Anda di halaman 1dari 4

Assalamualaikum wr wb

Salam sejahtera bagi kita semua,

Alhamdulillah mari kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah swt karena pada pagi hari ini kita
dapat melaksanakan upacara peringatan hari lahir ibu Kartini. Satu abad yang lalu wanita agung
ini perjuangannya membawa pencerahan bagi kita semua khususnya para perempuan.

Bapak Kepala Sekolah yang terhormat, Bapak Ibu Guru dan karyawan yang saya hormati dan
para siswa yang kami banggakan,

Memaknai peringatan hari kartini tidak hanya disimbolkan dengan memakai kebaya atau pakaian
adat lainnya, pastilah bukan seperti itu yang diharapkan oleh beliau pada saat beliau hidup. Kita
teladani perjuangan beliau, semangat dan keinginan untuk kemajuan sesama, perempuan
utamanya. Sesuai bidang pekerjaan kita masing-masing tentunya, dengan cara sebaik-baiknya.

Menjadi baik kadang-kadang memang harus berbeda dengan yang lain atau tidak selamanya
harus selalu sama, seide sependapat. Justru ketika kita memiliki perbedaan maka kemajuan itu
akan diperoleh. Ibu Kartini juga berbeda dengan kaum perempuan lain pada jamannya, beliau
ingin bersekolah meski sudah dipingit, belaiu memiliki ide, wawasan yang berbeda yang tidak
dimiliki teman-teman sebayanya. Tidak perlu takut dengan perbedaan!

Bagi para siswa memaknai peringatan hari kartini tentunya disesuaikan dengan bidang tugasnya
masing-masing, ada beberapa hal yang akan saya sampaikan kepada para siswa :

1. Para siswa, seusia kalian adalah masa transisi sebagai pintu gerbang perubahan
kehidupan dari seorang anak menuju kehidupan orang dewasa. Hal ini tentu akan
membawa dampak perubahan pada semua sektor kehidupan kalian, pengaruh dari
lingkungan eksternal kalian , akan sangat mempengaruhi gaya hidup kalian. Perubahan
fisik juga akan mempengaruhi perubahan hormonal kalian. Hal ini bukan berarti kalian
sudah boleh melakukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa, tetapi bagaimana kalian
berusaha mengatasi perubahan-perubahan tersebut secara bijak. Lihatlah satu atau dua
tahun kebelakang kalian masih mengenakan seragam biru putih, pun pada saat itu kalian
sudah merasa bangga karena sudah kelas 9, sudah memiliki adik kelas, dan kini ketika
kalian mengenakan seragam abu-abu putih tambah banggalah kalian, karena merasa
sudah beranjak dewasa. Lingkungan pertemanan pun sudah meluas setingkat kabupaten
bahkan lintas propinsi. Bukankah ini tanda-tanda bahwa banyak sekali perubahan yang
terjadi pada diri kalian.
2. Seusia kalian sudah dituntut berfikir lebih dewasa, mandiri, matang dalam bersikap dan
bertingkah laku. Kemandirian bukan diartikan sebagai bebas tanpa aturan dan bimbingan
orang tua, bukan pada tempatnya apabila kalian sudah menganggap bahwa nasihat dan
bimbingan orang tua tidak diperlukan lagi, justru pada usia transisi ini kalian memerlukan
banyak bimbingan dan arahan agar mampu memilih dan memilah secara tepat. Disinilah
kadang kalian merasa didikte orang tua, dipantau atau bahkan dimata-matai, sehingga
sering timbul perselisihan dengan orang tua.
3. Para siswa sekalian, kalian juga sudah mampu berfikir menggunakan ratio, mulai
menyingkirkan ego dalam proses pengambilan keputusan, bahasa kerennya kalian berada
pada masa pancaroba pemikiran. Gunakanlah kemampuan kalian untuk melahirkan ide-
ide yang cemerlang. Kalian jangan hanya terpuruk pada mindset yang negatif. Tuhan
Allah tidak membedakan kita ini anak orang miskin, orang kaya, orang cerdas atau orang
cacat sekalipun, Allah akan membedakan kita sesuai dengan derajat taqwa kita dan
semua yang tau adalah Allah. Kita berada dilingkungan ini juga tidak ada kelas anaknya
orang miskin, anaknya PNS, anak pengusaha, semua berbaur menjadi satu. Tidak ada
yang diistimewakan. Berbeda dengan masa kehidupan Ibu Kartini, hanya anak-anak
keturunan ningrat saja yang boleh bersekolah. Kita jangan hanya terpuruk pada asumsi
bahwa kalian besuk hanya akan jadi buruh pabrik, hanya akan jadi tukang batu, hanya
akan jadi karyawan PT. Kalian memiliki waktu dan kesempatan yang sama, sehingga
munculkanlah ide-ide yang brilian untuk kemajuan OSIS kita, Kerohanian kita, Palasit,
PMR, Pramuka dan semua kegiatan siswa di SMK 2 Wonosari agar ada kenang-
kenangan yang membanggakan, ada yang diingat ketika kalian sudah menjadi alumni.
Saya yakin, Ibu Kartini jika melihat generasi Indonesia seperti itu pasti akan tersenyum
bangga. Hindarilah budaya pacaran, pergaulan bebas, merokok apalagi tawuran, hiasilah
lembaran-lembaran masa remaja kalian dengan tinta emas dengan prestasi yang
membanggakan!

