Anda di halaman 1dari 59

TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN

TENTANG AMENORE SEKUNDER AKIBAT PEMAKAIAN


KB SUNTIK 3 BULAN DI BPS TITIN LISTYOWATI
GONDANG SRAGEN
TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh
BULAN NOVITA SUNARDIANINGTYAS
NIM : B10006

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

yang berjudul Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Suntik 3 Bulan Tentang Kejadian

Amenore Sekunder di BPS Titin Listyowati Gondang Sragen.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir

sebagai salah satu alat kelulusan Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai

pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra.Agnes Sri Harti, M .Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma

Husada Surakarta.

3. Ibu Erlyn Hapsari, S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan

pengarahan, masukan dan motivasi kepada penulis.

4. Ibu Titin Listyowati, Amd. Keb, Selaku pemimpin di BPS Titin Listyowati

Gondang Sragen yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam

melakukan penelitian.

5. Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

atas segala bantuan yang telah diberikan.

6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.


Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih

banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi kemajuan

peneliti selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak.

Surakarta, Juli 2013

Penulis
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013
Bulan Novita Sunardianingtyas
B10 006

TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN


TENTANG AMENORE SEKUNDER AKIBAT PEMAKAIAN
KB SUNTIK 3 BULAN DI BPS TITIN LISTYOWATI
GONDANG SRAGEN
TAHUN 2013

(xiii + 44 halaman + 16 lampiran + 4 tabel + 2 gambar)

ABSTRAK

Latar Belakang: Amenore sekunder yaitu keadaan apabila seorang wanita pernah
mengalami haid, tetapi kemudian tidak haid lagi. Amenorea sekunder lebih menunjuk
kepada sebab-sebab yang timbul kemudian dalam kehidupan wanita, seperti gangguan
gizi, gangguan metabolisme, tumor-tumor, penyakit infeksi dan lain-lain. Amenore
sekunder pada akseptor kontrasepsi suntik terjadi karena ketidakseimbangan hormon,
menyebabkan endometrium mengalami perubahan histologi berupa degenerasi atau
atropi.
Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat
pengetahuan akseptor KB suntik 3 bulan tentang kejadian amenore sekunder akibat
pemakaian KB suntik 3 bulan di BPS Titin Listyowati Gondang Sragen pada kategori
baik, cukup, dan kurang.
Metode Penelitian: Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif, lokasi penelitian di
BPS Titin Listyowati Gondang Sragen pada tanggal 16 Maret sampai dengan 17 April
2013. Jumlah sampel 33 akseptor KB suntik 3 bulan, dengan menggunakan teknik
sampling jenuh. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan
menggunakan analisa univariat.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian terhadap 33 akseptor KB suntik 3 bulan tentang
kejadian amenore sekunder akibat pemakaian KB suntik 3 bulan di BPS Titin
Listyowati Gondang Sragen diperoleh hasil yang memiliki pengetahuan kategori baik
8 responden (24,2%), kategori cukup 20 responden (60,6%) dan ketegori kurang 5
responden (17,8%).
Simpulan: Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat
pengetahuan akseptor KB suntik 3 bulan tentang amenore sekunder akibat pemakaian
KB suntik 3 bulan mempunyai pengetahuan yang cukup tentang amenore sekunder
yaitu sebanyak 20 responden (60,6%).

Kata Kunci : Pengetahuan, akseptor KB suntik 3 bulan, amenore sekunder


Kepustakaan : 25 literatur (2004 s/d 2011)
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

v "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim (baik pria


maupun wanita)" - Nabi Muhammad SAW
v Jika saya memiliki keyakinan bahwa saya dapat melakukannya, maka
pasti saya akan mampu melakukannya meskipun pada awalnya saya tidak
memiliki kemampuan itu Mahatma Gandhi
v Setiap kesulitan dan masalah bukan hanya bagaimana penyelesaiannya
tetapi juga apa hikmah atau pelajaran yang kita ambil Bapak Ibu

PERSEMBAHAN

Allah SWT
Yang telah memberikan kemudahan di setiap kesulitan, sehingga penulis
mampu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik.
Bapak dan Ibu Tercinta
Terima kasih atas kasih sayang yang tulus dan doa yang selalu mengiringi
langkahku sehingga membuat ku selalu tabah dan semangat.
Kakak dan Adikku Tersayang
Sandy, Wahyudi, dan Chalvin terimakasih selalu memberikan masukan.
Sahabatku
Terimakasih selalu ada dalam suka maupun duka, kalian sangat berharga
dalam hidupku.
Pembimbing Ibu Erlyn Hapsari, S.ST
Terimakasih selalu sabar dalam membimbing pembuatan KTI ini.
Teman-Teman Kelas 3A Prodi DIII Kebidanan
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Almamaterku tercinta.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii
CURICULUM VITAE ................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3
D. Manfaat penelitian .................................................................... 4
E. Keaslian Penelitian ................................................................... 4
F. Sistematika Penulisan ............................................................... 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjuan Teori ............................................................................ 8
1. Pengetahuan....................................................................... 8
2. Akseptor ............................................................................ 14
3. Kontrasepsi ........................................................................ 14
4. Kontrasepsi Suntik 3 Bulan ............................................... 16
5. Amenore Sekunder Akibat Pemakaian KB Suntik 3
Bulan ................................................................................. 19
B. Kerangka Teori ......................................................................... 24
C. Kerangka Konsep ..................................................................... 25
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian................................................ 26
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 26
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengumpulan Sampel ............... 27
D. Instrumen Penelitian ................................................................. 27
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 30
F. Variabel Penelitian ................................................................... 31
G. Definisi Operasional ................................................................. 31
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ...................................... 32
I. Etika Penelitian ......................................................................... 35
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum ................................................................... 37
B. Hasil Penelitian ...................................................................... 37
C. Pembahasan ............................................................................ 39
D. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 41
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 43
B. Saran ....................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner........................................................................ 28

Table 3.2 Definisi Operasional Penelitian.................................................... 32

Tabel 4.1 Nilai Mean dan Standart Deviasi.................................................. 38

