Anda di halaman 1dari 3

Periode yang lama dalam sehari (15 jam), disarankan untuk menginjeksi obat ke

daerah (contoh; paha), yang mempunyai daya serap yang lambat. Sebaliknya, jika insulin kerja
sedang digunakan untuk menyediakan insulin basal untuk periode yang lebih pendek (contoh;
8-10 jam), semua daerah injeksi dapat digunakan. Terlebih lagi, jika bukti empiris
menunjukkan bahwa durasi aksi pengolahan semua insulin lebih cepat ataupun lebih lambat
daripada yang diinginkan, dapat digunakan daerah dengan absorbsi lebih cepat atau lambat.
Waktu dari Injeksi sebelum makan
Waktu injeksi insulin sebelum makan penting untuk menyelaraskan tersedianya insulin
dengan sirkulasi gula setelah makan. Lispro, glulisine, dan aspart insulin mempunyai onset
yang cepat dan sebaiknya diberikan kira-kira 15 menit sebelum makan. Namun, jika waktu
makan ditunda, kadar gula darah rendah bisa saja terjadi. Insulin subkutan sebaiknya
diinjeksikan kira-kira 20-30 menit sebelum makan. Waktu dari injeksi sebaiknya diubah sesuai
dengan kadar gula darah sebelum makan. Saat kadar gula darah diatas dari target pasien, jarak
antara pemberian insulin dan asupan makan harus ditambah untuk memberikan waktu insulin
menurunkan kadar gula darah ke target gula darah. Sebagai contoh, saat glukosa sebelum
makan diatas target, insulin aksi cepat dapat diberikan 15-30 menit sebelum makan dan insulin
biasa dapat diberikan 30-60 menit sebelum makan. Jika kadar gula darah sebelum makan
dibawah dari target kadar gula pasien, insulin biasa harus diinjeksikan secepatnya sebelum
asupan makan. Administrasi insulin kerja cepat harus ditunda sampai pasien mengkonsumsi
karbohidrat dan kadar gula darah telah kembali ke normal. Dalam keadaan tertentu (jika
kemampuan pasien untuk mengkonsumsi makanan tidak pasti atau jika quantitas dari
karbohidrat dalam makanan hanya bisa diukur setelah dimakan), diperbolehkan untuk
menunggu sampai makanan dihabiskan untuk memberikan insulin kerja cepat dengan segera.
Adanya gastroparesis diabeticorum bisa saja menunda absorbsi karbohidrat secara signifikan
dan pemberian insulin setelah makan bisa saja menguntungkan bagi pasien yang menderita
penyakit tersebut.
Faktor yang Mempengaruhi Absorbsi Insulin
Latihan fisik meningkatkan aliran darah ke bagian tubuh yang olahraga dan
mempercepat absorbsi insulin dari daerah tersebut. Olahraga yang jarang-jarang bisa saja
menyebabkan variabilitas pada absorbsi insulin. Pasien harus mencoba untuk menghindari
injeksi pada bagian yang akan olahraga selagi injeksi tersebut akan diabsorbsi. Sebagai contoh,
jika pasien ingin berlari untuk olahraga, pasien tersebut sebaiknya menghindari injeksi pada
bagian paha. Saat pasien merencanakan olahraga, pasien dapat menggunakan daerah abdomen,
karena daerah abdomen lebih jarang untuk mempunyai penambahan absorbsi yang signifikan
(kecuali pasien merencanakan sit-up). Faktor lain yang mempengaruhi absorbsi dari insulin
biasa adalah temperatur ruangan (contoh; sauna atau tempat mandi hangat), merokok, dan
peminjatan secara lokal daerah injeksi.
Terdapat peningkatan resiko injeksi intramuskular daripada injeksi subkutan pada
pasien yang kurus dengan jaringan subkutan yang sedikit, yang akan menyebabkan absorbsi
insulin yang lebih cepat. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan jarum yang pendek. Jarak
antara injeksi sebelum makan dari insulin biasa dan konsumsi makanan mungkin harus
diperpendek. Beberapa orang tua melaporkan bahwa pada anak kurus, insulin paling baik jika
diberikan secepatnya setelah makan. Ini dikarenakan onset yang sangat cepat dan untuk
mememsatikan bahwa anak tersebut makan sebelum pemberian insulin.
REGIMEN INSULIN
BEBERAPA KOMPONEN REGIMEN INSULIN: SECARA GENERAL

Terdapat dua komponen dari sekresi insulin secara fisiologis: sekresi insulin basal
secara terus menerus dan sekresi insulin tambahan setelah makan (gambar 6.1). Sekresi insulin
basal menahan produksi glukosa hepar, menahannya agar tetap seimbang dengan glukosa basal

Gambar 6.1 skema representasi dari plasma glukosa dan insulin pada individual tanpa diabetes
secara hipotesis selama 24 jam.

