Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kurikulum adalah suatu sistem yang mempunyai komponen-komponen yang
saling berkaitan erat dan menunjang satu sama lain. Komponen-komponen
kurikulum tersebut terdiri dari tujuan, materi pembelajaran, metode, dan evaluasi.
Dalam bentuk sistem ini kurikulum akan berjalan menuju suatu tujuan
pendidikan dengan adanya saling kerja sama diantara seluruh subsistemnya.
Apabila salah satu dari variable kurikulum tidak berfungsi dengan baik maka
sistem kurikulum akan berjalan kurang baik dan maksimal.1
Berangkat dari bentuk kurikulum tersebut, maka dalam pelaksanaan
kurikulum sangat diperlukan suatu pengorganisasian pada seluruh komponennya.
Dalam proses pengorganisasian ini akan berhubungan erat dengan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan. Sedangkan manajemen adalah
salah satu displin ilmu yang implikasinya menerapkan proses-proses
tersebut.Maka dalam penerapan pelaksanaan kurikulum, seorang yang mengelola
lembaga pendidikan harus menguasai ilmu manajemen, baik untuk mengurus
pendidikan ataupun kurikulumnya. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas
tentang pengertian, fungsi, prinsip-prinsip, ruang lingkup, proses, dan komponen-
komponen kurikulum.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran?
2. Apa Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran?
3. Apa Prinsip dan Fungsi Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran?
4. Apa Komponen-komponen Kurikulum dan Pembelajaran?
5. Apa Saja Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan?

1 . http://kiswankurikulum.blogspot.com/

1
C. Tujuan Masalah
1 .Untuk mengetahui apa itu pengertian Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran.
2 .Untuk mengetahui apa itu Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum dan
Pembelajaran.
3. Untuk mengetahui apa Prinsip dan Fungsi Manajemen Kurikulum dan
Pembelajaran.
4. Untuk mengetahui Komponen-komponen Kurikulum dan Pembelajaran.
5. Untuk mengetahui Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran

Manajemen adalah suatu proses social yang berkenaan dengan keseluruhan


usaha manusia dengan bantuan manusia dan sumber-sumber lainnya,
menggunakan metode yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.2
Dan kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk
melancarkan proses belajar mengajar dibawah bimbingan dan tanggungjawab
sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.3
Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu system pengelolaan kurikulum
yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka
mewujudkan ketercapaian kurikulum. Dalam pelaksanaannya, manajemen
kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan konteks Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) dan Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Oleh karena
itu, otonomi yang di berikan pada lembaga pendidikan atau sekolah dalam
mengelola kurikulum secara mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan
ketercapaian sasaran dalam visi dan misi pendidikan atau sekolah tidak
mengabaikan kebijaksanaan nasional yang telah ditetapkan.
Hubungan sekolah dengan masyarakat perlu dikelola secara produktif agar
masyarakat memiliki sekolah. Sehingga terbentuk program sekolah dengan
masyarakat untuk mewujudkan program-program sekolah. Dengan demikian
keterlibatan masyarakat dalam manajemen kurikulum dimaksudkan agar dapat
memahami, membantu dan mengontrol implemetasi kurikulum, sehingga lembaga
pendidikan atau sekolah lain dituntut kooperatif juga mampu mandiri dalam
mengidentifikasi kebutuhan kurikulum, mendesain kurikulum, menentukan

2Oemar hamalik,2008,manajemen pengembangan kurikulum,bandung: PT remaja


rosdakarya,hal.16

3 Nasution,2010,kurikulum dan pengajaran,jakarta: PT Bumi Aksara,hal ,05

3
rioritas kurikulum, melaksanaan pembelajaran, menilai kurikulum, mengendalikan
serta melaporkan sumber dan hasil kurikulum baik kepada masyarakat maupun
pada pemerintah.4

B. Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran


Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian kegiatan kurikulum. Pada tingkat sekolah kegiatan kurikulum lebih
mengutamakan untuk merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum
nasional (standar kompetensi/ kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan
kondisi sekolah yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebut merupakan
kurikulum yang integritas dengan peserta didik maupun dengan lingkungan.5

C. Prinsip dan fungsi manajemen kurikulum

Prinsip dan fungsi yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen


kurikulum adalah beberapa hal sebagai berikut, yaitu:
a. Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum
merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen
kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat mencapai
hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran
dalam manajemen kurikulum.
b. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan
demokrasi, yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik
pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh
tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum

4 Tim dosen administrasi pendidikan UPI, 2010, Manajemen Pendidikan, Bandung:


Alfabeta,hal.191

5 Tim dosen administrasi pendidikan UPI, 2010, Manajemen Pendidikan, Bandung:


Alfabeta,hal.191-192

4
c. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan
manajemen kurikulum, perlu adanya kerja sama yang positif dari
berbagai pihak yang terlibat.
d. Efektivitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus
mempertimbngkan efektivitas dan efisiensi untuk mencapai tujuan
kurikulum sehingga kegiatan manajemen kurukulum tersebut sehingga
memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga, dan waktu yang
relative singkat.
e. Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum,
proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan
mengarahkan visi, misi, dan tujuan kurikulum.

Selain prinsip-prinsip tersebut juga perlu dipertimbangkan kebijaksanaan


pemerintah maupun departemen pendidikan, seperti USPN No. 20 tahun 2003,
kurikulum pola nasional, pedoman penyelenggaraan program, kebijaksanaan
penerapan Manajemen Berbasis Sekolah, kebijaksanaan penerapan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan, keputusan dan peraturan pemerintah yang
berhubungan dengan lembaga pendidikan atau jenjang/ jenis sekolah yang
bersangkutan.

Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum agar


perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum berjalan dengan efektif, efisien,
dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber belajar, pengalaman belajar,
maupun komponen kurikulum.6 Ada beberapa fungsi dari manajemen kurikulum
di antaranya sebagai berikut :
a.Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum,
pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan
melalui pengelolaan yang terencana dan efektif.

6 ibid

5
b.Meningkatkan keadilan (equality) dan kesempatan pada siswa untuk
mencapai hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat
dicapai peserta didik tidak hanya melalui kegiatan intrakurikuler, tetapi
juga perlu melalui kegiatan ekstra dan kokurikuler yang dikelola secara
integritas dalam mencapai tujuan kurikulum.
c.Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan peserta didik maupun lingkungan, kurikulum yang dikelola
secara efektif dapat memberikan kesempatan dan hasil yang relevan
dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar.

d.Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam


mencapai tujuan pembelajaran, pengelolaan kurikulum yang professional,
efektif, dan terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun
aktivitas siswa dalam belajar.

e.Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses


pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara
desain yang telah direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan
demikian, ketidak sesuaian antara desain dengan implementasi dapat
dihindarkan.Disamping itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk
melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien karena adanya
dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan
kurikulum.

f.Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu pengembangan


kurikulum, kurikulum yang dikelola secara professional akan melibatkan
masyarakat, khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar
perlu disesuaikan dengan ciri khas dengan kebutuhan pembangunan daerah
setempat.7

7 ibid

6
D. Komponen Komponen Kurikulum
Kurikulum merupakan suatu system yang memiliki komponen-komponen
tertentu. Komponen-komponen apa saja yang membentuk kurikulum itu?
Bagaimana keterkaitan antar komponen-komponen itu? Sebagai suatu system
setiap komponen harus saling berkaitan satu sama lain. Manakala salah satu
komponen yang membentuk system kurikulum terganggu atau tidak berkaitan
dengan komponen lainnya, maka system kurikulum pun akan terganggu pula.

a. Komponen Tujuan
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang ingin
diharapkan. Dalam skala makro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan
filsafat atau system nilai yang dianut masyarakat. Bahkan rumusan tujuan
menggambarkan suatu masyarakat yang dicita-citakan. Misalkan filsafat atau
system nilai yang dianut masyarakat Indonesia adalah pancasila, maka tujuan
yang diharapkan tercapai oleh suatu kurikulum adalah membentuk masyarakat
yang pacasilais. Dalam skala mikro, tujuan kurikulum berhubungan dengan visi
dan misi sekolah serta tujuan-tujuan yang lebih sempit seperti tujuan setiap mata
pelajaran dan tujuan proses pembelajaran.

