Anda di halaman 1dari 14

1.

Anatomi dan Fisiologi Ginjal Manusia

Ginjal

Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai bagian
dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan
membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Cabang dari kedokteran yang
mempelajari ginjal dan penyakitnya disebut nefrologi.

Anatomi dasar

Letak

Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau abdomen. Ginjal ini
terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior)
ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal).

Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga retroperitoneal bagian
atas. Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke medial. Kedua
ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di
bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati.

1
Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas. Kedua ginjal
dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu
meredam goncangan.

Struktur detail

Berat dan besar ginjal bervariasi; hal ini tergantung jenis kelamin, umur, serta ada tidaknya
ginjal pada sisi lain.Pada orang dewasa, rata-rata ginjal memiliki ukuran panjang sekitar 11,5
cm, lebar sekitar 6 cm dan ketebalan 3,5 cm dengan berat sekitar 120-170 gram atau kurang
lebih 0,4% dari berat badan.[1] Ginjal memiliki bentuk seperti kacang dengan lekukan yang
menghadap ke dalam. Di tiap ginjal terdapat bukaan yang disebut hilus yang menghubungkan
arteri renal, vena renal, dan ureter.

Vaskularisasi

Aliran darah ginjal berasal dari arteri renalis yang merupakan cabang langsung dari aorta
abdominalis, sedangkan yang mengalirkan darah balik adalah vena renalis yang merupakan
cabang vena kava inferior. Sistem arteri ginjal adalah tidak ada anastomosis ke cabang arteri
lain

Organisasi

Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi disebut medulla.
Bagian paling dalam disebut pelvis. Pada bagian medulla ginjal manusia dapat pula dilihat

2
adanya piramida yang merupakan bukaan saluran pengumpul. Ginjal dibungkus oleh jaringan
fibros tipis dan mengkilap yang disebut kapsula fibrosa ginjal dan di luar kapsul ini terdapat
jaringan lemak perirenal. Di sebelahatas ginjal terdapat kelenjar adrenal. Ginjal dan kelenjar
adrenal dibungkus oleh fasia gerota. Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang
dapat berjumlah lebih dari satu juta buah dalam satu ginjal normal manusia dewasa. Nefron
berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara
menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh.
Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan
menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian
diekskresikan disebut urine. Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang
disebut korpuskula (atau badan Malphigi) yang dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus).
Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada
dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran darah dari arteri aferen. Dinding
kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan. Darah dapat
disaring melalui dinding epitelium tipis yang berpori dari glomerulus dan kapsula Bowman
karena adanya tekanan dari darah yang mendorong plasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan
masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring akan meninggalkan ginjal lewat
arteri eferen. Di antara darah dalam glomerulus dan ruangan berisi cairan dalam kapsula
Bowman terdapat tiga lapisan:

1. kapiler selapis sel endotelium pada glomerulus


2. lapisan kaya protein sebagai membran dasar
3. selapis sel epitel melapisi dinding kapsula Bowman (podosit)

Dengan bantuan tekanan, cairan dalan darah didorong keluar dari glomerulus, melewati
ketiga lapisan tersebut dan masuk ke dalam ruangan dalam kapsula Bowman dalam bentuk
filtrat glomerular. Filtrat plasma darah tidak mengandung sel darah ataupun molekul protein
yang besar. Protein dalam bentuk molekul kecil dapat ditemukan dalam filtrat ini. Darah
manusia melewati ginjal sebanyak 350 kali setiap hari dengan laju 1,2 liter per menit,
menghasilkan 125 cc filtrat glomerular per menitnya. Laju penyaringan glomerular ini
digunakan untuk tes diagnosa fungsi ginjal.

