Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA

MAKALAH ETIKA KEPERAWATAN


DILEMA ETIS PERAWAT SEBAGAI ADVOKASI KLIEN

DI SUSUN OLEH :
Desy Rosaliana

Fitria Raudatul Jannah

M. Rifqi

Mahda Muhsin

Mira Yunita

Noordiyati

Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan


Sari Mulia Banjarmasin
2014
BAB I

Pengertian Advokat
Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan
komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Advokasi diarahkan
untuk menghasilkan dukungan yang berupa kebijakan (misalnya dalam bentuk peraturan
perundang-undangan), dana, sarana, dan lain-lain sejenis.
Stakeholders yang dimaksud bisa berupa:
1. tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan
pemerintahan dan penyandang dana pemerintah.
2. tokoh-tokoh masyarakat informal seperti tokoh agama, tokoh adat, dan lain-lain yang
umumnya dapat berperan sebagai penentu kebijakan (tidak tertulis) di bidangnya.
3. Yang juga tidak boleh dilupakan adalah tokoh-tokoh dunia usaha, yang diharapkan
dapat berperan sebagai penyandang dana non-pemerintah.

Pada diri sasaran advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan, yaitu


a. Mengetahui atau menyadari adanya masalah,
b. Tertarik untuk ikut mengatasi masalah
c. Peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai alternatif
pemecahan masalah,
d. Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif
pemecahan masalah, dan
e. Memutuskan tindak lanjut kesepakatan. Dengan demikian, maka advo-kasi harus
dilakukan secara terencana, cermat, dan tepat.

Bahan-bahan advokasi harus disiapkan dengan matang, yaitu:


1. Sesuai minat dan perhatian sasaran advokasi
2. Memuat rumusan masalah dan alternatif pemecahan masalah
3. Memuat peran si sasaran dalam pemecahan masalah
4. Berdasarkan kepada fakta atau evidence-based
5. Dikemas secara menarik dan jelas
6. Sesuai dengan waktu yang tersedia
Pengertian Perawat Advokat
Definisi perawat advokat adalah proses dimana perawat secara objektif memberikan
klien informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan dan mendukung klien apapun
keputusan yang buat.
Perawat sebagai advokat yaitu sebagai penghubung antara klien, tim kesehatan lain
dalam rangka pemenuhan kebutuhan klien. Membela kepentingan klien dan membantu klien
memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan tim kesehatan dengan
pendekatan tradisional maupun profesional.
Menurut para ahli perawat advokat ada 3 yaitu:
1. Ana pada tahun 1985
Melindungi klien atau masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan keselamatan
praktik tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar etika yang dilakukan oleh siapapun.
2. Fry pada tahun 1987
Advokasi sebagai dukungan aktif tarhadap setiap hal yang memiliki penyebab atau
dampak penting.
3. Gondow pada tahun 1983
Advokasi merupakan dasar falsafat dan ideal keperawatan yang melibatkan bantuan
perawat secara aktif kepada individu secara bebas menentukan nasibnya sendiri.
Perawat sebagai advokat merupakan penghubung antara klien tim kesehatan lain
dalam rangka pemenuhan kebutuhan klien,membela kepentingan klien dan membantu
klien memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan tim kesehatan
dengan pedekatan tradisional maupun profesional,narasumber dan fasilitator dalam
tahap pengembalian keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh klien.