Tujuan pendidikan mempunyai klasifikasi, dari tujuan yang sangat umum


sampai tujuan khusus yang bersifat spesifikdan dapat diukur yang kemudian
dinamakan kompetensi. Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi empat yaitu :
Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)
Tujuan Istitusional (TI)
Tujuan Kurikuler (TK)
Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran (TP)

Tujuan Pendidikan Nasional (TPN) adalah tujuan yang bersifat paling


umum dan merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap
usaha pendidikan, artinya setiap lembaga dan penyelenggara pendidikan harus
dapat membentuk manusia yang sesuai dengan rumusan itu, baik pendidikan yang

7
diselenggara oleh lembaga pendidikan formal, informal, maupun non formal.
Tujuan pendidikan umum biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku yang ideal
sesuai dengan pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang dirumuskan oleh
pemerintah dalam bentuk undang-undang. TPN merupakan sumber dan pedoman
dalam usaha penyelenggaraan pendidikan. secara jelas tujuan Pendidikan Nasional
yang bersumber dari system nilai pancasila dirumuskan dalam undang-undang
No. Tahun, Pasal 3, Bahwa Pendidikan Nasionalyang berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman yang
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.

Tujuan Institusional (TI) adalah tujuan yang dicapai oleh setiap lembaga
pendidikan. dengan kata lain tujuan ini dapat didefinisikan sebagai kualifikasi
yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka menempuh atau dapat
menyelesaikan program di suatu lembaga tertentu. Tujuan Institusional
merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum yang dirumuskan dalam
bentuk kompetensi lulusan oleh setiap jenjang pendidikan seperti misalnya
standar kompetensi pendidikan dasar, menengah, kejuruan, jenjang pendidikan
tinggi.

Tujuan Kurikuler (TK) adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap
bidang studi atau mata pelajaran. Oleh sebab itu tujuan kurikuler dapat
didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh anak didik setelah
mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga
pendidikan. tujuan kurikuler juga pada dasarnya merupakan tujuan antara untuk
mencapai tujuan lembaga pendidikan. dengan demikian setiap tujuan kurikuler
harus dapat mendukung dan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional.
Contoh tujuan kurikuler adalah tujuan bidang studi matematika di SD, Tujuan
pembelajaran IPS di SLTP dan lain sebagainya. dalam kurikulum yang berpotensi

8
pada pencapaian kompetensi, tujuan kurikuler menggambarkan standar isi setiap
mata pelajaran atau bidang studi yang harus dikuasai siswa pada setiap satuan
pendidikan. dalam klasifikasi tujuan pendidikan, tujuan instruksional atau
sekarang lebih popular dengan tujuan pembelajaran, merupakan tujuanyang paling
khusus.
Tujuan Pembelajaran (TP) merupakan bagian dari tujuan kurikuler, dapat
didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah
mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam sekali
pertemuan. Karena hanya guru yang memahami kondisi di lapangan, termasuk
memahami karakteristik siswa yang akan melakukan pembelajaran disuatu
sekolah, maka menjabarkan tujuan pembelajaran ini adalah tugas guru. Sebelum
guru melakukan proses belajar mengajar, guru perlu merumuskan tujuan
pembelajaran yang harus dikuasai oleh anak didik setelah mereka selesai
mengikuti pelajaran. Menurut Bloom, dalam bukunya Taxonomy of Educational
Objectives yang terbit pada tahun 1965, bentuk perilaku sebagai tujuan yang harus
dirumuskan dapat digolongkan ke dalam tiga klasifikasi atau tiga domain
(bidang), yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotor.

b. Komponen Isi / Materi Pembelajaran


Pada komponen isi kurikulum lebih banyak menitikberatkan pada
pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam kegiatan proses
pembelajaran. Isi kurikulum hendaknya memuat semua aspek yang berhubungan
dengan aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap atau perilaku) dan
psikomotorik (keterampilan atau skill) yang terdapat pada isi setiap mata pelajaran
yang disampaikan dalam kegiatan proses pembelajaran. Isi kurikulum dan
kegiatan pembelajaran diarahkan untuk mencapai tujuan dari semua aspek
tersebut.

c. Komponen Metode
Komponen metode ini berkaitan dengan strategi yang harus dilakukan
dalam rangka pencapaian tujuan. Metode yang tepat adalah metode yang sesuai

