Anda di halaman 1dari 5

Jet lag adalah perubahan waktu tidur sementara atau merasa lelah dan

kebingungan setelah perjalanan panjang dengan melintasi beberapa zona


waktu menggunakan pesawat terbang. Gejala yang umumnya terjadi akibat
jet lag adalah gangguan pada pola tidur, rasa selalu mengantuk, dan
kelelahan.

Apa yang Menyebabkan Terjadinya Jet Lag?


Jet lag adalah dampak dari perjalanan jarak jauh dengan pesawat hingga
melintasi beberapa zona waktu, dalam waktu yang relatif singkat.
Akibatnya, kebiasaan fisik tubuh menjadi terganggu. Berikut ini adalah
beberapa hal yang berkaitan dengan terjadinya jet lag:
Jam internal. Jam internal atau ritme sirkadian adalah jam biologis yang
mengatur siklus tubuh selama 24 jam. Jika jam internal terganggu, tubuh
dapat mengalami jet lag. Jam biologis sendiri tersebar di seluruh tubuh dan
terdiri dari kelompok-kelompok sel yang saling berinteraksi. Seluruh
kelompok sel ini dikendalikan oleh jam utama di dalam otak yang bertugas
menyelaraskan seluruh jam internal tubuh. Secara berkelanjutan, tubuh
memiliki respons tersendiri terhadap cahaya dan kegelapan, yaitu kondisi
yang juga menentukan waktu bangun dan tidur. Rutinitas ini akan
terganggu ketika seseorang melakukan perjalanan jauh menuju zona
waktu yang berbeda. Hanya dalam penerbangan selama beberapa jam,
tubuh sudah bisa berada di zona waktu yang berbeda. Perjalanan yang
cukup cepat ini membuat tubuh harus menyelaraskan dan menyusun ulang
ritme sirkadian. Beberapa penyesuaian yang harus dilakukan tubuh antara
lain:
Perbedaan kemunculan cahaya.

Perbedaan datangnya gelap atau malam.

Perbedaan waktu makan.

Perbedaan suhu udara.

Arah perjalanan. Arah perjalanan seseorang juga akan menentukan


tingkat keparahan jet lag yang dialami. Saat bepergian ke arah barat,
gejala jet lag yang dialami biasanya akan lebih ringan. Hal ini disebabkan
tubuh lebih mudah menyesuaikan diri dengan hari yang lebih panjang.
Dengan kata lain, waktu yang dijalani akan bertambah saat bepergian ke
barat dan begitu pula sebaliknya. Lebih mudah untuk menunda waktu tidur
beberapa jam daripada memaksakan untuk tidur lebih cepat.
Faktor-faktor risiko. Sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko
seseorang mengalami jet lag atau memperparah kondisi jet lag di
antaranya adalah:
Jumlah zona waktu yang dilintasi cukup banyak.

Usia yang sudah senja.

Kurang cairan atau

Mengonsumsi minuman keras dan kopi selama penerbangan.

Kurang tidur.

Stres.

Gejala Jet Lag


Jet lag memiliki gejala yang berbeda-beda di antara orang yang
mengalaminya. Jarak dan jumlah zona waktu yang dilintasi akan
berpengaruh kepada tingkat keparahan gejala yang muncul. Gejala jet
lag biasanya mulai dirasakan setelah melintasi setidaknya tiga zona waktu.
Jika Anda melakukan penerbangan pendek dan melintasi kurang dari tiga
zona waktu, Anda hanya akan merasakan gejala ringan. Gejala yang
terjadi biasanya membaik dalam dua hari, tergantung kepada kecepatan
tubuh dalam menyesuaikan diri dengan zona waktu yang baru.
Beberapa gejala jet lag di antaranya adalah:
Gangguan tidur, seperti insomnia, tidur berlebihan, atau bangun terlalu
cepat.
Gangguan pencernaan, seperti konstipasi atau diare.

Merasa kelelahan dan kehabisan energi.

Merasa tidak enak badan.

Kebingungan, sulit untuk konsentrasi, atau sulit

Gangguan menstruasi pada wanita.

Kehilangan selera makan.

Mual dan muntah.

Gangguan ingatan.

Cemas dan mudah marah.

Pusing dan sakit kepala.

Nyeri otot.

