Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Diabetes Mellitus (DM) saat ini telah menjadi masalah kesehatan dunia yang sering
ditemukan di masyarakat akibat komplikasinya yang bersifat akut maupun kronik, salah
satu penyakit yang memiliki kecenderungan memburuk dan insidennya terus meningkat
dari waktu ke waktu (Bilous&Donelly, 2015 ).
Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu gangguan metabolik yang dihasilkan dari
penurunan kemampuan tubuh untuk memproduksi insulin atau penurunan sensitifitas
reseptor insulin, Hasil pertama yang muncul dari kondisi ini adalah glukosa yang
berlebih dalam darah sehingga nilai kadar gula darah lebih dari normal (Winkelman, ett all,
2010).
Diabetes Melitus diklasifikasikan menjadi Diabetes Mellitus tipe 1, yang dikenal
sebagai insulin-dependent atau childhoodonset diabetes, ditandai dengan kurangnya
produksi insulin dan Diabetes Mellitus tipe 2, yang dikenal dengan non insulin
dependentatauadult onset diabetes, penyakit yang dapattimbulakibat Diabetes Mellitus
yang tidakdikeloladenganbaik, yaitupenyakitkardiovaskuler (hipertensi), gagalginjal,
gangguan nervous, kerusakanpenglihatan (Majority, 2016).
Prevalensipenduduk dunia dengan Diabetes Mellitus diperhitungkanmencapai 125 juta
per-tahun, denganprediksiberlipatgandamencapai 250 jutadalam 10 tahunmendatang,
Peningkatanprevalensiakanlebihmenonjolperkembangannya di
negaraberkembangdibandingkandengannegaramaju(Bustan, 2010).
Menurut Survey World Health Organitation (2013) sebanyak 80% penderita DM di dunia
berasaldarinegaraberkembangsalahsatunyaadalah Indonesia, Peningkatanjumlahpenderita
DM yang terjadisecarakonsistenmenunjukkanbahwapenyakit DM
merupakanmasalahkesehatan yang
perlumendapatperhatiankhususdalampelayanankesehatan di
masyarakatdandariInternational Diabetes Federation (IDF 2014), Jumlahpenderita DM
sebanyak 366 jutajiwa di tahun 2011 meningkatmenjadi 387 jutajiwa di tahun 2014
dandiperkirakanakanbertambahmenjadi 592 jutajiwapadatahun 2035. Jumlahkematian
yang terjadipadatahun 2014 sebanyak 4,9
jutajiwadimanasetiaptujuhdetikterdapatsatukematiandaripenderita DM di dunia
danjumlahpenderita DM di Indonesia mencapai 14 juta orang dandiperkirakanpenderita
DM di Indonesiaakanmencapai 212,557,000 padatahun 2030. Prevalensipenyakit DM di
Indonesia berdasarkan diagnosis olehtenagakesehatanmencapai 63,6% danterdapat 17
provinsi yang mempunyaiprevalensi DM lebihtinggidariangkanasional(BadanLitbangkes,
2010).
Prevalensi diabetes, berdasarkan diagnosis tenagakesehatan di tingkatProvinsi Sulawesi
Utara didapatkanangkalebihtinggidaripadaangkanasionalyaitu 1,0% dan 1,6%
.Penyakitinitersebar di seluruhKabupatendan Kota di Sulawesi Utara, prevalensitertinggi
di Kota Manado yaitu 1,3 dan 2,7% danterendah di KabupatenBolaangMongondowyaitu
0,6% dan 0,7%. Prevalensipenyakit diabetes meningkatdenganbertambahnyaumur,
sejakumur>45 tahun, prevalensipenyakit diabetes
lebihtinggipadaperempuandibandingkandenganlaki-laki(DinkesProvinsiSulut,2012).
Terdapat 5 pilardalampengelolaan DM yaituedukasi, perencanaanmakan, obat-obatan,
cekguladarah, aktivitasfisik. Pengendaliandenganpengaturanmakanan yang
dikonsumsipadapenderita DM tipe II
menjadikuncidalampengendaliankadarguladalamdarah(LilykSugiarti,2015).
EdukasiAdalah proses pengajaran yang dilakukanbaiksecara formal maupunnon
formalkepadaseseorangataulebihdarisatu orangbaiksecarabersama-
samaataupunsecaraindividu. Sekolahadalahsalahsatusaranaedukasi yang
memberikanbanyakmanfaatbagipesertadidik.
Edukasidisekolahamampumensosialisasikananakdidikuntukmendidikmerekamenjadigene
rasi yang lebihbaik.
Edukasikesehatanadalahsebuah proses
dimanaseseorangbelajartentangkesehatanmerekadanlebihkkhususlagi,
bagaimanameningkatkankesehatanmereka. Sekaranginibanyak orang ataulembaga yang
menyediakan Pendidikan kesehatandenganberbagaicarapenyampaian yang
berbedanamunintinyatetapsamayaitubertujuanuntumenyadarkanmanusiabahwasesungguh
nya Pendidikan
kesehatanitusangatpentingdalammeningkatkankesehatandanperilakumasyarakatdanindivi
du.
Hasil Survey Awal yang dilakukanpenelitidari 10 orang penderita DM terdapat 7
orang penderita DM yang mengeluhsulituntukmempertahankankadarguladarah agar tetap
normal
BerdasarkanpermasalahandiatasmakapenulistertarikuntukmengetahuilebihlanjuttentangPe
ngaruhPembentukanKelompokEdukasiTerhadapTerkontrolnya Kadar
GlukosaDarahPadaPenderita Diabetes Melitus Di KelurahanMahawuKecamatanTuminting Kota
Manado
B. RumusanMasalah

Berdasarkan latarbelakangdiatas, makapenulis merumuskan masalah yaitu:

BagaimanaPengaruh Pembentukan Kelompok Edukasi Terhadap Terkontrolnya Kadar

Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Di Kelurahan Mahawu Kecamatan

Tuminting Kota Manado

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menetahuipengaruh pembentukan kelompok edukasi terhadap terkontrolnya kadar

glukosa darah pada penderita diabetes melitus di kelurahan mahawu kecamatan

tuminting kotamanado

2. Tujuan Khusus

a.Mengidentifikasipengaruh pembentukan kelompok edukasi

b.mengidentifikasipengaruh terkontrolnya kadar glukosa darah pada penderita

diabetes melitus

D. Manfaat Penelitian

ManfaatdalampenelitianiniadalahdapatmengetahuiPengaruhPembentukan Kelompok

Edukasi Terhadap Terkontrolnya Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus

1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi tambahan kepada masyarakat

yang ada di Kelurahan Mahawu untuk meningkatkan pengetahuan

bagaimanamengontrolkadarguladarahpadapenderitaDiabetes Mellitus.

2. Institusi Pendidikan

Penelitian ini dapat digunakan pada perkembangan ilmu keperawatan sebagai

literature dalam Pengaruh Pembentukan Kelompok Edukasi Terhadap Terkontrolnya

Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus

3. Peneliti

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan menjadi pengalaman yang sangat

berharga bagi peneliti dalam mengaplikasikan Pembentukan Kelompok Edukasi

Terhadap Terkontrolnya Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus

Anda mungkin juga menyukai