Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN PENDIDIKAN

KOMUNIKASI

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Phil. I Gusti Putu


Sudiarta, M.Si.

Oleh
Ni Wayan Sri Ladis
1413011028
VIID

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITA SPENDIDIKAN GANESHA
ABSTRAK

Komunikasi adalah proses penyampaian atau penerimaan pesan dari satu


orang kepada orang lain, baik langsung maupun tidak langsung, secara tertulis, lisan
maupun bahasa nonverbal. Dalam komunikasi terdapat tujuan dan manfaat dalam
melakukan komunikasi. Unsur-unsur dalam proses komunikasi antara lain (1)
pengirim pesan (sender) atau komunikator dan materi (isi) pesan, (2) bahasa pesan
(coding), (3) media, (4) mengartikan pesan (decoding), (5) penerima pesan
(komunikan), (6) balikan (respon penerima), (7) gangguan yang menghambat
komunikasi. Ada empat jalur dalam kumunikasi yaitu jalur yang bersifat formal,
jalur yang bersifat nonformal, jalur yang bersifat tertulis atau lisan, dan jalur yang
bersifat perorangan atau kelompok. Ada dua bentuk dalam komunikasi yaitu
komunikasi verbal dan nonverbal. Dalam melakukan komukasi tentu saja tidak
selalu berjalan lancar melainkan terdapat beberapa hambatan dalam berkomunikasi.

Kata kunci: Komunikasi, tujuan, manfaat, Unsur, Jalur, dan hambatan

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nyalah penyusunan dan penulisan makalah ini dapat diselesaikan dengan
baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Manajemen
Pendidikan yang berjudul Komunikasi.
Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari dukungan dan bimbingan
dari berbagai pihak yang terkait. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Phil. I Gusti Putu Sudiarta, M.Si.,selaku dosen pengampu mata
kuliah Manajemen Pendidikan.
2. Teman-teman yang telah memberikan semangat dan informasi mengenai
penyusunan makalah ini.
3. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun makalah ini
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari berbagai pihak. Harapan penulis, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca.
Akhirnya atas segala kerendahan hati, penulis sampaikan terima kasih.

Singaraja, Oktober 2017

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


ABSTRAK ...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
1.3. Tujuan ............................................................................................... 2
1.4. Manfaat ............................................................................................. 2
BAB II KAJIAN TEORI
2.1. Komunikasi dalam Organisasi .......................................................... 3
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Pengertian, Tujuan, Manfaat, dan Proses Komunikasi ..................... 4
3.3.1. Pengertian Komunikasi ........................................................... 4
3.3.2. Tujuan dan Manfaat Komunikasi ............................................ 4
3.3.3. Proses Komunikasi .................................................................. 4
3.2. Interaksi Leader atau Manajer .......................................................... 5
3.3. Jalur, Bentuk, Prinsip, dan Hambatan Komunikasi .......................... 6
3.3.1. Jalur Komunikasi ..................................................................... 6
3.3.2. Bentuk Komunikasi ................................................................. 7
3.3.3. Prinsip Komunikasi ................................................................. 8
3.3.4. Hambatan Komunikasi ............................................................ 8
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan ....................................................................................... 9
4.2. Penutup ............................................................................................. 9
Daftar Pustaka

iv
DAFTAR TABEL

Gambar 1. Interaksi Manajer Didalam dan Diluar organisasi sekolah ........... 6


Gambar 2 Bertuk Komunikasi ........................................................................ 7
Gambar 3 Bottle Neck Komunikasi ................................................................. 8