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat

Pengetahuan................................................................................. 50
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori.................................................................... 24

Gambar 2.2 Kerangka Konsep................................................................ 25


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Penelitian

Lampiran 2 : Surat Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3 : Surat Balasan Studi Pendahuluan

Lampiran 4 : Surat Ijin Uji Validitas

Lampiran 5 : Surat Balasan Uji Validitas

Lampiran 6 : Tabulasi Kuesioner Validitas

Lampiran 7 : Correlations Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 8 : Surat Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 9 : Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 10 : Surat Permohonan Responden

Lampiran 11 : Surat Persetujuan Responden

Lampiran 12 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 13 : Kunci Jawaban Kuesioner

Lampiran 14 : Tabulasi Hasil Penelitian

Lampiran 15 : Perhitungan Manual

Lampiran 16 : Lembar Konsultasi


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu usaha untuk

mengatasi masalah kependudukan.Paradigma baru program Keluarga

Berencana nasional telah diubah visinya dari mewujudkan keluarga kecil

bahagia sejahtera menjadi visi mewujudkan keluarga berkualitas pada tahun

2015. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju,

mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung

jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Program KB

ini, misinya sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hakhak

reproduksi,sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga

(Saifuddin, 2003).

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2011), prevalensi

kontrasepsi menurut alat atau cara kontrasepsi berdasarkan hasil survey

peserta aktif tahun 2011, menunjukan bahwa prevalensi pengguna kontrasepsi

di Indonesia 75,96 %, alat atau cara kontrasepsi yang dominan dipakai adalah

suntik (46,47 %), pil (25,81 %), IUD (11,28 %), implan (8,82 %), MOW

(3,49 %), MOP (0,71 %), dan kondom (2,96 %).Menurut Dinkes Propinsi

Jawa Tengah (2011),peserta aktif KB sebesar 79,32 %. Alat atau cara

kontrasepsi yang dominan dipakai adalah suntikan (54,67 %), pil (17,83 %),

IUD (7,37 %), implan (11,63 %), MOW (2.03 %), MOP (0,30 %) dan

1
2

kondom (6,17 %). Sedangkan menurut DKK Sragen (2011), jumlah peserta

KB aktif sebanyak 79,78 %.

Menurut Hartanto (2004), KB suntik merupakan metode kontrasepsi yang

diberikan melalui suntikan hormonal.Kontrasepsi hormonal jenis KB suntik

ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yangefektif,

pemakaiannya yang praktis, harganya relative murah dan aman. Salah satu

efek samping dari KB suntik adalah terjadinya amenore sekunder, dikatakan

amenore sekunder apabila seorang wanita pernah haid tetapi tidak mengalami

haid lagi. Amenore pada akseptor kontrasepsi suntik terjadi karena

ketidakseimbangan hormon, menyebabkan endometrium mengalami

perubahan histologi berupa degenerasi atau atropi (Wiknjosastro, 2005).

Insidensi amenore sekunder di Indonesia sekitar 1-5% pada wanita usia

produktif (Burhanudin, 2011).

Berdasarkan survey pendahuhuan di BPS Titin Listyowati Gondang

Sragen pada tanggal 3 Oktober 2012, melalui survey penelitian pendahuluan

dapat ditemui 10 ibu yang memakai KB suntik 3 bulan. Dari hasil studi

pendahuluan didapatkan 3 orang mempunyai tingkat pengetahuan cukup yaitu

akseptor mampu memjawab pengertian amenore sekunder namun tidak

mengerti tentang penyebab dan tanda gejalanya dan 7 orang mempunyai

tingkat pengetahuan kurang yaitu akseptor tidak mengerti tentang pengertian

amenore sekunder maupun tentang penyebab dan tanda gejalanya.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang Tingkat pengetahuan akseptor KB suntik 3 bulan tentang


3

amenore sekunder akibat pemakaian KB suntik 3 bulan di BPS Titin

Listyowati Gondang Sragen.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana tingkat pengetahuan akseptor

KB suntik 3 bulan tentang amenore sekunder akibat pemakaian KB suntik 3

bulan di BPS Titin Listyowati Gondang Sragen Tahun 2013?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui tingkat pengetahuan akseptor KB suntik 3 bulan tentang

amenore sekunder akibat pemakaian KB suntik 3 bulan di BPS Titin

Listyowati Gondang Sragen.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan akseptor KB suntik 3 bulan tentang

amenore sekunder akibat pemakaian KB suntik 3 bulan di BPS Titin

Listyowati Gondang Sragen dalam tingkatan baik.

b. Mengetahui tingkat pengetahuan akseptor KB suntik 3 bulan tentang

amenore sekunder akibat pemakaian KB suntik 3 bulan di BPS Titin

Listyowati Gondang Sragen dalam tingkatan cukup.


4

c. Mengetahui tingkat pengetahuan akseptor KB suntik 3 bulan tentang

amenore sekunder akibat pemakaian KB suntik 3 bulan di BPS Titin

Listyowati Gondang Sragen dalam tingkatan kurang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan

wawasan, serta dapat memberikan informasi bagi akseptor KB suntik 3

bulan tentang amenore sekunder.

2. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan dan wawasan

tentang efek dari pemakaian KB suntik 3 bulanan khususnya amenore

sekunder.

3. Bagi BPS Titin Listyowati

Memberikan masukan untuk tenaga kesehatan khususnya bidan dalam

peningkatan pelayanan dan pemberian konseling KB, khususnya

kontrasepsi suntik 3 bulan.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari peneliti-peneliti sebelumnya.

Sebagai acuan maka peneliti menggunakan penelitian sebelumnya.

1. Yuliani, L, A (2004),Hubungan antara penggunaan kontrasepsi DMPA

dengan siklus menstruasi. Dari hasil analisis statistik didapatkan bahwa


5

hubungan antara lama penggunaan kontrasepsi depo provera dengan

gangguan menstruasi tidak signifikan (p>0,05) dan kekuatan hubungan

rendah (C=0,301). Hubungan antara usia akseptor dengan gangguan

menstruasi tidak signifikan (p>0,05) dan kekuatan hubungan rendah

(C=0,367). Sedangkan jenis kontrasepsi depo provera tidak dapat

digunakan analisis statistik dikarenakan tidak adanya variabel pembanding

karena jenis kontrasepsi yang digunakan hanya suntikan 3 bulan.