9
dengan materi dan tujuan kurikulum yang akan dicapai dalam setiap pokok
bahasan. Dalam posisi ini guru hendaknya tidak menetapkan satu metode agar
proses pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan dan mencapai sasaran
yang direncanakan. Dengan demikian rencana yang sudah disusun dapat
diterapkan secara optimal.
d. Komponen Evaluasi
Pengembangan kurikulum merupakan proses yang tidak pernah berakhir.
Proses tersebut meliputi perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Merujuk pada
pendapat tersebut, maka dalam konteks pengembangan kurikulum, evaluasi
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pengembangan kurikulum itu
sendiri. Melalui evaluasi, dapat ditentukan nilai dan arti kurikulum, sehingga
dapat dijadikan bahan pertimbangan apakah suatu kurikulum dapat dipertahankan
atau tidak; bagian-bagian mana yang harus disempurnakan. Evaluasi merupakan
komponen untuk melihat efektivitas pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulum
evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan
telah tercapai atau belum, atau evaluasi digunakan sebagai umpan balik dalam
perbaikan strategi yang ditetapkan. Kedua fungsi tersebut adalah evaluasi sebagai
fungsi sumatif dan evaluasi sebagai fungsi formatif.

E. Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

A. Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan . tujuan umum pendidikan


tersebut adalah sebagai berikut ;
1) Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilam untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
2) Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
3) Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan

10
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan
kejuruannya,

B. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidiksn

Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar menengah yang
tertuang dalam S1 meliputi lima kelompok maya pelajaran seagai berikut;
1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian\
3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
4) Kelompok mata pelajaran estetika
5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan

Kelompok muatan tersebut dilaksanakan melalui mjutan dan kegiatan


pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005 pasal 7.

Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamanya
merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Disamping
itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi
kurikulum
1) Mata pelajaran
Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan
pendidikan berpedoman pada struktur kurikulum yang tercantum dalam S1
2) Muatan lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,
termasuk keunggulan daerah , yang materinya tidak sesuai menjadi bagian
dari muatan pelajaran lainya atau terlalu banyak sehingga harus menjadi
mata pelajaran sendiri. Muatan lokal juga merupakan sutuan pelajaran,
sehingga harus mengembangkan standart kompetensi dasar untuk setiap
jenis muatan yang diselenggarakan.
3) Kegiatan pengembangan diri

11
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap
peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan ini dibimbing atau
difasilitasi oleh konselor, guru atau tenaga pendidikan yang dapat
dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Untuk khusus sekolah
menengah kejuruan pengembangan ciri terutama ditujukan untuk
pengembangan kreaktivitas dan bimbingan karier.pengembangan diri
bukan merupakan mata pelajaran. Penilainya dilakukan secara kualitatif
nuakm kuantitatif seperti pada mata pelajaran.
4) Pengaturan Beban Belajar
a. Beban belajar dalam sistem paket digunakan oleh tingkat satuan
pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MA/SMALB/SMK/MAK kategori
standar. Sedangkan dalam sistem kredit semester (SKS) dapat
digunakan oleh SMP/MTs/SMPLB kategori mandiri dan oleh
SMA/MA/SMALN/SMK/MAK kategori standar.
b. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket
dialokasikan sebagai tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan
alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester
ganjil dan genap dalam satu ajaran dapat dilakukan secara fleksibel
dengan jumlah beban yang tetap . satuan pendidikan dimungkinkan
menambah maksimum empat jam pelajaran perminggu secara
keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai
kompetensi.
c. Alokasi waktu untuk pengasah terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur dalam sistem paket SD/MI/SDLB 0%-40%,
SMP/MTs/SMPLB 0%-50% dan SMA/MA/SMALN/SMK/MAK 0%-
60% dari wakttu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang
bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan
potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kopetensi.

12
d. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik sekolah setara
dengan satu jam tatap muka . empat jam praktik setara dengan satu jam
tatap muka.
e. Alokasi waktu untuk tatap muka. Penugasan terstruktur untuk
SMA/MA/SMALN/SMK/MAK yang menngunakan sistem SKS
mengikuti aturan sebagai berikut:
1. Satu SKS pada SMP/MTs terdiri atas; 40 menit tatap muka, 20
menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur.
2. Satu SKS pada SMA/MA/SMALN/SMK/MAK terdiri atas 45
menit tatap muka, 25 menit kegiatan terstruktur dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur.
3.
5) Ketuntasan belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetepkan dalam suatu
kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk
masing-masing indikator 75%. Satuan pendidikan harus menentukan
kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat
kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya
pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaraan. Satuan pendidikan
diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus
untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.
6) Kenaikan Kelas dan Kelulusan
Kenaikan kelas dilakukan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan
kelas diatur oelh masing-masing direktorat teknis terkait. Sesuai dengan
ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 ayat (1), peserta didik dinayatakan lulus
satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
b. Memperoleh minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaram, kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,