Yang dipakai oleh otak dan jaringan lain pengguna glukosa secara obligat. Setelah makan,
sekresi insulin prandial akan menstimulasi penggunaan dan penyimpanan glukosa sambil
menginhibisi pengeluaran glukosa hepar, dengan demikian membatasi sirkulasi glukosa yang
berhubungan dengan makanan. Pasien dengan diabetes tipe 1 kekurangan insulin basal dan
sekresi insulin prandial. Sehingga, program insulin untuk pasien diabetes tipe 1 membutuhkan
berbagai macam komponen yang meniru sekresi insulin secara fisiologis dengan menyediakan
insulin prandial yang bertepatan dengan setiap santapan dan insulin basal. Kebutuhan insulin
normal secara fisiologis adalah termasuk sekresi insulin basal diantara makan dan waktu satu
malam, yang dikombinasi dengan insulin bolus bertepatan dengan peningkatan glukosa yang
menyertai pencernaan makanan dengan santapan dan kudapan. Regimen yang paling fleksibel
yang dapat digunakan untuk managemen diabetes secara intensif

Menekankan kebutuhan insulin sebelum makan setiap sebelum menyantap makanan,


terpisah dari insulin basal;
Memperbolehkan pilihan makanan secara bebas dalam hal ukuran, waktu, dan potensi
kelalaian dalam menyantap makanan sambil masih menyeimbangkan asupan makanan
dengan aktifitas dan dosis insulin; dan
Memasukkan monitor terapi secara rutin untuk mempromosikan gaya hidup yang lebih
normal.

Sebagai tambahan dalam rencana keseluruhan adalah monitor gula darah secara individu
oleh pasien beberapa kali dalam sehari. Pasien mengambil aksi berdasarkan hasil tes
monitor gula darah individu tersebut, yang akan digunakan untuk membantu membuat
perubahan yang berarti dalam dosis insulin dan waktu pemberiannya, asupan karbohidrat,
dan aktifitas fisik. Perubahan dibuat berdasarkan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya dari tim kesehatan ke pasien.
ALAT INJEKSI

Membuat injeksi insulin lebih mudah dan lebih nyaman membantu pasien untuk
menuruti rencana pengobatan. Terutama, pasien yang mungkin ingin untuk memulai
managemen diabetes secara intensif jika berbagai macam injeksi insulin setiap hari dibuat
lebih nyaman. Contoh dari alat injeksi adalah pena insulin dan port injeksi.

Pena insulin secara khusus membantu untuk terapi insulin secara intensif. Wadah
insulin berisi 300 unit insulin reguler, lispro, aspart, glulisine, NPH, 75/25, 50/50, atau
70/30 ditempatkan dalam alat yang berbentuk seperti pena. Pena sekali pakai juga tersedia.
Jarum sekali pakai (ukuran yang bermacam-macam) terpasang pada bagian ujung dari pena
insulin. Dosis yang diinginkan diberikan dengan memutar tombol penyetel, menusukkan
jarum ke jaringan subkutan, dan menekan tombol di bagian ujung pena insulin untuk
menginjeksi insulin. Pena insulin nyaman untuk dibawa di kantong, dompet, tas, atau koper
dan membuat injeksi insulin mudah untuk diberikan walaupun jauh dari rumah. Pena
insulin menghapus ketergantungan penggunaan insulin berulang kali sepanjang hari.

Port injeksi adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan jarum kecil atau
kateter teflon dengan porta eksternal yang dapat diinjeksikan ke jaringan subkutan
abdomen atau daerah yang lain dan tetap pada daerah tersebut selama beberapa hari. Injeksi
dapat diberikan lewat kateter melewati kulit, dengan demikian mengurangi jumlah dari
penusukkan jarum.

Anda mungkin juga menyukai