Anda di halaman 1dari 30

makalah

ILMU KEWARGANEGARAAN
D

OLEH

Nama : Putri Yana Anggi Marito Siahaan

Prodi : Pendidikan Agama Kristen

T/S : I/I

Mata Kuliah : PKn

Dosen Pengampu : Drs. Tumpak Manurung, SH, M.Si

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI OIKUMENE INJILI


SIDIKALANG

TAHUN AJARAN 2017/2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat
dan rahmatnya saya dapat menyelesaikan makalah mengenai Ilmu
kewarganegaran ini dengan baik. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak
terimakasih kepada Drs. Tumpak Manurung, SH, M.Si selaku Dosen mata kuliah
PKn yang telah memberikan tugas ini kepada saya dan juga bersedia membimbing
saya, memberikan saran serta masukan.

Saya sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca agar
wawasan serta pengetahuan pembaca dapat bertambah mengenai hubungan antara
warga negara dengan negaranya sendiri. Dimana di makalah ini akan di bahas
lebih lanjut mengenai hak dan kewajiban warga negara terhadap negara dan hak
dan tanggung jawab negara terhadap warga negara, namun bukan hanya itu saja
masih banyak lagi yang akan di bahas dalam makalah ini mengenai
kewarganegaraan. Oleh sebab itu, saya membutuhkan kritik dan saran yang
membangun agar kedepannya makalah saya ini bisa lebih baik lagi. Dan saya
mohon maaf apabila ada kata kata yang salah maupun yang kurang berkenan
pada makalah ini.

Sekian dan Terimakasih, SYALOM !

Penulis

Putri Yana A.M.S

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... 2

DAFTAR ISI .......................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang .......................................................................... 4


b. Rumusan Masalah..................................................................... 5
c. Tujuan ........................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN

18.1 Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia .............................. 12

18.2 Permohonan Kewarganegaraan Indonesia ............................ 13

18.3 Kewarganegaraan Multi Dimensi ........................................... 16

18.4 Asas Kewarganegaraan ........................................................... 20

18.5 Informasi Kewarganegaraan................................................... 24

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan ................................................................................ 29
b. Saran .......................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 30

3
BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Dalam konteks Indonesia merupakan suatu Negara yang
demokratis, tentunya elemen masyarakat disini sangat berperan dalam
pembangunan suatu Negara. Negara mempunyai hak dan kewajiban bagi
warga negaranya begitu pula dengan warga negaranya juga mempunyai
hak dan kewajiban terhadap Negaranya.
Pada hakikatnya setiap warga negara memiliki kewajiban dalam
pembelaan tanah air serta wajib menyampaikan pendapatnya untuk
kemajuan dan kesejahteraan bangsa dan negara serta wajib mematuhi
peraturan yang ada dalam negaranya. Sebagai warga negara yang baik kita
wajib membina dan melaksanakan hak dan kewajiban kita dengan tertib.
Hak dan kewajiban warga negara diatur dalam UUD 1945.
Negara merupakan alat dari masyarakat yang mempunyai
kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam
masyarakat, dan yang paling nampak adalah unsur-unsur dari Negara yang
berupa rakyat, wilayah dan pemerintah. Salah satu unsur Negara adalah
rakyat, rakyat yang tinggal di suatu Negara tersebut merupakan penduduk
dari Negara yang bersangkutan. Warga Negara adalah bagian dari
penduduk suatu Negaranya. Tetapi seperti kita ketahui tidak sedikit pula
yang bukan merupakan warga Negara bisa tinggal di suatu Negara lain
yang bukan merupakan Negaranya. Suatu Negara pasti mempunyai suatu
undang-undang atau peraturan yang mengatur tentang kewarganegaraan.
Peraturan tersebut memuat tentang siapa saja kah yang bisa dianggap
sebagai warga Negara. Di Indonesia juga salah satu Negara yang
mempunyai peraturan tentang kewarganegaraan tersebut.
Kedudukan individu sebagai anggota komunitas yang tumpang
tindih antara Lokal, Regional, Nasional, dan Multinasional. Seperti
kedudukan mahasiswa sebagai Orang Bangkalan dengan Budaya
Bangkalannya bahkan dengan agama tertentu mungkin sekaligus dengan
komunitas atau organisasi tertentu ,tetapi tidak boleh lupa juga sebagai
orang Jawa Timur, Orang Indonesia, dan bagian dari dunia Global.

4
Dimensi pribadi dan sosial pada dasarnya dikondisikan oleh
historis oleh karena itu pemahaman terhadap masa lalu sangat dibutuhkan
agar supaya lebih memahami dengan seksama tentang kondisi sekarang.
Tetapi untuk menghadapi problema sekarang dibutuhkan kearifan karena
langkah yang diambil akan berdampak pada masa depan.

b. Rumusan Masalah
1. Mengapa seseorang dapat kehilangan Kewarganegaraannya?
2. Apa-apa saja yang termasuk Permohonan Kewarganegaraan
Indonesia?
3. Apa yang dimaksud Kewarganegaraan Multi Dimensi itu?
4. Apa saja yang termasuk Asas Kewarganegaraan?
5. Darimana kita bisa memperoleh informasi Kewarganegaraan?

c. Tujuan
1. Untuk mengetahui alasan seseorang kehilangan kewarganegaraannya
2. Untuk mengetahui yang termasuk ke dalam Permohonan
Kewarganegaraan Indonesia
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Kewarganegraan Multi
dimensi
4. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk Asas Kewarganegaraan
5. Untuk mengetahui melalui apa kita dapat memperoleh informasi
Kewarganegaraan