2. Ana, R (2011),Perbedaan kejadian amenore antara akseptor kontraepsi

suntik DMPA dengan akseptor suntik kombinasi di Kabupaten Semarang.

Hasil yang didapatdidapatkan P value 0,002, P value lebih kecil dari 0,05

(0,002<0,05) maka di dapatkan hasil perbedaan yang signifikan antara

kejadian amenorea pada akseptor kontrasepsi suntik DMPA dengan

akseptor kontrasepsi suntik kombinasi di Desa Duren Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang.

Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang dilakukan yaitu

waktu, lokasi, populasi, sampel, variabel, dan analisis data.

F. Sistematika Penelitian

Untuk mengetahui secara menyeluruh dari penulisan Karya Tulis Ilmiah

ini dibuat sitematika penulisan meliputi:


6

BAB I PENDAHULUAN

BAB ini berisi atas latar belakang, perumusan masalah, manfaat

penelitian, tujuan penelitian, keaslian penelitian, dan sitematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB ini berisi tentang teori tentang pengetahuan, cara memperoleh

pengetahuan, faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan,

tingkat pengetahuan, cara pengukuran tingkat pengetahuan,

pengertian akseptor, kontrasepsi secara umum, kontrasepsi suntik 3

bulan, amenore sekunder, pengertian, insidensi, penyebab , gejala,

pemeriksaan dan test. Bab ini juga berisi kerangka konsep dan

kerangka teori.

BAB III METODOLOGI

BAB ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan

waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel,

instrument penelitian, teknik pengumpulan data, variabel

penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisis

data serta etika penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB ini berisi tentang gambaran umum, hasil penelitian yang

meliputi gambaran umum tempat penelitian, hasil penelitian,

pembahasan dan keterbatasan.


7

BAB V PENUTUP

BAB ini berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran bagi

BPS Titin Listyowati, akseptor KB suntik 3 bulan atau masyarakat,

institusi pendidikan, dan peneliti selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan (Knowledge)

a. Pengertian pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang

sekadar menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa manusia,

apa alam dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).

b. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoadmojo (2010), ada beberapa cara untuk memperoleh

pengetahuan, yaitu :

1) Cara Coba-Salah (Trial and Error)

Cara coba-salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan

dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak

berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan

kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan

apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan

seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah

sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal

atau salah) atau metode coba salah coba-coba.

8
9

2) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja

oleh orang yang bersangkutan.

3) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan,

baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun

ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah, orang lain menerima

pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas,

tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik

berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri.

Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut

menganggap bahwa yang dikemukannya dalah benar.

4) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu

merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.

5) Cara akal sehat

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan

teori atau kebenaran. Ilmu pendidikan ini contohnya dikembangkan

oleh orang tua zaman dahulu untuk mendidik anaknya agar disiplin

yaitu menggunakan cara hukuman fisikbila anaknya berbuat salah

yaitu dengan cara menjewer.


10

6) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran dan agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari

Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini

oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan.

7) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali

melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran

atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar

dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara yang

rasional dan yang sistematis.

8) Melalui Jalan Pikiran

Manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh

pengetahuan dandalam memperoleh kebenaran pengetahuan

tersebut, manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui

induksi maupun deduksi.

9) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari

pernyatan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal

ini berarti dalam berfikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut

berdasarkan pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra. Bahwa

induksi beranjak dari hal konkret ke hal abstrak.


11

10) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyatan umum ke

khusus. Silogisme yaitu suatu bentuk deduksi yang memungkinkan

seseorang untuk dapat mencapai kesimpulan yang lebih baik.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Bobak (2004), pengetahuan seseorang berpengaruh pada :

1) Umur

Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah umur akan semakin berkembang pula

daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik.

2) Pengalaman

Pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan, baik dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain.

Hal tersebut dilakukan dengan cara pengulangan kembali

pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang

dihadapi. Bila berhasil maka orang akan menggunakan cara tersebut

dan bila gagal tidak akan mengulangi cara itu.

3) Pendidikan

Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah

menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang

dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat


12

perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang

diperkenalkan.

4) Kepercayaan

Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan

tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Kepercayaan berkembang

dalam masyarakat yang mempunyai tujuan dan kepentingan yang

sama. Kepercayaan dapat tumbuh bila berulang kali mendapatkan

informasi yang sama.

d. Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmojo (2007), pengetahuan yang cukup dalam

domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkatan ini adalah

mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifk dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).


13

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam

struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjuk pada sesuatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi-formulasi yang ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini dikaitkan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.Penilaian-

penilaian ini didasarkan pada suatu criteria yang ditentukan sendiri

atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada.

e. Cara pengukuran tingkat pengetahuan

Untuk membuat tiga kategori yaitu baik cukup kurang maka

menggunakan parameter tertentu, menurut Riwidikdo (2011) :

1) Pengetahuan baik, bila (x) > mean + 1 SD

2) Pengetahuan cukup, bila mean 1 SD < x < mean + 1 SD

3) Penfetahuan kurang, bila (x) < mean 1 SD


14

2. Akseptor

a. Pengertian

Akseptor adalah anggota masyarakat yang mengikuti gerakan KB

dengan melaksanakan penggunaan alat kontrasepsi (Hartanto, 2004).

b. Macam-Macam Akseptor

Menurut Hartanto (2003), macam-macam akseptor adalah :

1) Akseptor KB baru

Akseptor KB baru adalah pasangan usia subur yang pertama kali

menggunakan kontrasepsi atau PUS yang kembali menggunakan

kontrasepsi setelah mengalami kehamilan yang terlahir dengan

persalinan atau keguguran.

2) Akseptor KB lama

Akseptor KB lama adalah peserta KB yang masih menggunakan

kontrasepsi tanpa diselingi kehamilan.

