Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGALIRAN

ALIRAN DALAM JARINGAN

Di Buat Oleh Kelompok III


No NAMA NIM
1 HANDOKO C.141.07.0029
2 SUPONO C.141.07.0031
3 AGUSTINA DWI PUSPITA T C.141.07.0048

YAYASAN ALUMNI UNIVERSITAS DIPONEGORO


FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SEMARANG
Jl. Soekarno-Hatta, Tlogosari, Semarang
2008.

Created by Handoko 1
BAB I
PENDAHULUAN

Untuk memahami konsekuensi-konsekuensi akibat dari berbagai keadaan pengaliran


jaringan dalam pipa seperti akibat perubahan dari konfigurasi jarigan aliran pipa dan medan yang
dilalui oleh jaringan aliran pipa pada unjuk kerja pengoperasian jaringan utama pada debit aliran
dan distribusi tekanan.
Dengan praktikum ini kita dapat mengamati kehilangan energi akibat berbagai keadaan
dan memiliki ketrampilan eksperimental yang memadai.
A. Tujuan.
a. Memberikan visualisasi pada mahasiswa akan phenomena-phenomena dalam aliran
jaringan pipa secara lebih nyata
b. Mempelajari pengaruh-pengaruh dari kehilangan energi akibat gesekan sepanjang
aliran di dalam pipa, perubahan luas penampang pipa, belokan pipa dan katup/kran.
c. Mempelajari pegaruh dari looping network pada debit aliran.
d. Mempelajari unjuk kerja (performance) dan kelakuan (behaviour) hidrolika aliran
pada jaringan pipa akibat dari pengaruh-pengaruh kehilangan energi dan looping di
atas
B. Peralatan dan Perlengkapan.
a. Instalasi Pompa beserta intalasi aliran balik (feedback flow)
b. Model aliran di saluran tertutup dalam bentuk jaaaaaaringan pipa (pipe network)
dan diskripsi model
c. Papan pengukur kehilangan tekanan/ manometer
d. Stopwotch
e. Ember
f. Literan air
g. Alat Tulis

Created by Handoko 2
BAB II
LANDASAN TEORI

Pipe flow apperatus (alat ukur kehilangan tenaga pada pipa) merupakan alat yang dapat
dipakai untuk melakukan simulasi dengan variasi aliran dalam pipa. Pengoperasiannya dilakukan
dengan membuka dan menutup katup (kran atau stop kran) yang telah dipasang sehingga beda
energi yang terjadi pada beberapa pengukuran dapat terukur atau terlihat pada papan manometer
(papan pengukur kehilanga energi).
Berkurangnya energi atau tinggi tekanan merupakan fungsi debit, panjang pipa, diameter
pipa dan koefisien gesek pipa yang disebut kehilangan energi mayor. Secara matematis dapat
ditulis sebagai Darcy-Weisbach :
LQ 2
h f = 8f
D5 2 g
Dengan:
h f = kehilangan energi atau tekanan ( major atau utama )( m )

Q = debit pipa m(3

dt )
f = koefisien gesek
L = Panjang pipa ( m)
D = Diamater pipa ( m)
(
g = percepata grafitaaasi bumi m dt 2 )