5
BAB II PEMBAHASAN
ILMU KEWARGANEGARAAN
Istilah kewarganegaraan (citizenship) memiliki arti keanggotaan yang
menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dengan warga negaranya.
Seperti yang dijelaskan dalam Pasal II Peraturan Penutup Undang-Undang No.62
Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan RI, dimana kewarganegaraan diartikan
sebagai segala jenis hubungan dengan suatu yang mengakibatkan adanya
kewajiban negara itu untuk melindungi orang yang bersangkutan. Adapun
menurut UU Kewarganegaraan RI, kewargannegaraan adalah segala hal ihwal
yang berhubungan dengan negara. (Pendidikan Kewarganegaraan Winarno, S.Pd.
M.Si)
Kewarganegaraan merupakan bagian dari konsep kewargaan. Maksudnya
warga yang ada di dalam suatu kota maka akan disebut warga kota, dimana warga
dan kota merupakan kesatuan politik. Kewarganegaraan memiliki kemiripan arti
dengan kata kebangsaan. Hanya saja yang membedakannya adalah hak untuk aktif
dalam perpolitikannya. Ada kemungkinan seseorang memiliki kebangsaan tanpa
menjadi seorang warga negara. Selain itu juga ada kemungkinan seseorang
memiliki hak poitik tanpa menjadi anggota bangsa dari suatu negara.
Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU no.12 tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia. Orang yang menjadi Warga Negara
Indonesia (WNI) adalah :
1. setiap orang yang belum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI.
2. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI.
3. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu
warga negara asing (WNA), atau sebaliknya.
4. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah
yang tidak memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah
tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut.
5. anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang WNI.
6. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI.

6
7. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui
oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan
sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin.
8. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu
lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
9. anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui.
10. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan
ibunya tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya.
11. anak yang lahir di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan ibu
WNI, yang kerena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan
memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan. Anak dari
seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum
12. mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.

Selain itu, juga diakui sebagai WNI bagi:


1. anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18
tanhun dan belum kawin, diakui secara sah oleh ayahnya yang
kewaganegaraan asing.
2. anak WNI yang belum berusia lima tahun, yang diangkat secara sah
sebagai anak oleh WNA berdasarkan penetapan pengadilan.
3. anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan
bertempat tinggal di wilayah RI, yang ayah atau ibunya memperoleh
kewarganegaraan Indonesia.
4. anak WNA yang belum berusia lima tahun yang diangkat anak secara sah
menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh WNI.

Kewarganegaraan Indonesia juga diperoleh bagi seorang termasuk dalam


situasi sebagai berikut:

7
1. Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan
bertempat tinggal di wilayah Republik Indonesia, yang ayah atau ibunya
memperoleh kewarganegaraan Indonesia.
2. Anak warga negara asing yang belum berusia lima tahun yang diangkat
anak secara sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh warga
negara Indonesia.

Sebagai warga negara yang baik, tentunya kita perlu mengenal konsep dan
asas kewarganegaraan kita. Tujuannya tidak lain adalah untuk memberikan
pengetahuan kepada pembaca mengenai konsep, asas, unsur, dan karakteristik
kewarganegaraan. Selain itu, disini juga akan membahas mengenai hak dan
kewajiban seorang warga negara.

I Konsep Dasar Tentang Warga Negara

Dalam pengertian Warga negara diartikan dengan orang-orangsebagai


bagian dari suatu penduduk yang menjadi unsur negara serta mengandung arti
peserta, anggota atau warga dari suatu negara, yakni peserta dari suatu
persekutuan yang didirikan dengan kekuatan bersama. Dahulu istilah warga
negara seringkali disebut hamba atau kawula negara yang dalam bahasa inggris
(object) berarti orang yang memiliki dan mengabdi kepada pemiliknya. AS Hikam
mendifinisikan bahwa warga negara yang merupakan terjemahan dari citizenship
adalah anggota dari sebuah komunitas yang membentuk negara itu sendiri.

Sedangkan Koerniatmanto S, mendefinisikan warga negara dengan anggota


negara. Sebagai anggota negara, seorang warga negara mempunyai kedudukan
yang khusus terhadap negaranya. Ia mempunyai hubungan hak dan kewajiban
yang bersifat timbal balik terhadap negaranya.

Dalam konteks Indonesia, istilah wrga negara (sesuai dengan UUD 1945
pasal 26) dikhususkan untuk bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan
undang-undang sebagai warga negara. Dalam pasal 1 UU No. 22/1958 bahwa
warga negara Republik Indonesia adalah orang-orang yang berdasarkan
perundang-undangan dan/atau perjanjian-perjanjian dan/atau peraturan-peraturan

8
yang berlaku sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga negara
Republik Indonesia.

II. Asas Kewarganegaraan

Asas kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasarkan ketentuan yang


telah disepakati dalam negara tersebut. Dalam menerapkan asas kewarganegaraan
dikenal dua pedoman penetapan, yaitu:

1). Asas kewarganegaraan berdasarkan kelahiran dijumpai dua bentuk asas


yaitu, ius soli dan ius sanguinis. Dalam bahasa Latin ius berarti hukum,
dalih atau pedoman, soli berasal dari kata solum yang berarti negeri, tanah
atau daerah dan sanguinis yang berarti darah. Dengan demikian, ius soli
berarti pedoman kewarganegaraan yang berdasarkan tempat atau daerah
kelahiran, sedangkan ius sanguinis adalah pedoman kewarganegaraan
berdasarkan darah atau keturunan.

2). Asas kewarganegaraan berdasarkan perkawinan yang dapat dilihat dari sisi
perkawinan yang mencakup asas kesatuan hukum dan asas persamaan
derajat. Asas kesatuan hukum berdasarkan pada paradigma bahwa suami-
istri ataupun ikatan keluarga merupakan inti masyarakat yang
meniscayakan suasana sejahtera, sehat dan tidak terpecah dalam suatu
kesatuan yang bulat, sehingga perlu adanya kesamaan pemahaman dan
komitmen menjalankan kebersamaan atas dasar hukum yang sama dan
meniscayakan kewarganegaraan yang sama pula. Sedangkan dalam asas
persamaan derajat ditentukan bahwa suatu perkawinan tidak menyebabkan
perubahan status kewarganegaraan masing-masing pihak. Mereka tetap
memiliki status kewarganegaraan sendiri sama halnya ketika mereka
belum diikatkan menjadi suami istri. Asas ini dapat menghindari terjadinya
penyelundupan hukum sehingga banyak negara yang menggunakan asas
persamaan derajat dalam peraturan kewarganegaraan.

