
atau menggunakan alkohol yang cenderung mengeringkan kulit terutama bagi mereka yang
frekuensi mencuci tangan sering.

Mencuci tangan yang benar, tidak cukup hanya sekedar mencuci tangan saja tetapi harus disertai
dengan kapan cuci tangan itu sendiri diperlukan dan bagaimana cara mengeringkan tangan setelah
dicuci.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan mencuci tangan ?

2. Apa tujuan dari mencuci tangan ?

3. Kapan kita harus mencuci tangan ?

4. Apa saja prinsip dalam mencuci tangan ?


5. Bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar?

6. Apa saja macam-macam mencuci tangan ?

7. Apa saja karakteristik responden yang berhubungan dengan mencuci tangan?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1.Mengetahui pengertian dari mencuci tangan.

2. Mengetahui tujuan mencuci tangan.

3. Mengetahui kapan saja kita harus mencuci tangan.

4. Mengetahui prinsip dalam mencuci tangan

5. Mengetahui teknik mencuci tangan yang benar.

6. Mengetahui macam-macam tekhnik dalam mencuci tangan

7. Mengetahui karakteristik responden yang berhubungan dengan mencuci tangan.

1.4. Manfaat Penulisan

Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak khususnya kepada
mahasiswi untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai hal-hal yang berhubungan dalam
mencuci tangan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mencuci Tangan

Mencuci tangan adalah menggosok kedua pergelangan tangan dengan kuat secara bersamaan
menggunakan zat pembersih yang sesuai dan dibilas dengan air mengalir dengan tujuan
menghilangkan mikroorganisme sebanyak mungkin. Ada dua prosedur pencucian tangan yang dapat
dilakukan.

Kegagalan untuk melakukan kebersihan dan kesehatan tangan yang tepat dianggap sebagai sebab
utama infeksi nosokomial yang menular di pelayanan kesehatan, penyebaran mikroorganisme
multiresisten dan telah diakui sebagai kontributor yang penting terhadap timbulnya wabah (Boyce
dan Pitter, 2002). Cuci tangan dianggap sebgai salah satu langkah paling efektif untuk mengurangi
penularan mikroorganisme dan mencegah infeksi.

Cuci tangan sebaiknya dilakukan sebelum memeriksa atau kontak langsung dengan pasien,sebelum
memakai sarung tangan bedah steril atau DTT setelah kedua tangan terkontaminasi (memegang
instrumen yang kotor dan alat lainnya ; menyentuh selaput lendir,darah/duh tubuh lainnya;kontak
yang lama dan intensif dengan pasien) setelah melepas sarung tangan.

2.2 Tujuan Mencuci Tangan

Mencuci tangan merupakan suatu teknik yang paling mendasar untuk menghindari masuknya
kuman kedalam tubuh dimana tindakan ini dilakuakn dengan tujuan :

Menghilangkan kotoran yang melekat di tangan

Menghilangkan bau yang melekat di tangan

Mencegah penyebaran infeksi silang

Menjaga kondisi tangan agar tetap steril

Memberikan perasaan yang segar dan bersih

2.3 Indikasi Mencuci Tangan

Dalam kehidupan sehari-hari banyak penyebaran penyakit yang melalui tangan, oleh karena
itu berikut indikasi mencuci tangan :

1. Sebelum dan setelah kontak dengan pasien

2. Sebelum melakukan teknik aseptic

3. Sebelum memegang makanan

4. Bila terlihat kotor

5. Setelah dari toilet

6. Setelah kontak dengan peralatan yang kotor atau berpotensi terkontaminasi

7. Setelah melepaskan sarung tangan

2.4 Prinsip Mencuci Tangan

Dalam mencuci tangan terdapat beberapa prinsip, antara lain :

1. Anggap bahwa semua alat terkontaminasi : jangan terlalu sering memegang keran, tempat
sabun, wastafel, alat pengering, terutama setelah mencuci tangan : dianjurkan untuk menggunakan
tempat sampah yang dapat dibuka tutup menggunakan injakan kaki, keran yang diputar dengan siku.
2. Jangan memakai perhiasan : cincin meningkatkan jumlah mikroorganisme yang ada ditangan;
perhiasan juga menimbulkan kesulitan dalam mencuci tangan secara seksama.

3. Gunakan air hangat yang mengalir, alirannya diatur sedemikian rupa demi kenyamanan; air yang
terlalu panas akan membuka pori-pori dan menyebabkan iritasi kulit; cegah terjadinya percikan air,
terutama kebaju, karena mikroorganisme akan berpindah dan berkembang biak di tempat yang
lembab.

