Laporan penelitian
ABSTRAK
Latar Belakang: Penatalaksanaan polip hidung banyak didasarkan pada tipe histopatologinya.
Polip hidung tipe eosinofilik lebih sensitif terhadap pemberian kortikosteroid sedang tipe neutrofilik
lebih resisten. Hasil pengobatan dengan kortikosteroid juga dipengaruhi oleh reseptor glukokortikoid
(GR). Kadar reseptor glukokortikoid yang tinggi akan lebih resisten dibanding yang rendah. Rasio
kadar reseptor glukokortikoid dan lebih berperan karena GR bekerja menghambat GR . Tujuan:
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kadar reseptor glukokortikoid dan pada polip hidung
tipe eosinofilik dan tipe neutrofilik. Metode: Penelitian observasional analitik dengan desain cross-
sectional. Hasil: Penelitian ini melibatkan 20 penderita polip hidung yang dilakukan biopsi atau operasi.
Hasil biopsi atau operasi diperiksa jenis histopatologinya dan dihitung kadar reseptor glukokortikoid
dan dengan pemeriksaan imunohistokimia. Data penelitian dianalisa dengan uji sampel t tidak
berpasangan. Kadar reseptor glukokortikoid pada polip hidung tipe eosinofilik didapatkan sama dengan
tipe neutrofilik. Kadar reseptor glukokortikoid didapatkan lebih tinggi secara bermakna pada polip
hidung tipe neutrofilik dibanding tipe eosinofilik. Rasio kadar GR/GR lebih tinggi pada polip hidung
tipe eosinofilik dibanding tipe eosinofilik tetapi perbedaannya tidak bermakna. Kesimpulan: penelitian
ini kadar reseptor lebih tinggi pada polip tipe neutrofilik dengan rasio kadar GR/GR lebih tinggi pada
polip hidung tipe eosinofilik. Penelitian lebih lanjut diperlukan menghitung kadar reseptor glukokortikoid
dan lebih akurat dengan menggunakan teknik ELISA (RT-PCR).
Kata kunci: Tipe polip hidung, reseptor glukokortikoid, imunohistokimia.
ABSTRACT
Introduction: Management of nasal polyps is commonly based on its histopathologic type. Eosinophilic
nasal polyps are more sensitive to corticosteroid administration, where as neutrophilic types are more
resistant. Results of treatment with corticosteroid were also influenced by glucocorticoid receptor. Higher
Glucocorticoid Receptor ( GR) concentration render more resistency compared with lower one. Ratio
of and GR was more meaningful because GR acts to inhibit GR. Purpose: This study aims to
determine relationship between and GR concentration in eosinophilic and neutrophilic nasal polyps.
Methods: This is an observational analytic study with cross sectional design. Result: This study involves
20 patients with nasal polyp who underwent biopsy or operation. The biopsy or operation specimens
were then evaluated for its histopathologic type. The concentration of and GR was counted by
immunohistochemistry. Data was analyzed with unpaired T-test. Concentration of GR in eosinophilic
nasal polyps was similar with neutrophilic type. Concentration of GR in neutrophilic nasal polyps was
significantly higher compared with neutrophilic type. Ratio of GR/ GR concentration was higher in
eosinophilic nasal polyps than eosinophilic, but insignificant. Conclusion: GR concentration is higher
in neutrophilic nasal polyps and ratio of GR/ GR concentration is higher in eosinophilic nasal polyps.
Further study is required to count GR and GR concentration more accurately using ELISA (RT-PCR).
Keywords: Nasal polyps types, glucocorticoids receptors, immunohistochemistry.
Alamat Korespondensi: mundira@yahoo.com
1111
ORLI Vol. 44 No. 2 Tahun 2014 Kadar reseptor glukortikoid dan polip hidung
2112
ORLI Vol. 44 No. 2 Tahun 2014 Kadar reseptor glukortikoid dan polip hidung
leukemia limfositik kronik yang resisten desain cross sectional. Penelitian dilakukan
dengan pemberian kortikosteroid. GR di poliklinik Rinologi THT, Kamar Bedah
menghambat kerja GR dengan berikatan lokal THT atau Kamar Bedah sentral dan
langsung dengan GR sehingga menjadi Laboratorium Patologi Anatomi RSUD Dr.
tidak aktif dan berikatan dengan GRE Saiful Anwar Malang serta Laboratorium
(Glucocorticoid Receptor Elements). Salah Ilmu Faal FKUB, Malang. Penelitian
satu penyebab kegagalan dan kekambuhan dilaksanakan mulai bulan November 2013
penatalaksanaan polip hidung adalah adanya sampai dengan Mei 2014 (n=23).
resistensi terhadap kortikosteroid yang
Populasi terjangkau pada penelitian
diakibatkan oleh tingginya kadar reseptor
ini adalah penderita polip hidung yang
glukokortikoid .12 Karena kerja GR
berkunjung ke Poliklinik Rinologi THT
berkompetisi dengan GR, maka resistensi
pada bulan November 2013 sampai bulan
terhadap glukokortikoid tidak hanya
Mei 2014. Penderita yang diduga polip
ditentukan oleh tingginya kadar GR saja,
hidung dilakukan pemeriksaan dengan
rasio kadar GR/GR lebih berperan sebagai
menggunakan nasoendoskopi di Kamar
penyebab resistensi terhadap glukokortikoid.