9
III. Unsur-Unsur yang Menentukan Kewarganegaraan

Dalam menentukan kewarganegaraan setiap negara memberlakukan aturan


yang berbeda, namun secara umum terdapat tiga unsur yang seringkali digunakan
oleh negara-negara di dunia, antara lain:

1. Unsur Darah Keturunan (Ius Sanguinis)


Kewarganegaraan dari orang tua yang menurunkannya menentukan
kewarganegaraan seseorang, prinsip ini berlaku diantaranya di Inggris,
Amerika, Perancis, Jepang, dan Indonesia.
2. Unsur Daerah Tempat Kelahiran (Ius Soli)
Daerah tempat seseorang dilahirkan menentukan kewarganegaraan, prinsip
ini berlaku di Amerika, Inggris, Perancis, dan Indonesia, terkecuali di
Jepang.
3. Unsur Pewarganegaraan
Syarat-syarat atau prosedur pewarganegaraan disesuaikan menurut
kebutuhan yang dibawakan oleh kondisi dan situasi negara masing-
masing. Dalam pewarganegaraan ini ada yang aktif ada pula yang pasif.
Dalam pewarganegaraan aktif, seseorang dapat menggunakan hak opsi
untuk memilih atau mengajukan kehendak menjadi warga negara dari
suatu negara. Sedangkan dalam pewarganegaraan pasif, seseorang yang
tidak mau dijadikan warga negara suatu negara, maka yang bersangkutan
dapat menggunakan hak repuidasi yaitu hak untuk menolak pemberian
kewarganegaraan tersebut.
Pembicaraan status kewarganegaraan seseorang dalam sebuah negara ada
yang dikenal dengan apatride untuk orang-orang yang tidak mempunyai
status kewarganegaraan, bipatride untuk orang-orang yang memiliki status
kewarganegaraan rangkap/dwi-kewarganegaraan, dan multipatride untuk
menyebutkan status kewarganegaraan seseorang yang memiliki dua atau
lebih status kewarganegaraan.

10
IV. Karakteristik Warga Negara Yang Demokrat

Untuk membangun suatu tatanan masyarakat yang demokratis dan


berkeadaban, maka setiap warga negara yang disebut sebagai demokrat, yakni
antara lain sebagai berikut:

1. rasa hormat dan tanggung jawab


2. bersikap kritis
3. membuka diskusi dan dialog
4. bersikap terbuka
5. rasional
6. adil
7. jujur

Beberapa karakteristik warga negara yang demokrat tersebut, merupakan


sikap dan sifat yang seharusnya melekat pada seorang warga negara. Hal ini akan
menampilkan sosok warga negara yang otonom yang mempunyai karakteristik
lanjutan sebagai berikut:
1. memiliki kemandirian
2. memiliki tanggung jawab pribadi, politik dan ekonomi sebagai warga
negara
3. menghargai martabat manusia dan kehormatan pribadi
4. berpartisipasi dalam urusan kemasyarakatan dengan pikiran dan sikap
yang santun
5. mendorong berfungsinya demokrasi konstitusional yang sehat.

Pada umumnya ada dua kelompok warga negara dalam suatu negara, yakni
warga negara yang memperoleh status kewarganegaraan melalui stelsel
pasif/operation of law dan melalui stelsel aktif/by registration.
Dalam penjelasan umum Undang-Undang No.62/1958 bahwa ada tujuh
cara memperoleh kewarganegaraan Indonesia, yaitu karena kelahiran,
pengangkatan, dikabulkannya permohonan, pewarganegaraan, turut ayah dan atau
ibu serta karena pernyataan.

11
V. Hak Dan Kewajiban Warga Negara
Dalam konteks Indonesia, hak warga negara terhadap negara telah diatur
dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan berbagai peraturan lainnya yang
merupakan derivasi dari hak-hak umum yang digariskan dalam UUD 1945.
Diantaranya hak asasi manusia yang rumusan lengkapnya tertuang dalam pasal 28
UUD gubahan kedua.
Sedangkan contoh kewajiban yang melekat bagi setiap warga negara
antara lain kewajiban membayar pajak sebagai kontrak utama antara negara
dengan warga, membela tanah air (pasal 27), membela pertahanan dan keamanan
negara (pasal 29), menghormati hak asasi orang lain dan mematuhi pembatasan
yang tertuang dalam peraturan (pasal 28 J), dan sebagainya.
Prinsip utama dalam penentuan hak dan kewajiban warga negara dalah
terlibatnya warga secara langsung ataupun perwakilan dalam setiap perumusan
dan kewajiban tersebut sehingga warga sadar dan menganggap hak dan kewajiban
tersebut sebagai bagian dari kesepakatan mereka yang dibuat sendiri.
Setelah memahami konsep dan asas kewarganegaraan ini, maka tentunya
pembaca dapat menjadi warga negara yang mengerti posisinya. Bukan begitu?

18.1 Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia


Warga Negara Indonesia dengan sendirinya kehilangan
kewarganegaraannya karena:
1. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri;
2. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan
orang yang besangkutan mendapatkan kesempatan unntuk itu;
3. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonan
sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas) tahun atau
sudah kawin, bertempat tinggal di luar negeri dan dengan dinyatakan
hilang Kewarganegaraan Indonesia tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.
4. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari Presiden;
5. Secara sukarela masuk dalam dinas tentara asing, yang jabatan dalam
dinas semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan hanya dapat dijabat oleh Warga Negara Indonesia;

12
6. Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada
negara asing atau bagian dari negara asing tersebut;
7. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing.
8. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau
surat yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih
berlaku dari negara lain atas namanya; atau
9. Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5
(lima) tahun terus-menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan
yang sah dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap
menjadi WNI sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun itu berakhir, dan setiap
5 (lima) tahun berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan
ingin tetap menjadi WNI kepada Perwakilan Republik Indonesia yang
wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan padahal
Perwakilan Republik Indonesia tersebut telah memberitahukan secara
tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang bersangkutan tidak
menjadi tanpa kewarganegaraan.