3
Jaringan ginjal. Warna biru menunjukkan satu tubulus

Tubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman. Bagian yang mengalirkan filtrat
glomerular dari kapsula Bowman disebut tubulus konvulasi proksimal. Bagian selanjutnya
adalah lengkung Henle yang bermuara pada tubulus konvulasi distal. Lengkung Henle diberi
nama berdasar penemunya yaitu Friedrich Gustav Jakob Henle pada awal tahun 1860-an.
Lengkung Henle menjaga gradien osmotik dalam pertukaran lawan arus yang digunakan
untuk filtrasi. Sel yang melapisi tubulus memiliki banyak mitokondria yang menghasilkan
ATP dan memungkinkan terjadinya transpor aktif untuk menyerap kembali glukosa, asam
amino, dan berbagai ion mineral. Sebagian besar air (97.7%) dalam filtrat masuk ke dalam
tubulus konvulasi dan tubulus kolektivus melalui osmosis. Cairan mengalir dari tubulus
konvulasi distal ke dalam sistem pengumpul yang terdiri dari:

tubulus penghubung
tubulus kolektivus kortikal
tubulus kloektivus medularis

Tempat lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen disebut aparatus


juxtaglomerular, mengandung macula densa dan sel juxtaglomerular. Sel juxtaglomerular
adalah tempat terjadinya sintesis dan sekresi renin

Cairan menjadi makin kental di sepanjang tubulus dan saluran untuk membentuk urin, yang
kemudian dibawa ke kandung kemih melewati ureter.

Fungsi homeostasis ginjal

Ginjal mengatur pH, konsentrasi ion mineral, dan komposisi air dalam darah.

4
Ginjal mempertahankan pH plasma darah pada kisaran 7,4 melalui pertukaran ion hidronium
dan hidroksil. Akibatnya, urine yang dihasilkan dapat bersifat asam pada pH 5 atau alkalis
pada pH 8.

Kadar ion natrium dikendalikan melalui sebuah proses homeostasis yang melibatkan
aldosteron untuk meningkatkan penyerapan ion natrium pada tubulus konvulasi.

Kenaikan atau penurunan tekanan osmotik darah karena kelebihan atau kekurangan air akan
segera dideteksi oleh hipotalamus yang akan memberi sinyal pada kelenjar pituitari dengan
umpan balik negatif. Kelenjar pituitari mensekresi hormon antidiuretik (vasopresin, untuk
menekan sekresi air) sehingga terjadi perubahan tingkat absorpsi air pada tubulus ginjal.
Akibatnya konsentrasi cairan jaringan akan kembali menjadi 98%.

Penyakit dan ketidaknormalan

Diagnosis

Diagnosis dapst dilakukan secara Biokimia di Laboratorium Klinik, tetapi kadang-kadang


diperlukan pemeriksaan dengan pencitraan. Pencitraan yang paling sederhana dan aman
adalah dengan melakukan USG, dimana dapat diketahui adanya batu ataupun dinding ginjal
atau kandung kemih yang tidak licin dan berarti terkena infeksi. Penggunaan Radioaktif harus
dibedakan 2 jenis, yang lebih aman justru dengan suntikan radioaktif dengan dosis rendah
dan waktu paruh yang pendek, semakin singkat waktu paruh berarti semakin singkat radiasi
berada dalam tubuh kita. Yang paling aman adalah Renografi dengan 2 probes, karena hanya
menggunakan isotop radiasi dengan tingkat 1/4 dari jika menggunakan Kamera Gamma,
sedangkan harga investasinya kurang dari 1/10 Kamera Gamma. Oleh karena itu jika
menggunakan Renografi dengan 2 probes telah memadai, maka tidak diperlukan penggunaan
peralatan lain yang lebih mahal.[2] Keuntungan penggunaan Gamma Dual Camera adalah
pencitraan 3D-nya yang baik. Yang terpapar dengan radioaktif dengan tingkat radiasi yang
lebih tinggi, justru tidak memerlukan suntikan radioaktif, kecuali zat kontras untuk
menambah pencitraan, karena zat radioaktifnya berada dalam alat tersebut, berturut-turut
adalah CT-Scan dan MRI dimana MRI bagus untuk pencitraan jaringan lunak, tetapi paling
mahal. MSCT 128 Slices Dual Sources adalah CT Scan juga, tetapi lebih mutakhir dengan
menggunakan 2 sumber radiasi, sehingga dapat memindai lebih cepat dan tingkat radiasi
yang digunakan juga lebih sedikit. Yang termutakhir adalah PET CT dimana dapat