Created by Handoko 3
Gambar 1. Aliran dalam pipa dan kehilangan energi mayor maupun minor.
Gambar 1 kehilangan energi di tunjukkan oleh posisi titik-titik yang membentuk garis yag
disebut EGL (Energy Grade Line). Energi awal adalah setinggi muka air, kemudian turun
sepanjang aliran dan akhirnya minimum di ujung pipa. Tinggi tekanan energi diukur dari suatu
datum tertentu. Datum adalah garis atau bidang horizontal (datar) yang dapat dipilih sesuka kita.
Selain garis energi, terdapat pula garis HGL (Hydraulic Grade Line) yang merupakan garis yang
menunjukkan teknan air di setiap titik yang ditinjau. Perbedaaan tinggi antara EGL dan HGL
adalah V2/2g.
Selain kehilangan energi akibat gesekan dengan pipa terjadi pula kehilangan energi akibat
sambungan pipa dengan tangki dan pada saat air keluar dari pipa. Pada saat air mulai masuk pipa
EGL turun tajam walaupun dalam kualitas yang tidak begitu besar. Kehilangan anergi ini disebut
kehilangan energi mior..
Kehilangan energi minor dapat disebabkan oleh smabungan antar pipa, konstruksi tiba-tiba
(penyempitan dan pembesaran), dan belokan yang meyebabkan adanya turbulensi. Kehilangan
energi minor juga dapat terjadi jika air harus melalui katup (kran/stop kran). Seperti diketahui,
katup mengganggu aliran sehingga dapat mengurangi atau bahkan menghentikan aliran sama
sekali. Walaupun disebut minor, kehilangan di tempat-tempepat tersebut mungkin saja jauh lebih
besar dibandingkan dengan kehilangan energi akibat gesekan dengan pipa. Dengan demikian
kehilangan energi tersebut harus diperhatikan dalam perhitungan. Kehilangan energi minor
dalam bahasa matematika di tulis sebagai :
Q2 V2
hf = k atau h f = k
2A 2 g 2g
Dengan :
- k = koefisien kehilangan energi minor
-V = Kecepatan aliran
Koefisien k bervariasi tergantung pada bentuk fisik bangunan, penyempitan katus dan
sebagainya. Harga k ini (selain katup) biasanya berkisar antara 0 s/d 1. harga k fitting sangat
variatif, tergantung pada berbagai faktor. Selain itu pengaruh manusia (man work) terutama
dalam pelaksanaan penyambungan pipa kadang sangat berpengaruh terhadap kehilangan tenaga
pada fitting, terutama untuk berbagai macam sambungan. Pipa telah direncanakandan diproduksi
oleh pabrik dengan memperhitungkan kehilangan energi yang sekecil-kecilnya. Misalnya
penyambungan pipa dibuat dengan ukuran diameter yang tepat dapat mengakomodasi diameter
luar pipa yang akan disambung dan panjang pipa yang masuk kedalam sambungan tertentu. Jika
Created by Handoko 4
yang menyambung tidak memasukkan pipa yang akan disambung secara sempurna sesuai yang
dimaksud oleh pabrik pipa, maka akn terjadi ekspansi tiba-tiba pada sambungan tersebut
beberapa kali sehingga menambah kehilangan energi. Gambar tentang hal tersebut dapat dilihat
pada gambar 1. sulit kiranya untuk menguji harga k untuk setiap bentuk belokan dan katup yang
akan dipakai dalam jaringan penyedia air. Biasanya jenis-jenis belokan yang digunakan sudah
baku, sehingga pengujian koefisien tidak terlalu banyak.
Katup agak lain dengan belokan dan penyempitan (perubahan diameter pipa). Katup dapat
diatur menutup dan membuka, yang berarti mengubah diameter pipa secara variatif. Dengan
demikian kehilangan energi yang disebabkan oleh katup sangat variatif, atau k sangat bervariasi
tergantung pada posisi katup. Pada hakekatnya harga k katup dapat berkisar antara 0 hingga tak
terhingga. Kejadian fisik pada fitting ditunjukkan seperti gambar 2 dibawah ini:

Gambar 2. Turbulensi pada fitting yang menyebabkan kehilangan energi minor.

Created by Handoko 5
A. BAGIAN BAGIAN ALAT.
Bagian bagian dari pipe flow Apparatus (alat pengukur kehilangan energi aliran dalam
pipa) dapat dilihat seperti gambar 3 dibawah .
Alat pengukur kehilangan energi dalam pipa ini terdiri dari beberapa macam bagian antara
lain pipa PVC Wafin dengan diameter 2, diameter 1 dan diamaeter ,
Di samping itu juga digunakan fitting-fitting antara lain Sok, Tee, Knei, Sock draat, ball
valve kitz dan stop kran, merk Onda. Dari gambar 3 di bawah dapat diuraikan again-bagian dari
model pipa flow apparatus sebagai berikut :
1. Pipa A mempunyai diameter 2 dengan perkuaan bagian dalam pipa halus.
2. Pipa B mempunyai diameter 2 dengan permukaan bagian dalam pipa dibuat kasar
dengan jalan dilapisi pasir kwarsa.
3. Pipa C mempunyai diameter 1 dengan permukaan bagian dalam tetap halus.
4. Pipa D mempunyai diameter 1 dengan permukaan bagian dalam dibuat kasar
dengan cara dilapisi pasir kwarsa.
5. Pipa E mempunyai diameter dengan permukaan bagian dalam tetap halus.
6. Pipa F mempunyai diameter dengan permukaan bagian dalam dibuat kasar
dengan cara dilapisi pasir kwarsa.
7. katup yang dipakai ball valve yang berdiameter , 1 dan 2
8. Titik-titik penempatan selang manometer berjumlah 26 titik yang diberi nomor
secara berurutan.
Tangki untuk simulasi ini nantinya terletak pada elevasi 3 m dari lantai, sedangkan untuk
jaringan pipa elevasinya 1 m di atas lantai terleyak di atas meja yang berfungsi sebagai tempat
perletakan pipa. Diharapkan dengan perbedaan elevasi sekitar 2 m ini akan dihasilkan perbedaan
tekanan relative pada node di sepanjang pipa yang tidak terlalu tinggi.

