Gestur Kelompok 2
Gestur Kelompok 2
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
EDI WAHYUDI
RIATNA
JUMATRIANI
NUR AYSYAH
MUH. MIFTACHUL ISLAM
Page 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Kuliah
Lapangan Geologi Struktur. Kuliah lapangan ini merupakan salah satu mata kuliah
yang wajib ditempuh di Departemen Geofisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Universitas Hasanuddin. Laporan ini disusun sebagai pelengkap Kuliah
Lapangan yang telah dilaksanakan pada Tanggal 11 maret 2017 didaerah pegunungan
Sapaya dan sungai Jenelata.
Dengan selesainya penyusunan laporan kuliah lapangan ini, tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis.
Utuk itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih untuk pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan laporan ini, baik dari materi maupun teknik
penyajiannya mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Penulis
Page 2
DAFTAR ISI
Page 3
BAB I
GEOLOGI REGIONAL
Secara geologi daerah ini tersusun oleh batuan-batuan sediment dan terobosan
Formasi Camba yang berumur Tersier, batuan gunungapi dan terobosan yang
termasuk dalam kelompok batuan Gunungapi Baturappe-Cindako berumur Tersier,
batuan Gunungapi Lompobatang yang berumur Kuarter, serta endapan alluvial.
Daerah dataran yang merupakan daerah terendah di atas permukaan laut, umumnya
ditempati oleh endapan alluvial. Kelompok batuan Formasi Camba dan batuan
Page 4
gunungapi Tersier umumnya menempati daerah perbukitan dan hanya sebagian kecil
yang berada di daerah dataran serta di daerah dataran bergelombang; sedangkan
daerah pegunungan yang merupakan bagian tertinggi dalam wilayah Kabupaten
Gowa tersusun oleh batuan gunungapi Kuarter.
Bahan galian berupa pasir dan lempung banyak ditambang di daerah dataran
terutama di daerah Bajeng, sedangkan sirtu di daerah lembah sungai Jeneberang di
bagian hulu bendung Bili-Bili. Daerah bergelombang sering dibuat menjadi lebih
landai bahkan datar dengan menggalinya sebagai tanah urug dan batubelah terutama
di daerah yang tersusun oleh endapan gunungapi Tersier. Formasi Camba oleh para
peneliti sebelumnya diinformasikan mengandung lapisan tipis batubara, sedangkan
intrusi batuan gunungapi Baturappe-Cindako antara lain menghasilkan mineralisasi
logam mulia. Dari segi kebencanaan, daerah Kabupaten Gowa ini tidak termasuk
daerah yang rawan gempa bumi karena kondisi geologi lokal dan posisi tektoniknya
yang jauh dari zona-zona sumber gempabumi. Daerah ini juga aman dari bencana
gunungapi karena gunungapi terdekat yaitu Lompobattang sudah termasuk kategori
padam. Namun beberapa tempat termasuk sangat rawan terhadap bencana gerakan
tanah seperti di sebagian lereng gunung Bawakaraeng dan sebagian daerah perbukitan
yang terjal. Selain itu daerah lembah sungai Jeneberang juga rawan terhadap bencana
banjir bandang. Analisis Geologi Lingkungan dan skoring setiap komponen geologi
lingkungan yang dimiliki oleh semua daerah dan dianggap berpengaruh terhadap
pengembangan wilayah menunjukkan nilainya berkisar antara 33-62 atau kurang
leluasa hingga cukup leluasa untuk dikembangkan, kecuali daerah tertentu yang
tersisihkan merupakan daerah yang tidak layak kembang. Sedangkan sebagian besar
daerah yang agak leluasa lainnya dan daerah yang kurang leluasa untuk
dikembangkan merupakan daerah yang direkomendasikan sebagai kawasan budidaya
terbatas umumnya pertanian (termasuk hutan). Adapun daerah yang tidak layak
kembang maka direkomendasikan sebagai kawasan lindung. Daerah yang cukup
leluasa untuk dikembangkan sebagian besarterletak di dataran Sungguminasa -
Takalar, sedangkan yang tidak layak menempati daerah di sekitar puncak perbukitan
dan pegunungan terjal, sempadan sungai, waduk/danau dan mata air (Zulkifli et al,
2009).