Bapak Kepala Sekolah yang terhormat, Bapak Ibu Guru dan karyawan yang saya hormati dan
para siswa yang kami banggakan,

Sebagai guru dan tenaga kependidikan ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk
membersamai para remaja yang sudah dipercayakan oleh kedua orang tuanya kepada kita, untuk
kita didik ;

1. Berilah kepercayaan kepada para siswa untuk memilih. Kita tidak harus selalu merasa
bahwa mereka masih anak-anak yang harus selalu mendapatkan bimbingan dan cekokan,
mari kita didik mereka seperti kita menerbangkan layang-layang, ketika ada kesempatan
kita berikan seluas-luasnya tetapi ketika kesempatan itu membahayakan maka kita gulung
benang agar layang-layang itu tidak jatuh atau sobek. Kepekaan kita sebagai tenaga
kependidikan yang profesional memang sangat perlu kita kuasai, hal ini dapat dilakukan
dengan belajar, belajar dan belajar!
2. Kita berusaha mengedepankan komunikasi dan dialog dan jangan terburu-buru
menyalahkan mereka, kita selalu tanyakan alasan atas sebuah pemikiran anak, agar
melatih berargumentasi dan memunculkan kepercayaan diri mereka. Ada diantara para
siswa atau anak yang merasa sakit hati karena secara tidak sadar, kita- baik sebagai orang
tua maupun sebagai tenaga kependidikan- merendahkan kepercayaan diri mereka
sehingga membekas hingga dewasa.
3. Jika anak melakukan aktivitas yang menurut kita salah maka kita berusaha memberikan
alasan yang tepat dan kita berusaha berlapang hati menerima keputusan anak, apakah
anak akan memilih berhenti atau melanjutkan aktivitas mereka. Tidaklah bijaksana kita
sebagai orang tua melarang anak tanpa memberikan alasan yang rasional karena ketika
dilarang justeru mereka akan melakukannya bahkan mungkin lebih fatal akibatnya.
Ketika Ibu kartini dilarang untuk bersekolah karena memasuki masa pingitan, beliau tetap
gigih menulis surat kepada sahabatnya Mr JH Abendanon. Sungguh sebuah keinginan
yang tak dapat dipagari dengan adat yang berlaku. Tetapi justru hal ini yang dapat
membuat perubahan besar bagi bangsa Indonesia dulu hingga kini.