3) Akseptor Ganti Cara

Akseptor KB ganti cara adalah peserta KB yang berganti cara

pemakain dari suatu metode kontrasepsi ke metode kontrasepsi yang

lain.

3. Kontrasepsi

a. Pengertian

Menurut Hartanto (2003), kontrasepsi berasal dari kata Kontra dan

Konsepsi. Kontra adalah mencegah atau melawan. Konsepsi adalah


15

pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang

mengakibatkan kehamilan.

Pengertian dari kontrasepsi adalah mencegah terjadinya kehamilan

sebagai akibat pertemuan sel telur yang matang dengan sel sperma

(Hartanto, 2004).

b. Macam-macam metode kontrasepsi

Menurut Hartanto (2004), macam-macam metode kontrasepsi

adalah:

1) Metode Sederhana

a) Tanpa Alat

Terdiri dari : KB Alamiah (Metode Kalender (Ogino-

Knaus),Metode Suhu Badan Basal (Termal), Metode Lendir

Servik (Billings),Metode Simpto-Termal), Coitus interruptus.

b) Dengan Alat

(1) Mekanis (Barrier)

Terdiri dari : Kondom pria, Barier Intra-vaginal (diafragma,

kap serviks (Cervikal cap), spons (Sponge), kondom wanita).

(2) Kimiawi

Terdiri dari: spermisid (vaginal cream, vaginal foam, vaginal

jelly, vaginal suppositoria, vaginal tablet (busa), vaginal

soluble film).
16

2) Metode Modern

a) Kontrasepsi hormonal terdiri dari: per oral (pil), injeksi/suntikan,

sub kutis (implant/kontrasepsi bawah kulit).

b) IUD (Intra Uterine Devices/alat kontrasepsi dalam rahim).

c) Kontrasepsi mantap terdiri dari: tubektomi dan vasektomi

(Hartanto, 2004).

4. Kontrasepsi Suntik 3 Bulan

a. Pengertian

Suntik 3 bulan adalah suatu suntikan yang mengandung 150 mg

DMPA (Depo Medroksiprogesteron Asetat) yang diberikan setiap 3

bulan dengan cara disuntik intramuskular (di daerah bokong)

(Saifuddin, 2006).

b. Jenis KB Suntik 3 Bulan

Menurut Harnawati(2008), jenis KB suntik 3 bulan adalah :

1) Depo Provera vial 1 mL diberikan setiap 3 bulan sekali dengan

dosis 150 mg DMPA.

2) Depo Progestin mengandung 150 mg progesteron.

c. Mekanisme Kerja

Menurut Saifuddin (2006), mekanisme dari KB suntik 3 bulan

adalah :

1) Mencegah ovulasi.
17

2) Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma

terganggu.

3) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi.

4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

d. Keuntungan

Menurut Saifuddin(2006), keuntungan menggunakan KB suntik 3

bulanadalah :

1) Sangat efektif.

2) Pencegahan kehamilan jangka panjang.

3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.

4) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius pada

penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah.

5) Tidak berpengaruh pada ASI.

6) Sedikit efek samping.

7) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.

8) Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai

perimenopause.

9) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.

e. Kerugian

Menurut Saifuddin (2006),kerugian menggunakan KB suntik 3

bulan adalah :

1) Komplikasi umum terjadi :

a) Perubahan siklus haid memanjang atau memendek.


18

b) Haid yang banyak atau sedikit.

c) Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting).

d) Tidak haid sama sekali.

2) Komplikasi lainnya yaitu :

a) Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan.

b) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan

berikutnya.

c) Permasalah kenaikan berat badan.

d) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi

menular, hepatitis B virus atau virus HIV.

e) Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian,

karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya

(tempat suntikan).

f) Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka

panjang.

g) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan

pada vagina, menurunkan libido, sakit kepala, nervositas, jerawat.

f. Indikasi

Menurut Saifuddin (2006), indikasi KB suntik 3 bulan yaitu :

1) Usiareproduktif.

2) Nulipara dan telah memiliki anak.

3) Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang.

4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.


19

5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya.

6) Setelah mengalami abortus atau keguguran.

7) Wanita perokok.

8) Tekanan darah < 180/110.

9) Tidak menyukai atau mengingat-ingat minum pil setiap hari.

g. Kontra Indikasi

Menurut Saifuddin (2006), kontra indikasi KB 3 bulanyaitu :

1) Sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil).

2) Perdarahan vagina yang belum jelas penyebabnya.

3) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea.

4) Mempunyai riwayat kanker payudara.

5) Diabetes mellitus disertai komplikasi.

5. Amenore Sekunder Akibat Pemakaian KB Suntik 3 Bulan

a. Pengertian

Menurut Wiknjosastro (2005), amenore sekunder yaitu keadaan

apabila seorang wanita pernah mengalami haid, tetapi kemudian tidak

haid lagi. Amenorea sekunder lebih menunjuk kepada sebab-sebab yang

timbul kemudian dalam kehidupan wanita, seperti gangguan gizi,

gangguan metabolisme, tumor-tumor, penyakit infeksi dan lain-lain.

Amenore sekunder pada akseptor kontrasepsi suntik terjadi karena

ketidakseimbangan hormon, menyebabkan endometrium mengalami

perubahan histologi berupa degenerasi atau atropi.


20

b. Penyebab

Pada KB suntik 3 bulan, hormon progesteron menimbulkan

perubahan histologi pada endometrium sampai pada atrofi

endometrium. Progesteron dalam KB suntik 3 bulan menekan LH

sehingga endometrium menjadi lebih dangkal dan atropis dengan

kelenjar-kelenjar yang tidak aktif. Amenore berkepanjangan pada

pemberian progesteron tidak membahayakan dan banyak wanita dapat

menerima dengan baik. Namun, pada beberapa wanita perubahan

menstruasi merupakan alasan utama untuk menghentikan penggunaan

KB suntik 3 bulan (Glasier, 2006).