4. Gunakan sabun yang tepat dan gunakan sampai muncul busa: sabun akan mengemulsikan lemak
dan minyak serta mengurangi tegangan permukaan, sehingga memudahkan pembersihan.

5. Gunakan gerakan memutar, menggosok dan bergeser: gerakan ini mengangkat dan
menghilangkan kotoran dan mikroorganisme.

6. Gunakan handuk atau tisu sekali pakai untuk mengeringkan tangan : handuk ini lebih sedikit
menyebarkan mikroorganisme dibandingkan pengering udara panas atau handuk.

2.5 Macam-macam cuci tangan & cara cuci tangan

Cara untuk melakukan cuci tangan dapat dibedakan dalam beberapamacam antara lain sebagai
berikut ini:

a. Cuci tangan biasa

Cuci tangan biasa adalah proses pembuangan kotoran dan debu secara mekanis dari kulit kedua
belah tangan dengan memakai sabun dan air mengalir.

Peralatan dan perlengkapan

1. sabun biasa/ antiseptik

2. handuk bersih atau tisu

3. wastafel atau air mengalir

Prosedur pelaksanaan

1. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan

2. Lepas cincin, jam tangan, dan gelang.

3. Basahi kedua tangan degan menggunakan air mengalir,

4. Tuangkan sabun secukupnya

5. Ratakan sabun pada kedua telapak tangan

6. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya

7. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari


8. Bersihkan punggung jari dengan gerakan mengunci

9. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan, lakukan sebaliknya

10. Bersihkan ujung jari tangan kanan dengan gerakan memutar pada telapak tangan kiri dan
lakukan sebaliknya

11. Gosok pergelangan tangan kiri dengan menggunakan tangan kanan, dan lakukan sebaliknya

12. Bilas kedua tangan dengan air mengalir

13. Keringkan tangan dengan tisu sekali pakai sampai benar-benar kering

14.Gunakan tisu tersebut untuk menutup keran

b. Cuci Tangan Bedah

Cuci tangan bedah adalah menghilangkan kotoran, debu dan organisme sementara secara mekanikal
dan mengurangi flora tetap selama pembedahan. Tujuannya adalah mencegah kontaminasi luka
oleh mikroorganisme dari kedua belah tangan. Cuci tangan dengan sabun biasa dan air yang diikuti
dengan panggunaan penggosok dengan bahan dasar alkohol tanpa air yang mengandung
klorheksidin menunjukkan pengurangna yang lebih besar pada jumlah mikrobial pada tangan,
meningkatkan kesehatan kulit dan mereduksi waktu dan sumber daya (Larson dkk 2001)

Peralatan Dan Perlengkapan

1. Sabun biasa/antiseptik

2. Bahan antiseptik

3. Sikat lembut DTT

4. Spon

5. Handuk steril / lap bersih dan kering

6. Wastafel atau air mengalir

Prosedur Pelaksanaan

1. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan

Peralatan cuci tangan steril

2. Lepas cincin, jam tangan dan gelang.


3. Basahi kedua tangan dengan menggunakan air mengalir sampai siku. Gunakan sabun kearah
lengan bawah, lakukan hal yang sama pada sebelah tangan.

4. Bersihkan kuku dengan pembersih kuku atur sikat lembut kearah luar, kemudian bersihkan jari
hingga siku dengan gerakan sirkular dengan spon. Ulangi hal yang sama pada lengan yang lain.
Lakukan selama minimal 2 menit.

5. Membilas tangan dan lengan secara terpisah dengan air yang mengalir, setelah bersih tahan
kedua tangan mengarah ke atas sebatas siku. Jangan biarkan air bilasan mengalir ke area bersih.

6. Menggosok seluruh permukaan kedua belah tangan, jari dan lengan bawah dengan antiseptik
minimal selama 2 menit.

7. Membilas setiap tangan dan lengan secara terpisah dengan air yang mengalir, setelah bersih
tahan kedua tangan mengarah ke atas sebatas siku. Jangan biarkan air bilasan mengalir ke area
tangan.

8. Menegakkan kedua tangan kea arah atas dan jauhkan dari badan, jangan sentuh permukaan atau
benda apapun.

9.Mengeringkan tangan menggunakan handuk steril atau diangin-anginkan. Seka tangan dimulai dari
ujung jari hingga siku. Untuk tangan yang berbeda gunakan sisi handuk yang berbeda.