5
memeriksa fungsi, metabolisme dan reseptor tubuh sekaligus, dengan tingkat sensitivitas
yang tinggi mencapai 90 persen untuk deteksi dini kaker srtadium awal.[3]

Bawaan

Asidosis tubulus renalis


Congenital hydronephrosis
Congenital obstruction of urinary tract
Duplicated ureter
Ginjal sepatu kuda
Penyakit ginjal polycystic
Renal dysplasia
Unilateral small kidney

Didapat

Diabetic nephropathy
Glomerulonephritis
Hydronephrosis adalah pembesaran satu atau kedua ginjal yang disebabkan oleh
terhalangnya aliran urin.
Interstitial nephritis
Batu ginjal ketidaknormalan yang umum dan biasanya menyakitkan.
Tumor ginjal
o Wilms tumor
o Renal cell carcinoma
Lupus nephritis
Minimal change disease
Dalam sindrom nephrotic, glomerulus telah rusak sehingga banyak protein dalam
darah masuk ke urin. Other frequent features of the nephrotic syndrome include
swelling, low serum albumin, and high cholesterol.
Pyelonephritis adalah infeksi ginjal dan seringkali disebabkan oleh komplikasi infeksi
urinary tract.
Gagal ginjal
o Gagal ginjal akut
o Gagal ginjal kronis

6
Dialisis dan transplantasi ginjal

Umumnya, seseorang dapat hidup normal dengan hanya satu ginjal. Bila kedua ginjal tidak
berfungsi normal, maka orang itu perlu diberi Terapi Pengganti Ginjal (TPG). TPG ini dapat
dilakukan baik untuk sementara waktu maupun terus-menerus. TPG terdiri atas tiga, yaitu:
Hemodialisis (Cuci Darah), Peritoneal Dialisis (Cuci Rongga Perut) dan Cangkok Ginjal
(transplantasi). Prinsip dasar dari Hemodialisis adalah dengan membersihkan darah dengan
menggunakan Ginjal Buatan. Sedangkan Peritoneal dialisis menggunakan Selaput rongga
perut (peritoneum) sebagai saringan antara darah dan cairan Dianial.

Transplantasi ginjal sekarang ini lumayan umum. Transplantasi yang berhasil pertama kali
diumumkan pada 4 Maret 1954 di Rumah Sakit Peter Bent Brigham di Boston,
Massachusetts. Operasi ini dilakukan oleh Dr. Joseph E. Murray, yang pada 1990 menerima
Penghargaan Nobel dalam fisiologi atau kedokteran.

Transplantasi ginjal dapat dilakukan secara "cadaveric" (dari seseorang yang telah
meninggal) atau dari donor yang masih hidup (biasanya anggota keluarga). Ada beberapa
keuntungan untuk transplantasi dari donor yang masih hidup, termasuk kecocokan lebih
bagus, donor dapat dites secara menyeluruh sebelum.

Fisiologi Ginjal

Ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis. Lapisan luar terdapat
korteks renalis dan lapisan sebelah dalam disebut medula renalis. Didalam ginjal terdapat
nefron yang merupakan bagian terkecil dari ginjal. Nefron terbentuk dari 2 komponen utama
yaitu (1). Glomerulus dan kapsula Bowmans sebagai tempat air dan larutan difiltrasi dari
darah. (2). Tubulus yaitu tubulus proksimal, ansa henle, tubulus distalis dan tubulus
kolagentes yang mereabsorpsi material penting dari filtrat yang memungkinkan bahan-bahan
sampah dan material yang tidak dibutuhkan untuk tetap dalam filtrat dan mengalir ke pelvis
renalis sebagai urin. Ginjal diperkirakan mempunyai 1.000.000 nefron.