Menurut Mahmudah dan Anggia R.J (2012), pengguna kontrasepsi

3 bulan sebagian besar tidak menstruasi setelah pemakaian. Efek yang

dapat ditimbulkan pada akseptor setelah pemakaian kontrasepsi 3 bulan

terjadi amenore pada 3 bulan pertama.

Semakin lama penggunaan KB suntik 3 bulan, maka kejadian lama

menstruasi menjadi berubah tidak menstruasi sama sekali. Perubahan

lama menstruasi tersebut disebabkan komponen gestagen yang

terkandung di dalam progesteron.Perubahan ini sejalan dengan

berkurangnya darah menstruasi pada akseptor KB suntik 3

bulan.Walaupun begitu amenore selama 6 minggu setelah menstruasi

yang teratur pada akseptor KB suntik 3 bulanbisa merupakan tanda

suatu kehamilan.
21

c. Gejala

Menurut Mahmudah dan Anggia R.J (2012), gejala dari amenore

sekunder adalah sebagai berikut :

1) Pernah mengalami menstuasi.

2) Tidak menstruasi setelah pemakaian KB suntik 3 bulan dalam jangka

panjang atau waktu yang lama.

3) Setelah pemakaian KB suntik 3 bulan tidak menstruasi pada 3 bulan

pertama.

4) Sakit kepala.

5) Vagina kering.

d. Pemeriksaan dan Tes

Menurut Burhanudin (2011), pemeriksaan dan tes untuk amenore

sekunder adalah :

1) Pemeriksaan fisik.

2) Pemeriksaan panggul ataupun tes kehamilan harus dilakukan untuk

menjauhkan dari diagnosa kehamilan.

3) Tes darah yang dapat dilakukan untuk mengecek kadarhormon,

antara lain:

a) Follicle stimulating hormone (FSH).

b) Luteinizing hormone (LH).

c) Prolactin hormone (hormon prolaktin).

d) Serum hormone (seperti kadar hormon testoteron).

e) Thyroid stimulating hormone (TSH).


22

4) Tes lain yang dapat dilakukan, meliputi:

a) Biopsi endometrium.

b) Tes genetik.

c) MRI.

d) CT scan.

e. Penanganan

Menurut Mahmudah dan Anggia R.J (2012), penanganan dari

amenore sekunder adalah :

1) Dengan memberi penjelasan pada akseptor bahwa darah

menstruasi tidak terkumpul dalam rahim. Penggunaan hormon

progestin akan menyebabkan dinding rahim tidak terlepas,

sehingga perdarahan menstruasi akan sedikit.

2) Bila tidak menimbulkan kegelisahan dan akseptor dapat menerima

dan mengerti bahwa amenore merupakan ciri khas KB suntik

bukan karena kehamilan, tidak perlu dilakukan pengobatan.

3) Bila menimbulkan kegelisahan dianjurkan untuk ke tenaga

kesehatan danakan diberi pengobatan dengan preparat estrogen

atau progesteron.

4) Bila ibu merasa terganggu dianjurkan untuk ke tenaga kesehatan

dan meminta saran untuk menggunakan kontrasepsi AKDR atau

alat kontrasepsi mantap.

5) Bila kehamilan telah dapat dipastikan, rujuk klien sesuai dengan

tata cara yang berlaku. Hentikan penyuntikan, dan jelaskan bahwa


23

hormon progestin yang disuntikkan tidak akan menyebabkan

kelainan pada janin.

6) Memberi nasehat pada akseptor untuk kembali ke klinik bila tidak

datangnya menstruasi masih menjadi masalah.Haid normal

biasanya kembali setelah 1 hingga 3 bulan suntikan dihentikan.

Pada beberapa kasus akan lebih lama beberapa tahun.


24

B. KerangkaTeori

Amenore Sekunder :
1. Pengertian
Tingkat Pengetahuan 2. Penyebab amenore
Akseptor Tentang sekunder
Amenore Sekunder 3. Gejala amenore sekunder
4. Pemeriksaan dan test
5. Penanganan amenore
sekunder
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan:
1. Umur
2. Pengalaman
3. Pendidikan
4. Kepercayaan

Gambar 2.1 : Kerangka Teori

Sumber : Mahmudah dan Anggia R.J, 2012 dan Wiknjosastro, 2005 (Modifikasi)
25

C. Kerangka Konsep

Baik

Tingkat Pengetahuan
Akseptor KB 3bulan Cukup
Tentang Kejadian
Amenore Sekunder
Kurang

Faktor-faktoryang
mempengaruhi
pengetahuan:
1. Umur
2. Pengalaman
3. Pendidikan
4. Kepercayaan

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti
26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Ditinjau dari segi tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini

menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang dilakukan

dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi suatu keadaan

secara objektif (Notoatmodjo, 2010). Kuantitatif yaitu data yang dipaparkan

dalam bentuk angka (Riwidikdo, 2009). Metode ini digunakan untuk

memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi

sekarang. Penelitian ini menggambarkan tentang tingkat pengetahuan akseptor

KB suntik 3 bulan tentang amenore sekunder.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian

(Notoatmodjo, 2010). Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BPS Titin Listyowati Gondang Sragen.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk

pelaksanaan penelitian (Notoadmodjo, 2010). Penelitian dilaksanakan

pada tanggal 16 Maret 17 April 2013.

26
27

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2007).

Populasi dalam penelitian ini adalah akseptor KB suntik 3 bulan di BPS

Titin Listyawati Gondang Sragen sebanyak 33 responden.

3. Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki populasi(Hidayat, 2008). Menurut

Arikunto (2006), populasi yang kurang dari 100 lebih baik diambil semua,

tetapi jika lebih dari 100 dapat diambil 10% - 15%, atau 20% - 25%. Pada

penelitian ini peneliti mengambil sampel 33 responden.Teknik

pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sampling

jenuh yaitu dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel

(Hidayat, 2010).

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data adalah

kuesioner.Kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik,

matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan

memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2010).


28

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup

dimana sudah terdapat jawabannya, sehingga responden tinggal memilih

jawaban yang tersedia. Jawaban yang tersedia dalam kuesioner ini ada 2

pilihan jawaban yaitu benar dan salah.