10. Pakai sarung tangan bedah yang steril atau DTT pada kedua tangan.

2.6 Karakteristik Responden Yang Berhubungan Dengan Mencuci Tangan

a. Umur

Semakin bertambah umur seseorang maka semakin tinggi tingkatkesadaran seseorang akan
kebersihan dan mengetahui akan pentingnya melakukan cuci tangan yang baik dan benar sesuai
pengalaman hidupnya.

b. Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin berbeda pula cara pandang seseorang
terhadap kesehatan, khusunya dalam hal mencuci tangan.

c. Sumber Informasi

Semakin banyak sumber informasi yang diperoleh tentang kesehatan,maka semakin bertambah
pengetahuan akan kebersihan, terutama dalam mencuci tangan.

d. Pengetahuan
Semakin luas pengetahuan seseorang semakin banyak ilmu yang didapat tentang pengetahuan
mencuci tangan maka semakin tinggi pula kesadarannya untuk mencuci tangan. Sehingga dalam
mencuci tangan, tingkat pengetahuan seseorang juga sangat berpengaruh.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Mencuci tangan adalah menggosok kedua pergelangan tangan dengan kuat secara bersamaan
menggunakan zat pembersih yang sesuai dan dibilas dengan air mengalir dengan tujuan
menghilangkan mikroorganisme sebanyak mungkin.

Mencuci tangan bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang melekat di tangan,menghilangkan


bau yang melekat di tangan,mencegah penyebaran infeksi silang,menjaga kondisi tangan agar tetap
steril,memberikan perasaan yang segar dan bersih.

Mencuci tangan dilakukan dengan dua cara yaitu mencuci tangan biasa dan mencuci tangan bedah.

3.2 Saran

Di harapkan Makalah ini semoga bermanfaat dan dapat di jadikan Penambah Wawasan dalam
mengetahui cara mencuci tangan . dan bagi Mahasiswi juga dapat di Jadikan Sebagai Bahan untuk
Memberikan Penjelasan kepada Masyarakat .
Pengendalian Infeksi

1. Mencuci Tangan

a. Pengertian

Mencuci tangan adalah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan

tangan dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya

oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai bagian dari

ritual keagamaan ataupun tujuan lainnya.

b. Tujuan

- Mengangkat mikroorganisme yang ada di tangan.

- Mencegah infeksi silang (cross infection).

- Menjaga kondidi steril.

- Melindungi diri dan pasien dari infeksi.

- Memberikan perasaan segar dan bersih.

c. Indikasi

- Sebelum melakukan prosedur invasif misalnya : menyuntik,

pemasangan kateter dan pemasangan alat bantu pernapasan.

- Sebelum melakukan asuhan keperawatan langsung.

- Sebelum dan sesudah merawat setiap jenis luka.

- Setelah tindakan tertentu, tangan diduga tercemar dengan

mikroorganisme khususnya pada tindakan yang memungkinkan kontak

dengan darah, selaput lendir, cairan tubuh, sekresi atau ekresi.

- Setelah menyentuh benda yang kemungkinan terkontaminaasi dengan

mikroorganisme virulen atau secara epidemiologis merupakan

mikroorganisme penting. Benda ini termasuk urin atau alat penampung

sekresi.

- Setelah melakukan asuhan keperawatan langsung pada pasien yang

terinfeksi atau kemungkinan kolonisasi mikroorganisme yang


bermakna secara klinis atau epidemiologis.

- Setiap kontak dengan pasien-pasien di unit resiko tinggi.

- Setelah melakukan asuhan langsung maupun tidak langsung pada

pasien yang tidak infeksius.

d. Kontraindikasi

Bila perawat mempunyai luka terbuka atau luka di tangan, beberapa

institusi mempunyai kebijakan melarang perawat kontak dengan klien.

e. Pelaksanaan

Macam-macam cuci tangan dan cara cuci tangan :

a) Teknik mencuci tangan biasa

Teknik mencuci tangan biasa adalah membersihkan tangan

dengan sabun dan air bersih yang mengalir atau yang disiramkan,

biasanya digunakan sebelum dan sesudah melakukan tindakan yang

tidak mempunyai resiko penularan penyakit.

Alat dan Bahan :

o Wastafel dilengkapi dengan perlatan cuci tangan sesuai

standar rumah sakit (misalnya kran air bertangkai panjang

untuk mengalirkan air bersih, tempat sampah injak tertutup

yang dilapisi kantung sampah medis atau kantung plastik

berwarna kuning untuk sampah yang terkontaminasi atau

terinfeksi).

o Alat pengering seperti tisu.

o Lap tangan (hand towel).

o Sarung tangan (gloves).

o Sabun cair atau cairan pembersih tangan yang berfungsi

sebagai antiseptik.

o Lotion tangan.
o Di bawah wastafel terdapat alas kaki dari bahan handuk.