Peran advokat keperawatan


Seorang perawat dalam menjalankan perannya sebagai advokat (pembela klien)
perawat harus dapat :
1. Melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum.
2. Memberikan informasi sesuai yang dibutuhkan, seperti :
penyakit yang dideritanya
tindakan medik apa yang hendak dilakukan
kemungkinan penyulit sebagai akibat tindakan tersebut dan tindakan untuk
mengatasinya
alternatif terapi lain beserta resikonya
prognosis penyakitnya
perkiraan biaya pengobatan/rincian biaya atas penyakit yang dideritanya
hak atas pelayanan yang manusiawi, adil, dan jujur;
hak untuk memperoleh pelayanan keperawatan dan asuhan yang bermutu sesuai
dengan standar profesi keperawatan tanpa diskriminasi
hak menyetujui/ memberi izin persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan oleh
perawat/ tindakan medik sehubungan dengan penyakit yang dideritanya (informed
consent)
hak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri
pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sesudah memperoleh
informasi yang jelas tentang penyakitnya
hak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
hak menjalankan ibadah sesuai agama/ kepercayaan yang mengganggu pasien
lain
hak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah
sakit
hak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap
dirinya
hak menerima atau menolak bimbingan moral maupun spiritual
hak didampingi perawat keluarga pada saat diperiksa dokter
hak untuk memilih dokter, perawat atau rumah sakit dan kelas perawatan sesuai
dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit
atau sarana pelayanan kesehatan
hak atas rahasia medic atau hak atas privacy dan kerahasian penyakit yang
diderita termasuk data-data medisnya
hak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah sakit tersebut
(second opion), terhadap penyakit yang dideritanya dengan sepengetahuan
dokter yang menangani;
3. Membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan.
4. Memberi bantuan mengandung dua peran, yaitu peran aksi dan peran nonaksi.
Peran Aksi : Memberi keyakinan pada pasien bahwa mereka punya hak dan
tanggungjawab dalam menentukan keputusan/pilihan
Peran Non aksi : Menahan diri untuk tidak mempengaruhi keputusan klien.

Metode Pemecahan Masalah


Masalah adalah perbedaan antara keadaan nyata sekarang dengan keadaan yang
dikehendaki. Dalam manajemen diperlukan proses pemecahan masalah secara sistematis.
Hal ini perlu untuk mengatasi kesulitan pada waktu membuat keputusan, misalnya
menghadapi situasi yang tidak diduga (pada keputusan yang tidak terprogram atau tidak
rutin).

Elemen-elemen dari proses pemecahan masalah:


Masalah
Desired state (keadaan yang diharapkan)
Current state (keadaan saat ini)
Pemecah masalah/manajer
Adanya solusi alternatif dalam memecahkan masalah
Solusi.

Faktor pendukung peran perawat advokat :


Kondisi pasien, pengetahuan tentang kondisi pasien, pendidikan keperawatan yang
semakin tinggi, kewajiban perawat dan dukungan instansi rumah sakit. Perawat
hendaknya mengoptimalkan perannya sebagai advokat yaitu dengan memberikan
informasi sebanyakbanyaknya tentang kondisi pasien dan proses kesembuhannya,
menjadi penghubung antara pasien dan tim kesehatan lain, membela hak-hak pasien
dan melindungi pasien dari tindakan yang merugikannya. Rumah sakit diharapkan
dapat lebih meningkatkan pengetahuan perawat tentang advokasi, meminimalkan
kendala-kendala dalam pelaksanaan peran advokasi dan mempertimbangkan untuk
dibentuknya prosedur tetap.

Faktor penghambat peran perawat advokat :


Perawat antara lain: kepemimpinan dokter, lemahnya dukungan organisasi,
kurangnya perhatian terhadap advokasi, kurangnya jumlah tenaga perawat, kondisi
emosional keluarga, terbatasnya fasilitas kesehatan dan lemahnya kode etik.
BAB II
PEMBAHASAN