Kuesioner pada penelitian ini terdapat 2 pernyataan yaitu pernyataan positif

dan negatif. Untuk penyataan positif jika menjawab benar mendapat nilai 1

dan menjawab salah mendapat nilai 0. Untuk pernyataan negatif jika

menjawab benar mendapat nilai 0 dan jika menjawab salah mendapat nilai

1. Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda centang ( ) pada

jawaban yang dianggap benar. Sebelum membuat kuesioner, peneliti terlebih

dahulu membuat kisi-kisi kuesioner, yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner tingkat pengetahuan

No. Soal Jumlah


Variabel Indikator
(+) (-) (Soal)
Tingkat Pengertian amenore 1 2 2
pengetahuan sekunder
akseptor KB
suntik 3 Penyebab amenore 4,5,6,7,9, 3,8,11 13
bulan tentang sekunder 10,12,13,14 ,15
amenore
sekunder Tanda dan gejala 16,18,20,21 17,19, 7
amenore sekunder ,22

Pemeriksaan dan tes 24,25,27 23,26 5

Penanganan 28,29,30 31,32 5


amenore sekunder
Jumlah 32
29

Menurut Sugiyono (2007), jumlah sampel pada uji validitas adalah 30 orang.

Setelah dilakukan uji validitas di BPS Sugiyarni Grasak Sragen pada 30 akseptor

KB suntik 3 bulan terdapat 3 soal tidak valid.

1. Uji Validitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrument

pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (Riwidikdo, 2010).

Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus Korelasi Pearson

Product Moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung> rtabel.

Menurut Riwidikdo (2009), rumus product moment adalah :

NSXY - (SX )(SY )


rxy =
{NSX 2 - (SX ) 2 {NSY 2 - (SY ) 2 }

Keterangan:

N : Jumlah responden

rxy : Koefisien korelasi product moment

x : Skor pertanyaan

y : Skor total

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Item yang tidak valid memiliki r hitung lebih kecil daripada r tabel

(0,361). Setelah dilakukan uji validitas 3 soal yang tidak valid adalah

pernyataan negative (-) nomor 8 dan 31, dan pernyataan positif (+) nomor

20. Soal yang tidak valid dihapus karena sudah ada soal lainnya dalam 1

indikator, jadi jumlah pernyataan kuesioner yang akan diujikan sebanyak

32 pernyataan.
30

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Riwidikdo, 2009).

Untuk mengetahui bahwa kuesioner tersebut cukup dapat dipercaya

sebagai alat pengumpul data, maka dilakukan uji reliabilitas menggunakan

model Alpha Cronbach dengan rumus :

si
k
2

ri = 1 - 2
st
k -1

Keterangan:

ri : Koefisien reliabilitas yang dicari

k : Jumlah butir pertanyaan

si2 : Variable butir-butir pertanyaan

s t2 : Variabel skor total test

Hasil Uji Reliabilitas didapatkan hasil nilai Alpha Chronbach

0,926 > 0,70 sehingga kuesioner penelitian tersebut reliabel.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan menurut Riwidikdo (2009), merupakan kegiatan

penelitian untuk mengumpulkan data. Data yang diperoleh terdiri dari :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung diambil dari

obyek atau subyek penelitian oleh peneliti (Riwidikdo, 2009). Dalam


31

penelitian ini yang termasuk data primer adalah jawaban atas pernyataan

yang disediakan melalui pengisian kuesioner oleh responden tentang

amenore sekunder.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang didapat tidak secara langsung dari

subyek penelitian (Riwidikdo, 2009). Dalam penelitian ini data sekunder

didapatkan dari buku register KB di BPS Titin Listyowati Gondang Sragen

yang dapat menunjang pelaksanaan penelitian ini, berupa jumlah akseptor

KB suntik 3 bulan yang berkunjung pada tahun 2012.

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Variabel

dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan

akseptor KB suntik 3 bulan tentang amenore sekunder akibat pemakaian KB

suntik 3 bulan.

G. Definisi Oprasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang membatasi ruang lingkup

atau pengertian variabel variabel diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2010).


32

Tabel 3.2 Definisi Oprasional

Variabel Definisi Skala Hasil Ukur


Operasional
Variabel Kemampuan Ordinal a. Baik, bila
tunggal: akseptor (x)>mean + 1SD
tingkat menjawab b. Cukup, bila
pengetahuan kuisoner Mean - 1 SD x mean +
akseptor KB tentang 1SD
suntik 3 amenore c. Kurang, bila
bulan tentang sekunder (x) < mean - 1 SD
kejadian (Riwidikdo, 2011)
amenore
sekunder
akibat
pemakaian
KB suntik 3
bulan.

H. Metode Pengolahan danAnalisa Data

1. Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo (2010), proses pengolahan data melalui tahap-tahap

antara lain :

a. Penyuntingan (Editing)

Kegiatan yang dilakukan dalam penyuntingan ini adalah memeriksa

seluruh daftar pertanyaan yang dikembalikan responden, dengan

memperhatikan beberapa hal dalam pemeriksaan yaitu :

1) Kesesuaian jawaban responden dengan pertanyaan yang diajukan.

2) Kelengkapan pengisian daftar pertanyaan.

3) Mengecek macam isian data.


33

b. Pengkodean (Coding)

Setelah penyuntingan diselesaikan, kegiatan selanjutnya yang dilakukan

memberi kode dalam hubungan dengan pengolahan data jika akan

menggunakan komputer, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau

huruf menjadi data angka atau bilangan.

c. Memasukkan data (Data entry)

Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu kode

sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan.

d. Tabulating

Membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang

diinginkan oleh peneliti.

e. Pembersihan data (Cleaning)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-

kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan, dan

sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau korelasi.

2. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan analisa univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel

dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan

prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).