Page 5
BAB II
II.1 . Lokasi 1
a. Singkapan
Foto Lokasi dan Batuan
Page 6
Litologi:
Granit adalah batuan beku plutonik, yang terjadi dari hasil pembekuan magma
berkomposisi asam pada kedalaman tertentu dari permukaan bumi. Umumnya
bersifat masif dan keras, bertekstrur porfiritik, terdiri atas mineral kuarsa,
ortoklas, plagioklas, biotit, dan hornblende. Berwarna abu-abu berbintik hijau dan
hitam, kehijau-hijauan dan kemerah-merahan. merupakan batuan beku dalam
yang mempunyai kristal-kristal kasar.
Granit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang,
berwarna terang, mempunyai banyak warna umumna putih, kelabu, merah jambu
atau merah. Warna ini disebabkan oleh variasi warna dari mineral feldspar. Granit
terbentuk jauh di dalam bumi dan tersingkap di permukaan bumi karena adanya
erosi dan tektonik. Granit merupakan batuan yang banyak terdapat di alam
Kegunaan Granit sebagai bahan Bangunan rumah dan gedung, untuk bangunan
Monumen, jalan dan jembatan, sebagai batu hias (dekorasi)., sebagai bahan baku
industri poles (tegel, ornamen, dll) dan bahan bangunan (gedung, jalan , jembatan,
dll), selain itu dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan aksesoris rumah
seperti lantai,wastafel dan meja serta di bidang konstruksi.
Strike : N 15 E
Dip : N 85 W
Deskripsi : Pada pos 1yaitu yang berada di Tanah Karaeng dengan letak
koordinat S 0.531219 E 119,62587 . Di daerah ini terdapat
suatu singkapan.Singkapan adalah bagian dari batuan dasar
yang masih utuh (belum terubah oleh pelapukan)yang
tersingkap, akibat adanya pengikisan oleh gaya-gaya geologi
yang bekerja pada lapisan penutupnya.Pada batuan juga di
temukan adanya sesar yang telah mengalami pergeseran dari
posisi awalnya.Dengan strike yang mengarah ke kiri batuan
dan Dip yang kearah bawah membentuk sudut dengan
kedudukan strike.Pada pos 1 inihanya dilakukan pengukuran
Page 7
strike dip saja.Tetapi dapat diketahui bahwa batuan tersebut
merupakan batuan hasil dari graben sesar Parangloe.
II.2 Lokasi 2
a. Singkapan 1
Foto Lokasi dan Batuan
Page 8
Litologi : Pada Pos 2 merupakan daerah sungai dengan pola
pengaliran yang merupakan cabang dari sunga Jeneberang.
Formasi batuan yang menyusun daerah ini adalah Formasi
Baturappe-Cindako. Di daerah ini dijumpai adanya lava
bantal dan persebaran batuan beku Depresi Jenelata yang
merupakan wilayah DAS (daerah aliran sungai) Jenelata
adalah hasil dari aktivitas tektonik di lengan Selatan
Sulawesi. Pada umumnya litologi halus berlapis dapat
menyebabkan terbentuknya kepingan dari batuan tersebut.
Kenampakan breksi gunungapi pada jurus kekar cenderung
mengikuti atau mengelilingi fragmen batuan. Warna
kemerahan pada sebagian batuan tersebut merupakan hasil
dari adanya efek bakar karena batuan mengandung Fe dan
Mg. Batu Breksi adalah istilah dari batuan sedimen klastik
yang tersusun atas fragmen bersudut besar (angular).