Cara Kerja :

1. Melepaskan semua benda yang melekat pada daerah tangan,

seperti cincin atau jam tangan.

2. Mengatur posisi berdiri terhadap kran air agar memperoleh

posisi yang nyaman.

3. Membuka kran air dengan mengatur temperatur airnya.

4. Menuangkan sabun cair ke telapak tangan.

5. Melakukan gerakan tangan, dimulai dari meratakan sabun

dengan kedua telapak tangan, kemudian kedua punggung

teelapak tangan saling menumpuk, bergantian, untuk

membersihkan sela-sela jari.

6. Membersihkan ujung-ujung kuku bergantian pada telapak

tangan.

7. Membersihkan kuku dan daerah sekitarnya dengan ibu jari

secara bergantian kemudian membersihkan ibu jari dan lengan

secara bergantian.

8. Membersihkan (membilas) tangan dengan air yang mengalir

sampai bersih sehingga tidak ada cairan sabun dengan siku

menghadap ke bawah.

9. Menutup kran air menggunakan siku, bukan dengan jari karena

jari yang telah selesai kita cuci pada prinsipnya bersih.

10. Pada saat meninggalkan tempat cuci tangan, tempat tersebut

dalam keadaan rapi dan bersih. Hal yang perlu diingat setelah

melakukan cuci tangan yaitu mengeringkan tangan dengan

hand towel.

b) Teknik mencuci tangan antiseptik


Mencuci tangan antiseptik yaitu cuci tangan yang dilakukan

sebelum tindakan aseptik pada pasien dengan menggunakan

antiseptik. Mencuci tangan dengan larutan disinfektan, khususnya bagi

petugas yang berhubungan dengan pasien yang mempunyai penyakit

menular atau sebelum melakukan tindakan bedah aseptik dengan

antiseptik dan sikat steril.

Prosedur mencuci tangan aseptik sama dengan persiapan dan

prosedur pada cuci tangan higienis atau cuci tangan biasa, hanya saja

bahan deterjen atau sabun diganti dengan antiseptik dan setelah

mencuci tangan tidak boleh menyentuh bahan yang tidak steril.

c) Teknik mencuci tangan steril

Teknik mencuci tangan steril adalah mencuci tangan secara

steril (suci hama), khususnya bila akan membantu tindakan

pembedahan atau operasi.

Alat dan Bahan :

o Menyediakan bak cuci tangan dengan pedal kaki atau

pengontrol lutut.

o Sabun antimikrobial (non-iritasi, spektrum luas, kerja

cepat).

o Sikat scrub bedah dengan pembersih kuk dari plastik.

o Masker kertas dan topi atau penutup kepala.

o Handuk steril.

o Pakaian di ruang scrub dan pelindung mata.

o Penutup sepatu.

Cara Kerja :

1. Terlebih dahulu memeriksa adanya luka terpotong atau abrasi

pada tangan dan jari, kemudian melepaskan semua perhiasan


misalnya cincin atau jam tangan.

2. Menggunakan pakaian bedah sebagai proteksi perawat yaitu :

penutup sepatu, penutup kepala atau topi, masker wajah,

patikan masker menutup hidung dan mulut Anda dengan

kencang. Selain itu juga memakai pelindung mata.

3. Menyalakan air dengan menggunakan lutut atau kontrol dengan

kaki dan sesuaikan air untuk suhu yang nyaman.

4. Membahasi tangan dan lengan bawah secara bebas,

mempertahankan tangan atas berada setinggi siku selama

seluruh prosedur.

5. Menuangkan sejumlah sabun (2 sampai 5 ml) ke tangan dan

menggosok tangan serta lengan sampai dengan 5 cm di atas

siku.

6. Membersihkan kuku di bawah air mengalir dengan tongkat

oranye atau pengikir. Membuang pengikir setelah selesai

digunakan.

7. Membasahi sikat dan menggunakan sabun antimikrobial.

Menyikat ujung jari, tangan dan lengan.

Menyikat kuku tangan sebanyak 15 kali gerakan.

Dengan gerakan sirkular, menyikat telapat tangan dan

permukaan anterior jari 10 kali gerakan.

Menyikat sisi ibu jari 10 kali gerakan dan bagian posterior

ibu jari 10 kali gerakan.