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Manusia terlahir sebagai makhluk individual sekaligus makhluk sosial. Individu
yang berdiri sendiri, namun ketika berhadapan dengan orang lain, manusia akan
melakukan sebuah interaksi. Interaksi sosial terjadi melalui komunikasi. Komunikasi
ada yang bersifat verbal dan nonverbal. Sebagai makhluk yang pandai berbicara,
menulis, dan menggunakan bahasa tubuh. Manusia menyampaikan pendapat, perasaan,
dan tindakannya melalui ucapan, tulisan, dan tindakan. Sebaliknya, manusia menerima
pendapat, perasaan, dan tindakan dari manusia lainnya juga melalui ucapan, tulisan, dan
tindakan. Untuk menyampaikan atau menerima pendapat, perasaan, dan tindakan
memerlukan komunikasi.
Komunikasi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam berorganisasi. Hasil
penelitian seorang pakar komunikasi menyimpulkan bahwa sekitar 75%- 90% waktu
kerja digunakan pimpinan atau manajer untuk berkomunikasi. Jika dua orang atau lebih
bekerja sama maka perlu adanya komunikasi antarmereka. Makin baik komunikasi
mereka, makin baik pula kemungkinan kerja sama mereka. Komunikasi yang efektif
menuntut rasa saling menghormati, percaya, terbuka, dan tanggung jawab. Leader atau
manajer melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan,
semuanya melalui komunikasi kepada bawahannya. Demikian pula dengan pemberian
tugas-tugas seperti administrasi: (1) peserta didik, (2) tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan, (3) keuangan, (4) sarana dan prasarana, (5) hubungan sekolah dengan
masyarakat, (6) kurikulum, (7) persuratan dan pengarsipan, dan (8) layanan-layanan
khusus juga dilakukan melalui komunikasi.
Berdasarkan hal inilah sudah tentunya sangat diperlukan sumber atau referensi
terkait yang akan memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai pentingnya
komunikasi dalam pelaksanaan manajemen. Dalam makalah yang berjudul
Komunikasi ini, akan dijelaskan lebih lanjut mengenai komunikasi.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yakni
sebagai berikut:
1.3.1. Apa saja tujuan, manfaat, pengertian, dan proses komunikasi?

1
1.3.2. Bagaimana interaksi Leader atau Manajer?
1.3.3. Apa saja jalur, bentuk, prinsip, dan hambatan komunikasi?

1.3. Tujuan
Berdasarkan dengan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penulisan
makalah ini yakni sebagai berikut:
1.3.1. Untuk mengetahui apa saja tujuan, manfaat, pengertian, dan proses
komunikasi.
1.3.2. Untuk mengetahui interaksi Leader atau Manajer.
1.3.3. Untuk mengetahui apa saja jalur, bentuk, prinsip, dan hambatan komunikasi.

1.4. Manfaat
Melalui penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada
mahasiswa mengenai pentingnya pemahaman tentang komunikasi dalam pelaksanaan
manajemen. Baik secara pengertian komunikasi, tujuan dan manfaat komunikasi,
bagaimana proses komunikasi terjadi, bagaimana interaksi leader atau manajer, jalur
komunikasi, bentuk komunikasi, prinsip komunikasi, hambatan dalam berkomunikasi.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Komunikasi dalam Organisasi


Komunikasi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam berorganisasi. Hasil
penelitian seorang pakar komunikasi menyimpulkan bahwa sekitar 75% - 90% waktu kerja
digunakan pimpinan atau manajer untuk berkomunikasi. Jika dua orang atau lebih bekerja
sama maka perlu adanya komunikasi antarmereka. Makin baik komunikasi mereka, makin baik
pula kemungkinan kerjasama mereka. Komunikasi yang efektif menuntut rasa saling
menghormati, percaya, terbuka, dan tanggung jawab. Leader atau manajer menyampaikan
semua fungsi manajemen dan tugas manajemen melalui saluran komunikasi. Leader atau
manajer melakukan perencanaan pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan, semuanya
melalui komunikasi dengan bawahannya. Demikian pula dengan pula dengan pemberian tugas-
tugas seperti administrasi: (1) peserta didik, (2) tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, (3)
keuangan, (4) sarana dan prasarana, (5) hubungan sekolah dengan masyarakat, (6) kurikulum,
(7) persuratan dan pengarsipan, dan (8) layanan layanan khusus juga dilakukan melalui
komunikasi.