Fungsi ginjal terdiri dari :

1. Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksin atau racun

2. Mempertahankan suasana keseimbangan cairan

7
3. Mempertahankan keseimbangan asam dan basa dari cairan tubuh

4. Mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat di dalam tubuh

5. Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak.

Fisiologi ginjal normal

Filtrasi glomerular

Kapiler glomerulus secara relatif bersifat impermeable terhadap protein plasma yang lebih
besar dan cukup permeable terhadap air dan larutan yang lebih kecil seperti elektrolit, asam
amino, glukosa dan sisa nitrogen. Kapiler glomerulus mengalami kenaikan tekanan darah (90
mmHg vs 10-30 mmHg). Kenaikan ini terjadi karena arteriole aferen yang mengarah ke
kapiler glomerulus mempunyai diameter yang lebih besar dan memberikan sedikit tahanan
daripada kapiler yang lain. Secara proporsional arteriole aferen lebih besar diameternya dari
arteriole eferen. Berliter-liter darah didorong keruang yang lebih kecil , mendorong air dan
partikel kecil terlarut dari plasma masuk kedalam kapsula Bowmans. Tekanan darah
terhadap dinding pembuluh ini disebut tekanan hidrostatik (TH). Gerakan masuk kedalam
kapsula Bowmans disebut filtrasi glomerulus dan materi yang masuk kedalam kapsula
Bowmans disebut filtrat . Tiga faktor lain yang ikut serta dalam filtrasi : TH dan tekanan
osmotik (TO) dari filtrat dalam kapsula Bowmans dan TO plasma. Tekanan osmotik adalah
tekanan yang dikeluarkan oleh air (pelarut lain) pada membran semipermeable sebagai usaha
untuk menembus membran kedalam area yang mengandung lebih banyak molekul yang tidak
dapat melewati membran semipermeable.

Proses pembentukan urin

Glomerulus berfungsi sebagai ultra filtrasi, pada kapsula bowmens berfungsi untuk
menampung hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan
kembali dari zat-zat yang sudah disaring pada glomelurus, sisa cairan akan diteruskan ke
ginjal kemudian ke ureter.

Terdapat 3 tahap pembentukan urin :

8
1. Proses filtrasi : terjadi diglomerulus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih
besar dari permukaan aferent lebih besar dari permukaan eferent maka terjadi penyerapan
darah, sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan
yang tersaring ditampung oleh kapsula bowmens yang terdiri dari glukosa, air,
sodium,klorida, sulfat, bikarbonat dll kemudian diteruskan ke tubulus ginjal.

2. Proses reabsorpsi : terjadi penyerpan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida,
fosfat dan beberapa ion bikarbonat, prosesnya terjadi di tubulus proximal. Penyerapan terjadi
secara aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif

3. Proses sekresi : sisa penyerapan kembali yang terjadi pada tubulus diteruskan ke ginjal
kemudian dialirkan keluar

Aliran darah ke ginjal -+ 1200ml/ menit, berat kedua ginjal 300 gr, tempat pencucian darah
ada di dalam glomerulus (ada di korteks ginjal), urin dari ginjal dikeluarkan melalui ureter, 1
ginjal mengandung 1.000.000 nefron dan apabila nefron mengalami kerusakan maka tidak
bisa regenerasi (maka dari itu, mulai dari sekarang kita sebaiknya menjaga pola makan dan
melakukan gaya hidup sehat), apabila usia menginjak 49 tahun jumlah nefron berkurang 10%
dan pengurangan ini berlaku kelipatan setiap 10 tahun selanjutnya, pada keadaan normal gula
dire-absorpsi/ tidak dikeluarkan terikut urin, hormon yang berperan dalam regulasi air di
ginjal yaitu aldosteron dan ADH (Anti Diuretic Hormon), volume keseluruhan air dalam
tubuh -+ 5 liter, konsumsi air normal antara 1-2 liter dan jumlah ini juga tergantung aktifitas
keseharian, istilah sekresi dan ekskresi dalam metabolisme berbeda dimana sekresi
merupakan proses pengeluaran yg masih ada dalam ginjal sedangkan ekskresi ada di luar
ginjal.