Kasus :
Tn Rifqi dan Ny. Noordiyati usia 65 dan 60 tahun. Hari minggu mengunjungi anaknya
dengan mengendarai mobil pribadi. Mobil itu dikendarai oleh Ny Noordiyati sendiri yang usia
60 th. Ditengah perjalanan mobil mengalami kecelakaan yang mengakibatkan Tn.Rifqi
meninggal dunia setelah dibawa di RS. Sedangkan Ny.Desy tidak sadarkan diri. Setelah 2
hari dirawat Ny. Noordiyati baru sadarkan diri dan bertanya kepada perawat yang bertugas
keberadaan suaminya.
Bila perawat terus terang mengatakan bahwa suaminya telah meninggal, maka
dikhawatirkan akan dampak terhadap kesehatan Ny. Noordiyati karena secara klinis keadaan
fisik dan mental Ny. Noordiyati lemah. Bila perawat tidak mengatakan keadaan yang
sebenarnya berarti perawat bohong atau tidak jujur.
Hal seperti ini sangatlah dilematis bagi perawat. Disatu sisi perawat harus jujur dan
disisi lain perawat dituntut untuk menjadi pembela bagi hak haknya Ny. Noordiyati yang
masih lemah kondisi fisik maupun mentalnya. Dalam hal ini kejujuran perawat dapat berakibat
fatal bagi Ny. Noordiyati.
Disini terlihat bahwa perawat tersebut mengalami konflik nilai. Haruskah perawat
berkata secara bijaksana bahwa kesehatan Ny. Noordiyati lebih penting untuk dipertahankan
pendapatnya, baik terhadap keluarga pasien, petugas lain, maupun sejawat.

Pembahasan kasus :
Pemecahan masalah pada Dilemma Etis
Untuk memecahkan masalah pada kasus diatas yaitu sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi dan mengembangkan data dasar
Mengidentifikasi dan mengembangkan data dasar yang terkait dengan kasus diatas
meliputi dua orang klien yang terdiri dari Tn. Rifqi dan Ny. Noordiyati, satu orang
keluarga klien, dua orang perawat ,dan seorang dokter. Tindakan yang diusulkan yaitu
dokter menyatakan bahwa untuk memberitahukan hal tersebut saat Ibu Noordiyati sadar
dari koma, perawat 1 menyatakan bahwa tunggu sampai kondisi Ibu Noordiyati benar
benar stabil untuk menerima berita tersebut. Maksud dari perawat 1 adalah supaya
bisa menjaga kondisi ibu Noordiyati tetap stabil setelah menerima berita duka. Perawat
2 mendukung pernyataan perawat 1, dan mengatakan yang berhak memutuskan adalah
dokter.
2. Mengidentifikasi munculnya konflik.
Penderitaan keluarga karena kecelakaan yang mengakibatkan Tn. Rifqi meninggal
dunia dan Ny. Noordiyati mengalami koma. Hal ini menyebabkan keluarga menyetujui
tindakan perawat untuk menunda pemberitahuan berita duka kepada Ny. Noordiyati
sampai kondisinya benar benar pulih. Konflik yang terjadi adalah pemberitahuan kabar
tersebut harus diberitahukan kepada klien, apabila tidak memenuhi keinginan klien
maka akan melanggar hak-hak klien.

3. Menentukan tindakan alternatif yang direncanakan


Adapun tindakan alternatif yang direncanakan dari konsekuensi tindakan memberikan
kabar duka pada Ny. Noordiyati adalah :
a. Setuju dengan keputusan yang diambil dokter karena seburuk buruknya
informasi harus tetap diberitahukan pada keluarganya. Jika tidak, maka dapat
mengakibatkan memperburuk kondisi dari klien tersebut.
b. Setuju dengan perawat 1 karena sesuai dengan peran perawat sebagai
advokasi yaitu membela dan menjadi sarana kabar bagi klien. Karena klien tetap
berhak mengetahui kabar mengenai sesuatu yang bersangkutan dengannya.
c. Setuju dengan perawat 2 karena pada saat memberitahukan hal tersebut, kita
harus melihat kondisi dari klien tersebut. Ini dikarenakan apabila pemberitahuan
kabar tersebut tanpa didampingi keluarga dan dan pada kondisi yang sehat.
Maka dapat mengakibatkan kondisi klien meburuk kembali.