3
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Pengertian, Tujuan, Manfaat, dan Proses Komunikasi
3.1.1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian atau penerimaan pesan dari satu orang
kepada orang lain, baik langsung maupun tidak langsung, secara tertulis, lisan maupun
bahasa nonverbal. Orang yang melakukan komunikasi disebut komunikator. Orang
yang diajak berkomunikasi disebut komunikan. Orang yang mampu berkomunikasi
secara efektif disebut komunikatif. Orang yang komunikatif ialah orang yang mampu
menyampaikan informasi atau pesan kepada orang lain, baik langsung maupun tidak
langsung, secara tertulis, lisan, maupun bahasa nonverbal sehingga orang lain dapat
menerima informasi (pesan) sesuai dengan harapan si pemberi informasi (pesan).
Sebaliknya, ia mampu menerima informasi atau pesan orang lain yang disampaikan
kepadanya, baik langsung maupun tidak langsung, secara tertulis, lisan, maupun bahasa
nonverbal.
3.1.2. Tujuan dan Manfaat Komukasi
Tujuan dan manfaat komunikasi adalah sebagai sarana untuk: (1) Meningkatkan
kemampuan manajerial dan hubungan social, (2) Menyampaikan dan atau menerima
informasi, (3) Menyampaikan dan menjawab pertanyaan, (4) Mengubah perilaku (pola
pikir, perasaan, dan tindakan) melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan, (5) Mengubah keadaan social, (6) Saran untuk menyampaikan perintah,
pengarahan, pengendalian, pengkordinasian, pengambilan keputusan, negosiasi, dan
pelaporan.
3.1.3. Proses Komunikasi
Unsur-unsur dalam proses komunikasi antara lain (1) pengirim pesan (sender)
atau komunikator dan materi (isi) pesan, (2) bahasa pesan (coding), (3) media, (4)
mengartikan pesan (decoding), (5) penerima pesan (komunikan), (6) balikan (respon
penerima), (7) gangguan yang menghambat komunikasi.
Bahasa pesan bertujuan untuk menyingkat pola pikir pengirim pesan ke bentuk
bahasa, kode, atau lambang lainnya sehingga pesannya dapat dipahami orang lain.
Biasanya leader atau manajer menyampaikan pesannya dalam bentuk kata-kata,
gerakan anggota badan (bahasa tubuh). Tujuan penyampaian pesan ini adalah untuk
mengajak membujuk, mengubah sikap atau perilaku ke arah tujuan tertentu.

4
Pemilihan media dipengaruhi isi pesan yang harus disampaikan, jumlah
penerima pesan, situasi, dan sebagainya. Media yang dapat digunakan antara lain
telepon, radio, TV, mikrofon, memo, surat, komputer, internet, foto, papan
pengumuman, pertemuan, lokakarya, seminar, rapat kerja, penerbitan, dan sebagainya..
Penerima pesan ialah orang yang dapat memahami pesan si pengirim walaupun dalam
bentuk sandi tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksudkan oleh si pengirim pesan.
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan ke
pengirim pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim
pesan tidak pernah mengetahui dengan pasti apakah pesannya dapat diterima sesuai
dengan yang diharapkan Dalam umpan balik terjadi komunikasi dua arah. Komunikasi
ini perlu terjadi untuk menghindari kesalahpahaman sehingga dapat diketahui bahwa si
penerima pesan sudah benar-benar memahami pesan.

Gangguan ialah hal-hal yang merintangi atau menghambat komunikasi dan


merusak konsentrasi sehingga penerima pesan salah menafsirkannya. Gangguan bukan
merupakan bagian dari proses komunikasi, tetapi mempunyai pengaruh terhadap proses
komunikasi. Proses komunikasi dua arah digambarkan berikut ini.