Bedah lokal. Derajat polip hidung ditentukan
Meskipun kadar GR tinggi kalau GR juga
menurut Lund-Mackay. Polip hidung
tinggi, maka tidak akan terjadi resistensi
dianestesi dengan menggunakan tampon
terhadap glukokortikoid. Faktor penting
pehakain dan semprot hidung silokain.
yang berpengaruh pada resistensi reseptor
Setelah itu, polip hidung dibiopsi di Kamar
glukokortikoid adalah rasio kadar GR dan
Bedah lokal atau dioperasi di Kamar Bedah
GR dibandingkan kadar masing-masing
sentral. Hasil biopsi atau operasi polip
reseptor.13 Hubungan resistensi pada polip
hidung dimasukkan dalam 2 tabung yang
hidung tipe neutrofilik dan pada polip
berisi formalin 10%. Satu tabung dikirim
hidung dengan rasio GR/GR rendah
ke laboratorium Patologi Anatomi untuk
sampai saat ini belum diketahui. Tujuan
diperiksa tipe histopatologinya, satu tabung
umum penelitian adalah untuk mengetahui
yang lain dikirim ke laboratotium Ilmu Faal
rasio kadar reseptor glukokortikoid dan
untuk diperiksa kadar imunohistokimia.
pada polip hidung tipe eosinofilik dan tipe
Pemeriksaan imunohistokimia dilakukan
neutrofilik.
setelah hasil pemeriksaan tipe histopatologi
didapatkan. Sebelum diperiksakan di
METODE laboratorium Ilmu Faal, tabung yang berisi
jaringan polip tersebut disimpan dalam suhu
Bahan: Tissue cassete, automatic tissue kamar.
processor, cetakan parafin, inkubator,
mikrotom, mikroskop cahaya, xylene, Kadar reseptor glukokotikoid dan
alkohol 70%, 80%, 96%, dan absolut, lithium dihitung dengan cara menghitung jumlah
carbonat, parafin, Mayer Haematoxyline sel yang berwarna coklat dalam setiap
serta eosin, Buffer formalin 10%, parafin, lapang pandang besar (lpb) mikroskop
alkohol 50%, 70%, 80%, 95%, dan absolut, (pembesaran 400 kali). Kadar setiap reseptor
xylene, aquades, antibodi primer GR dan glukokortikoid setiap kasus diambil dari
GR, normal rabbit serum, larutan PBS pH rerata 10 lapang pandang besar mikroskop.
7,1, larutan H2O2 3%, antibodi sekunder, Rasio kadar reseptor glukokortikoid
streptavidin peroxidase conjugated, DAB dan pada polip hidung tipe eosinofilik
(3,3 Diaminobenzidine). dan tipe neutrofilik dianalisis dengan
Penelitian ini menggunakan rancangan menggunakan uji t tidak berpasangan
penelitian observasional analitik dengan (independent sampel t test). Analisis ini
1133
ORLI Vol. 44 No. 2 Tahun 2014 Kadar reseptor glukortikoid dan polip hidung
4114
ORLI Vol. 44 No. 2 Tahun 2014 Kadar reseptor glukortikoid dan polip hidung
Tabel 2. Hubungan derajat ukuran polip hidung dengan keluhan hidung dengan uji tes Spearman
Ukuran polip hidung juga dihubungkan lpb, derajat 3 rerata reseptor 3,9 sel/lpb.
