Anda di halaman 1dari 11

Makalah

OLEH:

NAMA :SAHABADI GULO

PRODI : PAK

M. KULIAH : PKN

DOSEN :DRS. TUMPAK MANURUNG, S.H,MS.i

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI OIKUMENE INJILI

(STT-OI) SIDIKALANG

Tahun Pembuatan 2017


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karna rahmat- Nyalah kita
dapat meraskan kasih karunia yang begitu indah. Saya berterimakasih kepada bapak dosen yang
memberikan tugas dan tanggung jawab membuat makalah dengan judul: PATRIOTISME

Semoga tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua bagi siapa pun yang membacanya.

Syalooom.........

PENYUSUN

SAHABADI GULO

2
DAFTAR ISI
Kata Pengatar.................................1

Daftar Isi.....................................2

BAB I

PENDAHULUAN.............................................................................................................3

A. Latar belakang masalah

B. Permasalahan

C. Tujuan

BAB II

PEMBAHASAN..........................................4

A. PATRIOTISME...............................................................................................5
B. PATRIOTISME PEMUDA.............................................................................5
C. KISAH PATRIOTISME PEMUDA INDONESIA.........................................6
D. MANFAAT SIKAP PATRIOTISME DALAM PENDIDIKAN....................6
E. MEMBANGUN SIKAP PATRIOTISME PADA ANAK
MELALUI PENDIDIKAN..............................................................................6
F. PERMASALAHAN PATRIOTISME PEMUDA............................................6
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN..................................................................................................................7

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Patriotisme di Indonesia telah memiliki peranan penting dalam mengubah perjalanan
sejarah bangsa. Mulai dari sumpah pemuda tahun 1928 hingga era reformasi 1998.
Semuanya tak lepas dari peran pemuda pada saat itu.semangat patriotisme generasi muda
ini masih diperlukan kendati kemerdekaan republic Indonesia telah memasuki usia yang
ke-64 tahun. Bagaiman generasi muda saat ini membuktikan patriotismenya kepada
bangsa dan Negara ?

B. Permasalahan
Masih banyak siswa yang bolos sekolah
Banyak yang tidak mencintai produk dalam negri
Coretan-coretan kotor dimana-mana yang merusak keindahan lingkungan
Masih ada yang tidak menaaati peraturan sekolah
Membuang sampah sembarangan
Perkelahian antar pelajar

C. Tujuan
Melalui pendidikan diharapkan dapat mendidik sumber daya manusia (SDM)
Indonesia sejak dini agar memiliki jiwa patriotisme. Sebab jika kita menghayati
dan memahami diri sebagai bagian dari bangsa kita perlu merenungkan bagaimana
dapat menghentikan dan menyelamatkan bumi dan tanah air kita dari kehancuran.
Sebab karena kelemahan dari sebagian masyarakat kita telah menyebabkan
kehilangan banyak hal. Untuk itulah mulai sekarang kita harus berbenah diri,
berusaha dan berjuang.

4
BAB II

PEMBAHASAN

PATRIOTISME

Patriotisme adalah sikap yang berani, pantang menyerah dan rela berkorban demi bangsa
dan negara. Patriotisme berasasal dari kata patriot dan isme yang berarti sifat
kepahlawanan atau jiwa pahlawan, atau heroism dan patriotism dalam bahasa
inggris. Pengorbanan ini dapat berupa pengorbanan harta benda maupun jiwa raga.

22.1 patriotisme pemuda


Patriotisme di Indonesia telah memiliki peranan penting dalam mengubah perjalanan
sejarah bangsa. Mulai dari sumpah pemuda tahun 1928 hingga era reformasi 1998. Semuanya tak
lepas dari peran pemuda pada saat itu.semangat patriotisme generasi muda ini masih diperlukan
kendati kemerdekaan republic Indonesia telah memasuki usia yang ke-64 tahun. Bagaiman
generasi muda saat ini membuktikan patriotismenya kepada bangsa dan Negara ?

Banyak cara yang bisa dilakukan para generasi muda untuk menunjukkan rasa
patriotismenya. Yakni dengan mengisi kegiatan sehari-harinya dengan hal-hal positif dan
berguna bagi dirinya sendiri, masyarakat dan bangsa. Seperti lewat kegiatan olahraga, seni,
diskusi, pendidikan dan lain sebagainya. Generasi muda yang anti patriotism adalah mereka-
mereka yang melakukan hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan, norma sosial
dan agama serta dapat merugikan dirinya sendiri. Seperti mengondumdi narkotika dan obat-
obatan terlarang, gemar minum minuman keras, ppergaulan bebas dan sejenisnya adalah bentuk
dari sikap anti patriotisme.

