Anda di halaman 1dari 14

Makalah

GOOD GOVERNANCE PEMERINTAH DAN PEMERINTAHAN

OLEH :

NAMA : MEMOITO SIDABARIBA

PRODI : PAK

T/S : I/I

M.KULIAH : PKN

D.PENGAMPU: Drs.Tumpak Manurung,SH,M.Si

STTOI (SEKOLAH TINGGI TEOLOGI OIKUMENE INJILI)

2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Saya juga berterima kasih kepada Drs.Tumpak
Manurung S.h M.si yang telah memberikan saya waktu untuk menyelessaikan makalah
Pendidikan Dasar ini. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan
dari teman-teman
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan
maupun pengalaman saya. Saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh
karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Penulis

Memoito Sidabariba

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

PENDAHULUAN .................................................................................................................. 4

1. Latar belakang ................................................................................................................. 4

2. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4

BAB II 5

PEMBAHASAN .................................................................................................................... 5

GOOD GOVERNANCE, ....................................................................................................... 5

PEMERINTAH DAN PEMERINTAHAN ............................................................................ 5

A. Definisi dan Pilar-Pilar Good Governance ..................................................................... 5

B. PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE ................................................................ 6

C. PEMERINTAH DAN PEMERINTAHAN..................................................................... 8

3
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Karena seiring dengan gerakan pembersihan pemerintahan buruk yang
ditandai dengan saratnya tindakan KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).
Sebenarnya menurut pandangan masyarakat Transparansi Indonesia wacana good
governance mendapat relevansinya di indonesia paling tidak dengan tiga subtema
: pertama, krisis ekonomi dan krisis politik yang terus berlarut-larut dan belum
ada tanda-tanda akan segera berakhir. kegiatan pemerintah lebih menyangkut
pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik dalam rangka mencapai tujuan
masyarakat negara.

2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan penjabaran Good Governance ?.
2. Apa pengertian Pemerintah dan pemerintahan ?.

4
BAB II
PEMBAHASAN
GOOD GOVERNANCE,
PEMERINTAH DAN PEMERINTAHAN

A. Definisi dan Pilar-Pilar Good Governance

Salah satu istilah penting yang muncul ke permukaan dan begitu popular pasca
runtuhnya rezim Order Baru dan bergulirnya gerakan reformasi adalah good governance.
Istilah ini selalu dikutip atau disebut dalam setiap even penting yang menyangkut masalah
pemerintahan, baik dalam pidato-pidato resmi para pejabat Negara maupun obrolan biasa
di tengah kalangan masyarakat umum.

Istilah good governance makin popular seiring dengan gerakan pembersihan


pemerintahan buruk yang ditandai dengan saratnya tindakan KKN (Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme). Sebenarnya menurut pandangan masyarakat Transparansi Indonesia wacana
good governance mendapat relevansinya di indonesia paling tidak dengan tiga subtema :
pertama, krisis ekonomi dan krisis politik yang terus berlarut-larut dan belum ada tanda-
tanda akan segera berakhir. Kedua, masih banyak nya korupsi dan berbagai bentuk
penyimpangan dalam penyelenggaraan Negara. Ketiga, kebijakan otonomi daerah yang
merupakan harapan besar bagi proses demokratisasi dan sekaligus kekhawatiran bila
program tersebut gagal di tengah jalan.

Meskipun istilah ini makin populer ternyata dalam pemaknaan atau pendefinisian nya
berbeda-beda. Setidaknya ada empat pengertian yang menjadi arus utamanya, yakni
pertama, good governance dimaknai sebagai kinerja suatu lembaga, misalnya kinerja
pemerintahan suatu negara, perusahaan atau organisasi masyarakat yang memenuhi
persyaratan-persyaratan tertentu. Pengertian ini merujuk pada arti asli kata governing
yang berarti mengarahkan atau mengendalikan atau mempengaruhi masalah publik dalam
satu negara; kedua, good governance dimaknai sebagai penerjemah kongkrit dari
demokrasi dengan meniscayakan civic culture sebagai penopang keberlajutan demokrasi
itu sendiri; ketiga good governance di artikan sebagai pengelolaan pemerintahan yang

5
baik; dan keempat, good governance diartikan dengan istilah aslinya atau tidak
diterjemahkan karena memandang luas nya dimensi good governance yang tidak

Pada telaah buku ini good governance diartikan sebagai tandah tingkah laku atau
tindakan yang baik didasarkan pada kaidah-kaidah tertentu untuk pengelolaan masalah-
masalah publik dalam kehidupan keseharian.

Tuntutan subjek dari pengertian good governance di atas, berarti tidak hanaya di
tunjukkan kepada penyelenggara Negara atau pemerintahan, melainkan juga pada
masyarakat diluar struktur birokrasi pemerintahan. Struktur luar di maksut adalah swasta
dan masyarakat madani atau masyarakat sipil. Di sini baik negara, swasta, maupun
masyarakat sipil adalah pilar-pilar utama bagi tegaknya good governance. Oleh karena itu
dapat di katakan bahwa good governance sebagai sebuah paradikma baru dapat terwujud
bagi ketiga pilar penduduknya berfungsi secara baik. Negara dengan pemerintahan nya
dituntut untuk merubah pola pelayanan dari elitis menjadi populis. Sektor swasta bagi
pengelola sumber daya di luar negara dan birokrasi pemerintahan pun Harus memberikan
kontribusi dalam usaha pengelolaan sumberdaya tersebut. Sedangkan masyarakat madani
berpartisipasi aktif dalam setiap proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik
sehingga menjadi kekuatan penyeimbang negara.

B. PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE

Memahami prinsip-prinsip good governance terlebih dahulu sesugguhnya merupakan


langkah kunci untuk memahami lebih jauh mengenai good governance. Bertolak dari
prinsip-prinsip ini akan di dapatkan tolak ukur tindakan pemerintahan yang baik.
Berkaitan dengan prinsip-prinsip good governance, masyarakat transparansi indonesia
(MTI) merumuskan sebagai berikut:
1. Partisipasi masyarakat: semua warga masyarakat mempunyai suara dalam
pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembaga-lembaga
perwakilan sah yang mewakili kepentingan mereka. Patisipasi menyeluruh tersebut
dibangun berdasarkan kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat, serta
kapasitas untuk berpartisipasi secara konstruktif.

6
2. Tegagaknya supermasi hukum: kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa
pandang buluh, termasuk didalam nya hukum-hukum yang menyangkut hak asasi
manusia.
3. Transparansi: Transparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas. Seluruh
proses pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-
pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat
dimengerti dan dipantau.
4. Peduli pada stakeholder: lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintahan harus
berusaha melayani semua pihak yang berkepentingan.
5. Berorientasi pada konsensus: tata pemerintahan yang baik menjembatani kepentingan-
kepentingan yang berbeda demi terbangunnya suatu konsensus menyeluruh dalam hal
apa yang terbaik bagi kelompok-kelompok masyarakat, dan bila mungkin, konsensus
dalam hal kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur.
6. Kesetaran: semua warga masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki atau
mempertahankan kesejahteraan mereka.
7. Efektifitas dan Efesiensi: proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga
membuahkan hasil sesuai kebutuhan warga masyarkat dan dengan menggunakan
sumber-sumber daya yang ada seoptimal mungkin.
8. Akuntabilitas: para pengambilan di pemerintah, sektor swasta dan organisasi-
organisasi masyarakat bertanggungjawab baik kepada masyarakat maupun kepada
lembaga-lembaga yang berkepentingan. Bentuk pertanggung jawaban tersebut
berbeda dengan yang lainnya tergantung dari jenis organisasi yang bersangkutan.
9. Visi Strategis: para pimpinan dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh
ke depan atas tata pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta kepekaan
akan apa saja yang di butuhkan untuk mewujudkan perkembangan tersebut. Selain itu
mereka juga harus memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejarahan, budaya dan
sosial yang menjadi dasar bagi perspektif tersebut.

7
C. PEMERINTAH DAN PEMERINTAHAN

1. Konsepsi

Sebagai mana disebutkan di atas, bahwa salah satu pilar good governance
adalah pemerintah dan pemerintahan. Pada bagian ini akan digambarkan
mengenai konsep pemerintah. Secara batasan, ada perbedaan antara pemerintah
dan pemerintahan. Pemerintah merupakan aparat yang menyelenggarakan tugas
dan kewenangan negara. Sedangkan pemerintahan adalah tugas dan kewenangan
itu sendiri. Tugas adalah segala kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan.
Tujuan sifatnya statis, sedangkan tugas sifatnya dinamis. Dan kewenangan ialah
hak yang melekat pada seseorang atau sejumlah orang untuk melaksanakan tugas.
Gabungan antara tugas dan kewenangan adalah fungsi. Oleh karena itu tugas dan
kewenagan negara disebut fungsi negara. Demikian juga halnya dengan tugas dan
kewenagan pemerintah disebut fungsi pemerintah atau funsi pemerintahan.