dengan kadar reseptor glukokortikoid dan Perbandingan kadar GR/GR pada polip
tipe polip hidung. Polip hidung derajat derajat 2 rerata 3,14 dan derajat 3 rerata 3,43
2 didapatkan 5 tipe eosinofilik dan 3 tipe (Tabel 5.4). Hasil uji korelasi Spearman
neutrofilik. Polip derajat 3 didapatkan 5 terhadap hubungan ukuran polip hidung
tipe eosinofilik dan 7 tipe neutrofilik. Polip dengan tipe histopatologi dan kadar reseptor
hidung derajat 2 rerata reseptor 8 sel/lpb, ternyata secara statistik tidak bermakna
derajat 3 rerata reseptor 7,5 sel/lpb. Polip p>0,05. (Tabel 3)
hidung derajat 2 rerata reseptor 12 sel/
Tabel 3. Hubungan ukuran polip dengan tipe histopatologi dan kadar reseptor glukokortikoid dengan uji
korelasi tes Spearman
1155
ORLI Vol. 44 No. 2 Tahun 2014 Kadar reseptor glukortikoid dan polip hidung
Tabel 4. Rerata kadar reseptor glukokortikoid , dan GR/GR pada polip hidung
t-test for Equality of Means
95% Confidence
Sig. Mean Std. Error Interval of the
(2-tailed) Difference Difference Difference
Lower
Alpha Equal variances assumed 1.000 .00000 2.24648 -4.71968
Equal variances not assumed 1.000 .00000 2.24648 -4.73817
Beta Equal variances assumed .038* -2.70000 1.20784 -5.23759
Equal variances not assumed .049* -2.70000 1.20784 -5.38059
Rasio alpha Equal variances assumed .330 1.57200 1.56999 -1.72643
beta Equal variances not assumed .336 1.57200 1.56999 -1.84871
Keterangan :*bermakna jika p<0,05
6116
ORLI Vol. 44 No. 2 Tahun 2014 Kadar reseptor glukortikoid dan polip hidung
1177
ORLI Vol. 44 No. 2 Tahun 2014 Kadar reseptor glukortikoid dan polip hidung
8118
ORLI Vol. 44 No. 2 Tahun 2014 Kadar reseptor glukortikoid dan polip hidung
yang bermakna dibanding dengan pada ligan atau transaktivasi pada gen target.
tipe neutrofilik. Kadar eosinofil, IFN-, GR dapat menghambat stimulasi ekspresi
IL-4 dan IL-5 pada sekret hidung menurun gen oleh GR. Berbeda dengan GR, GR
dibandingkan kadar netrofil, IL-8 atau IL-17. tempat utamanya di dalam nukleus, tidak
Tetapi keluhan pilek, tenggorok berlendir, mengikat glukokortikoid, menyebabkan
dan penghiduan menurun tidak didapatkan transkripsi tidak aktif dan memiliki efek
perbedaan. Pada pasien asma yang mukosa negatif seperti menghambat transaktivasi
saluran pernafasannya terinfiltrasi netrofil gen target oleh GR pada dosis tertentu.
lebih resisten terhadap glukokortikoid.12 Aktivitas negatif GR ini dihubungkan
Pada penelitian Li et al26 tahun 2010 di dengan pengaturan sensitivitas jaringan
Rumah Sakit Unversitas Sun Yat-Sen terhadap glukokortikoid. Peningkatan
Guangdong mendapatkan hasil ekspresi GR ekspresi GR didapatkan padajaringan yang
lebih tinggi pada pasien yang tidak sensitif resisten terhadap glukokortikoid akibat
glukokortikoid dibandingkan dengan polip menurunnya kemampuan GR mengikat
hidung yang sensitif dan mukosa hidung GREs.28,30
normal.
Rasio kadar GR/GR pada polip
Penelitian Strickland et al dengan
27
hidung tipe eosinofilik lebih tinggi 1,77 kali
metode imunofluresensi mendapatkan dibanding tipe neutrofilik tetapi perbedaan
bahwa ekspresi GR lebih tinggi empat kali tersebut tidak bermakna. Meskipun rasio
pada sel netrofil dibanding sel mononuklear. kadar GR/GR lebih tinggi pada polip
Netrofil dengan GR yang tinggi akan hidung tipe eosinofilik, simpang bakunya
menurunkan respon apoptosis yang diinduksi juga besar sehingga hasilnya tidak
oleh glukokortikoid. Bahkan penelitian de bermakna. Apabila sampel penelitiannya
Castro et al yang dikutip oleh Pujol et al13 ditambah lagi, kemungkinan perbedaan
melaporkan kadar GR pada sel netrofil lebih tersebut akan bermakna. Penelitian lain
tinggi lima kali dibandingkan dengan GR. menyebutkan bahwa faktor penting yang
Ekspresi GR juga ditingkatkan ekspresinya berpengaruh pada resistensi reseptor
oleh superantigen mikroba.13 Polip hidung glukokortikoid adalah pada rasio GR/
tipe neutrofilik lebih sering dihubungkan GR dibandingkan kadar masing-masing
dengan infeksi seperti rinosinusitis kronis.20 reseptor. Ketidakseimbangan ekspresi GR
GR terdapat di hampir semua jaringan dan GR dapat mendasari patogenesis
dan sel manusia, sedangkan GR terdapat beberapa kondisi klinis yang berhubungan
di beberapa jaringan dan sel manusia dengan resistensi glukokortikoid seperti
dengan konsentrasi yang lebih rendah artritis rematik, Lupus eritematosus sistemik
daripada GR. GR dalam keadaan tidak atau kolitis ulseratif.13,28-30 Rasio GR/GR
aktif berada di dalam sitoplasma sel dan lebih rendah pada pasien polip yang tidak
berikatan dengan dua molekul heat-shock sensitif dibanding pasien polip yang sensitif
protein 90 (hsp) dan beberapa protein lain. glukokortikoid dan mukosa normal. Pada
Ketika berikatan dengan hormon, kemudian pasien dengan rasio GR/GR tinggi lebih
reseptor glukokortikoid mengalami trans- sensitif terhadap pemberian kortikosteroid
lokasi ke nukleus yang akan berikatan sedangkan rasio GR/GR rendah lebih
dengan GREs pada regio promotor gen resisten terhadap pemberian kortikosteroid.