18. 2 Permohonan Kewarganegaraan Indonesia

A. Anak Yang Lahir Pada Atau Sesudah tanggal 1 Agustus 2006

Anak yang lahir pada atau sesudah tanggal 1 Agustus 2006 secara otomatis
menjadi warga negara Indonesia, secara kemigrasian anak tersebut dapat
memperoleh Paspor RI. Namun demikian anak tersebut tetap harus didaftarkan di
kantor Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.

Tata Cara Pendaftaran

Permohonan pendaftaran dapat dilakukan di Kantor Perwakilan RI yang


wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal anak.

Mengisi formulir yang telah disediakan di Kantor Perwakilan RI serta harus


membawa:

13
1. Fotokopi kutipan Akte Kelahiran anak beserta aslinya
2. Fotokopi Akte Perkawinan/Buku Nikah orangtua beserta aslinya
3. Fotokopi Paspor Asing anak (jika sudah punya paspor asing) beserta
aslinya
4. Pasphoto anak terbaru yang berwarna dan berukuran 4x6 cm sebanyak 4
(empat) lembar.

Serahkan berkas pendaftaran tersebut kepada Pejabat Fungsi Konsuler


akan memeriksa kebenaran pengisian formulir dan kelengkapan pendaftaran
tersebut. Apabila pendaftaran belum dinyakanan lengkap maka berkas pendataran
tersebut akan dikembalikan kepada pemohon.
Jika berkas pendaftaran sudah dinyatakan lengkap, Fungsi Konsuler akan
menyelesaikan pendaftaran dan sebagai bukti bahwa pendaftaran telah dilakukan,
maka Perwakilan RI akan:
Menerbitkan Papor RI anak (penerbitan Paspor dikenakan biaya Kc.500,-)
Menerakan cap pada halaman pengesahan/endorsement pada Paspor RI
Memberikan keterangan secara affidavit untuk mendapatkan fasilitas
keimigrasian Paspor Asing anak Pendaftaran ini tidak dipungut biaya.

B. Anak Yang Lahir Sebelum Tanggal 1 Agustus 2006

Anak yang lahir sebelum tanggal 1 Agustus 2006 tidak otomatis menjadi
warga negara Indonesia, namun anak tersebut dapat memperoleh
kewarganegaraan Indonesia dengan melakukan pendaftaran yaitu mengajukan
permohonan secara tertulis dalam bahasa Indonesia di atas kertas bermaterai.

Tata Cara Pendaftaran

1. Permohonan pendaftaran dapat diajukan kepada Kepala Perwakilan


Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal anak
2. Mengisi formulir yang telah disediakan serta harus membawa:
a. Fotokopi kutipan Akte Kelahiran anak (sudah diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia) yang disahkan oleh Perwakilan RI

14
b. Surat pernyataan dari orangtua atau wali bahwa anak belum kawin jika
anak sudah berusia 16 (enam belas) tahun
c. Fotokopi paspor orangtua anak yang masih berlaku yang disahkan oleh
Perwakilan RI
d. Pas photo anak terbaru berwarna ukuran 4x6 cm sebanyak 6 (enam)
lembar.
3. Selain itu ada beberapa dokumen lain yang harus anda lengkapi,
diantaranya:
a. Bagi anak yang lahir dari perkawinan yang sah;harus melampirkan
fotokopi kutipan akte perkawinan/buku nikah atau kutipan akte
perceraian/surat talak/perceraian atau keterangan/kutipan akte
kematian salah seorang dari orangtua anak (sudah diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia) yang disahkan oleh Perwakilan RI;
b. Bagi anak yang diakui atau yang diangkat; harus melampirkan
fotokopi kutipan akte pengakuan atau penetapan pengadilan tentang
pengangkatan anak (sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia)
yang disahkan oleh Perwakilan RI;
4. Berkas permohonan pendaftaran tersebut akan diperiksa kelengkapannya
dan apabila berkas permohonan pendaftaran belum dinyatakan lengkap,
maka Kepala Perwakilan RI akan mengembalikan berkas pendaftaran
tersebut;
5. Jika berkas permohonan pendaftaran sudah dinyatakan lengkap maka
Kepala Perwakilan RI akan menyampaikan permohonan pendaftaran
tersebut kepada Menteri Hukum dan HAM RI;
6. Selanjutnya Menteri Hukum dan HAM RI akan memeriksa kelengkapan
berkas permohonan pendaftaran tersebut dan apabila berkas permohonan
pndaftaran tersebut belum dinyatakan lengkap maka Menteri Hukum dan
HAM RI akan mengembalikan berkas tersebut kepada kepada Perwakilan
RI;
7. Bila berkas permohonan pendaftaran sudah dinyatakan lengkap, maka
Menteri Hukum dan HAM RI akan menetapkan keputusan memperoleh
Kewarganegaraan RI;

15
8. Permohonan pendaftaran anak hanya dapat diproses apabila anda telah
mengajukan secara lengkap kepada Kepala Perwakilan RI paling lambat 1
Agustus 2010 atau jika diajukan melalui pos, permohonan pendaftaran
hanya dapat diproses apabila stempel pos pengiriman tertanggal paling
lambat 1 Agustus 2010.
9. Pendaftaran ini dikenakan biaya sebesar Kc. 1100.

C. Fasilitas Keimigrasian Bagi Anak Hasil Perkawinan Campuran yang


telah memperoleh Kewarganegaraan Indonesia

1. Bagi anak yang hanya memegang paspor asing pada saat masuk ke
Indonesia dibebaskan dari kewajiban memiliki visa, izin keimigrasian dan
izin masuk kembali.