Menyikat samping dan belakang tiap jari 10 kali gerakan

tiap area, kemudian sikat punggung tangan sebanyak 10

kali gerakan.

Seluruh penyikatan harus selesai sedikitnya 2 sampai 3


menit, kemudian bilas sikat secara seksama.

8. Dengan tepat mengingat, bagi lengan dalam tiga bagian.

Kemudian mulai menyikat setiap permukaan lengan bawah

lebih bawah dengan gerakan sirkular selama 10 kali gerakan;

menyikat bagian tengah dan atas lengan bawah dengan cara

yang sama setelah selesai menyikat buang sikat yang telah

diapaki.

9. Dengan tangan fleksi, mencuci keseluruhan dari ujung jari

sampai siku satu kali gerakan, biarkan air mengalir pada siku.

10. Mengulangi langkah 8 sampai 10 untuk lengan yang lain.

11. Mempertahankan lengan tetap fleksi, buang sikat kedua dan

mematikan air dengan pedal kaki.

12. Kemudian mengeringkan dengan handuk steril untuk satu

tangan secara seksama, menggerakkan dari jari ke siku dan

mengeringkan dengan gerakan melingkar.

13. Mengulangi metode pengeringan untuk tangan yang lain

dengan menggunakan area handuk yang lain atau handuk steril

baru.

14. Mempertahankan tangan lebih tinggi dari siku dan jauh dari

tubuh Anda.

15. Perawat memasuki ruang operasi dan melindungi tangan dari

kontak dengan objek apapun.

2. Perawatan Klien dalam Isolasi

a. Pengertian

Perawat harus mengobservasi kewaspadaan khusus bila merawat klien

yang mempunyai kerentanan lebih besar terhadap infeksi atau yang

menjadi karier mikroorganisme yang dapat dengan mudah ditansmisikan


ke orang lain. Kadang, isolasi protektif atau isolasi kewaspadaan

mempertahankan klien sakit dalam ruangan terbatas. Tinggal dalam

ruangan yang terbatas dan dirawat oleh perawat dengan pakaian

pelindung adalah faktor yang menyebabkan orang merasa terisolasi

secara sosial.

b. Tujuan

- Kapan pun perawat merawat klien dalam isolasi, penting untuk

mempertahankan komunikasi terapeutik dan memberikan pendekatan

personal untuk merawat.

c. Indikasi

d. Kontraindikasi

e. Pelaksanaan

Alat dan Bahan :

o Pemilihan peralatan bergantung pada tipe perawatan yang diberikan

pada klien (misal; alat-alat untuk memberikan obat, alat-alat untuk

kebersihan, alat-alat untuk mengganti sprei tempat tidur).

Cara Kerja :

1. Rujuk perintah dokter untuk memastikan jenis isolasi yang akan

dijalani klien.

2. Rujuk pada kebijakan dan manual prosedur atau kebijakan

pengawasan infeksi instituisi untuk kewaspadaan yang harus

diikuti.

3. Telaah hasil pemeriksaan laboratorium untuk menetukan jenis

mikroorganisme yang menyebabkan klien diisolasi

Pertimbangkan jenis tindakan perawatan atau prosedur yang akan

dilakukan saat di ruangan klien.

5. Siapkan semua peralatan dan bahan yang diperlukan.


6. Cuci tangan.

7. Kenakan gaun, masker, dan sarung tangan dengan tepat :

Kenakan gaun, pastikan gaun ini menutup semua bagian

luar pakaian. Tarik lengan sampai ke pergelangan tangan. Ikat

dengan aman pada leher dan pinggul.

Kenakan sarung tangan sekali pakai. Bila digunakan

dengan gaun, masukkan tepi gaun ke dalam lipatan sarung

tangan.

Gunakan masker bedah sekitar mulut dan hidung; ikat

dengan kuat.

8. Masuki ruangan klien. Atur bahan dan peralatan. (Bila peralatan

akan dibuang dari ruangan untuk penggunaan ulang, tempatkan

pada handuk kertas).

9. Kaji tanda-tanda vital :

Letakkan handuk kertas bersih di samping tempat tidur.

Letakkan sehelai kertas tambahan di atasnya.

Letakkan jam di atas handuk agar mudah dilihat.

Bila peralatan masih dalam ruangan, lanjutkan

pengkajian tanda-tanda vital dengan prosedur rutin. Hindari

kontak stetoskop atau manset tekanan darah dengan bahan

terinfeksi.

Tuliskan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pada

selembar kertas.