Strike :N4E
Dip : N 55
Deskripsi : Pada pos 2 yang merupakan pos terakhir yang mana daerah ini
merupakan daerah aliran sungai Jenelata. Formasi batuan
yang menyusun daerah ini adalah Formasi Baturappe-
Cindako. Secara geografis Daerah Aliran Sungai Jenelata
terletak pada koordinat S 0,05249427 E 119,59618 . Sungai
ini diprediksi merupakan aliran letusan gunungapi purba
Sapaya yang bermula dari terbentuknya formasi gunungapi
Sapaya kemudian terjadi erupsi.Pada umumnya erupsi terjadi
karena adanya tekanan gas yang sangat kuat yang berasal dari
dalam perut bumi yang secara terus menerus berusaha
mendorong magma untuk keluar. Tekanan gas tersebut
nantinya perlahan akan membuat magma akan bergerak naik
ke atas secara perlahan, hal ini terjadi karena massa magma
lebih ringan dibandingankan dengan batuan padat
disekitarnya.Erupsi ini kemudian menyebabkan keluarnya
material-material tertentu dari perut bumi, membawa batu dan
Page 9
abu hasil erupsi ini. Di daerah ini dijumpai adanya lava bantal
dan persebaran batuan beku Depresi Jenelata yang merupakan
wilayah DAS (daerah aliran sungai) Jenelata adalah hasil dari
aktivitas tektonik di lengan Selatan Sulawesi. Aktivitas
tektonik itu juga menimbulkan beberapa kekar. Pembentukan
kekar-kekar tersebut berasosiasi dengan pembentukan struktur
lainnya seperti pada pembentukan struktur sesar dan
perlipatan.Kenampakan breksi gunungapi pada jurus kekar
cenderung mengikuti atau mengelilingi fragmen batuan.
Warna kemerahan pada sebagian batuan tersebut merupakan
hasil dari adanya efek bakar karena batuan mengandung Fe
dan Mg. Pegunungan sapaya tersebut membentang dari arah
timur ke barat mengikuti aliran sungai sekitarnya.
Page
10
BAB III
ANALISA STRUKTUR
Lokasi 1
- Hasil Diagram Roset
- Pembahasan
Tujuan diagram roset ini agar dapat mengetahui arah tegasan dari data strike dan
dip yang diperoleh di lapangan. setelah data dimasukkan data di software dip kita
dapat mengetahui arah dari strike dan dipnya. Dari diagram tersebut dapat
ditentukan tegasan maksimum, tegasan medium, dan tegasan minimumnya serta
arah tegasannya. Namun, pada saat pengukuran di lapangan, direction yang
Page
11
diukur hanya dari satu arah sehingga kita tidak dapat menentukan tegasan
maksimum, medium dan minimumnya. Dari data yang diperoleh di lapangan hasil
pengukuran strike dan dip menggunakan kompas geologi adalah: strike = N
150E dan dip =N 85W
Page
12
Lokasi 2
- Hasil Diagram Roset
BAB IV
Page
13
- Hasil Diagram Kontur
Page
14
BAB IV
PENUTUP
IV.I KESIMPULAN
Geologi struktur merupakan ilmu yang mempelajari arsitektur kerak bumi
beserta gejala-gejala geologi yang menyebabkan terjadinya perubahan
(deformasi) batuan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses suatu
pembentukan struktur geologi dari batuan yaitu ; sifat elastisitas batuan,
resistivity, plastisitas, viskositas. Faktor-faktor lain seperti ; pori-pori batuan dan
tekstur batuan. Suatu struktur geologi dapat terbentuk akibat adanya suatu gaya
yang bekerja terhadap suatu benda/tubuh batuan.Pada praktikum lapangan yang
telah dilakukan di pegunungan sapaya terdapat 2 pos, pos pertama di desa
Pattalikang ditemukan batuan yang telah tersingkap dan mengalami kekar.
Sedangkan pada pos 2 ditemukan adanya batuan hasil erupsi dari pegunungan
Sapaya, kenampakan batuan berupa lava bantal dan berbagai jenis formasi batuan
beku.
IV.IISARAN
Sebelum melakukan praktikum ini sebaiknya dilakukan simulasi fieldtrip
terlebih dahulu agar praktikan sudah memahami hal-hal yang ingin dilakukan
dilapangan
Page
15
DAFTAR PUSTAKA
Zulkifli dkk. 2009. Inventarisasi dan Evaluasi Mineral Logam Di Kabupaten Takalar
dan Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Teknik Geologi
Unhas. Makassar
https://petatematikindo.wordpress.com/2013/01/07/administrasi-kabupaten-gowa/
Page
16