Dari proses komunikasi dua arah tampak adanya interaksi atau partisipasi, baik
dari pengirim pesan maupun penerima pesan. Interaksi dan partisipasi tersebut dapat
terjadi berulang-ulang melalui paraphrasing, cek persepsi, ungkapan perasaan,
ungkapan perasaan, balikan dari kedua pihak.
3.2. Interaksi Leader atau Manajer
Setiap leader atau manajer pendidikan sekurang-kurangnya akan berinteraksi dan
berkomunikasi dengan pihak-pihak, seperti dengan bawahannya, atasannya, spesialis,
kelompok leader atau manajer, masyarakat, kelompok lain, asosiasi profesi, pemerintah,
pelanggan, stakeholder, supplier, organisasi-organisasi lain.
Sementara itu, kepala sekolah berinteraksi dengan wakilnya, guru, staf tata usaha,
dan siswa ( intern organisasi sekolah), sedangkan dengan ekstern organisasi sekolah
berinteraksi dengan Kepala Dinas Pendidikan, staf Dinas Pendidikan, pemerintah, orang
tua/ wali murid, alumni, pengusaha, masyarakat, kelompok kepala sekolah, organisasi
profesi, dan lainnya.

5
Interaksi kepala sekolah dengan pihak-pihak lain seperti pada Gambar 1.

3.3. Jalur, Bentuk, Prinsip, dan Hambatan Komunikasi


3.3.1. Jalur Komunikasi
Jalur komunikasi dapat bersifat formal dan nonformal, tertulis dan lisan,
perorangan dan kelompok. Jalur komunikasi formal tercermin dari struktur formal
organisasi, dan antara organisasi formal satu dengan yang lainnya.
1. Jalur Komunikasi yang bersifat formal

Dalam struktur organisasi garis, fungsional, maupun matriks, akan tampak


berbagai macam posisi atau kedudukan masing-nasing sesuai dengan batas tanggung
jawab dan wewenangnya. Dalam kaitanya dengan proses penyampaian informasi dari
manajer kepada bawahan ataupun dari manajer ke karyawan, pola transformasi
informasinya dapat berbentuk komunikasi dari atas kebawah (top down atau downward
communication), komunikasi dari bawah ke atas (bottom-up atau upward
communication), komunikasi horizontal (horizontal communications), dan komunikasi
diagonal (diagonal communications).

6
2. Jalur Komunikasi yang bersifat nonformal

Komunikasi Informal yang terjadi karena adanya komunikasi antara sesama


karyawan dalam suatu organisasi. Komunikasi informal (the grapevine) biasanya
disebarluaskan melalui desas-desus atau kabar angin dari mulut ke mulut dari satu orang
ke orang yang lainnya dalam suatu organisasi dimana kebenarannya tidak bisa dijamin
karena kadang-kadang bertentangan dengan perusahaan.
3. Jalur komunikasi yang bersifat tertulis dan lisan

Jenis komunikasi ini paling banyak dipraktikkan sehari-hari khususnya dalam


komunikasi antar pribadi. Komunikasi lisan atau tertulis memiliki keuntungan dan
kerugian, seperti kalau tertulis keuntungannya pesan dapat disimpan, tetapi
kerugiannya memakan waktu jika dibandingkan dengan komunikasi lisan.
4. Jalur Komunikasi yang bersifat perorangan dan kelompok
Jalur komunikasi yang dilakukan oleh 2 orang dapat digolongkan pada
komunikasi yang bersifat perorangan. Sementara komunikasi yang dilakukan oleh
lebih dari 2 orang digolongkan pada komunikasi yang bersifat kelompok.
3.3.2. Bentuk Komunikasi
Bentuk- bentuk komunikasi dapat dilakukan seperti Gambar 2

7
Sering kita ketahui bahwa terdapat 2 jenis komunikasi yaitu komunikasi verbal
dan nonverbal. Komunikasi verbal merupakan komunikasi yang melalui kata-kata baik
lisan atau tertulis. Sedangkan komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang
menggunakan bahasa tubuh.
3.3.3. Prinsip Komunikasi
Prinsip prinsip yang harus dilakukan oleh seorang komunikator antara lain adalah
sebagai berikut : (1) Penuh minat terhadap materi pesan, (2) Menarik perhatian bagi
komunikan, (4) Dilengkapi dengan alat peraga, (5) Menguasai materi pesan, (6) Mengulangi
bagian yang penting, (7) Memiliki kegunaan, dan (8) Jangan menganggap bahwa setiap orang
sudah mengerti pesan yang kita berikan (perlu adanya umpan balik).
3.3.4. Hambatan Komunikasi