2. Namun bagi anak anda yang mempunyai paspor RI dan paspor asing,
apabila melakukan perjalanan keluar/masuk wilayah Indonesia wajib
menggunakan satu paspor yang sama.

18. 3 Kewarganegaraan Multi Dimensi

Dimensi Pribadi

Kapasitas berpikir secara kritis dan sistematis


Pemahaman dan kepekaan terhadap masalah perbedaan budaya
Pemilihan pemecahan dan penyelesaian masalah
Kesediaan melindungi lingkungan

Dimensi Sosial

Keterlibatan individu dalam urusan masyarakat dan komunitasnya berupa


pemikiran, tindakan sosial.

Sifat-sifat Kewarganegaraan

Kemampuan mengenali dan mendekati masalah sebagai masyarakat


global.
Kemampuan bekerja sama dengan orang lain.

16
Kemampuan untuk memahami, menerima dan menghormati perbedaan
budaya.
Kemampuan berpikir kritis dan sistematis.
Kemampuan menyelesaikan konflik dengan cara damai.
Kemampuan mengubah gaya hidup dan pola makanan pokok yang sudah
biasa guna melindungi lingkungan.
Memiliki kepekaan terhadap dan mempertahankan hak asasi manusia
Kemauan dan kemampuan berpatisipasi dalam kehidupan politik pada
tingkat lokal, nasional dan internasional.

Isi Kewarganegaraan (Bronson, 1998: 5)

Civic Knowledge

Yaitu kandungan atau apa yang harus diketahui warga negara

Civic Skill

Kecakapan warga negara dalam mempraktekkan hak-haknya dan menunaikan


kewajiban sebagai anggota masyarakat yang berdaulat yang berupa kecakapan
intelektual dan partisipasif yang relevan

Civic Virtue

Nilai-nilai yang harus dipungai warga negara yang meliputi Civic Deposition
(karakter kewarganegaraan) dan Civic Commitment (komitmen kewarganegaraan)

Kewarganegaraan dan Nasionalitas

Istilah kewarganegaraan sering dipakai sebagai terjemahan dari nasionalitas


(nationality). Nasionalitas merupakan pengikat hubungan antara individu dan
negara. Tanpa nasionalitas individu tidak akan memperoleh perlindungan
negara sehingga nasionalitas berfungsi sebagai simbol atau identifikasi
individu dalam kaitannya dengan negara tertentu dalam lingkungan
internasional. Bukti nasionalitas adalah passport

17
Tujuan dan Isi Ilmu Kewarganegaraan

Tujuan kewarganegaraan adalah partisipatif yang bermutu dan


bertanggungjawab dari warga negara dalam kehidupan politik dan masyarakat
baik pada tingkat desa, lokal maupun nasional.

Tujuan dan Isi Civic Knowledge

Tujuan kewarganegaraan adalah partisipatif yang bermutu dan


bertanggungjawab dari warga negara dalam kehidupan politik dan
masyarakat baik pada tingkat desa atau komunitasnya, lokal maupun
nasional, maka partisifasi tersebut memerlukan penguasaan sejumlah
kompetensi kewarganegaraan yaitu:
Penguasaan terhadap pengetahuan dan pemahaman
Pengembangan kemampuan intelektual dan partisipatif
Pengembangan karakter dan sikap mental
Komitmen yang benar terhadap nilai dan prinsip demokrasi konstitutional

Kewarganegaraan dan Ilmu

Kewarganegaraan dalam mata kuliah ini dimaksud dengan ilmu


Kewarganegaraan sebagai terjemahan dari Civic atau Ilmu Civic, sama dengan
istilah politic yang diterjemahkan dengan ilmu politik saja walaupun dimaksud
adalah politik sebagai ilmu bukan politik sebagai fenomena praktis.

Kewarganegaraan sebagai ilmu karena mematuhi syarat espotimologi,


ontologi dan aksiologiu.

Civic Education

Adalah mata pelajaran dasar yang dirancang untuk mempersiapkan warga


negara muda untuk dapat melakukan peran aktif dalam masyarakat setelah
dewasa.
Ini merupakan istilah generik yang mencakup pengalaman belajar di
sekolah dan di luar sekolah seperti lingkungan keluarga, organisasi
keagamaan, ormas dan media.

18
Jadi Civic Education adalah konsep yang lebih luas dan civic education
menjadi bagian penting didalamnya.
Pendidikan demokrasi adalah usaha sistematis yang dilakukan negara dan
masyarakat untuk memfasilitasi individu warga negara agar memahami,
menghayati, mengembangkan dan mengamalkan konsep, prinsip dan nilai
demokrasi sesuai dengan status dan peranannya di masyarakat.
Jadi pendidikan demokrasi yang berupa Civic Education sebagai bagian
dari Citizenshift Education yang dimaksud untuk pengembangan watak dan
karakter warga negara yang peka, tanggap dan bertanggungjawab terhadap
masyarakat, bangsa dan negara.

Civic Disposition

Sikap dan kebiasaan warga negara dalam bidang privat dan publik yang
kondusif bagi berfungsi dan berlangsungnya sistem demokrasi
konstitusional secara sehat.
Karakter privat meliputi tanggungjawab moral, disiplin, penghargaan
terhadap harkat dan martabat manusia dari setiap individu.
Karakter publik meliputi kepedulian sebagai warga negara, kesopanan
mengindahkan aturan main (Rule of Law) berpikir kritis, kesediaan
mendengar, bernegosiasi dan berkompromi

Karakter Kewarganegaraan tersebut adalah

Keadaban atau Civility (Kesopanan yang mencakup penghormatan dan


partisifasi aktif dalam interaksi manusiawi)
Tanggungjawab individu dan kecenderungan untuk menerima tanggung
jawab pribadi dan konsekuensi dari tindakan pribadi
Disiplin diri dan penghormatan terhadap peraturan untuk pemeliharaan
pemerintah konstitusional tanpa perlu paksaan dari otoritas eksternal
Rasa kewarganegaraan (Civic-Mindedness) dan kehendak untuk
mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi sehingga
ada kepedulian serta keterbukaan pikiran yang mencakup keterbukaan dan
pengenalan terhadap kemerdekaan atau ambiguitas.