Bila stetoskop akan digunakan ulang, bersihkan

diafragma atau bel dengan alkohol. Simpan di tempat yang

bersih.

10. Memberikan obat.


Berikan obat oral dalam pembungkus atau mangkuk.

Buang pembungkus atau mangkuk dalam wadah plastik.

Berikan injeksi saat menggunakan sarung tangan.

Buang spuit ke dalam wadah khusus. Bila menggunakan

ulang (misal; carpuject), buang bagian kartrid bagian dalam

dan jarum dalam wadah khusus.

Letakkan spuit yang dapat digunakan ulang pada handuk

bersih untuk pemindahan dan desinfeksi.

11. Memberikan higiene.

Hindari jangan sampai gaun menjadi basah.

Bantu klien melepaskan gaun; buang dalam kantung

linen khusus.

Lepaskan linen dari tempat tidur, bila terlalu kotor, hindari

kontak dengan gaun anda. Buang dalam kantung linen khusus.

Pasang kembali linen tempat tidur yang bersih dan susun

handuk.

Ganti sarung tangan bila terlalu kotor dan bila terlalu

kotor dan bila diperlukan perawatan lanjut.

12. Kumpulkan spesimen.

Letakkan wadah spesimen pada handuk kertas di kamar

mandi klien.

Kumpulkan spesien yang diperlukan dengan teknik yang

tepat. Pindahkan spesimen ke wadah dengan menimilkan

kontak pada tangan yang menggunakan sarung tangan dengan

permukaan luar wadah.

Periksa bahwa wadah spesimen telah tertutup rapat dan

permukaan bagian luar wadah tidak kotor. Pindahkan wadah ke


kantung tahan bocor yang bersih.

Beri label pada wadah spesimen dengan nama klien.

Kirim ke laboratorium (harus digunakan label peringatan,

tergantung pada kebijakan rumah sakit).

13. Buang kantung linen dan sampah bila sudah penuh.

Gunakan kantung tunggal untuk menampung alat kotor

bila alat tersebut tahan dan kuat terhadap kelembaban.

Ikat kantung dengan kuat pada bagian atas.

14. Sediakan kembali kebutuhan akan peralatan di ruangan dengan

meminta orang lain memindahkan peralatan tersebut dari pintu.

15. Tinggalkan ruangan isolasi.

Lepaskan ikatan gaun pada pergelangan. Lepaskan

sarung tangan dengan menggenggam ujung salah satu sarung

tangan dan tarik, balikkan sarung tangan bagian dalam ke luar.

Dengan tangan yang tak bersarung tangan, susupkan tangan

Anda pada bagian pergelangan tangan yang masih bersarung

tangan, tarik, balik, bagian dalam keluar.

Lepaskan ikatan atau tarik masker dari telinga Anda dan

buang dalam wadah.

Lepaskan ikatan gaun pada leher. Biarkan gaun jatuh dari

bahu. Lepaskan tangan dari lengan baju tanpa menyentuh

bagian luar gaun. Pegang gaun bagian dalam pada bahu dan

lipat dari dalam keluar. Taruh pada kantung cucian.

Cuci tanganAnda selama minimum 10 detik.

Keluarkan kembali jam tangan dan stetoskop, hati-hati

untuk tidak menyentuhnya. Catat tanda-tanda vital vital pada

kertas.
Beritahu klien kapan Anda merencanakan kembali ke

ruangan. Tanyakan apakah klien memerlukan alat perawatan

pribadi.

Tinggalkan ruangan, tutup pintu dengan baik.

16. Catat tanda-tanda vital dan prosedur lain sesuai pedoman untuk

setiap keterampilan pada catatan perawat.

3. Pelindung Mata

a. Pengertian

Kaca mata pengaman diperlukan untuk melindungi mata dari

kemungkinan kontak dengan bahaya karena percikan atau kemasukan

debu, gas, uap, cairan korosif partikel melayang, atau kena radiasi

gelombang elektromagnetik.

b. Tujuan

- Mencegah transmisi patogen melalui membran mukosa petugas

pelayanan kesehatan (misal; sekitar mata, hidung, dan rongga mulut).

- Perlindungan ini dianjurkan bila petugas pelayanan kesehatan

bertugas di tempat dimana tindakan penghisapan, penggantian

balutan, atau perawatan kebersihan dapat menyebabkan percikan

darah dan/atau cairan tubuh pada petugas pelayanan kesehatan.

c. Indikasi

d. Kontraindikasi

e. Pelaksanaan

Alat dan Bahan :

o Cadar plastik untuk wajah

Atau

o Goggles plastik untuk mata

Cara Kerja :
1. Cuci tangan.