Pengobatan Jet Lag


Jet lag bukanlah kondisi medis yang serius dan berkelanjutan. Kondisi ini akan
membaik dengan sendirinya dalam jangka waktu sekitar dua hari. Untuk
mengurangi dampak dari jet lag, Anda bisa berusaha membuat penyesuaian pada
jam biologis di zona waktu yang baru, terutama dalam hal:
Makan. Usahakan makan sesuai dengan jam makan di zona waktu yang baru.
Tidur. Ikuti jam tidur pada zona waktu yang baru.
Beraktivitas. Lakukan aktivitas di luar ruangan agar tubuh lebih mudah
menyesuaikan dengan rutinitas yang baru.
Jika Anda diharuskan mengonsumsi obat ketika bepergian jauh dan melintasi
beberapa zona waktu, tanyakan kepada dokter sebelum Anda pergi. Dokter akan
memberi tahu waktu yang tepat untuk mengonsumsi obat setelah Anda tiba di
lokasi tujuan.
Berikut ini adalah contoh obat atau terapi yang mungkin disarankan oleh dokter
pada penderita jet lag:
Melatonin. Melatonin adalah hormon tubuh yang berfungsi memberi tahu otak
jika tubuh membutuhkan tidur. Saat Anda kesulitan tidur di malam hari setelah tiba
di zona waktu yang baru, Anda mungkin akan diberikan obat yang mengandung
hormon melatonin untuk memudahkan tidur. Tapi kepastian apakah obat ini efektif
untuk mengatasi jet lag masih belum bisa dibuktikan secara pasti.
Pil tidur. Obat ini sangat membantu bagi beberapa orang yang mengalami jet lag.
Tapi karena obat ini bisa membuat kecanduan, maka dokter jarang menganjurkan
konsumsi obat ini lebih dari beberapa hari. Obat ini juga dapat menimbulkan efek
samping, seperti sakit kepala, diare, dan hidung berair.
Terapi cahaya. Jam internal atau ritme sirkadian seseorang dipengaruhi oleh
paparan cahaya matahari. Saat bepergian melintasi zona waktu, tubuh seseorang
juga harus beradaptasi dengan jadwal baru terbit dan tenggelamnya matahari.
Terapi cahaya dapat mempermudah proses adaptasi seseorang, dengan cara
menyorotkan cahaya buatan yang meniru cahaya matahar ke mata pasien selama
beberapa waktu.

Pencegahan Jet Lag


Tidak ada cara yang bisa digunakan untuk mencegah jet lag, terlebih jika Anda
bepergian melintas beberapa zona waktu. Namun Anda bisa menurunkan efek
dari jet lag itu sendiri. Jika perjalanan yang Anda lakukan tidak terlalu lama,
misalnya sekitar 3 hari, Anda bisa tetap menjalani zona waktu daerah asal agar jam
biologis tubuh tidak terganggu. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa
dilakukan untuk menurunkan efek dari jet lag:
Mengubah rutinitas tidur. Sesuaikan waktu tidur dengan waktu tempat tujuan
Anda beberapa hari sebelum berangkat.
Membatasi paparan cahaya terang, sebab paparan cahaya terang menjadi salah
satu hal yang mempengaruhi jam internal tubuh.
Tidur yang cukup. Usahakan untuk tidur secukupnya sebelum Anda melakukan
penerbangan. Kelelahan bisa memperburuk gejala jet lag yang Anda alami.
Menghindari dehidrasi. Pastikan untuk mengonsumsi banyak air putih ketika
Anda dalam perjalanan dan setelah sampai di tujuan. Hal ini bertujuan untuk
melawan efek dari udara kering di dalam kabin pesawat dan mencegah dehidrasi.
Batasi konsumsi kafein dan minuman keras. Sebaiknya hindari minuman yang
mengandung alkohol dan kafein. Kedua bahan ini bisa meningkatkan risiko
dehidrasi dan memperparah gejala jet lag yang dialami.
Istirahat selama perjalanan. Lakukan tidur beberapa waktu selama Anda dalam
perjalanan.
Sampai di tujuan lebih awal. Jika Anda bepergian jauh (misalnya untuk sebuah
rapat yang penting), usahakan untuk bisa tiba di tujuan beberapa hari lebih awal.
Ini akan memberikan tubuh waktu untuk beradaptasi dengan perubahan pola tidur
yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai