Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam
makalah ini kami akan membahas mengenai Pancasila Sebagai Etika
Politik.

Makalah ini telah dibuat dengan diskusi kelompok dan studi pustaka dan
beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan
tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena
itu, kami mengucapkan terima kasih yang kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada


makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.

Semarang , 9 Juni 2016

1
DAFTAR ISI

BAB I

1. Pendahuluan ........................................................................... 3
1.1. Latar belakang ................................................................. 3
1.2. Tujuan .............................................................................. 4
1.3. Rumusan Masalah ........................................................... 4

BAB II

2. Pembahasan ........................................................................... 5
2.1. Pengertian ........................................................................ 5
2.2. Contoh Kasus ................................................................... 6

BAB III

3. Penutup ................................................................................... 9
3.1. Kesimpulan ...................................................................... 9
3.2. Saran................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 10

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pesta demokrasi 2014 merupakan media bagi masyarakat untuk


menyalurkan peran kedaulatan rakyatnya. Tidak jarang terjadi
pemanfaatan peluang bagi para calon wakil rakyat di parlemen untuk
memperoleh bagian kursi empuk di pemerintahan.

Sehubungan dengan hal itu, peraturan penyenggaraan pemilu


dibuat dengan rapi. Akan tetapi, dalam kenyataannya masih terdapat
kekurangan yang terjadi. Sehingga dengan kekurangan hukum atau
aturan ini, banyak peserta dalam pemilu yang melakukan berbagai macam
cara untuk mendapat banyak suara. Termasuk di dalamnya adalah
praktek money-politics yang merupakan cara yang paling nge-
trend bahkan menjadi jalan yang turun temurun di Indonesia ini. Hal ini
seakan menjadi sebuah warisan dalam mencari simpati rakyat.

Pada tanggal 9 April tahun 2014 lalu merupakan sebuah moment


bagi para kontestan pemilu untuk berebut suara agar dapat duduk di kursi
empuk dewan legeslatif. Berbagai macam cara di lakukan agar mendapat
simpati dan dukungan dari calon pemilih, banyak diantara CALEG yang
jor-joran mengasih bantuan dari mengisi kas RT sampai betoni-sasi jalan
bahkan bentuk yang lainnya.

3
1.1 Tujuan

Tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah:

1. Menganalisis kasus praktek money-politics sebagai salah satu


contoh kasus pelanggaran etika berpolitik.
2. Menjelaskan beberapa realitas dari penyebab terjadinya praktek
money-politics dalam pemilu tanggal 9 april tahun 2014 lalu.
1.3 Rumusan Masalah
1. Mengapa praktek money-politics masih terus terjadi dalam
penyelenggaran pesta demokrasi di Indonesia? Sedangkan, dasar
hukum pelaksanaannya bersumber pada Pancasila sebagai dasar
atau pedoman dalam etika berpolitik.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Politik uang (money-politics) atau politik perut adalah suatu bentuk


pemberian atau janji menyuap seseorang baik supaya orang itu tidak
menjalankan haknya untuk memilih maupun supaya ia menjalankan
haknya dengan cara tertentu pada saat pemilihan umum. Pembelian bisa
dilakukan menggunakan uang atau barang. Politik uang (money-politics)
adalah sebuah bentuk pelanggaran kampanye. Politik uang (money-
politics) umumnya dilakukan simpatisan, kader atau bahkan
pengurus partai politik menjelang hari H pemilihan umum. Praktik politik
uang (money-politics) dilakukan dengan cara pemberian berbentuk uang,
sembako antara lain beras, minyak dan gula kepada masyarakat dengan
tujuan untuk menarik simpati masyarakat agar mereka memberikan
suaranya untuk partai yang bersangkutan.

Politik uang (money-politics) sebenarnya akan menyebabkan nilai-


nilai demokrasi luntur. Oleh karenanya, jangan sampai ada pihak yang
seolah-olah mendukung politik uang (money-politics) ini. Politik uang
harus tidak ada. Kalau masih terjadi dan sulit dibendung, maka perlu
adanya pengaturan secara rinci melalui undang-undang. Seperti isu yang
terjadi baru-baru ini, pada acara kampanye Hanura beberapa waktu yang
lalu (walau belum tentu dilakukan oleh pihak Hanura atau tanpa se-
pengetahuan pimpinan Hanura) berupa pemberian uang bensin atau
sebagai ganti uang transport simpatisan yang hadir pada acara kampanye
tersebut. Kejadian seperti ini dapat memancing pihak lain untuk
melakukan hal serupa. Apabila tidak dibendung dengan sebuah
kesepakatan bersama atau dengan perincian undang-undang, maka akan
"bergerak" menjadi "liar". Ini berbahaya. Maka pihak yang berwenang
perlu mencari inisiatif untuk menangani masalah ini. Misalnya dengan

5
suatu pengaturan tertentu. Hingga pemilu saat ini, pihak yang kontra
terhadap politik uang (money-politics) masih kesulitan untuk
"menghalaunya".

2.2 Contoh Kasus

(Sumber Berita: kabarsumatera.com)

Bagi-Bagi Uang Rp 200 Ribu Per Kepala, Caleg Nasdem


Dilaporkan ke Panwaslu
PAGARALAM Upaya menjunjung tinggi pesta demokrasi yang
baik dan bersih pada Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) yang digelar Rabu
lalu (9/4), tampaknya tak selesai sampai di sini. Sejumlah warga Bedeng
Munir RT 05 RW 02, Kelurahan Besemah Serasan, Kecamatan
Pagaralam Selatan, datangi kantor Panwaslu Kota Pagaralam terkait
dugaan politik uang (money-politics), Ahad (13/4/2014).