4. Menentukan siapa pengambil keputusan yang tepat


Pada kasus keluarga Tn. Rifqi ini, yang dapat membuat keputusan adalah manajemen
rumah sakit dan keluarga. Rumah sakit harus menjelaskan seluruh konsekuensi dari
pilihan yang diambil keluarga untuk dapat dipertimbangkan oleh keluarga. Tugas perawat
adalah tetap memberikan asuhan keperawatan dalam rangka memenuhi kebutuhan
dasar klien.

5. Menjelaskan kewajiban perawat


Kewajiban perawat seperti yang dialami oleh Ny. Noordiyati adalah tetap menerapkan
asuhan keperawatan sebagai berikut: memenuhi kebutuhan dasar klien sesuai harkat
dan martabatnya sebagai manusia, mengupayakan suport sistem yang optimal bagi klien
seperti keluarga maupun teman terdekat. Selain itu perawat tetap harus
menginformasikan setiap perkembangan dan tindakan yang dilakukan sesuai dengan
kewenangan perawat. Perawat tetap mengkomunikasikan kondisi klien dengan tim
kesehatan yang terlibat dalam perawatan klien Ny. Desy.
6. Mengambil keputusan yang tepat
Pengambilan keputusan pada kasus ini memiliki resiko dan konsekuensinya kepada
klien. Perawat dan dokter perlu mempertimbangkan pendekatan yang paling tepat dan
menguntungkan untuk klien. Namun sebelum keputusan tersebut diambil perlu
diupayakan alternatif tindakan yaitu merawat klien sesuai dengan kewenangan dan
kewajiban perawat. Jika tindakan alternatif ini tidak efektif maka melaksanakan keputusan
yang telah diputuskan oleh pihak manajemen rumah sakit bersama keluarga klien
(informed consent).

Dialog Percakapan :
Nama-nama pemeran karakter :
Tn.(Rifqi) Keluarga (Desy) Perawat 1 (Mahda)
Ny. (Noordiyati) Dokter (Mira) Perawat 2 (Fitria)

