PENYAKIT HIPOPARATIROIDISME
KELAS II A
OLEH
Kami ucapkan puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa atas rahmat dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH dengan judul ASKEP
HIPOPARATIROIDISME dengan baik dan tepat waktu.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas
mahasiswa dalam memahami tentang penyakit dari Hipoparatiroidisme
tersebut. Isi dari makalah ini, terdapat uraian dan penjelasan tentang defenisi,
penyebab serta penatalaksanaan dari hipoparatiroidisme yang akan kami
uraikan dalam bentuk tulisan yang ringkas dan jelas.Tidak lupa kami ucapkan
terima kasih atas kesempatan dan masukan positif yang diberikan oleh dosen
medical bedah bagi kesempurnaan makalah ini.
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada teman-teman yang
telah bekerja sama dan terima kasih atas kritik dan saran yang telah
diberikan.Kami sebagai penyusun menyadari dalam pembuatan makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik
yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan bagi
kita semua.
Lepas dari segala kekurangan yang ada semoga makalah ini dapat
bermanfaat
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulis ......................................................................................................... 1
a. Tujuan umum ....................................................................................... 1
b. Tujuan khusus ....................................................................................... 1
D. Manfaat Penulisan ................................................................................................. 2
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
PENYAKIT HIPOPARATIROID
A. Defenisi ...................................................................................................................... 3
B. Klasifikasi ................................................................................................................. 3
C. Penyebab ................................................................................................................... 4
D. Patofisiologi .............................................................................................................. 4
E. Manifestasi klinik .................................................................................................... 5
F. Komplikasi................................................................................................................ 6
G. Penatalaksanaan ...................................................................................................... 6
H. Pengkajian ................................................................................................................ 7
1. Anamnesis ............................................................................................... 7
2. Pemeriksaan fisik ................................................................................... 7
3. Pemeriksaan penunjang ........................................................................ 8
a. Pemeriksaan laboratorium ............................................................. 8
b. Pemeriksaan diagnostik................................................................... 8
I. Diagnosa Keperawatan ........................................................................................... 8
J. Rencana tindakan keperawatan (intervensi) ........................................................ 8
K. Evaluasi..................................................................................................................... 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 13
B. Saran ......................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipoparatiroid adalah hipofungsi kelenjar paratiroid sehingga tidak
dapat mensekresi hormon paratiroid dalam jumlah yang cukup. (Guyton).
Hipoparatiroidisme adalah keadaan berkurangnya kerja dari pada
kelenjar paratiroid yang di sertai penurunan kadar kalcium dalam serum
hingga menyebabkan tetani. Hipoparatiroid juga merupakan gabungan
dari gejala produksi hormon paratiroid yang tidak adekuat.
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa hipoparatiroid
hipofungsi dari kelenjar paratiroid sehingga hormon paratiroid tidak dapat
disekresi dalam jumlah yang cukup, dengan gejala utamanya yaitu tetani.
Penyebab spesifik dari penyakit hipoparatiroid belum dapat diketahui
secara pasti. Adapun etiologi yang dapat ditemukan pada penyakit
hipoparatiroid, antara lain :
Defisiensi sekresi hormon paratiroid, ada dua penyebab utama:
D. Manfaat Penulisan
a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III (KMB
III)
b. Sebagai bahan diskusi pada matakuliah KMB III
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN PENYAKIT
HIPOPARATIROIDISME
A. Definisi
Hipoparatiroid adalah defisiensi kelenjar paratiroid dengan tetani
sebagai gejala utama (Haznam).
Hipoparatiroid adalah hipofungsi kelenjar paratiroid sehingga tidak
dapat mensekresi hormon paratiroid dalam jumlah yang cukup. (Guyton).
Hipoparatiroidisme adalah kondisi dimana tubuh tidak membuat
cukup hormon paratiroid atau parathyroid hormone (PTH).
Hipoparatiroidisme adalah suatu ketidakseimbangan metabolisme
kalsium dan fosfat yang terjadi karena produksi hormon paratiroid yang
kurang sehingga menyebabkan hipokalsemia. (Kowalak, 2011)
Hipoparatyroidisme adalah hiposekresi kelenjar paratyroid yang
menimbulkan syndroma berlawanan dengan hiperparatyroid, konsentrasi
kalsium rendah tetapi phosfatnya tinggi dan bisa menimbulkan tetani
akibat dari pengangkatan atau kerusakan kelenjar paratyroid (Tjahjono,
1996)
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa hipoparatiroid
hipofungsi dari kelenjar paratiroid sehingga hormon paratiroid tidak dapat
disekresi dalam jumlah yang cukup, dengan gejala utamanya yaitu tetani.