Alat-alat lain yang diperlukan untuk simulasi selain yang sudah disebutkan sebelumnya adalah
pompa untuk menaikkan air ke tangki dan bak air untuk menampung air yang keluar dari kran
sehingga dapat dipakai kembali untuk mengisi tangki dengan mempergunakan pompa.

Created by Handoko 6
RESERVOIR

BALL VALVE 2" 1,605


PIPA HALUS 2"
1 2
BALL VALVE 2'
1,610
PIPA KASAR 2"
5 3 4
6
BALL VALVE 1" BALL VALVE 2'
1,615
7 PIPA HALUS 1"
8 9 10
BALL VALVE 1" BALL VALVE 1"
1,620
PIPA KASAR 1"

11 12
BALL VALVE 1 2 "
BALL VALVE 1 2"
1,625
PIPA HALUS 1 2"
13 16 17
15 18
14
BALL VALVE 1 2" BALL VALVE 1 2"
19 23 24 BALL VALVE 1 2"

GAMBAR 3. DIAGRAM JARINGAN PIPA 22 25 26


20 21 PIPA KASAR 1 2"
1,630

Created by Handoko 7
B. PENGGUNAAN ALAT.
Prinsip simulasi airan air dalam pipa baik loop maupun tidak pada model pipe flow apparatus
ini, adalah membuat variasi simulasi baik untuk bukaan katup pada beberapa node yang
berbeda, maupun variasi jenis kekasaran pipa sehingga dapat dilihat perbedaan kehilangan
anergi aliran pipa yang disebabkan oleh gesekan atau friksi dengan dinding pipa (kehilangan
energi utama). Disamping itu kehilangan energi selain karena gesekan juga karena harus
membelok sehingga terjadi turbulensi.

Kehilangan energi aliran di dalam pipa ini dapat dilihat pada bagian papan manometer,
sehingga kehilangan energi aliran di dalam pipa baik, karena gesekan, belokan, penyempitan,
pembesaran dan katup dapat dilihat pada papan manometer. Oleh karena itu titk-titik
pengukuran dipasang dengan berbagai kondisi. Untuk mengetahui kehilangan energi aliran di
dalam pipa karena gesekan dengan pipa maka selangmanometer diletakkan di ujung-ujung
pipa halus atau kasar, sedangkan untuk mengetahui kehilangan energi alran di dalam
pipakarena belokan maka manometer di pasang pada titik-titik sebelum reducer. Adapun titik
lubang pada pipa untuk menancapkan selang manometer terdiri dari 26 titik, yang diberi
nomor berurutan. Sehingga pada waktu simulasi ujung selang manometer terpasang dengan
baik yang tersambung ke pipa maupun tersambung ke papan manometer.

Dari jaringan pipa yang ada kita buat variasi bukaan katup pada diameter pipa yang akan kita
pilih, baik itu katup yang terletak pada pipa maupun stop kran pada tiap ujung pipa pada
diameter pipa yang berbeda-beda diameter nominalnya, sehingga dihasilkan debit yang
berbeda-beda yang keluar dari stop kran.
Untuk lebih jelasnya akan diuraikan berbagai contoh simulasi yang bertujuan mencari
kehilangan energi aliran di dalam pipa akibat gesekan dengan dinding pipa, belokan pipa,
penyempitan/pelebaran maupun pemasangan katup.