2. Gunakan pelindung mata.

Pasangkan goggles pada mata dengan baik.

Kencangkan sesuai kebutuhan.

Pasangkan cadar di atas puncak kepala. Gerakkan cadar

ke wajah dan atur sesuai kebutuhan untuk melindungi

membran mukosa wajah petugas.

3. Setelah prosedur selesai, letakkan goggles pelindung atau cadar di

samping tempat tidur klien atau buang dalam wadah yang telah

disesuaikan. Jangan menggunakan goggles atau cadar di luar

ruangan klien.

4. Cuci tangan.

4. Mengenakan Masker

a. Pengertian

Masker mungkin dikenakan untuk beberapa alasan: sebagai

kewaspadaan untuk mengurangi tranmisi droplet-udara mikroorganisme

saat merawat klien yang diisolasi, saat membantu prosedur steril, atau

saat menyiapkan alat-alat steril untuk area steril. Bila masker menjadi

lembab, harus diganti. Kelembaban meningkatkan penyebaran

mikroorganisme.

b. Tujuan

- Melindungi perawat dari infeksi pernapasan seperti tuberkulosis.

c. Indikasi

d. Kontraindikasi

e. Pelaksanaan

Alat dan Bahan :

o Masker bersih sekali pakai.


Cara Kerja :

Penggunaan Masker

1. Temukan tepi atas masker (masker biasanya mempunyai strip

logam tipis di tepinya). Masker terbaru yang dianjurkan oleh CDC

mempunyai pita kepala elastik. Periksa kebijakan institusi untuk

penggunaan masker yang tepat.

2. Pegang masker pada kedua tali atau pita bagian atasnya. Ikatkan

kedua tali tersebut di atas pada puncak belakang kepala Anda,

dengan tali di atas telinga.

3. Ikat kedua tali bawah dengan kuat sekitar leher Anda, dengan

masker tepat di bawah dagu.

4. Dengan perlahan cubit pita logam atas sekitar batang hidung Anda.

Melepaskan Masker

1. Bila Anda menggunakan sarung tangan, lepaskan dan cuci tangan

Anda.

2. Lepaskan kedua ikatan dan lipat masker menjadi setengahnya

dengan permukaan dalam saling berhadapan.

3. Buang masker dalam wadah yang telah disediakan.

5. Mencuci Tangan untuk Persiapan Bedah

a. Pengertian

Perawat yang bekerja dalam area steril seperti ruang operasi atau ruang

bersalin harus melakukan cuci tangan persiapan bedah. Tekniknya

memerlukan upaya lebih dari mencuci tangan rutin.

b. Tujuan

- Untuk menghilangkan bakteri.

c. Indikasi

d. Kontraindikasi
e. Pelaksanaan

Alat dan Bahan :

o Bak cuci dalam dengan pengontrol pedal atau tangkai kaki.

o Sabun antimikrobial.

o Sikat tangan sekali pakai dan pengikir kuku.

o Tongkat oranye atau pengikir kuku sekali pakai.

Cara Kerja :

1. Periksa tangan dan jari terhadap luka terpotong atau abrasi.

2. Lepaskan semua perhiasan.

3. Kenakan masker wajah, pastikan bahwa masker tersebut menutupi

hidung dan mulut Anda dengan baik.

4. Atur aliran air pada suhu hangat.

5. Basahi tangan Anda dan lengan bawah dengan bebas,

pertahankan tangan atas berada setinggi siku selama seluruh

prosedur.

6. Alirkan sejumlah sabun(2 5 ml) ke tangan dan gosok tangan

serta lengan sampai 5 cm (2 inci) diatas siku.

7. Bersihkan kuku dibawah air mengalir dengan tongkat orange atau

prngikir. Buang pengikir.

8. Basahi sikat dan oleskan sabun anti mikrobial. Sikat ujung jari,

tangan, lengan dengan cara berikut:

9. Cuci sikat. Oleskan kembali sabun.

10. Bayangkan Anda membagi lengan dalam 3 bagian. Sikat setiap

permukaan bagian bawah lengan bawah dengan gerakkan sirkular

selama 10 kali gosokan; sikat bagian tengah dan atas lengan

bawah dengan cara yang sama. Buang sikat pada tempat yang

telah disediakan.
11. Dengan tangan fleksi, bilas menyeluruh dari ujung jari sampai siku

dalam satu kali gerakan, biarkan air mengalir pada siku.