target. GR melakukan komunikasi dengan Salah satu sebab pasien polip hidung tipe
mesin transkripsi dan mengatur ekspresi gen neutrofilik resisten terhadap pemberian
target menjadi positif atau negatif tergantung kortikosteroid karena rasio kadar reseptor
pada sekuen dan promotor GREs.28,29 GR GR/GR yang rendah.30
tidak menunjukkan aktivitas ikatan terhadap
1199
ORLI Vol. 44 No. 2 Tahun 2014 Kadar reseptor glukortikoid dan polip hidung
10
120
ORLI Vol. 44 No. 2 Tahun 2014 Kadar reseptor glukortikoid dan polip hidung
polyps by severity and controller therapy. 25. Wen W, Liu W, Zhang L, Bai J, Fan Y, Xia
Arch Otolaryngol Head Neck Surg 2012; W et al. Increased neutrophilia in nasal
138(9):846-53. polyps reduces the response to oral
19. An YW, Hong SL, Han DH, Wee JH, Rhee corticosteroid therapy. J Allergy Clin
CS, Lee CH, et al. Glucocorticoid receptor- Immunol 2012; 129(6):1522-8.
overexpression according to nasal polyp 26. Li P, Li Y, Li YQ, Yang QT, Zhang GH.
severity: immunohistochemical study. J Glucocorticoid receptor expression and
Rhinol 2010; 17(2):102-6. glucocorticoid therapeutic effect in nasal
20. Tikaram A, Prepageran N. Asian nasal polyps. Clin Invest Med 2010; 33(3):181-8.
polyps: a separate entity?. Med J Malaysia 27. Strickland I, Kisich K, Hauk PJ, Vottero A,
2013; 68(6):445-7. Chrousos GP, Klemm DJ, et al. High
21. Stjarne P, Mosges R, Jorissen M, Passali D, constitutive glucocorticoid receptor
Bellussi L, Staudinger H, et al. A randomized in human neutrophils enables them to
controlled trial of mometasone furoate nasal reduce their spontaneous rate of cell deth
spray for the treatment of nasal polyposis. in response to corticosteroids. J Exp Med
Arch Otolaryngol Head Neck Surg 2006; 2001; 193(5):585-93.
132(2):179-85. 28. Oakley RH, Sar M, Cidlowski JA. The
22. Maldonado M, Martinez A, Alobid I, Mullol human glucocorticoid receptor isoform. J
J. The antrochoanal polyp. Rhinology 2004; Biol Chem 1996; 271(16):9550-9.
43(2):178-82. 29. Pujols L, Mullol J, Perez M, Roca FJ, Manel
23. Lacroix JS, Zheng CG, Goytom SH, Landis J, Xaubet A, et al. Expression of the human
B, Quinodoz IS, Malis DD. Histological glucocorticoid receptor and isoforms in
comparison of nasal polyposis in black human respiratory epithelial cells and their
african, chinese and caucasian patients. regulation by dexamethasone. Am J Physiol
Rhinology 2002; 40(2):118-21. Cell Physiol 2001; 24:49-57.
24. Ferguson BJ, Orlandi R. Chronic 30. Charmandari E, Kino T, Chrousos GP.
hypertrophic rhinosinusitis dan nasal Moleculer mechanisms of Glucocorticoid
polyposis. In: Bailey BJ, Johnson JT, Action. Orphanet encyclopedia.February
Newland SD, editors. Head and Neck 2004[cited 2004 Feb 12]. Avalaible from:
Surgery Otolaryngology. 4th ed. Philadelpia: http://www.orpha.net/data/patho/ GB/uk-
Lippincot William & Wilkins; 2006. p.393- glucocorticoidaction.pdf.
403
121
11