19
Civic Commitment

Artinya kesediaan warga negara untuk mengikatkan diri dengan sadar


kepada ide dan prinsip serta fundamental demokrasi kontitusional negara.
Identitas pribadi nilai-nilai keuangan negara tersebut sangat dipengaruhi Civic
Culture, karena Civic Culture merupakan seperangkat ide yang dapat diwujudkan
secara efektif dalam refresentase kebudayaan. Jadi sebagai haril penilaian
berkenan adaptasi psiko sosial individual dari ikatan budaya.

Identitas pribadi warga negara yang bersumber dari Civic Culture perlu di
kembangkan melalui Civic Education atau pendidikan kewarganegaraan dalam
berbagai bentuk dan latar.

18.4 Asas Kewarganegaraan

1. Kewarganegaraan Indonesia

Yang dimaksud dengan kewarganegaraan Indonesia menurut Undang-


Undang No.12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan adalah sebagai berikut:

a. Setiap orang yang berdasarkan perundang-undangan dua/atau berdasarkan


perjanjian Pemerintah RI dengan negara lain sebelum UU ini berlaku
sudah menjadi WNI.
b. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu WNI.
c. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu
WNA.
d. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNA dan ibu
WNI.
e. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI, tetapi
ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal
ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut.
f. Anak yang lahir dalam tenggan waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal
dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya WNI.
g. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI.

20
h. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNA
sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut
berusia 18 tahun atau belum kawin.
i. Anak yang lahir di wilayah Negara RI yang pada waktu lahir tidak jelas
status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
j. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah Negara RI selama ayah
dan ibunya tidak diketahui.
k. Anak yang lahir di wilayah Negara RI apabila ayah dan ibunya tidak
mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya.
l. Anak yang dilahirkan di luar wilayah Negara RI dari seorang ayah dan ibu
WNI yang kerena ketentuan dari negara setempat anak tersebut dilahirkan
memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.
m. Anak dari seorang ayah dan ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah dan ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah dan menyatakan janji setia.

2. Asas Kewarganegaraan
Asas kewarganegaraan yaitu dalam berfikir untuk menentukan masuk dan
tidaknya seseorang menjadi anggota/warga dari suatu negara.
Adapun asas-asas yang dianut dalam Undang-Undang No.12 Tahun 2006
adalah sebagai berikut:
a. Asas Ius Soli (Low of The Soli)
Adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan
negara tempat kelahiran.
b. Asas Ius Sanguinis (Law of The Blood)
Adalah penentuan kewarganegaraan berdasarkan keturunan/pertalian
darah. Artinya penentuan kewarganegaraan berdasarkan kewarganegaraan
orang tuanya bukan berdasarkan negara tempat kelahiran.
c. Asas Kewarganegaraan Tunggal
Adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang.
d. Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas

21
Adalah asas menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai
dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini.

3. Asas Kewarganegaraan Lainnya


Selain asas tersebut diatas, beberapa asas juga menjadi dasar penyusunan
Undang-Undang tentang Kewarganegaraan RI
a. Asas kepentingan nasional adalah asas yang menentukan bahwa peraturan
kewarganegaraan mengutamakan kepentingan nasional Indonesia, yang
bertekad mempertahankan kedaulatan sebagai negara kesatuan yang
memiliki cita-cita.
b. Asas perlindungan maksimum adalah asas yang menentukan bahwa
pemerintah wajib memberikan perlindungan penuh kepada setiap warga
negara RI dalam keadaan apapun baik di dalam maupun di luar negeri.
c. Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan adalah yang
menentukan bahwa setiap warga Negara RI mendapatkan perlakuan yang
sama di dalam hukum dan pemerintahan.
d. Asas kebenaran substantif adalah prosedur pewarganegaraan seseorang
tidak hanya bersifat administratif, tetapi jika substansi dan syarat-syarat
permohonan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
e. Asas nondiskriminatif adalah asas yang tidak membedakan perlakuan
dalam segala hal awal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar
suku, ras, agama, golongan, jenis kelamin dan gender.
f. Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia adalah
asas yang sama dalam segala hal awal yang berhubungan dengan warga
negara harus menjamin, melindungi dan memuliakan hak asasi manusia.
g. Asas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang
memperoleh atau kehilangan Kewarganegaraan RI diumumkan dalam
Berita Negara RI agar masyarakat mengetahuinya.

4. Undang-Undang Kewarganegaraan di Indonesia


Bebrapa peraturan perundang-undangan tentang kewarganegaraan RI setelah
Indonesia merdeka antara lain sebagai berikut:

22
a. UUD 1945 pasal 26
b. Undang-Undang No.3 Tahun 1946
c. Hasil persetujuan Konfrensi Meja Bundar
d. Undang-Undang No.62 Tahun 1958
e. Undang-Undang No.3 Tahun 1976
f. Undang-Undang RI No.12 Tahun 2006

5. Cara untuk memperoleh Kewarganegaraan


Berdasarkan Undang-Undang No.12 Tahun 2006 telah disebutkan beberapa
cara untuk memperoleh kewarganegaraan RI secara ringkas.
a. Memenuhi persyaratan pewarganegaraan RI.
b. Pemohonan mengajukan permohonan pewarganegaraan secara tertulis
dalam bahasa Indonesia dengan materai secukupnya kepada Presiden
melalui menteri yang disampaikan kepada pejabat.
c. Pemohon wajib menyerahkan dokumen atau surat-surat kemigrasian atas
namanya kepada kantor imigrasi dalam waktu 14 hari kerja setelah
pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia.
d. Menteri mengumumkan nama orang yang telah memperoleh
kewarganegaraan dalam Berita Negara RI.
e. Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara mengajukan dan memperoleh
kewarganegaraan RI diatur dalam Peraturan Pemerintah.
6. Hilangnya Kewarganegaraan RI
Berdasarkan Undang-Undang No.12 Tahun 2006 seseorang warga negara
Indonesia akan kehilangan kewarganegaraannya bila memenuhi hal-hal berikut:
a. Memilih kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri.
b. Tidak menolak dan tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan
orang yang bersangkutan mendapatkan kesempatan untuk itu.
c. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin presiden.
d. Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing.
e. Turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk
suatu negara asing.