Kita sebagai keluarga besar SMK N 2 Wonosari sebagai suatu sistem yang akan berjalan dinamis
manakala sistem itu menjalankan fungsinya masing-masing. Ibarat tubuh manusia, kita adalah
satu, diantara kita ada yang menjalankan fungsinya sebagai kaki agar langkah sekolah kita tidak
berhenti, ada diantara kita yang berfungsi sebagai tangan, berfungsi sebagai mata, telinga dan
lain sebagainya. Dan diantara kita pasti ada yang menjalankan fungsinya sebagai jantung
meskipun fungsinya sangat fatal tetapi tidak harus nampak dari luar, yang berfungsi sebagai
paru-paru juga tidak harus berada diluar tubuh. Kita yang berada di sini tidak ada yang merasa
dirinya paling penting, semua dari kita penting keberadaannya. Siswa memerlukan teman,
membutuhkan guru, membutuhkan cleaning servis, membutuhkan kantin, memerlukan jasa foto
copy dan lain sebagainya, demikian pula sebaliknya kepala Sekolah akan berfungsi jika ada yang
dipimpin, guru dapat mengajar jika ada siswa, tenaga kependidikan akan bekerja karena ada
yang dilayani yaitu guru dan siswa. Bahkan jayengan/patehan pun sangat dibutuhkan
kesigapannya, karena kita semua membutuhkan segelas teh yang dihidangkannya. Jadi kita
semua memiliki kedudukan yang sama pentingnya.

Artinya tidak semua dari kita baik siswa, guru maupun karyawan harus menonjolkan diri atau
menampakkan diri, tidak semua harus berada di depan seperti satpam, tetapi meskipun di dalam
tetap menjalankan fungsinya agar sistem yang berada di sekolah kita berjalan dengan dinamis.

Akhirnya marilah saya mengajak diri pribadi saya, para siswa, Bapak Ibu Guru dan tenaga
kependidikan untuk lebih meningkatkan kinerjanya masing-masing seirama dengan semangat
juang Ibu Kartini.

Kurang lebihnya mohon maaf

Wassalamualaikum wr wb
Assalamualaikum Wr.Wb.

Yang terhormat Bapak Kepala Sekolah SMAN 22 Kota Maya, Yang terhormat Bapak Ibu Guru Staf
karyawan SMAN 22, Dan teman-teman ku yang saya cintai.

Pada pagi yang cerah ini marilah kita panjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua sehingga kita dapat berkumpul di tempat ini
dalam keadaansehat walafiat. Tak lupa shalawat serta salam kita curahkan kepada junjungan kita nabi
besar Muhammad SAW.

Pada pagi yang berbahagia ini,saya akan menyampaikan tentang makna apa itu hari kartini. Nama
Kartini, mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita. Raden adjeng Kartini lahir di Jepara, Jawa Tengah, pada
tanggal 21 April 1879 dan meninggal di Rembang, Jawa Tengah,tanggal 17 September 1904 pada umur
25 tahun. Raden adjeng kartini juga dikenal sebagai pelopor kebangkitan wanita di Indonesia.

Bersyukurlah para kaum wanita Indonesia yang telah pernah memiliki seorang pelopor pejuang nasib
kaum wanita sehingga derajat kaum wanita terangkat dari jurang kenistaan.

Sebelum Raden Adjeng Kartini ada, kaum wanita direndahkan derajatnya di bandingkan kaum lelaki.
Kaum wanita di larang menuntut ilmu,tidak boleh bekerja, apalagi menjadi pemimpin. Tetapi semua
berubah saat Raden Adjeng Kartini berjuang untuk mengeluarkan kaum wanita dari itu semua.

Kepeloporan Raden Ajeng Kartini wajib kita tiru dan kita amalkan, kini wanita Indonesia telah
memperoleh hak-haknya sebagai wanita dan memperoleh kebebasan.

Tetapi, perjuangan cita Kartini belum sepenuhnya berhasil. Masih banyak wanita-wanita Indonesia yang
perlu di perjuangkan nasibnya. Masih banyak yang membutuhkan uluran tangan kita. Oleh sebab itu
marilah kita tingkatkan partisipasi kita terhadap gelora pembangunan sekarang ini sehingga cita-cita
Kartini segera dapat terwujud.

Itu saja yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini, kurang lebihnya saya minta maaf. Semoga
kita semua bisa mengambil hikmah dari peringatan Hari Kartini ini.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Anda mungkin juga menyukai