34

Menurut Riwidikdo (2010), hasil untuk mengetahui tingkat

pengetahuan akseptor KB suntik 3 bulan ditunjukan pada skala

pengukuran sebagai berikut :

a. Pengetahuan baik, bila (x) > mean + 1SD

b. Pengetahuan cukup, bila mean 1SD x mean +1SD

c. Pengetahuan kurang, bila (x) < mean 1SD

Untuk memperoleh nilai Mean dengan rumus menurut Riwidikdo

(2010) adalah sebagai berikut :

xi
i =0
x=
n

Keterangan :

x : mean (nilai rata-rata)

n : jumlah seluruh data

xi : banyaknya data

Untuk mencari simpangan baku dengan rumus Riwidikdo (2011)

( xi )2

xi 2

n
SD =
n -1

Keterangan :

SD : Standard Deviation

xi : nilai dari data

n : banyaknya data
35

Untuk mencari skor prosentase dengan rumus Riwidikdo (2011)


Skor prosentase = 
x 100 %

I. Etika Penelitian

Sebelum penelitian membuat persetujuan (informed consent) kepada

responden dengan menuliskan jati diri, identitas peneliti, tujuan penelitian,

serta permohonan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian.

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti mendapatkan ijin dari STIkes

Kusuma Husada Surakarta.

Menurut Hidayat (2007), masalah etika penelitian yang harus diperhatikan

antara lain adalah sebagai berikut :

1. Informed consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed

consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan

lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent

adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui

dampaknya. Apabila responden bersedia, maka mereka harus

menandatangani lembar persetujuan tersebut.

2. Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam

penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau


36

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang

akan disajikan.

3. Kerahasiaan (confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberiakan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada

hasil riset.
37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

BPS Titin Listyowati Gondang Sragen adalah sebuah Sarana Kesehatan

Bidan Praktek Swasta yang terletak di Kelurahan Gondang, Kabupaten

Sragen. BPS Titin Listyowati terletak di antara tengah-tengah 4 desa, yaitu

sebelah barat terdapat Desa Kedungbringkil, sebelah timur terdapat Desa

Grasak, sebelah utara terdapat Desa Tegalrejo dan disebelah selatan terdapat

Desa Badran.

BPS Titin Listyowati mempunyai 1 bidan dan 1 asisten yang memberikan

pelayanan kesehatan meliputi pemeriksaan ibu hamil (ANC), pertolongan

persalinan selama 24 jam, pelayanan KB, imunisasi pada hari Sabtu - Minggu

dan pemeriksaan balita sakit. BPS Titin Listyowati mempunyai 1 ruang

pemeriksaan, 1 ruang bersalin dan 3 ruang nifas. BPS Titin Listyowati buka

setiap hari pagi pukul 07.00 08.00 WIB dan sore pukul 16.00 20.00 WIB.

B. Hasil Penelitian

Gambaran Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Akseptor KB

Suntik 3 Bulan Tentang Amenore Sekunder Akibat Pemakaian KB Suntik 3

Bulan di BPS Titin Listyowati Gondang Sragen, dilakukan bersama bidan dan

asisten bidan di BPS Titin Listyowati.

37
38

Tabel 4. 1

Nilai Mean dan Standar Deviasi

Variabel Mean Standar Deviasi


Tingkat Pengetahuan 24,2 6,7
Akseptor KB Suntik 3
Bulan Tentang Amenore
Sekunder Akibat
Pemakaian KB Suntik 3
Bulan di BPS Titin
Listyowati Gondang Sragen

Berdasarkan nilai Mean dan Standar Deviasi tersebut dapat

dikategorikan menjadi 3 tingkat pengetahuan yaitu :

a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) >mean + 1 SD

(x) > Mean + 1 SD

(x) > 24,2 + 1 . 6,7

(x) > 30,9

b. Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean SD < x

<mean + 1 SD

Mean SD < x < Mean + 1 SD

24,2 1 . 6,7< x < 24,2 + 1 . 6,7

17,5< x < 30,9

c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) <mean -1 SD

(x) < 24,2 1 . 6,7

(x) < 17,5


39

Tabel 4. 2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

No. Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)

1. Baik 8 24,2

2. Cukup 20 60,6

3. Kurang 5 15,2

Jumlah 33 100

Sumber: Data primer

Berdasarkan tabel 4. 2 di atas didapatkan tingkat pengetahuan akseptor

KB suntik 3 bulan di BPS Titin Listyowati Gondang Sragen tentang

amenore sekunder antara lain: 8 responden (24,2%) berpengetahuan baik,

20 responden (60,6%) berpengetahuan cukup dan 5 responden (15,2%)

berpengetahuan kurang. Jadi kesimpulannya mayoritas tingkat

pengetahuan akseptor KB suntik 3 bulan di BPS Titin Listyowati Gondang

Sragen tentang amenore sekunder adalah cukup yaitu sebanyak 20

responden (60,6%).

C. Pembahasan

Berdasarkan tabel 4. 2 tentang tingkat pengetahuan dari 33 akseptor KB

suntik 3 bulan di BPS Titin Listyowati Gondang Sragendidapatkan 8

responden (24,2%) berkategori baik, kategori cukup berjumlah 20 responden

(60,6%) dan yang masuk kategori kurang berjumlah 5 responden (15,2%).

Menurut Bobak (2004), tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh

faktor umur, pengalaman, pendidikan, dan kepercayaan, dimana semakin


40

tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin mudah menerima

informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.

Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap

seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan.

Kontrasepsi adalah mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat

pertemuan sel telur yang matang dengan sel sperma (Hartanto, 2004).Suntik 3

bulan adalah suatu suntikan yang mengandung 150 mg DMPA (Depo

Medroksiprogesteron Asetat) yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara

disuntik intramuskular (di daerah bokong) (Saifuddin, 2006).

Amenore sekunder adalah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3

bulan berturut-turut. Amenore sekunder yaitu keadaan apabila seorang wanita

pernah mengalami haid, tetapi kemudian tidak haid lagi. Amenore sekunder

lebih menunjuk kepada sebab-sebab yang timbul kemudian dalam kehidupan

wanita, seperti gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor-tumor, penyakit

infeksi dan lain-lain (Wiknjosastro, 2005).