23
18. 5 Informasi Kewarganegaraan

A. Undang-Undang No.12 Tahun 2006 Dan Peraturan Pelaksanaannya

1. Undang-Undang no.12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik


Indonesia
2. Peraturan Pemerintah no.2 tahun 2007 tentang tata cara memperoleh,
kehilangan, pembatalan dan memperoleh kembali kewarganegaraan
Republik Indonesia
3. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia no m.01-hl.03.01
tahun 2006 tentang tata cara pendaftaran untuk memperoleh
kewarganegaraan Rebuplik Indonesia berdasarkan pasal 41 dan
memperoleh kembali kewarganegaraan Republik Indonesia berdasarkan
pasal 42 undang-undang nomor 12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan
Republik Indonesia.
4. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia no m.02-hl.05.06
tahun 2006 tentang tata cara menyampaikan pernyataan untuk menjadi
warga negara Republik Indonesia
5. Peraturan Pemerintah no m. 80-hl.04.01 tahun 2007 tentang tata cara
pendaftaran, pencatatan, dan pemberian fasilitas keimigrasian sebagai
warga negara Indonesia yang berkewarganegaraan ganda

B. Tata Cara Pendaftaran Untuk Memperoleh Kewarganegaraan Republik


Indonesia

Pendaftaran WNI

Sehubungan dengan telah berlakunya Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2006


tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, maka bersama ini diberitahukan
bahwa berdasarkan Undang-Undang tersebut mereka-mereka yang tersebut di
bawah ini dapat memperoleh kewarganegaraan Indonesia dan dapat memperoleh
kembali kewarganegaraan Republik Indonesia, dengan cara mengajukan
permohonan pendaftaran kepada Menteri Hukum dan HAM melalui Kepala
Perwakilan RI setempat.

24
I. Memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia yang mengakibatkan
Dwi-kewarganegaraan
1. Sesuai dengan UU RI No.12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan, anak
yang dapat mendaftarkan diri untuk memperoleh kewarganegaraan
Republik Indonesia adalah:
a. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari Ayah Warga Negara
Indonesia (WNI) dan Ibu Warga Negara Asing (WNA);
b. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari Ayah Warga Negara
Asing (WNA) dan Ibu Warga Negara Indonesia (WNI);
c. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari Ibu Warga Negara
Asing (WNA) yang diakui oleh Ayah Warga Negara Indonesia (WNI)
dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak berusia 18 (delapan belas)
tahun atau belum kawin;
d. Anak yang lahir di luar wilayah Republik Indonesia dari Ayah dan Ibu
Warga Negara Indonesia (WNI), yang karena ketentuan dari Negara
tempat anak dilahirkan memberi kewarganegaraan kepada anak
tersebut;
e. Anak Warga Negara Indonesia (WNI) yang lahir di luar perkawinan
yang sah, belum berusia 18 (delapan belas) tahun dan belum kawin,
diakui secara sah oleh Ayah Warga Negara Asing (WNA);
f. Anak Warga Negara Indonesia (WNI) yang belum berusia 5 (lima)
tahun, diangkat secara sah sebagai anak oleh Warga Negara Asing
(WNA) berdasarkan Penetapan Pengadilan.
2. Anak-anak yang lahir SEBELUM UU RI No.12 Tahun 2006 disahkan
(tanggal 01 Agustus 2006 dan belum berusia 18 tahun/belum kawin)
dapat memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia dengan
mendaftarkan diri kepada Menteri Hukum dan HAM RI melalui Kepala
Perwakilan Republik Indonesia paling lambat 4 (empat) tahun atau paling
lambat sampai dengan tanggal 01 Agustus 2010.
3. Pendaftaran tersebut pada angka 2 diatas, dilakukan oleh salah seorang
orang tua atau wali si anak dengan mengajukan permohonan secara

25
tertulis dalam bahasa Indonesia di atas kertas bermaterai Rp.6.000,-
(Formulir Pendaftaran dapat diperoleh di Perwakilan Republik Indonesia)
4. Permohonan Pendaftaran harus dilampiri dengan:
a. Fotokopi Kutipan Akte Kelahiran anak yang disahkan oleh
Perwakilan RI;
b. Surat Pernyataan Orang Tua atau Wali bahwa anak belum kawin
(Anak yang sudah berusia 16 tahun atau lebih);
c. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau paspor salah satu orang tua anak
yang masih berlaku, yang disahkan oleh Perwakilan RI;
d. Pas foto anak terbaru berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 6 (enam)
lembar;
e. Fotokopi paspor anak bagi anak yang telah memiliki paspor, yang
disahkan oleh Perwakilan RI;
f. Bagi anak yang lahir dari perkawinan yang sah, harus melampirkan
fotokopi Kutipan Akte Perkawinan/Buku Nikah/Akte Perceraian/
Surat Talak/Akte Kematian salah seorang orang tua anak, yang
disahkan oleh Perwakilan RI;
g. Bagi anak yang diakui atau yang diangkat harus melampirkan
fotokopi kutipan Akte Pengakuan atau Penetapan Pengadilan tentang
pengangkatan anak yang disahkan oleh Perwakilan RI;
5. Perwakilan Republik Indonesia akan menyampaikan/meneruskan
permohonan pendaftaran tersebut kepada Menteri Hukum dan HAM
Republik Indonesia untuk menetapkan Keputusan Memperoleh
Kewarganegaraan Republik Indonesia.
6. Keputusan Memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia akan
disampaikan oleh Perwakilan Republik Indonesia kepada Pemohon,
setelah menerima Keputusan tersebut dari Menteri Hukum dan HAM RI.
7. Bagi anak-anak yang lahir SETELAH UU RI No.12 Tahun 2006 disahkan
(setelah 01 Agustus 2006 dan belum berusia 18 tahun/belum kawin)
permohonan kewarganegaraan tidak perlu mendapatkan persetujuan
Keputusan Menteri Hukum dan HAM melainkan dapat langsung diproses

26
oleh kepala Perwakilan RI. Sedang proses permohonan pendaftaran pada
angka 3 dan 4 di atas tetap berlaku sama.
8. Apabila kemudian dalam hal status Kewarganegaraan RI terhadap anak
anak tersebut di atas berakibat anak berkewarganegaraan ganda, maka
setelah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin, anak tersebut
harus menyatakan memilih salah satu kewarganegaraan.

Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan teseburt dibuat secara tertulis


dan disampaikan kepada Pejabat atau Perwakilan RI, dalam waktu paling lambat 3
(tiga) tahun setelah anak berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin.

II. Memperoleh Kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia


1. Bagi Warga Negara Indonesia yang bertempat tinggal di luar wilayah
Republik Indonesia selama 5 (lima) tahun atau lebih, tidak melaporkan diri
kepada Perwakilan Republik Indonesia dan telah kehilangan
kewarganegaraan Republik Indonesia sebelum UU Nomor 12 Tahun 2006
berlaku, dapat memperoleh kembali kewarganegaraannya dengan
mendaftarkan diri di Perwakilan Republik Indonesia dalam jangka waktu
paling lambat 3 (tiga) tahun, atau paling lambat sampai dengan tanggal 01
Agustus 2009, sepanjang tidak mengakibatkan kewarganegaraan ganda.
2. Pendaftaran tersebut pada angka 1, diajukan oleh Pemohon dengan
mengajukan permohonan tertulis dalam bahasa Indonesia di atas kertas
bermaterai Rp.6.000,- (Formulir Pendaftaran dapat diperoleh di Perwakilan
Republik Indonesia)
3. Permohonan Pendaftaran Memperoleh Kembali Kewarganegaraan RI harus
dilampiri dengan:
a. Fotokopi Kutipanakte Kelahiran/Surat Kenal Lahir/Ijazah/Surat-surat
lain yang membuktikan tentang kelahiran Pemohon, yang disahkan
oleh Perwakilan RI;
b. Fotokopi Paspor Republik Indonesia/surat yang bersifat paspor/surat-
surat lain yang dapat membuktikan bahwa pemohon pernah menjadi
warga Negara Indonesia, yang disahkan oleh Perwakilan RI;

27
c. Fotokopi kutipan Akte Perkawinan/Buku Nikah/Akte Perceraian/Surat
Talak/Akte Kematian Isteri/suami Pemohon yang telah kawin/cerai;
d. Fotokopi kutipan Akte Kelahiran Anak Pemohon yang belum berusia
18 (delapan belas) tahun dan belum kawin, yang disahkan oleh
Perwakilan RI;
e. Pernyataan Tertulis bermaterai Rp.6.000,- bahwa Pemohon akan setia
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila, UUD 1945
dan akan membelanya dengan sungguh-sungguh, serta akan
menjalankan kewajiban yang dibebankan negara sebagai Warga
Negara Indonesia dengan tulus dan ikhlas. (Formulir Pernyataan
tersedia di Perwakilan RI).
f. Pernyataan Tertulis bermaterai Rp.6.000,- bahwa Pemohon bersedia
menanggalkan kewarganegaraan asing yang dimilikinya apabila
memperoleh kewarganegaraan RI (Formulir Pernyataan tersedia di
Perwakilan RI);
g. Daftar Riwayat Hidup Pemohon;
h. Pas foto Pemohon terbaru berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 6
(enam) lembar.
4. Perwakilan Republik Indonesia akan menyampaikan/menerusakan
permohonan pendaftaran tersebut kepada Menteri Hukum dan HAM
Republik Indonesia untuk menetapkan Keputusan Memperoleh
Kewarganegaraan Republik Indonesia.
5. Keputusan Memperoleh Kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia
akan diberitahukan kepada Pemohon setelah Perwakilan Republik
Indonesia menerima Keputusan tersebut dari Menteri Hukum dan HAM RI.

Untuk keterangan selanjutnya, pemohon dapat menghubungi Konsulat Jenderal


Republik Indonesia di Cape Town, setiap hari kerja jam 09.30-15.00.

28
BAB IIIPENUTUP

a. Kesimpulan
Seseorang berhak menjadi warga negara Indonesia didasarkan adanya
asas-asas pribumi asli dan tanah kelahiran.
Hubungan institusi pemerintahan yang mengatasnamakan negara dengan
warga negara memiliki timbal balik.
Baik negara maupun warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk
saling memberikan konstribusi. Negara sebagai wadah bagi bangsanya dalam
menuju kehidupan yang di amanatkan melalui Undang-undang. Dan dalam
rangka penyeimbangan antara kedudukan antara warga negara dengan negara
maka dibuatlah hak dan kewajiban.

b. Saran
Masyarakat sebaiknya mempunyai kepribadian yang baik menurut
perundang-undangan Republik Indonesia sebagai wujud menjadi warga
negara yang baik. Warga negara juga dituntut untuk mampu berpartisipasi
secara cerdas dan bertanggung jawab dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Selain itu, warga negara yang baik dapat memenuhi hak dan
kewajiban warga negara yang telah tertuang dalam UUD 1945 yang
mencakup berbagai bidang.

29
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Pendidikan Kewarganegaraan oleh Benny (Bab 18)

Winarno.2009.Pendidikan Kewarganegaraan.Bumi Aksara : Jakarta

Al-rasyid, Machmud.2009.Konsep Dasar Kewarganegaraan.Surakarta : Widya


Duta

Internet

htetapi://www.tanahputih.org

30

Anda mungkin juga menyukai