Kenapa diabetes biasa juga disebut kencing manis? Karena dalam urin penderita diabetes
(diabetesi) terkandung gula sederhana dimana hal ini tidak terjadi dalam keadaan normal
(dalam keadaan normal gula direabsorpsi, sehingga tidak sampai diekskresikan). Biasanya air
kencing diabetesi dikerumini semut. Dalam keadaan normal, gula darah dirombak menjadi
energi oleh bantuan hormon insulin. Sedangkan pada penderita diabetes, gula darah banyak
yang tidak bisa dirombak menjadi energi dikarenakan hormon insulin kurang peka/ jumlah
hormon insulin kurang/ ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin.
Sehingga hal ini menyebabkan banyak gula darah yang ikut aliran darah dan sampai ke

9
ginjal, selanjutnya akan diekskresikan melalui saluran urinase karena ginjal tidak mampu
mereabsorpsi gula darah dalam jumlah besar.

Batu ginjal (nephrolithiasis) bisa disebabkan karena seseorang terlalu banyak mengkonsumsi
kalsium/ fosfat, senyawa ini bisa menggumpal membentuk kristal dan mengendap dalam
ginjal (tepatnya dalam pelvis) dan bisa sampai ureter.

2. Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus

Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus (GNAPS) adalah suatu proses penyakit


peradangan yang melibatkan sistem imun dan terutama mengenai glomerulus ginjal dengan
penyebab Spesifik adalah Streptokokus beta hemolitikus Grup A Nefritogenik dan jarang
disebabkan oleh streptokokus tipe lain. Proses peradangan dapat bersifat akut ataupun kronik,
dan merupakan penyebab utama terjadinya gagal ginjal tahap akhir (25%) dan tingginya
angka morbiditas baik pada anak maupun dewasa. GNAPS biasanya didahului oleh infeksi
saluran napas 1-2 minggu sebelumnya dengan masa inkubasi 1-5 hari atau infeksi kulit 2-4
minggu sebelumnya, dengan masa inkubasi 7-10 hari. Penyebab lain yang dapat
menyebabkan terjadinya glomerulonefritis yaitu; non-grup A streptokokus, mycoplasma,
staphylococcus, pneumococcus, salmonela, treponema palidum dan infeksi virus (Parvovirus,
Hepatitis B, sitomegalovirus, influensa, MUMPS,campak)

GNAPS terutama menyerang anak pada masa awal usia sekolah (2-12 tahun), jarang dibawah
usia 2 tahun (5%) dan 10% dapat terjadi pada dewasa. Perbandingan anak laki-laki dan
perempuan adalah 2:1. Sebagian besar bersifat self limiting dengan kesembuhan sempurna
dan hanya sebagian kecil yang mengalami perjalanan penyakit yang progresif cepat (5%) .
Angka kematian sangat rendah pada anak (<1%), sedangkan pada dewasa meningkat (25%)
dengan penyulit gagal jantung kongestif atau azotemia.

GNAPS datang dengan keluhan kencing berwarna merah kecoklatan atau keruh yang disebut
sebagai hematuria, kadang disertai sembab mata atau sembab anasarka. Hipertensi sering
dijumpai bahkan terlihat ensefalopati hipertensi (5%) yang ditunjukkan dengan adanya gejala
klinis sakit kepala, muntah, letargik, disorientasi dan kejang. Oliguria serta anuria tidak
jarang dikeluhkan, Kadang datang dengan gejala gagal jantung kongestif atau sembab paru.
Beberapa pasien menunjukkan gejala anemia. Anemia yang terjadi pada APSGN dapat
disebabkan oleh karena delusional, dan akan membaik pada saat resolusi.