1. Simulai dengan tujuan mencari kehilangan energi aliran di dalam pipa karena
gesekan pada pipa.
Untuk simulasi ini air dialirkan melalui pipa diameter 1 yang permukaan bagian dalam
pipa dibuat kasar.
Pada simulasi ini semua debit air yang mengalir ke jaringan dikeluarkan melalui kran
No.3, ball valve yang dibuka hanya disepanjang pipa yang melalui aliran air seperti
Created by Handoko 8
terlihat gambar 3 di atas, sedangkan aliran ke pipa diameter 2 dan diameter ditutup.
Untuk selang manometer dipasang di titik disepanjang pipa diameter 1 (kasa) yaitu pada
titik nomor 11 dan nomor 12.
2. Simulasi dengan tujuan mencari kehilangan energi karena belokan pada pipa.
Untuk simulasi aliran air air dialirkan melalui belokan 90o yang terletak pada belokan
pada pipa diameter . Ujung-ujung selang manometer diletakkan pada titkk-titik
pengukur yaitu pada titik nomor 19 dan titik nomor 20.
3. Simulasi dengan tujuan mencari kehilangan energi aliran karena penyempitan atau
pelebaran (Reducer).
Untuk simulasi ini aliran air dialirkan melalui pipa diameter 1/2 (kasar) yang
sebelumnya dilewatkan melalui katup-katup, juga dilewatkan melalui reducer dari pipa
2. Untuk selang manometer diletakkan pada titik-titik sebelum Reducer maupun sesudah
Reducer. Air dikeluarkan ke bak sirkulasi melalui stop kran nomor 4.
4. Simulasi dengan tujuan mencari kehilangan energi karena pemasangan ball valve
(katup).
Untuk simulasi ini aliran air dialirkan melalui pipa diameter 1, kemudian dialirkan
menuju ke pipa diameter yang permukaan bagian dalam halus, tetapi sebelumnya
dilewatkan melalui katup (ball Valve) 1. Untuk selang manometer diletakkan pada titik-
titik sebalum maupun sesudah ball valve yaitu pada titik no 6 dan titik nomor 7. air yang
mengalir semua dialirkan ke stop kran no 2. Simulasi ini dapat dibuat dengan veriasi
bukaan yang berbeda pada stop kran agar dapat beda tekanan relative yang berbeda.

Created by Handoko 9
BAB IV
LANGKAH PERCOBAAN

A. ALAT DAN BAHAN YANG DIBUTUHKAN


1. Papan Manometer
2. Stop Watch
3. Papan Rangkaian pipa
4. Literan air
5. Ember
6. Rol Meter
7. Pompa sir
8. Reservoir
9. Air

B. LANGKAH KERJA
1. Jalankan mesin pompa air untuk mengisi bak air (reservoir)
2. Buka kran air yang menghubungkan jaringan pipa percobaan.
3. Biarkan terlebih dahulu air mengalir dengan stabil dengan membuka semua kran
pembuang yang ada di ujung.
4. Tutup kran dengan yang ada pada pipa dengan 1 dan
5. Buka slang penutup yang ada di titik 1, 2, 3, dan 4, biarkan air mengalir terlebih dahulu
untuk menghilangkan gelembung udara yang ada didalam pipa.
6. Bila sudah tidak ada gelembung titik titik selang 1, 2, 3, dan 4 dihubungkan dengan papan
manometer, biarkan sebentar agar tekanan air bisa stabil terlebih dahulu, baru setelah
stabil baca ukuran masing masing titik slang pipa tersebut dengan jalan membaca ukuran
yang ada di papan manometer, diperoleh tinggi tekanan untuk titik nomor 1=506, titi
nomor 2 = 490, titik nomor 3 = 420 dan titik nomor 4 = 380.
7. Berikutnya kita pindah ke slang plastic yang menghubung kan titik-titik no 5, 6, 7, dan 8,
tutup terlebih dahulu slang dari titik nomor 1, 2, 3, dan 4, lalu buka slang titik nomor 5, 6,
7, dan 8 biarkan air mengalir terlebih dahulu untuk menghilangkan gelembung udara
yang ada di slang pastik tersebut.
8. Bila sudah tidak ada gelembung titik titik selang 5, 6, 7, dan 8 dihubungkan dengan papan
manometer, biarkan sebentar agar tekanan air bisa stabil terlebih dahulu, baru setelah