Pada penelitian sebelumnya kejadian amenore sekunder pada pengguna

KB suntik 3 bulan memang jauh lebih tinggi daripada pengguna KB suntik

kombinasi karena pada KB suntik 3 bulan terjadi ketidakseimbangan hormon

progesteron dan estrogen, sehingga kejadian amenore sekunder adalah hal

yang wajar terjadi bila menggunakan KB suntik 3 bulan (Ana, 2011).

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan

akseptor KB suntik 3 bulan tentang amenore sekunder akibat pemakaian KB

suntik 3 bulan pada kategori cukup sebanyak 20 responden (60,6%), hal ini

bisa terjadi karena masih kurangnya informasi yang didapatkan responden dan
41

kurangnya penyuluhan oleh tenaga kesehatan tentang amenore sekunder

akibat pemakaian KB suntik 3 bulan atau kurangnya responden dalam

memberi respon terhadap sesuatu yang datang dari luar seperti dalam

pemanfaatan media cetak dan elektronik yang ada untuk mendapatkan

informasi sehingga pengetahuan responden menjadi kurang banyak, sehingga

peneliti berharap dengan adanya penelitian ini tingkat pengetahuan responden

atau akseptor KB suntik 3 bulan tentang amenore sekunder sebagai salah satu

efek samping penggunaan KB suntik 3 bulan menjadi lebih baik karena hal

tersebut sangatlah penting untuk diketahui supaya tidak ada lagi kekhawatiran

dengan adanya kejadian amenore sekunder.

D. Keterbatasan

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kendala Penelitian

Penelitian ini dilakukan bersamaan dengan ujian di kampus sehingga

peneliti sulit untuk bertemu secara langsung dengan responden yang

berada diBPS Titin Listyowati Gondang Sragen, sehingga kuesioner

dititipan pada bidan ataupun asisten bidan.

2. Keterbatasan Penelitian

a. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner tertutup sehingga kurang

dapat menggali pengetahuan responden karena memungkinkan

responden untuk asal mengisi jawaban.


42

b. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal, yaitu tingkat

pengetahuan akseptor KB suntik 3 bulantentang amenore sekunder,

sehingga penelitian ini hanya fokus pada tingkat pengetahuan saja.


43

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Tingkat pengetahuan akseptor KB suntik 3 bulan tentang amenore

sekunder di BPS Titin Listyowati Gondang Sragendalam kategori baik

sebanyak 8 responden (24,2%).

2. Tingkat pengetahuan akseptor KB suntik 3 bulan tentang amenore

sekunder di BPS Titin Listyowati Gondang Sragendalam kategori cukup

sebanyak 20 responden (60,6%).

3. Tingkat pengetahuan akseptor KB suntik 3 bulan tentang amenore

sekunder di BPS Titin Listyowati Gondang Sragendalam kategori kurang

sebanyak 5 responden (15,2%).

B. Saran

1. BPS Titin Listyowati Gondang Sragen

Diharapkan BPS Titin Listyowati dapat meningkatkan kualitas

pelayanan dan dapat memberikan penyuluhan dari awal sehingga dapat

meningkatkan pengetahuan akseptor KB suntik 3 bulan dapat menjadi

baik tentang amenore sekunder.

43
44

2. Akseptor KB Suntik 3 Bulan atau Masyarakat

Diharapkan akseptor KB suntik 3 bulan atau masyarakat dapat

meningkatkan pengetahuan dengan mengikuti penyuluhan dari tenaga

kesehatan, mencari info melalui media masa, media elektronik dan dapat

wawasan tentang KB suntik 3 bulan serta amenore sekunder.

3. Institusi Pendidikan

Diharapkan penelitian ini dapat menambah atau melengkapi sumber

bacaan khususnya tentang amenore sekunder agar pengetahuan mahasiswi

menjadi lebih banyak.

4. Peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya mengadakan penelitian dengan metode

yang berbeda, mengembangkan variabel penelitian dan menggunakan

kuisioner terbuka sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

Ana, R., 2011. Perbedaan Kejadian Amenore Antara Akseptor Kontrasepsi Suntik
DMPA Dengan Akseptor Suntik Kombinasi di Kabupaten Semarang,
Salatiga, Kebidanan Bhakti Nusantara. Karya Tulis Ilmiah.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :


Rineka Cipta.

Bobak. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi keempat. Jakarta : EGC.

Burhanudin, 2011. Drs. Bubu Burhanudin Ingatkan, Perempuan Miliki 12 Hak


Reproduksi. Available : http://garutnews.com/. Diakses tanggal 5 Maret
2011.

Depkes RI. 2011. Profil Data Kesehatan Indonesia.

Dinkes Jawa Tengah. 2011. Data Informasi Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

Glasier, Anna, Ailsa Gebbie. 2006. Keluarga Berencana dan Kesehatan


Reproduksi. Jakarta : EGC.

Hartanto. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar


Harapan.

_________. 2003. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar


Harapan.

Hidayat. 2007. Metode Pendidikan Keperawatan dan Teknik Analisis Data.


Jakarta : Salemba Medika.

_________. 2008. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta :


Salemba Medika.

_________. 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.


Jakarta : Salemba Medika.

Mahmudah, Anggia R.J. 2012. Hubungan Jenis Dan Lama Pemakaian


Kontrasepsi Hormonal Dengan Gangguan Menstruasi di BPS (Bidan
Praktek Swasta) Wolita M. J. Sawong Kota Surabaya. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Vol.1, No.1, Juni 2012. Departemen Biostatistika dan
Kependudukan FKM UNAIR. Surabaya.
Notoatmodjo. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

__________. 2010. Promosi Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

__________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Riwidikdo. 2007. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program


dan SPSS. Yogyakarta : Pustaka Rihama.

__________.2009. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi


Program dan SPSS. Yogyakarta : Pustaka Rihama.

__________. 2010. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi


Program dan SPSS. Yogyakarta : Pustaka Rihama.

Saifuddin. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

___________. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

___________. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Wiknjosastro. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Yuliani, L,A. 2004. Hubungan Antara Pengguna Kontrasepsi DMPA Dengan


Siklus Menstruasi, Yogyakarta, FK UMY. Skripsi.

Anda mungkin juga menyukai