Dari sisi bahasa (etimologis) pemerintah (government) berasal dari kata


yunani,kubernan atau nahkoda kapal. Ini artinya, menatap kedepan. Jadi
memerintah artinya adalah melihat kedepan, menentukan berbagai kebijakan
yang diselenggarakan untuk mencapai tujuan masyarakat negara, memperkirakan
arah perkembangan masyarakat pada masa yang akan datang, dan mempersiapkan
langkah-langkah kebijakan untuk menghadapi perkembangan masyarakat, serta
mengelola dan mengarahkan masyarakat ketujuan yang ditetapkan. Oleh sebab
itu, kegiatan pemerintah lebih menyangkut pembuatan dan pelaksanaan keputusan
politik dalam rangka mencapai tujuan masyarakat negara.

Adapun kata pemerintahan, setidak-tidaknya, mengandung tiga pengertian.


Tiga penertian ini dilihat dari aspek kegiatan (dinamika), struktural nasioanal, dan
aspek tugas dan kewenangan (fungsi). Pertama, apabila ditinjau dari segi
dinamika, pemerintahan berarti segala kegiatan atau usaha yang terorganisasikan
mengandung arti bahwa segala kegiatan yang memenuhi syarat-syarat organisasi.
Pengertian bersumber pada kedaulatan ialah bersumber pada pemegangan
kedaulatan dalam negara, umpamanya rakyat. Berikutnya berdasarkan pada dasar
negara berarti segala kegiatan pemerintahan dilandasi ideologi dan falsafah
negara, umpamanya pancasila dan UUD 1945 di negara indonesia

8
Kedua, dari segi struktural funsional, pemerintahan berarti seperangkat fungsi negara,
yang satu sama lain saling berhubungan secara funsional, dan melaksanakan fungsinya atas
dasar-dasar tertentu demi tercapainya tujuan negara. Kemudian, ketiga, dari segi tugas dan
kewenagan negara, pemerintahan berarti seluruh tugas dan kewenagan negara, pemerintah
berarti seluruh tugas dan kewenagan negara. Mengacu pada tiga pengertian tersebut kiranya
dapat ditegaskan bahwa pemerintahan adalah segala kegiatan yang berkaitan dengan tugas
dan kewengan negara (fungsi negara). Sedangkan yang melaksanakan tugas dan kewenagan
negara itu adalah negara. Berkaitan dengan pemerintahan diatas, maka kiranya terdapat
pengertian pemerintahan dalam pengertian luas dan pengertian sempit.pemerintahan dalam
pengeritian luas berarti seluruh funsi negara, seperti legislatif, eksekutif, dan yudikatif,
sementara pemerintahan dalam pengertian sempit menyangkut fungsi eksekutif saja.
Demikian juga dengan pengertian pemerintah, dapat dalam arti luas, yakni seluruh aparat
yang melaksanakan fungsi-fungsi negara, dan pengertian pemerintahan dalam arti sempit
yakni menyangkut aparat eksekutif saja (kepala negara/pemerintahan dan kabinetnya).

Dalam hal pelaksanaan di lapangan, pemerintahan disetiap negara sangat beragam.


Keragaman itu bisa berupa kemiripan-kemiripan ataupun sama sekali berbeda satu sama lain
nya. Hal demikian itu menyangkut bentuk-bentuk pemerintahan yang dianut dan dijalankan
oleh suatu negara. Bentuk pemerintahan suatu negara dapat ditentukan menurut: pertama,
ditinjau dari segi jumlah orang yang memerintah. Dari segi ini menimbulkan bentuk
pemerintahan yang berbeda-beda, yaitu monarki, oligarki, dan demokrasi. Kedua, ditinjau
dari segi cara pengangkatan kepala pemerintahan. Segi ini menimbulkan bentuk
pemerintahan yang berbeda, yaitu kerajaan dan republik. Dan ketiga, ditinjau dari segi
kabinet dan fungsi kepala negara. Segi ini menimbulkan bentuk pemerintahan yang berbeda
yakni kabinet parlementer (pemerintahan parlementer) dan kabinet presidensial
(pemerintahan presidensial).

