PENDAHULUAN
1
2
diwariskan (genetik), sistim imun yang menyebabkan tubuh sendiri untuk merusak
esophagus (penyakit autoimun), dan proses penuaan (proses degeneratif).4
Akalasia merupakan salah satu penyakit yang jarang terjadi. Insiden
terjadinya akalasia adalah 1 dari 100.000 jiwa pertahun dengan perbandingan jenis
kelamin antara pria dan wanita 1 : 1. Akalasia lebih sering ditemukan pada orang
dewasa berusia 25 - 60 tahun. Akalasia jarang terjadi pada anak-anak, persentasenya
sekitar 5% dari total akalasia. Di Amerika Serikat ditemukan sekitar 2000 kasus
akalasia setiap tahunnya. Sementara penelitian di Indonesia menunjukkan akalasia
jarang terjadi. Data dari divisi Gastroenterologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FKUI/RSCM mendapatkan 48 kasus akalasia dalam kurun waktu 5 tahun.2,4
Walaupun penyakit ini jarang terjadi tapi kita harus bisa mengenali dan
mengatasi penyakit ini karena komplikasi yang ditimbulkan dari penyakit ini sangat
mengancam nyawa seperti obstruksi saluran pernapasan sampai sudden death. Oleh
karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengetahui penegakan diagnosis akalasia
esofagus. Diagnosis akalasia esofagus ditegakkan berdasarkan gejala klinis,
gambaran radiologik, esofagoskopi dan pemeriksaan manometrik. Sifat terapi pada
akalasia hanyalah paliatif, karena fungsi peristaltik esofagus tidak dapat dipulihkan
kerabali. Terapi dapat dilakukan dengan memberi diet tinggi kalori, medikamentosa,
tindakan dilatasi, psikoterapi, dan operasi esofagokardiotomi (operasi Heller).4