Ada beberapa hal yang dapat menjadi penghambat atau penghalang dalam proses
berkomunikasi. Penghambat tersebut dikenal dengan istilah barrier, noises, atau bottle neck
communication. Hambatan-hambatan komunikasi lainnya antara: (1) Komunikator
menggunakan bahasa yang sukar dipahami, (2) Perbedaan persepsi akibat latar belakang yang
berbeda, (3) Terjemahan yang salah, (4) Kegaduhan, (5) Reaksi emosional seperti terlalu
bertahan (defensif) atau terlalu menyerang (agresif), (6) Gangguan fisik (gagap, tuli, buta),
(7) Semantik, yaitu pesan bermakna ganda, (8) Belum berbudaya baca dan tulis, (9)
Kecurigaan, (10) Teknik bertanya yang buruk, (11) Teknik menjawab yang buruk, (12) Tidak
jujur, (13) Tertutup, (14) Destruktif, (15) Kurang dewasa, (16) Kurang respect, (17) Kurang
menguasai materi, (18) Kurang persiapan, (19) Kebiasaan menjadi pembicara dan pendengar
yang buruk.

Verma (1998) menggambarkan bottle neck dalam komunikasi seperti Gambar 3


berikut.

Gambar 3. Bottle Neck Komunikasi (Verma, 1988)

8
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Komunikasi merupakan kegiatan yang sangat penting dilakukan dalam
berinteraksi antara manusia satu dengan lainnya, terutama dalam berorganisasi. Dalam
berkomunikasi terjadi proses penyampaian atau penerimaan pesan, baik langsung
maupun tidak langsung, secara tertulis, lisan, maupun bahasa nonverbal. Komunikasi
memiliki tujuan dan manfaat penting yang akan membawa sebuah komunikasi menjadi
efektif, menyebabkan timbulnya rasa saling menghormati, percaya, terbuka, dan
tanggung jawab. Hal ini sangat penting dilakukan seorang leader atau manajer dalam
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dari sebuah manajemen.

Jalur komunikasi dapat bersifat formal dan nonformal, tertulis, dan lisan,
perorangan dan kelompok. Dalam manajemen pendidikan, terdapat dua jenis
komunikasi yang terjadi, yaitu komunikasi intern dan komunikasi ekstern. Komunikasi
yang bersifat intern terjadi antara kepala sekolah dengan wakilnya, guru, staf tata usaha,
dan siswa. Sedangkan komunikasi ekstern terjadi antara organisasi sekolah dengan
Dinas Pendidikan, pemerintah, orang tua siswa, alumni, pengusaha, masyarakat, dan
lainnya. Secara prinsip, seseorang dalam berkomunikasi ingin pesannya dimengerti
oleh orang yang menerima, namun ada pula hambatan-hambatan yang terjadi dalam
komunikasi.

4.2. Saran
Komunikasi yang efektif menuntut rasa saling menghormati, percaya, terbuka,
dan bertanggung jawab. Komunikasi yang diharapkan tidak sekadar komunikasi
langsung, ada baiknya bentuk komunikasi yang lainnya dipertajam juga, seperti
komunikasi secara tertulis dan komunikasi nonverbal. Seminimal mungkin hindari
faktor-faktor yang menghambat sebuah komunikasi karena akan menimbulkan salah
persepsi dan terjadinya misunderstanding antara orang satu dan lainnya. Sangat penting
untuk mengetahui teknik berkomunikasi yang efektif untuk menjadikan kita sebagai
pembicara maupun pendengar yang baik, pembaca yang baik, penulis yang baik,
pembelajar yang baik, dan pembimbing yang baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Husain, Husman. 2009. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Yogyakarta.
Bumi Aksara.

10

Anda mungkin juga menyukai