10
Pemeriksaan Penunjang GNAPS ; Pada urinalisis ditemukan proteinuria, hematuria, silinder
eritrosit. Fungsi Ginjal kreatinin dan ureum umumnya meningkat. Antistreptolisin O (ASTO)
meningkat pada 80% pasien APSGN dengan faringitis dan meningkat 50% pada pasien
APSGN dengan impetigo atau infeksi kulit. Penegakan bukti adanya infeksi grup A
Streptokokal melakui pemeriksaan kultur usap tenggorok (positif pada 60-80% kasus),
mempunyai sensitivitas dan spesifitas yang baik (90-95%). Komplemen C3 menurun pada
70% kasus, mulai minggu 1-2 fase akut (90%).

Tatalaksana GNAPS ; Umumnya bersifat suportif. Tirah baring diperlukan pada anak yang
tampak sakit, mengalami penurunan kesadaran, hipertensi atau edema. Diet Nefritis diberikan
terutama bila terdapat retensi cairan dan penurunan fungsi ginjal. Medikamentosa golongan
penisilin dapat diberikan untuk eradikasi kuman yaitu Amoksisilin 50 mg/kgbb/hari dibagi
dalam 3 dosis selama 10 hari. Jika anak alergi terhadap golongan penisilin dapat diberikan
Eritromisin 30mg/kgbb/hari dibagi dalam 3 dosis. Diuretik diberikan untuk mengatasi retensi
cairan dan hipertensi. Jika terdapat komplikasi seperti gagal ginjal, ensefalopati, gagal
jantung, edema paru maka sesuaikan tatalaksana dengan komplikasi yang terjadi.

Pemantauan GNAPS ; Pada kasus berat, pemantauan secara ketat tanda vital diperlukan
untuk kemajuan pengobatan. Fungsi ginjal (ureum dan kreatinin) umumnya membaik dalam
1 minggu dan kembali normal selama 3-4 minggu. Komplemen serum membaik dalam 6-8
minggu. Kelainan sedimen urin dapat menetap pada beberapa pasien selama berbulan atau
bertahun. Selama komplemen C3 belum pulih dan masih terdapat hematuria mikroskopis
maka pasien harus tetap dipantau untuk kemungkinan terjadinya Glomerulosklerosis dan
Gagal Ginjal Kronik.

Pencegahan GNAPS ; Biasakan Perilaku hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan
bersih dengan sabun, merawat kebersihan kulit, segera mengobati infeksi kulit terutama yang
disebabkan oleh Skabies. Perlu dilakukan pemeriksaan adanya faktor risiko infeksi GNAPS
terhadap siapa saja yang kontak dekat dengan pasien seperti tinggal serumah atau seasrama
dalam jangka waktu 2 minggu sebelum onset penyakit.

11
3. Sindrom Nefritik Akut

Etiologi

1. Glomerulonefritis proliferatif (sebagian besar)

2. Glomerulonefritis primer

Glomerulonefritis pascastreptokok
Glomerulonefritis proliferatif difus idiopatik
Penyakit IgA
Glomerulonefiitis membranoproliferatif

3. Glomerulonefritis sekunder

Sindrom Goodpasture
Lupus eritematosus sistemik
Vaskulitis

4. Penyakit mikroangiopati

Sindrom uremia hemolitik


Trombositopenia trombotik

Pada pasien dewasa umumnya diakibatkan penyakit sistemik, sehingga diagnosis ke arah
penyakit-penyakit ini harus dipertimbangkan pada setiap pasien yang ditemukan.

Patofisiologi

Hematuria terjadi akibat ke membran glomerulus dengan kebocoran sel darah merah. Terjadi
penurunan laju filtrasi glomerulus dan peningkatan resorpsi natrium dan air dari tubulus.
Akibat retensi natrium, mungkin pula dipengaruhi mekanisme hormonal, terjadi hipertensi.
Peningkatan resorpsi cairan bahkan edema.