Created by Handoko 10
stabil baca ukuran masing masing titik slang pipa tersebut dengan jalan membaca ukuran
yang ada di papan manometer, diperoleh tinggi tekanan untuk titik nomor 5=520, titi
nomor 6 = 475, titik nomor 7 = 415 dan titik nomor 8 = 405
9. Langkah selanjutnya, mengukur debit air yang keluar dari pipa
10. Persiapkan peralatan ember, literan dan stopwatch
11. Dengan bersamaan menekan tombol stopwatch ember diletakkan pada saluran air
pembuang, ditunggu sampai air yang ada diember penuh stopwatch dimatikan dan ember
di pindah, setelah di ukur diperoleh data pada pipa halus 2=4,32 liter/15 detik dan pada
pipa kasar2= 3,6 liter/15 detik.
12. Berikutnya kita pindah ke slang plastic yang menghubung kan titik-titik no 9, 10, 11, dan
12, tutup terlebih dahulu slang dari titik nomor 5, 6, 7, dan 8, lalu buka slang titik nomor
9, 10, 11, dan 12 biarkan air mengalir terlebih dahulu untuk menghilangkan gelembung
udara yang ada di slang pastik tersebut.
13. Bila sudah tidak ada gelembung titik titik selang 9, 10, 11, dan 12 dihubungkan dengan
papan manometer, biarkan sebentar agar tekanan air bisa stabil terlebih dahulu, baru
setelah stabil baca ukuran masing masing titik slang pipa tersebut dengan jalan membaca
ukuran yang ada di papan manometer, diperoleh tinggi tekanan untuk titik nomor 9=425,
titi nomor 10 = 405, titik nomor 11 = 440 dan titik nomor 12 = 385
14. Berikutnya kita pindah ke slang plastic yang menghubung kan titik-titik no 13, 14, dan
15, tutup terlebih dahulu slang dari titik nomor 9, 10, 11, dan 12, lalu buka slang titik
nomor 13, 14, dan 15 biarkan air mengalir terlebih dahulu untuk menghilangkan
gelembung udara yang ada di slang pastik tersebut.
15. Bila sudah tidak ada gelembung titik titik selang 13, 14, dan 15 dihubungkan dengan
papan manometer, biarkan sebentar agar tekanan air bisa stabil terlebih dahulu, baru
setelah stabil baca ukuran masing masing titik slang pipa tersebut dengan jalan membaca
ukuran yang ada di papan manometer, diperoleh tinggi tekanan untuk titik nomor 13 =
1395, titi nomor 14= 1290, dan titik nomor 15 = 888
16. Langkah selanjutnya, mengukur debit air yang keluar dari pipa
17. Persiapkan peralatan ember, literan dan stopwatch
18. Dengan bersamaan menekan tombol stopwatch ember diletakkan pada saluran air
pembuang, ditunggu sampai air yang ada diember penuh stopwatch dimatikan dan ember
di pindah, setelah di ukur diperoleh data pada pipa halus 1=4,32 liter/15 detik dan pada
pipa kasar1= 3,32 liter/15 detik.
Created by Handoko 11
19. Berikutnya kita pindah ke slang plastic yang menghubung kan titik-titik no 18, 19, dan
20, tutup terlebih dahulu slang dari titik nomor 13, 14, dan 15, lalu buka slang titik nomor
189, 19, dan 20 biarkan air mengalir terlebih dahulu untuk menghilangkan gelembung
udara yang ada di slang pastik tersebut.
20. Bila sudah tidak ada gelembung titik titik selang 18, 19, dan 20 dihubungkan dengan
papan manometer, biarkan sebentar agar tekanan air bisa stabil terlebih dahulu, baru
setelah stabil baca ukuran masing masing titik slang pipa tersebut dengan jalan membaca
ukuran yang ada di papan manometer, diperoleh tinggi tekanan untuk titik nomor 18 =
755, titi nomor 19 = 1005, dan titik nomor 970 = 385
21. Berikutnya kita pindah ke slang plastic yang menghubung kan titik-titik no 21, 24, 25,
dan 26, tutup terlebih dahulu slang dari titik nomor 18, 19, dan 20, lalu buka slang titik
nomor 21, 24, 25 dan 26 biarkan air mengalir terlebih dahulu untuk menghilangkan
gelembung udara yang ada di slang pastik tersebut.
22. Bila sudah tidak ada gelembung titik titik selang 21, 24, 25 dan 26 dihubungkan dengan
papan manometer, biarkan sebentar agar tekanan air bisa stabil terlebih dahulu, baru
setelah stabil baca ukuran masing masing titik slang pipa tersebut dengan jalan membaca
ukuran yang ada di papan manometer, diperoleh tinggi tekanan untuk titik nomor 21 =
940, titik nomor 24= 685, titik nomor 25= 178 dan titik nomor 16 = 215
23. Langkah selanjutnya, mengukur debit air yang keluar dari pipa
24. Persiapkan peralatan ember, literan dan stopwatch
25. Dengan bersamaan menekan tombol stopwatch ember diletakkan pada saluran air
pembuang, ditunggu sampai air yang ada diember penuh stopwatch dimatikan dan ember
di pindah, setelah di ukur diperoleh data pada pipa halus 1/2=3,40 liter/30 detik dan
pada pipa kasar1/2= 8,12 liter/30 detik.
26. Setelah selesai semua bersihkan tempat dan peralatan, simpan peralatan di tempat semula.
27. Menghitung jumlah debit air.