Berawal dari kedatangan keluarga yang mengalami kecelakaan mobil yang


menyebabkan meninggalnya Tn. Rifqi dan komanya Ny. Noordiyati. Setelah Ny.
Noordiyati mengalami koma selama 2 hari dan dasar dari komanya.
Ny. Noordiyati : Dimana suami saya dan bagaimana keadaannya ?
Perawat 2 : (perawatpun terdiam sambil berpikir apa yang harus dia jawab kepada
Ny. Noordiyati). Ibu sekarang ini jangan terlalu banyak bicara dulu ibu baru sadar dari koma
harus banyak istirahatnya, keadaan ibu juga masih lemah sekarang ibu istirahat ya.. ? saya
permisi keluar,
Bila perawat terus terang mengatakan bahwa suaminya telah meninggal, maka
dikhawatirkan akan dampak terhadap kesehatan Ny. Desy karena secara klinis keadaan
fisik dan mental Ny. Desy lemah. Bila perawat tidak mengatakan keadaan yang
sebenarnya berarti perawat bohong atau tidak jujur.
Perawat 1 pun memdiskusikan sama perawat 1 dan seorang dokter untuk
mengambil keputusan apa yang harus dilakukan.
Perawat 2 : Ny. Noordiyati tadi bertanya tentang keadaan suaminya, dan aku pun
mengalihkan pembicaraan karna aku binggung harus menjawab apa dan juga dilihat
kondisinya masih lemah, yang aku takutka berita buruk ini akan membahayakan kondisinya.
Perawat 1 : Tapi bagaimanapun klien mempunyai hak untuk mengetahui kabar
yang bersangkutan dengannya.
Dokter : Seburuk-buruknya informasi harus tetap diberitahukam kepada
keluarganya.
Perawat 1 : Kita perawat sebagai advokat yaitu membela dan menjadi sarana
kabar bagi klien. Tetapi kita diskusikan dulu kepada keluarganya, biar keluarga menentukan
setelah kita berikan penjelasan dan pilihan juga resiko yang terjadi.
Perawat 2 : Saya setuju keputusan dokter alangkah lebih baik pasien didampingi
keluarganya.
Perawat 1 dan 2 beserta dokter mendiskusikan kepada keluarga klien.
Keluarga : Saya ingin berita duka ini ditunda dulu disampaikan kepada Ny
Noordiyati sampai kondisinya benar-benar pulih.
Konflik yang terjadi adalah pemberitahuan kabar tersebut harus diberitahukan
kepada klien, apabila tidak memenuhi keinginan klien maka akan melanggar hak-hak
klien.
Dokter : Saya mengerti anda meminta penundaan informasi, agar kondisi Ny Noordiyati tidak
memperburuk, tapi menurut saya seburuk buruknya informasi harus tetap diberitahukan
pada keluarganya.
Pearawat 1 : Dan juga klien mempunyai hak termasuk hak tentang informasi sebenar-
benarnya jika tidak disampaikan maka kami melanggar hak-hak klien.
Perawat 2 : Kita menyadari pentingnya kondisi klien, maka dari itu saat penyampaian
kabar tersebut pentingnya adanya suprot keluarga agar mengurangi kemungkinan terburuk
dan kamipun memberikan suprot pada klien. Agar klien merasa tidak menanggung beban
sendiri, dengan adanya keluarga disampingnya.
Keluarga : Kalau itu menurut dokter dan perawat maka saya setuju, dengan keputusan
itu. Dan saya sudah mengerti resiko yang terjadi.
Setelah itu pada esok harinya, dokter memberitahukan berita buruk tentang
suaminya, dengan di dampingi perawat dan keluarga klien, klien kaget dan menagis
mendengar berita tersebut. Pihak keluargapun berusaha menenangkan dan
perawatpun memberikan suprot, bahwa disini masih ada keluarga yang masih
menyayanginya.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dalam suatu pendekatan sistem ada beberapa hal yang berhubungan. Salah satunya
adalah pemecahan masalah. Sebelum membahas pemecahan masalah, kita harus
mengetahui apa itu masalah. Masalah adalah suatu kondisi yang memiliki potensi untuk
menimbulkan kerugian atau menghasilkan keuntungan yang luar biasa. Jadi sebuah masalah
tidak harus berkaitan dengan sesuatu yang merugikan. Kemudian pengertian pemecahan
masalah adalah tindakan memberi respon terhadap masalah untuk menekan akibat buruknya
atau memanfaatkan peluang.
Dalam memecahkan suatu masalah harus ada yang namanya pengambilan keputusan.
Keputusan adalah pemilihan strategi atau tindakan. Maka pengertian pengambilan keputusan
adalah tindakan memilih strategi atau aksi yang diyakini manajer akan memberikan solusi
terbaik atas masalah tersebut. Jadi kunci pemecahan masalah adalah mengidentifikasi
berbagai alternatif dari keputusan.

Saran
Sebagai perawat harus memahami suatu penyakit dari sudut medik maupun
keperawatan adalah hal yang mutlak sebelum berhadapan dengan berbagai macam kasus.
Oleh sebab itu baik sekali bila perawat menumbuhkan minat baca untuk menambah
wawasan. Perawat juga harus mampu menemukan masalah-masalah yang sungguh-
sungguh terjadi pada klien untuk menegakkan suatu diagnosa keperawatan yang memerlukan
penanganan segera.
DAFTAR PUSTAKA

Kusnanto. Pengantar Profesi & Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta,EGC, 2004


Potter, PA. Buku Ajar Fundamental : Konsep, Proses dan Praktik. Alih Bahasa, Yasmin
Asih, Edisi 4, Jakarta, EGC, 2005.
http://keperawatan.blogspot.com/2011/22/nursing-advocacy.html. diperoleh tanggal 3 juli
2014
http://Esaunggul.blogspot.com/2012/11/nursing-advokasi.html. diperoleh tanggal 3 juli 2014
http://util.blogspot.com/2012/13/advokasi-keperawatan.html. diperoleh tanggal 3 juli 2014

Anda mungkin juga menyukai