B. Klasifikasi
Hipoparatiroid dapat berupa hipoparatiroid neonatal, simpel idiopatik
hipoparatiroid, dan hipoparatiroid pascabedah.
1. Hipoparatiroid neonatal
Hipoparatiroid neonatal dapat terjadi pada bayi yang dilahirkan oleh ibu
yang sedang menderita hiperparatiroid. Aktivitas paratiroid fetus sewaktu
dalam uterus ditekan oleh maternal hiperkalsemia.
2. Simpel idiopatik hipoparatiroid
Gangguan ini dapat ditemukan pada anak-anak atau orang dewasa.
Terjadinya sebagai akibat pengaruh autoimun yang ada hubungannya dengan
antibodi terhadap paratiroid, ovarium, jaringan lambung dan adrenal.
Timbulnya gangguan ini dapat disebabkan karena menderita
hipoadrenalisme, hipotiroidisme, diabetes mellitus, anemia pernisiosa,
kegagalan ovarium primer, hepatitis, alopesia dan kandidiasis.
3. Hipoparatiroid pascabedah
Kelainan ini terjadi sebagai akibat operasi kelenjar tiroid, atau paratiroid
atau sesudah operasi radikal karsinoma faring atau esofagus. Kerusakan yang
terjadi sewaktu operasi tiroid, biasanya sebagai akibat putusnya aliran darah
untuk kelenjar paratiroidisme karena pengikatan arteri tiroid inferior.
Hipoparatiroid yang terjadi bersifat sementara atau permanen. Karena itu
kadar kalsium serum harus diperiksa sesudah melakukan operasi-operasi
tersebut, tiga bulan kemudian dan sewaktu-waktu bila ada kelainan klinis
walaupun tak khas yang menjurus pada diagnosis hipoparatiroid.
C. Etiologi
Penyebab hipoparatirodisme yang paling sering di temukan oleh
sekresi hormon paratiroid yang kurang adekuat akibat suplai darah
terganggu atau setelah jaringan kelenjar paratiroid di angkat pada saat di
lakukan tiroidektomi, paratiroidektomi atau di seksi radikal leher.
Penyebab spesifik dari penyakit hipoparatiroid belum dapat diketahui
secara pasti. Adapun etiologi yang dapat ditemukan pada penyakit
hipoparatiroid, antara lain :
1. Defisiensi sekresi hormon paratiroid, ada dua penyebab utama:
a. Post operasi pengangkatan kelenjar paratiroid dan total
tiroidektomi
b. Idiopatik, penyakit ini jarang dan dapat congenital atau didapat
(acquired)
2. Hipomagnesemia
3. Sekresi hormone paratiroid yang tidak aktif
4. Resistensi terhadap hormone paratiroid (pseudohipoparatiroidisme)
Penyebab yang paling umum dari hipoparatiroidisme adalah luka pada
kelenjar-kelenjar paratiroid, seperti selama operasi kepala dan leher.
Pada kasus-kasus lain, hipoparatiroidisme hadir waktu kelahiran atau
mungkin berhubungan dengan penyakit autoimun yang mempengaruhi
kelenjar-kelenjar paratiroid bersama dengan kelenjar-kelenjar lain dalam
tubuh, seperti kelenjar-kelenjar tiroid, ovari, atau adrenal.
Hipoparatiroidisme adalah sangat jarang. Ini berbeda dari
hiperparatiroidisme, kondisi yang jauh lebih umum dimana tubuh
membuat terlalu banyak PTH.
D. Patofisiologi
Hipoparatiroidisme di sebabkan oleh defisiensi parathormon yang
mengakibatkan kenaikan kadar fosfat darah (hiperfosfatemia) dan
penurunan konsentrasi kalsium darah (hipokalsemia). Tanpa adanya
parathormon akan terjadi penurunan absorbsi intestinal kalsium dan
makanan dan penurunan resorbsi kalsium dari tulang dan di sepanjang
tubulus renalis. Penurunan eksresi fosfat melalui ginjal menyebabkan
hipofosfaturia, dan kadar kalsium serum yang rendah mengakibatkan
hipokalsiuria. Pada hipoparatiroidisme terdapat gangguan dari
metabolisme kalsium dan fosfat, yakni kalsium serum menurun (bisa
sampai 5 mgr%) dan fosfat serum meninggi (bisa sampai 9,5-12,5 mgr%)
Kalsium serum
Fosfat serum
Hipoparatiroidisme
E. Manifestasi Kelinik
Gejala-gejala utama adalah reaksi-reaksi neuromuscular yang
berlebihan yang disebabkan oleh kalsium serum yang sangat rendah.