Created by Handoko 12
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1. Semakin kasar permukaan suatu pipa maka akan semakin kehilangan tekanan air yang
ada di dalamnya dan debit air yang ada semakin berkurang, bila kita bandingkan
dengan pipa yang permukaannya halus.
2. Tekanan air yang dekat dengan sumber tekanan akan lebih besar dari pada tekanan air
yang ada di ujung untuk jenis dan ukuran pipa yang sama, sebagai contoh di titik no 1
akan lebih besar dari titik nomor 2 begitu seterusnya.
3. Dengan semakin mengecilnya ukuran pipa dari 2 ke maka akan semakin
menambah tekanan air yang ada di dalam pipa untuk jenis pipa yang sama
(permukaan halus), sebagai contoh untuk titik selang nomor 18 hasilnya lebih besar
dari dari titik selang nomor 2, begitu pula untuk pipa yang permukaan nya kasar.
4. Untuk mencegah terjadinya tekanan air terutama air bersih, maka dalam pemasangan
pipa harus dilakukan di awal diameter pipa harus pebih besar dari pada di ujung,
karena kalau di buat sama yang akan terjadi di ujung tidak akan dapat aliran air,
karena terjadinya penurunan tekanan.
5. Dengan banyaknya jumlah sambungan dan katup kran maka akan mengurangi
tekanan air, meskiun koefisiennya sudah di tetapkan akan tetapi dlam pelaksanaannya
terkadang mengabaikan kaidah-kaidah sistem penyambungan pipa, dengan kata lain
penyambungan pipa asal-asalan saja ( asal sambungan tidak bocor)

B. SARAN SARAN
1. Dengan semakin bertambahnya usia peralatan maka perlu adanya kalibrasi ulang
agar alat yang dipakai untuk percobaan hasinya lebih falid.
2. Faktor manusia yang melaksanakan percobaan juga akan di pengaruhi oleh
ketelitian pembacaan pada manometer tekanan air.
3. Pengukuran debit air yang dilakukan secara manual akan banyak kesalahan yang
ada, terutama dalam melakukan penampungan dan start awal penekanan

Created by Handoko 13
stopwatch, untuk itu lebih baik di pasang peralatan yang elektrik hasilnya akan
lebih valid.
4. Akan lebih baik laporan praktikum ini di buat perorangan bukannya kelompok,
karena dengan membuat laporan ini kita bisa lebih memahami apa yang telah
dilaksanakan, karena jika dibuat kelompok maka yang lain akan saling
mengandalkan orang lain, sehingga tujuan praktikum tidak akan berkesan. Kalau
pelaksanaan praktikum dibuat kelompok tidak masalah karena memang kalau
dilaksanakan sendiri akan kewalahan atau repot.

Created by Handoko 14

Anda mungkin juga menyukai