2. Bentuk Pemerintahan: Monarki, Oligarki, dan Demokrasi

Menurut Kranenburg, pembedaan dan pembagian dari sudut jumlah orang yang
memerintah ini penting, karena, ada hubungan signifikal dan nyata antara jumlah
orang yang memegang kekuasaan pemerintahan itu dengan cara bekerjanyaorganisasi
negara itu. Jelas sekali, menurutnya, bahwa kelancaran kerjanya akan kurang, kalau

9
terlalau banyak orang mengatur. Sebaliknya, jika rakyatnya banyak mendapat
mendapat kesempatan bersuara, maka tentulah kepentingan bersama lebih pendapat
perhatian sewaktu mengadakan perundingan-perundiungan dan mengambil
keputusan.

Dikatakan bentuk pemerintahan monarki adalah apabila pemerintahan itu terletak


ditangan satu orang. Monarki sendiri berasal dari kata mono yang berarti satu dan
Archien yang berarti memerintah. Jadi, monarki adalah satu orang yang
memerintah. Namun apabila suatu pemerintahan terletak di beberapa orang maka
pemerintahan itu disebut oligharki (oligoi-archen, beberapa orang memerintah).
Oligharki adalah bentuk pemerintahan dimana kekuasaan negara terletak ditangan
sejumlah orang yang memerintah ini, mungkin juga yang bentuk yang terjadi itu
bentuk arsitokrasi adalah letak pemerintahan ada ditangan sejumlah kecil dari rakyat
yang merupakan orang-orang yang terbaik dan menjalankan kekuasaan itu untuk
kepentingan semua orang sementara itu, jika kekuasaan pemerintahan terletak
ditangan rakyat bersama-sama, pemerintahan itu disebut, demokrasi. (demoscratien:
rakyat memerintah).

3. Bentuk Pemerintahan: Kerajaan dan Republik

Pembagian kategori bentuk pemerintahan ini berdasarkan pada sudut pandang


cara penunjukan kepala negara. Dewasa ini pembagian dan pembedaan bentuk
pemerintahan berdasarkan jumlah orang yang memerintah kecenderungan tidak
banyak digunakan lagi. Kini yang banyak digunakan adalah pembedaan antara
bentuk pemeritahan, kerajaan (monarki) dan republik.

George Jellinek (1851-1911), dalam bukunya Algeimene Staatslehre


menyatakan bahwa perbedaan antara monarki dan republik itu didasarkan pada
cara pembentukan kehendak negara (Der Staatslichen Willensbildung). Apa bila
kehendak negara terjelma dari satu orang, maka disitu terdapat bentuk
pemerintahan monarki, sedangkan apa bila kehendak negara menjelma sebagai
kehendak rakyat, maka disitu terdapat bentuk pemerintahan republik.

Sementara itu, Leon Duguit (1859-1928), secara lebih sederhana lagi, dalam
bukunya Traite de Droit Constitutionnel, menerangkan bahwa monarki adalah

10
pemerintahan dimana terdapat kepala negara yang turun temurun: republik ialah
apabila tidak terdapat kepala negara atau dimana kepala negara tidak berganti
secara turun temurun.

Apabila ditinjau dari sisi yang lain, kiranya monarki dapat dibedakan;
pertama, monarki absolut atau kerajaan mutlak, yaitu raja selaku kepala negaranya
memegang seluruh kekuasan negara. Raja berkuasa mutlak terhadap seluruh
kekuasaan negara. Raja berkuasa mutlak terhadap seluruh kekuasaan negara, baik
eksekutif, legislatif, maupun yudikatif. Monarki absolut biasanya dilandasi paham
teokrasi, yaitu raja dianggap sebagai penjelmaan Tuhan atau wakil Tuhan di bumi.
Contoh monarki absolut ialah Louis XIV yang terkenal dengan semboyan
kenegaraan nya, Letat c-est moiatau negara itu adalah saya

Dan kedua, monarki konstitusional atau kerajaan yang dibatasin undand-


undang dasar, yaitu kekuasaan raja selaku kepala negara dibatasi oleh konstitusi.
Monarki konstitusional sering disebut juga monarki modren. Umum nya
pemerintahan monarki absolut kini adalah monarki konstitusional, seperti inggris
dan belanda.

Harus juga dikatakan disini, bahwa menurut Otto Koellreutter, dalam buku
nya Grundsatz de Allgemeine staat-slehre di samping monarki dan republik
terdapat lagi jenis ke-3, yakni otoriter yang dinamakannya Autoritaren Fuhrer-
staat. bentuk pemerintahan ini terkadang disebut juga republik mutlak atau
kediktatoran. Seperti dalam republik, diktator atau kepala negara kediktatoran,
ketika akan menduduki jabatannya harus dipilih oleh rakya, tetapi keudiaan ia
berkuasa mutlak.