Warga melaporkan M Fadli, Caleg Partai Nasdem daerah pemilihan


(Dapil) 2 Pagaralam Selatan, ke Panwaslu Kota Pagaralam terkait dugaan
money politik yang dilakukan timses terhadap puluhan warga Bedeng
Munir, Kelurahan Besemah Serasan, Kecamatan Pagaralam Selatan.

Zakaria didampingi Anwar dan Fadli, warga setempat mengatakan,


menjelang pelaksanaan hari pencoblosan, Senin lalu (7/4/2014) sekitar
pukul 16.00 WIB, sejumlah warga Bedeng Munir RT 01 hingga RT 05
Kelurahan Besemah Serasan, diduga telah menerima uang sebesar Rp.
200 ribu per orang untuk memilih Caleg dari Partai Nasdem M Fadli.

Kami melaporkan adanya tindak pidana Pemilu kepada Panwaslu


Kota Pagaralam.Nomor Laporan: 03/LP/PILEG/IV/2014, terkait adanya
dugaan Money Politic yang dilakukan timses Caleg Partai Nasdem M
Fadli, kata Zakaria, kemarin.

Dikatakan Zakaria, sejumlah calon pemilih yang menerimah uang


balas jasa dari timses caleg Nasdem tersebut, diantaranya Yudha, Riki,

6
Supri Yasin, Nur Hasanah, warga Kampung Kenangga RT 5 RW 2
Kelurahan Besemah Serasan, Kecamatan Pagaralam Selatan.

Sedangkan timses caleg, diduga telah melakukan kecurangan


tersebut, yakni Hero Sakti, Jojon dan Andi Jawer. Ketiga oknum tersebut
merupakan warga Bedeng Munir RT 2 RW 1, Kelurahan Besemah
Serasan.

Timses Caleg Nasdem (M Fadli) langsung mendatangi rumah


warga setempat, diduga telah membagikan sejumlah uang kepada calon
pemilih, Senin (7/4) sekitar pukul 16.00 WIB, kata Jakok seraya berujar
diminta kepada pihak terkait agar dapat menindaklanjuti permasalahan ini
dengan seadil-adilnya.

Ditambahkan Anwar, pihaknya telah menyerahkan sejumlah barang


bukti (BB) kepada Panwaslu Kota Pagaralam mulai dari kartu nama caleg,
sejumlah uang, rekaman suara dan lainnya.

Bagaimana di Bumi Besemah ini akan terbebas dari korupsi, bila


calon pemimpinnya saja sudah melatih masyarakat untuk berbuat curang,
ujarnya. Sementara itu, salah seorang warga setempat yang minta
namanya dirahasiakan menegaskan, dirinya bersama warga lainnya
didatangi timses caleg M Fadli dari Partai Nasdem. Saya didatangi
timses caleg Nasdem, mereka meminta agar saya dan keluarga memilih
jagoannya, ujarnya seraya berkata jika masalah ini diangkat
kepermukaan dirinya siap untuk bersaksi.

Terpisah, Ketua Panwaslu Kota Pagaralam Haidir Murni SH


membenarkan adanya laporan warga terkait dugaan politik uang yang
terjadi di RT05 RW 02 Kampung Kenanga Simpang Asam, Kelurahan
Besemah Serasan. Ia mengatakan, pihaknya telah menerima laporan
terkait adanya dugaan politik uang yang dilakukan timses M Fadli, Caleg
Partai Nasdem Dapil 2, Pagaralam Selatan.

7
Kita sudah menerima laporan warga setempat terkait adanya
tindak pidana Pemilu, dengan Nomor Laporan : 03/LP/Pileg/IV/2014,
tegasnya seraya berkata kami ucapkan terima kasih kepada masyarakat
Pagaralam, yang berani mengungkap adanya dugaan politik uang.

Meski begitu lanjut Haidir, segala sesuatunya butuh proses agar


permasalahan tersebut dapat diungkap kebenarannya. Kita langsung
kroscek ke lapangan dengan menurunkan tim terpadu guna
menindaklanjuti kebenarannya, tegas Haidir seraya berkata diminta
kepada warga untuk bersabar agar proses pengungkapan tindak pidana
pemilu ini dapat berjalan dengan baik dan lancar.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Sebab masih berkembangnya praktik politik uang dapat


disimpulkan diantaranya:

1. Kesadaran moral yang rendah dalam kaitannya dengan Pancasila


sebagai etika politik.
2. Adanya keinginan caleg untuk menang.
3. Adanya keinginan pemilih untuk menerima.
4. Tingkat kemakmuran rakyat masih rendah.
5. Adanya kekayaan Caleg yang melimpah.
3.2 Saran

Solusi penyelesaian Adalah memperbaiki sistem peraturan yang


masih kurang lengkap dan perlu disempurnakan. Karena adanya
kelemahan aturan ini, para caleg bisa memanfaatkan peluang
kesempatan untuk mendapat simpati dan suara rakyat dengan jalan yang
tidak benar seperti halnya money politik yang dilakukan oleh Caleg M.
Fadli di Pagaralam, Sumatera. Selain itu, internalisasi Pancasila sebagai
etika politik harus lebih dikuatkan dengan dasar hukum yang lebih jelas.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://ilmumedia.blogspot.co.id/2014/04/analisis-kasus-politik-uang-
dalam.html?m=1

10

Anda mungkin juga menyukai