12. Ulangi langkah 8 11 untuk lengan yang lain.

13. Pertahankan lengan fleksi, buang sikat ke dua. Matikan air dengan

pedal kaki

14. Gunakan handuk steril untuk mengeringkan satu tangan secara

menyeluruh, gerakan jari-jari ke siku. Keringkan dengan gerakan

melingkar.

15. Ulangi metode pnegeringan untuk tangan yang lain, gunakan area

handuk yang lain atau handuk steril baru.

16. Pertahankan tangan lebih tinggi dari siku dan jauh dari tubuh Anda.

17. Masuk ke ruang operasi atau bersalin, lingdungi tangan dari kontak

dengan objek apapun.

6. Menggunakan Sarung Tangan

a. Pengertian

Sarung tangan adalah sejenis pakaian yang menutupi tangan, baik secara

sebagian ataupun secara keseluruhan.

b. Tujuan

- Sarung tangan memberikan halangan antara tangan perawat dan

objek yang disentuhnya.

- Perawat mengenakan sarung tangan steril dengan metode terbuka

saat menyiapkan untuk kerja dengan jenis peralatan steril tertentu dan

saat melakukan prosedur steril seperti mengganti balutan atau

memasang kateter.

c. Indikasi

d. Kontraindikasi

e. Pelaksanaan
Memasang Sarung Tangan Tidak Steril

Alat dan Bahan :

o Sarung tangan

Cara Kerja :

1. Cuci tangan dan keringkan.

2. Ambil sarung tangan satu persatu dari tempatnya dengan

memegang pinggir pergelangan tangannya.

3. Pasang sarung tangan satu persatu.

4. Pemasangan sarung tangan harus harus menutupi pergelangan

tangan.

5. Melepaskan sarung tangan adalah dengan cara memegang bagian

luarnya dan tarik.

6. Sarung tangan yang kedua adalah dengan memegang bagian

luarnya dan tarik.

7. Buang sarung tangan pada tempat yang telah disediakan.

8. Cuci tangan.

Memasang Sarung Tangan Steril

Alat dan Bahan :

o Kemasan sarung tangan steril dengan ukuran yang sesuai.

Cara Kerja :

1. Cuci tangan secara menyeluruh.

2. Buka pembungkus kemasan bagian luar dengan hati-hati

menyibakkannya ke samping.

3. Pegang kemasan bagian dalam dan taruh pada permukaan datar

yang bersih tepat di atas ketinggian pergelangan tangan. Buka

kemasan, pertahankan sarung tangan pada permukaan dalam

pembungkus.
4. Bila sarung tangan belum bedaki, ambil sebungkus bedak dan

tuangkan sedikit pada tangan di atas bak cuci atau keranjang

sampah.

5. Identifikasi sarung tangan kanan dan kiri. Setiap sarung tangan

mempunyai manset kurang lebih 5 cm (2 inci). Kenakan sarung

tangan pada tangan dominan Anda terlebih dahulu.

6. Dengan ibu jari dan dua jari lainnya dari tangan non-dominan Anda,

pegang tepi manset sarung tangan untuk tangan dominan. Sentuh

hanya pada permukaan dalam sarung tangan.

7. Dengan hati-hati tarik sarung tangan pada tangan dominan Anda,

lebarkan manset dan pastikan bahwa manset tidak menggulung

pada pergelangan tangan Anda. Pastikan juga bahwa ibu jari dan

jari-jari pada posisi yang tepat.

8. Dengan tangan dominan Anda yang telah menggunakan sarung

tangan, masukkan jari Anda di bawah manset sarung tangan kedua.

9. Dengan hati-hati tarik sarung tangan kedua pada tangan dominan

Anda. Jangan biarkan jari-jari dan ibu jari sarung tangan dominan

menyentuh bagian tangan non-dominan Anda yang terbuka.

Pertahankan ibu jari tangan non-dominan abduksi ke belakang.

10. Manakala sarung tangan kedua telah terpasang, cakupkan kedua

tangan Anda. Manset biasanya terlepas setelah pemasangan.

Pastikan untuk hanya menyentuh bagian yang steril.

DAFTAR PUSTAKA

Perry, Anne Griffin. 2000. Keterampilan dan Prosedur Dasar. Penerbit Buku

Kedokteran EGC. Jakarta.

Sumber: Saefuddin, et.al. (2006); Boyce & Pittet (2002); dan Lankford, et.al.

(2003); Green (1980) dikutip oleh Notoatmodjo (2003).

Anda mungkin juga menyukai