Manifestasi Klinis

Suatu penyakit akut yang ditandai dengan hematuria makroskopik, oliguria, hipertensi,
edema (ringan hingga berat, biasanya pada muka), dan proteinuria ringan (biasanya 3,5 g/

12
hari). Pada beberapa pasien mungkin tidak ditemukan satu atau beberapa gejala tersebut.
Pada kasus yang berat dapat ditemukan gagal ginjal. Ini merupakan kedaruratan yang harus
segera ditangani. Biasanya 2 minggu setelah infeksi tenggorokan atau organ lain, pasien
mengalami gejala-gejala akut berupa hematuria makroskopik, oliguria, edema ringan,
hipertensi (dapat berat), dan proteinuria. Dapat ditambah dengan adanya fatig, malaise, nyeri
pinggang akibat pembengkakan kapsul ginjal, dan nyeri pada palpasi ginjal.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan fungsi ginjal berupa urin mikroskopik, ureum, kreatinin, elektrolit, protein urin,
dan klirens kreatinin. Pemeriksaan darah lengkap untuk mencari mikroangiopati, titer
antistreptolisin, apus tenggorok, LED, pemeriksaan imunologi untuk lupus eritematosus
sistemik, antibodi anti membran basal glomerulus, dan antibodi sitoplasmik antineutrofil.
Pemeriksaan foto toraks untuk mengetahui besarnya jantung, adanya edema, atau perdarahan
paru. Biopsi ginjal dilakukan kecuali pada glomerulonefritis pascastreptokok dengan gejala
yang jelas. Untuk pengawasan kemajuan dilakukan pengukuran dan pencatatan berkala dari
tekanan darah, keseimbangan cairan, serta berat badan. Pemeriksaan penunjang yang
dilakukan berkala adalah ureum, kreatinin, elektrolit, klirens kreatinin, urin mikroskopik,
protein, dan foto toraks.

Komplikasi

Hipertensi (ensefalopati, kejang, perdarahan serebral), gagal ventrikel kiri, gagal ginjal, dan
perburukan ke arah penyakit ginjal kronik.

Penatalaksanaan

o Tentukan penyebabnya (biasanya dengan biopsi ginjal, kecuali jelas akibat


glomerulonefritis pascastreptokok).

o Penatalaksanaan hipertensi dengan obat antihipertensi.

o Mencegah kelebihan garam dan air. Dilakukan pembatasan garam dan cairan, pemberian
diuretik dosis tinggi bila perlu. Pengawasan ketat terhadap berat badan, keseimbangan cairan,
dan ukuran jantung.

13
o Penatalaksanaan gagal ginjal.

o Penatalaksanaan penyebabnya. Penundaan dapat menyebabkan perburukan, terapi


disesuaikan dengan penyebab.

Prognosis

Pada 50% pasien dewasa terjadi kesembuhan sempurna. Prognosis buruk bila termasuk
glomerulonefritis rapidly progressive dengan perburukan ke arah gagal ginjal, atau sembuh
tidak sempurna dengan tetap adanya hipertensi, proteinuria, dan hematuria mikroskopik,
misalnya berupa glomerulonefritis kronik, yang akan berakhir pada penurunan fungsi ginjal.

Sumber :

1. Noer SM. Glomerulonefritis dalam: Buku ajar nefrologi anak, edisi ke-2. Ikatan
Dokter Anak Indonesia. 2002. Jakarta.
2. Vinen CS, Oliveira DB. Acute glomerulonephritis. Postgrad. Med. J. 2003;79;206-
213.
3. Simckes AM, Spitzer A. Post streptococcal acute glomerulonephritis. Ped Rev. 1995;
16:278-279.
4. Shroff KJ, Ravichandran RR, Acharya VN. ASO titre and serum complement (C3) in
post-streptococcal glomerulonephritis. J Postgrad Med. 1994; 30:27-32.
5. Guidelines for Acute Post-Streptococcal Glomerulonephritis, DEPARTMENT OF
HEALTH AND FAMILIES Northern Territory, 2010

14

Anda mungkin juga menyukai