Seharusnya para pemuda Indonesia menerapkan prinsip student Today. Leader


Tomorrow. Maksudnya pemuda harus terus belajar meningkatkan kualitas dirinya, sehingga
kelak dapat menjadi pemimpin yang baik. Karena pendidikan memiliki peran penting dalam
membentuk jiwa patriotisme paraa generasi pemuda.

5
22.2 kisah patriotisme pemuda Indonesia

Salah satu contoh kisah patriotisme pemuda Indonesia ialah adanya gerakan sumpah
pemuda yang bertujuan untuk mempersatukan bangsa Indonesia. Pada pertengahan 1923,
serombongan mahasiswa yang bergabung dalam Indnesische Vereeninging (nantinya berubah
menjadi perhimpunan Indonesia) kembali ketanah air. Kecewa dengan perkembangan kekuatan-
kekuatan perjuangan diindonesia, dan melihat situasi politik yang dihadapi, mereka membentuk
kelompok studi yand dikenal amat berpengaruh, karena keaktifannya dalam diskursus
kebangsaan saat itu. Pertama, adalah Kelompok Studi Indonesia (Indonesische Studiee-Club)
yang dibentuk disurabaya pada tanggal 29 oktober 1924 oleh soetomo. Kedua, Kelompok Studi
Umum(Aglemeene Studie-Club) direalisasikan oleh para nasionalis dan mahasiswa Sekolah
Tinggi Teknik di Bandung yang dimotori oleh Soekarno pada tanggal 11 Juli 1925

Suatu gejala yang tampak pada gerakan mahasiswa dalam pergolakan politik dimasa
kolonial hingga menjelang era kemerdekaan adalah maraknya pertumbuhan kelompok-kelompok
studi sebagai wadah artikulatif dikalangan pelajar dan mahasiswa. Diinspirasi oleh pembentukan
Kelompok Studi Surabaya dan Bandung, menyusul kemudian Perhimpunan Pelajar-Pelajar
Indonesia (PPPI), Prototipe organisasi yang menghimpun seluruh elemen gerakan mahasiswa
yang bersifat kebangsaan tahun 1926, keloompok Studi St. Bellarmius yang menjadi wadah
mahasiswa Katolik, Cristelijke Studenten Vereninging (CSV) bagi mahasiswa Kristen, dan
studenten Islam Studie-club (SIS) bagi mahasiswa islam pada tahun 1939-an.

Lahirnya pilihan pengorganisasian diri melalui kelompok-kelompok studi tersebut,


dipengaruhi kondisi tertentu dengan beberapa pertimbangan rasional yang melatari suasana
politis saat itu. Pertama, banyak pemuda yang merasa tidak dapat menyesuaikan diri, bahkan
tidak sepaham dan kecewa dengan organisasi-organisasi politik yang ada. Sebagian besar
pemuda saat itu, misalnya menolak ideologi komunis (PKI) maka mereka mencoba bergabung
dengan kekuatan organisasi lain seperti Serekat Islam (SI) dan Boedi Oetomo. Namun, karena
kecewa tidak dapat melakukan perubahan dari dalam dan melalui program kelompok-kelompok
pergerakan dan organisasi politik tersebut, maka mereka kemudian melakukan pencarian model
gerakan baru yang lebih representatif.

6
Kedua, kelompok studi dianggap sebagai media alternatif yang paling memungkinkan
bagi kaum terpelajar dan mahasiswa untuk mengkonsolidasikan potensi kekuatan mereka secara
lebih bebas pada masa itu, dimana kekuasaan kolonialisme ssudah mulai represif terhadap
pembentukan organisasi-organisasi massa maupun politik.

Ketiga, karena melalui kelompok studi pergaulan diantara para mahasiswa tidak dibatasi
sekat-sekat kedaerahan, kesukuan, dan keagamaan yang mungkin memperlemah perjuangan
mahasiswa.

Ketika itu, disamping organisasi politik memang terdapat beberapa wadah perjuangan
pemuda yang bersifat keagamaan, kedaerahan, dan kesukuan yang tumbuh subur, seperti jong
java, jong sumateranen, Bond, jong Celebes, dan lain-lain. Dari kebangkitan kaum terpelajar,
mahasiswa, intelektual, dan aktivis pemuda itulah, munculnya generasi baru pemuda Indonesia:
generasi 1928. Maka, tantangan zaman yang dihadapi oleh generasi ini adalah menggalang
kesatuan pemuda, yang secara tegas di jawab dengan tercetusnya sumpah pemuda pada tanggal
28 oktober 1928. Sumpah pemuda di cetuskan melalui Kongres pemuda II yang berlangsung di
Jakarta pada 26-28 Oktober 1928, dimotori oleh PPPI.

Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar


Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggotapelajar dari seluruh
Indonesia. Atas inisiatif PPPI, konggres dilaksanan ditiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam
tiga kali rapat. Rapat pertama, sabtu, 27 oktober 1928, di Geduung Katholieke Jongenlingen
Bond (KJB), Lapangan Bantang. Dalam sambutannya, Soegondo berharap kongres ini dapat
memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian
moehammad jamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima
factor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum, adat,
pendidikan, dan kemauan.

Rapat kedua, Minggu, 28 oktober 1928, digedung Oost-Java Bioscoop, membahas


masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, sependapat
bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara
pendidikan disekolah dan dirumah. Anak juga harus dididik secara demokratis. Pada sesi
berikutnya, soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan

7
kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemumkakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan
dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan
mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu Indonesia karya Wage Rudolf


Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup
dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu
diucapkan sebagai sumpah setia, berbunyi:

SOEMPAH PEMOEDA
Pertama:
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH YANG
SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua:
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE,
BANGSA INDONESIA
Ketiga:
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN,
BAHASA INDONESIA

Djakarta, 28 Oktober 1928

22.3 Manfaat Sikap Patriotisme dalam pendidikan


Kita tahu patriotisme merupakan wujud sikap cinta tanah air. Pendidikan yang baik
adalah pendidikan yang menyentuh aspek jiwa pada pelajar. Patriotisme membawa kemajuan
bangsa apalagi dalam bidang pendidikan.

Sikap patriotisme, nasionalisme, dan hidup mandiri merupakan hal yang sangat penting.
Karena akan membawa kemakmuran dan kemajuan suatu bangsa.

8
22.4 Membangun sikap patriotisme pada anak melalui pendidikan

Melalui pendidikan diharapkan dapat mendidik sumber daya manusia (SDM) Indonesia
sejak dini agar memiliki jiwa patriotisme. Sebab jika kita menghayati dan memahami diri
sebagai bagian dari bangsa kita perlu merenungkan bagaimana dapat menghentikan dan
menyelamatkan bumi dan tanah air kita dari kehancuran. Sebab karena kelemahan dari sebagian
masyarakat kita telah menyebabkan kehilangan banyak hal. Untuk itulah mulai sekarang kita
harus berbenah diri, berusaha dan berjuang.

Program ini harus ditanamkan pada anak sejak dini. Dengan menanamkan sikap tersebut
sejak dini generasi penerus kita mampu bertindak sesuai dengan nuraninya dan mampu
membangun bangsa tanpa tergantung dari bangsa lain. Mengingat pentingnya hal terdebut
sehingga harus diajarkan pada anak sejak usia dini. Sebab pendidikan yand diberikan pada anak
sejak dini dapat memberikan dasar pengetahuan secara spiritual, emosional, dan intelektual
dalam mencapai potensi yang optimal. Jika pendidikan sudah diberikan dengan tepat sesuai
dengan bakat dan lingkungan peserta maka lima atau sepuluh tahun kedepan negara kita akan
memiliki asset SDM yang berkualitas dan tangguh sehingga dapat bersaing dengan bangsa lain
dan memiliki keunggulan.

22.5 permasalahan patriotisme siswa


Mengenai sikap patriotisme siswa sangat minim. Gambaran ini tercermin dari banyaknya
penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan siswa, yaitu sebagai berikut:

1. Masih banyak siswa yang bolos sekolah.


2. Banyak yang tidak mencintai produk dalam negeri.
3. Coretan-coretan kotor dimana-mana yang merusak keindahan lingkungan.
4. Masih ada yang tidak menaati peraturan sekolah.
5. Membuang sampah sembarangan.
6. Perkelahian antar pelajar.

9
Semua patut prihatin dengan keadaan tanah air yang semakin hari semakin berkurang
sikap patriotisme, yang sebenarnya dapat diatasi dengan langkah atau tindakan yang sifatnya
menyeluruh. Yang paling utama dari diri sendiri yang punya keinginan untuk merubahnya.

Usaha-usaha yang dapat dilakukan pihak sekolah untuk memperbaiki pola pikir siswa
tentang sikap patriotisme:

1. Melestarikan budaya bangsa (seperti: melakukan upacara bendera setiap hari senin dan
hari-hari penting)
2. Melaksanakan study tour ke museum yang berisi sejarah tentang patriotisme
kepahlawanan.
3. Membudidayakan buang sampah pada tempatnya dan tepat waktu dating kesekolah.
4. Melestarikan budaya malu: bila terlambat, bila tidak mengerjakan tugas.

10
BAB III

KESIMPULAN

Melestarikan budaya bangsa (seperti: melakukan upacara bendera setiap hari senin
dan hari-hari penting)
Melaksanakan study tour ke museum yang berisi sejarah tentang patriotisme
kepahlawanan.
Membudidayakan buang sampah pada tempatnya dan tepat waktu dating kesekolah.
Melestarikan budaya malu: bila terlambat, bila tidak mengerjakan tugas.

11

Anda mungkin juga menyukai