4. Sistem pemeritahan: pemerintahan dan pemerintahan parlementer

Di hampir setiap negara terdapat dua kemungkinan dalam menjalankan roda


pemerintahan, yakni pertama menjalankan secara ekstrim satu dari dua bentuk
atau sistem pemerintahan (presidensial atau parlementer). Dan kedua menjalan
bentukpemerintahan dari hasil modifikasi atau gabungan dari bentuk
pemerintahan yang ada. Saat ini, pelaksanaan dalam bentuk tipe ideal dua

11
sistem itu, untuk sekedar contoh saja, adalah Amerika Serikat (pemerintahan
presidensial) dan negara inggris (pemerintahan parlementer)

Adapun penjelasan dari dua bentuk pemerintahan tersebut di atas dapat


tergambarkan dari ciri-cirinya. Pertama, ciri-ciri dasar bentuk pemerintahan
presidensial adalah:

1. Kepemimpiman dalam melaksanakan kebijakan (administratif) ada ditangan


presiden.
2. Kebijakan yang bersifat komprehensip jarang dapat dibuat karena legislatif dan
eksekutif mempunyai kedudukan yang terpisah, ikatan partai yang longgar, dan
kemungkinan kedua badan ini didominasikan oleh partai yang berbeda.
3. Jabatan kepala negara dan kepala pemerintahan berada pada satu tangan.
4. Legislatif bukan tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif, yang dapat
diisi dari berbagai sumber termasuk legislatif.
5. Fungsi presiden mencakup bidang yang luas, yakni: (1) sebagai kepala negra, ia
melaksanakan fungsi simbolis dan seremonial mewakili negara;(2) sebagai
kepala eksekutif, ia memimpin kabinet dan birokrasi dalam melaksanakan
kebijakan umum; (3) sebagai kepala legislatif, ia mengajukan rancangan
undang-undang kepada badan perwakilan rakyat, dan berusaha meyakinkan para
wakil rakyat untuk menerima rancangan kebijaksanaan nya; (4) sebagai
panglima tertinggi angkatan bersenjata; (5)sebagai pemimpin dalam perumusan
dan pelaksanaan kebijakan luar negri; dan (6)sebagai pemimpin partai

Dan kedua, ciri-ciri bentuk pemerintahan parlementer:

1. Parlemen merupakan satu-satunya badan yang anggotanya dipilih secara


langsung oleh warga negara yang berhak memilih melalui pemilihan umum
2. Anggota dan pemimpin kabinet (perdana mentri) di pilih oleh parlemen untuk
melaksanakan funngsi eksekutif. Sebagian besar atau seluruh anggota kabinet
biasanya juga menjadi anggota parlemen sehingga mereka memiliki fungsi
ganda, yakni fungsi eksekutif dan fungsi legislatif. Hal ini menunjukkan yang
memerintah adalah partai yang mengenakan pemilihan umum atau koalisi
partai-partai mana kala tidak ada satu partai yang mencapai suara mayoritas.

12
3. Kabinet bisa bertahan sepanjang mendapat dukungan mayoritas dari parlemen.
Ini artinya parlemen dapat di jatuhkan kaabinet manakala mayoritas parlemen
memberikan mosi tidak percaya kepada kabinet.

4. Manakala kebijakan tidak mendapatkan dukungan dari kabinet, perdana mentri


dapat memebubarkan parlemen, lalu menetapkan waktu penyelenggaraan
pemilihan umum untuk memebentuk parlemen yang baru.
5. Fungsi kepala pemerintahan (perdana mentri) dan fungsi kepala negara
(presidan, raja) dilaksanakan oleh orang yang berlainan.
6. Fungsi presidan atau raja hanya sebai simbol negara. Sementara simbol atau
fungsi eksekutif di pgang oleh perdana menteri.

13
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Pembahasan governance, pemerintah dan pemerintahan. Mengacu pada gerakan kebersihan


pemerintah yang buruk yang ditandai dengan surat tindakan KKN, Pemerintah dan
pemerintahan mengambarkan mengenai konsep pemerintah dan pemerintahan dan merupakan
penyelenggara negara dan tugasnya bersifat dinamis.

14

Anda mungkin juga menyukai