13
kelompok kewarganegaraan dan kpribadian, kelompok pelajaran
estetika , jasmani, olahraga dan kesehatan
c. Lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan tegnologi
d. Lulus Ujian Nasional
7) Penjurusan penjurusan dilakukan pada kelas XI dan XII di SMA/MA .
criteria penjurusan diatur oleh direktorat teknis terkait.
8) Pedidikan kecakapan hidup
a. kurikulum untuk SD/MI/SDLB , SMP/MTs/SMPLB ,
SMA/MA/SMALN/SMK/MAK dapat memasukkan pendidikan
kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan
akademik dan kecakapan vakasional.
b. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari
pendidikan semua mata pelajaran atau berupa paket/modal yang
direncanakan secara khusus.
9) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global
a. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan kebutuhan lokal dan global
adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan
kebutuhan dan daya saing global yang semua bermanfaatan bagi
pengembangan kopetensi peserta didik.
b. Kurikulum untuk semua tingkatsatuan pendidikan dapat memasukkan
pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global
c. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan
bagian dari semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata
pelajaran muatan lokal.
d. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik
dari satuan pendidikan formal lain dan nonformal yang sudah
memperoleh akreditas.

14
C. Kalander Pendidikan
Satuan dasar pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun kalander
pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerh, karakteristik sekolah, kebutuhan
peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan kalander pendidikan
sebagaimana yang dimuat dalam standar ini.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu system pengelolaan kurikulum
yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka
mewujudkan ketercapaian kurikulum. Dalam pelaksanaannya, manajemen
kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan konteks Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) dan Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
2. Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian kegiatan kurikulum. Pada tingkat sekolah kegiatan kurikulum lebih
mengutamakan untuk merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum
nasional (standar kompetensi/ kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan
kondidsi sekolah yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebur merupakan
kurikulum yang integritas dengan peserta didik maupun dengan lingkungan.
3. Prinsip dan fungsi yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen
kurikulum adalah beberapa hal sebagai berikut, yaitu:
a. Produktivitas
b. Demokratisasi
c. Kooperatif
d. Efektivitas dan efisiensi
e. Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum
Ada beberapa fungsi dari manajemen kurikulum di antaranya sebagai berikut :
a. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum.
b. Meningkatkan keadilan (equality) dan kesempatan pada siswa untuk mencapai
hasil yang maksimal.
c. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
peserta didik maupun lingkungan.
d.Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa.
e.Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar.
f. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu pengembangan
kurikulum.

16
4. Komponen-Komponen Kurikulum
a. Komponen Tujuan
b. Komponen Isi / Materi Pembelajaran
c. Komponen Metode
d. Komponen Evaluasi

17
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik,Oemar. 2008. Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT


Remaja Rosdakarya

http://kiswankurikulum.blogspot.com/. Manajemen Kurikulum 08 maret


2016:20.02.

Mulyasa,E. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : PT Remaja


Rosdakarya

Nasution,2010,kurikulum dan pengajaran,jakarta: PT Bumi Aksara,

Tim dosen administrasi pendidikan UPI. 2010. Manajemen Pendidikan. Bandung:


Alfabeta
[1]http://kiswankurikulum.blogspot.com/
[2] Oemar hamalik,2008,manajemen pengembangan kurikulum,bandung: PT
remaja rosdakarya,hal.16
[3] Nasution,2010,kurikulum dan pengajaran,jakarta: PT Bumi Aksara,hal ,05
[4] Tim dosen administrasi pendidikan UPI, 2010, Manajemen
Pendidikan, Bandung: Alfabeta,hal.191
[5] Tim dosen administrasi pendidikan UPI, 2010, Manajemen
Pendidikan, Bandung: Alfabeta,hal.191-192
[6] ibid
[7] ibid

18

Anda mungkin juga menyukai