Keluhan-keluhan dari penderita (70 %) adalah tetani atau tetanic
aequivalent. Tetani menjadi manifestasi sebagai spasmus corpopedal
dimana tangan berada dalam keadaan fleksi sedangkan ibu jari dalam
adduksi dan jari-jari lain dalam keadaan ekstensi. Juga sering didapatkan
articulatio cubitti dalam keadaan fleksi dan tungkai bawah dan kaki dalam
keadaan ekstensi.
Dalam tetanic aequivalent :
1. Disfagia dan disartria
2. Kelumpuhan otot-otot
3. Aritmia jantung
4. Gangguan pernapasan
5. Epilepsi
6. Gangguan emosi seperti mudah tersinggung, emosi tidak stabil
7. Gangguan ingatan dan perasaan kacau
8. Perubahan kulit rambut, kuku gigi, dan lensa mata
9. Kulit kering dan bersisik
10. Rambut alis dan bulu mata yang bercak-bercak atau hilang
11. Kuku tipis dan rapuh
12. Erupsi gigi terlambat dan tampak hipoplastik
F. Komplikasi
1. Hipokalsemia
Keadaan klinis yang disebabkan oleh kadar kalsium serum kurang dari
9 mg/100ml. Kedaan ini mungkin disebabkan oleh terangkatnya
kelenjar paratiroid waktu pembedahan atau sebagai akibat destruksi
autoimun dari kelenjar-kelenjar tersebut.
G. Penatalaksanaan
Hipoparatiroidisme dapat bersifat akut atau kronis dan bisa
diklasifikasikan sebagai kelainan idiopatik atau didapat (akuisitas).
1. Hipoparatiroid akut
Serangan tetani akut paling baik pengobatannya adalah dengan
pemberian intravena 10-20 ml larutan kalsium glukonat 10% (atau
chloretem calcium) atau dalam infus. Di samping kalsium intravena,
disuntikkan pula parathormon (100-200 U) dan vitamin D 100.000 U
per oral.
2. Hipoparatiroid menahun
Tujuan pengobatan yang dilakukan untuk hipoparatiroid menahun
ialah untuk meninggikan kadar kalsium dan menurunkan fosfat
dengan cara diet dan medikamentosa. Diet harus banyak mengandung
kalsium dan sedikit fosfor. Medikamentosa terdiri atas pemberian
alumunium hidroksida dengan maksud untuk menghambat absorbsi
fosfor di usus.
Di samping itu diberikan pula ergokalsiferol (vitamin D2), dan yang lebih
baik bila ditambahkan dihidrotakisterol. Selama pengobatan
hipoparatiroid, harus waspada terhadap kemungkinan terjadi
hiperkalsemia. Bila ini terjadi, maka kortisol diperlukan untuk
menurunkan kadar kalsium serum.
H. Pengkajian
1. Anamnesis
Keluhan utama : Biasanya Klien merasa ada kelainan bentuk
tulang , pendarahan yang sulit berhenti , kejang-
kejang , kesemutan dank lien merasa lemas /
lemah .
Riwayat kesehatan :
1. Riwayat penyakit saat ini
Tanyakan pada klien tentang manifestasi bekas atau kesemutan
disekitar mulut atau ujung jari tangan atau ujung jari kaki .
2. Riwayat penyakit dahulu :
Tanyakan apakah klien pernah megalami tindakan operasi
khususnya pengangkatan kelenjar tiroid atau kelenjar paratiroid.
Tanyakan pada klien apakah ada riwayat penyinaran pada leher .
I. Diagnosa Keperawatan
K. Evaluasi
1. Mencapai fungsi pernapasan adekuat
a. Menunjukan frekuensi pernapasan dan kedalaman pernapasan
normal, dan kekuatan otot normal.
b. Auskultasi paru menunjukan bunyi yang bersih.
c. Mentaati program medikasi yang telah ditetapkan.
d. Mengihindari situasi yang dapat mencetuskan flu dan infeksi, yang
dapat memperberat gejala.
2. Mengalami pemulihan krisis Hipoparatiroidisme
a. Menyebutkan tanda dan gejala.
b. Mentaati program medikasi.
3. Klien tidak mengalami cedera apa bila ada kejang berulang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini kelompok masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu kelompok meminta kritik dan saran yang membangun
dari pembaca. Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA