Anda di halaman 1dari 26

BAB I

DASAR PERPINDAHAN PANAS

Tujuan Pembelajaran Umum


Memberi pengetahuan kepada mahasiswa tentang cara perpindahan panas yang banyak
terlibat dalam industri kimia. Perpindahan panas yang biasa terlibat dalam teknik kimia adalah
konduksi dan konveksi. Perpindahan cara radiasi sangat minor dalam proses dan operasi di
industri kimia.

Tujuan Pembelajaran Khusus


1. Memberikan pengetahuan yang cukup kuat tentang peristiwa perpindahan panas,
khususnya konduksi dan konveksi
2. Memberikan kemampuan menghitung jumlah kalor yang berpindah pada berbagai
bentuk dengan cara konduksi
3. Memberikan kemampuan menghitung jumlah kalor yang berpindah dengan cara
konduksi dan konveksi secara bersamaan
4. Memberikan kemampuan menentukan jenis dan menghitung tebal insulasi maksimum
untuk menghambat kalor yang berpindah
5. Memberikan kemampuan menggunakan persamaan-persaman empiris yang di-
terapkan dalam menghitung koefisien konveksi pada berbagai bentuk dan kasus
perpindahan panas

1.1. Steady state (tunak) perpindahan kalor


Transfer energi dalam bentuk kalor sering diikuti dengan pemisahan bahan kimia
dalam bergagai macam proses di industri kimia. Proses perpindahan panas terjadi dari suhu
yang lebih tinggi menuju ke suhu yang lebih rendah, karena itu perbedaan suhu ini yang kita
fahami sebagai driving force transfer ini.
Perpindahan panas mempunyai karakteristik dan tipe sama dengan perpindahan lain,
seperti perpindahan massa, perpindahan momentum dan arus listrik. Basic persamaannya
adalah:

--------------------------------------------------------------------------------Perpan/Agus-Dj/1

= 1.1.1

Dalam pembahasan lebih lanjut yang dibahas adalah perpindahan panas dalam
keadaan tunak (steady state). Persamaan sederhana dari aliran kalor ini adalah :


{ } + { } = { } + { } 1.1.2

Perhatikan perpindahan kalor konduksi seperti pada gambar di bawah ini :

Gambar 1.1. Perpindahan panas unsteady dalam volume tertentu


Keadaan dinyatakan steady state apabila tidak ada panas yang tumbuh dan panas
yang terakumulasi, sehingga laju kalor konduksi masuk = Laju kalor konduksi keluar, artinya qx
tetap terhadap waktu, steady state.
= + 1. 1.4

1.2. Cara Kalor Berpindah


Dalam sebuah proses, perpindahan panas sebetulnya berlangsung dengan tiga cara
sekaligus, yaitu konduksi, konveksi dan radiasi. Adakalanya dikatakan berpindah dengan salah
satu cara saja, karena kedua cara yang lain kurang dominan.

Konduksi, (Hantaran) panas perpindah dengan cara dihantarkan, bisa terjadi pada fasa solid,
liquid maupun gas. Kalor berpindah dihantarkan bukan karena perpindahan material.
Perpindahan panas secara konduksi juga mengikuti persamaan basic perpindahan yang lain,
dan telah dituliskan sebagai Hukum Fourier :

--------------------------------------------------------------------------------Perpan/Agus-Dj/2

= 1.2.1

Dimana qx adalah laju kalor yang pindah ke arah x dalam Watt (W), A adalah luas
penampang yang dilewati kalor dalam m2, x adalah jarak dalam m, T adalah suhu dalam K dan
k koefisien pindah panas konduksi dalam W/m.K dalam satuan SI.
qx/A secara jumlah/kuantitas dinamakan fluxs dalam W/m2. dT/dx secara kuantitas
dinamakan gradien suhu dalam arah x. Tanda minus diperlukan untuk menyesuaikan
arah perpindahan.
Koefisien konduktifitas termal k berfariasi dipengaruhi suhu, ada yang sedikit
dan cenderung konstan dan ada yang dipengaruhi suhu dengan signifikan. Tabel di
bawah adalah Koefisien pindah panas konduksi beberapa bahan.

Tabel 1.1 Koefisien Konduksi pada 1 Atm dan k (W/m.K)


Temp Temp
Subtance k Subtance k
(K) (K)
Gases Solid
Air 273 0,0242 Ice 273 2,250
373 0,0316 Fite Claybrick 473 1,000
H2 273 0,1670 Paper - 0,130
n-Butane 273 0,0135 Hard Rubber 273 0,151
Liquids Cork Board 303 0,043
Water 273 0,5690 Asbestos 311 0,168
366 0,6800 Rock Wool 266 0,029
Benzene 303 0,1590 Steel 291 45,300
333 0,1510 373 45,000

Konveksi, (Aliran) panas berpindah karena adanya perpindahan materi yang mempunyai panas
berbeda dan kemudian terjadi pencampuran molekul-molekul dengan panas yang berbeda
tersebut.
Makanan panas akan cepat menjadi dingin apabila dikipas untuk mengalirkan udara di
atas makanan daripada didiamkan. Perpindahan panas yang terjadi dengan pemberian aliran
udara dengan dikipas disebut konveksi paksa (force convection), sedangkan yang dibiarkan
sering disebut dengan konveksi alamiah. Dalam operasi di teknik kimia force bisa diberikan

--------------------------------------------------------------------------------Perpan/Agus-Dj/3
dalam berbagai bentuk, seperti blower, pompa, pengadukan atau bentuk lain. Tujuan
pemberian force ini agar perpindahan panas lebih cepat berlangsung.
Kecepatan pindah panas secara konveksi dinyatakan dengan persamaan :

= . ( ) 1.2.2

Dimana q adalah kecepatan pindah panas, A adalah luas area dalam m2, Tw adalah
suhu dinding dan Tf adalah suhu ruah fluida dalam K, dan h adalah koefisien pindah panas
konveksi dalam W/m2.K. Dalam satuan British, Btu/h.ft2.oF.

Tabel 1.2 Perkiraan Harga Koefisien Konveksi


Rentang Harga
Mekanisme
Btu/h.ft2.oF W/m2.K
Condensing Steam 1.000-5.000 5.700-28.000
Condensing Organics 200-500 1.100-2.800
Boiling Liquids 300-5.000 1.700-28.000
Moving Water 50-3.000 280-17.000
Moving Hidrocarbons 10-300 55-1.700
Still air 0,5-4 2,8-23
Moving air 2-10 11,3-55

Radiasi, (Pancaran) Panas dipindahkan dengan cara dipancarkan. Cara ini tidak memerlukan
media untuk propagasinya. Contoh paling umum untuk menggambarkan cara perpindahan ini
adalah sampainya panas matahari sampai di bumi.

1.3. Konduksi
Pada bagian ini hukum fourier digunakan untuk menerangkan perpindahan panas dalam
kondisi steady state dan pada beberapa bentuk/geometris sederhana.
1.3.1. Konduksi Melewati Flat Slab atau Dinding
Pada bentuk geometri ini, luas penampang yang dilewati kalor tetap sepanjang arah
perpindahan (x). Penyelesaian persamaan Fourier :

= 1.3.1

--------------------------------------------------------------------------------Perpan/Agus-Dj/4
Gambar 1.2 Panas konduksi pada pelat datar (a) Geometri dinding (b) Plot
temperatur
Untuk harga k tetap,
2 2
= 1.3.2
1 1

( 1 ) = (2 1 )
2
(2 1 )
=
(2 1 )
(1 2 )
= 1.3.3
(2 1 )

Untuk harga k = a +bT


2 2
=
1 1
2 1
= ( + )
1 2
1 1
(2 1 ) = (1 + 12 ) (2 + 22 ) 1.3.4
2 2
1
(2 1 ) = (1 2 ) + (12 22 )
2
(1 2 )
= 1.3.5
(2 1 )

1 +2
Dimana = +
2

--------------------------------------------------------------------------------Perpan/Agus-Dj/5
Contoh
Hitung panas hilang per m2 yang melewati permukaan insulasi yang terbuat dari fiber
dengan tebal 25,4 mm. Dimana temperatur dalam insulasi 352,7 K dan tempetatur luar dinding
297,1 K. Diketahui harga konduktifitas termal adalah 0,048 W/m.K.

Jawab :
Dari Appendix A.3 (buku-1) harga konduktifitas termal adalah 0,048 W/m.K.
X2-X1 = 0,0254 m

0,048
= (1 2 ) = (352,7 297,1)
2 1 0,0254

= 105,1 /2
1
= 105,1 2 = 33,30 .

(3,1546 )/( 2) . 2
.
2

Apabila dinding tersusun seri

Gambar 1.3. Aliran Panas Melewati Dinding Berlapis


= (1 2 ) = (2 3 ) = ( 4 ) 1.3.6
3

(1 4 ) (1 4 )
= = 1.3.7
+ +
+ +

--------------------------------------------------------------------------------Perpan/Agus-Dj/6
Apabila dinding tersusun paralel

= + = (1 + 2 ) + (3 + 4 ) 1.3.8

Apabila suhu pada permukaan sama :



= + = ( + ) (1 + 2 ) 1.3.9

1 1
= + = ( + ) (1 + 2 ) 1.3.10

Contoh
Lemari penyimpan dingin terbuat/kontruksinya terdiri dari dinding dalam 12,7 mm
pine wood, dinding tengah 101,6 mm cork board dan dinding sebelah luar 76,2 mm concrete.
Temperatur dari dinding sebelah dalam adalah 255,4 K dan 297,1 K pada dinding sebelah
luar.Dengan menggunakan harga koefisien konduktifitas dari apendik A-3 (buku 1) untuk pine
0,151, cork board 0,0433 dan concrete 0,762 W/m.K. Hitung hilang panas dalam W untuk tiap
m2 dan temperatur pada interface/antar muka antara wood dan cork board.

Jawab
1 = 225,4 4 = 297,1

= 0,0127 = 0,1016 = 0,0762

0,0127
= = = 0,0841 /
0,151 (1)

0,1016
= = = 2,346 /
0,0433 (1)

0,0762
= = = 0,1 /
0,762 (1)

(1 4 ) 255,4 297,1
= = = 16,48 /2
+ + 0,0841 + 2,346 + 0,1

(Tanda negatip menunjukkan kalor mengalir dari luar ke dalam, Untuk menghitung T2, suhu
interface antara pine wood dan cork board,

--------------------------------------------------------------------------------Perpan/Agus-Dj/7
1 2
=

255,4 2
16,48 =
0,0841

2 = 256,79

Cara alternatif

1 2 = (1 4 )
+ +

2 = 256,79

1.3.2. Konduksi Melewati Hollow Silinder


Panas mengalir kearah radial dari dalam keluar. Panas mengalir dari dalam keluar
melewati permukaan yang berubah, A= 2r2
Persamaan Fourier :

=

Dengan mengganti arah dx menjadi dr,


= 1.3.11

Arah permukaan yang dilewati q :


= 2rL

Gambar 1.4. Aliran Panas Melewati Silinder

--------------------------------------------------------------------------------Perpan/Agus-Dj/8
Dengan menyusun kembali dan mengitegrasikannya

2 2

= 1.3.12
2 1 1

2 1 2
= 2 (1 2 ) = 1.3.13
ln( 1 )


ln( 21 )
R= 1.3.14
2

Contoh
Panjang Pipa yang Diperlukan
Sebuah pipa silinder berdinding tebal terbuat dari hard rubber mempunyai diameter
dalam 5mm dan diameter luar 20mm digunakan sebagai media pendingin dalam suatu wadah.
Air es (ice water) mengalir cepat di dalam, dan suhu di sisi dinding sebelah dalam adalah 274,9
K. Suhu bagian dinding sebelah luar 297,1 K. Kalor sebanyak 14,65 W harus dikeluarkan dari
wadah oleh coil pendingin. Berapa m pipa yang dibutuhkan? Diketahui harga konduktifitas
thermal non logam, k=0,151 W/m.K.

Penyelesaian
Dari Appendix buku1 konduktifitas thermal non logam, k=0,151 W/m.K
r1 = 5 mm = 0,005 m r2 = 20 mm = 0,02 m

=

= 2

2 2

=
2 1 1

2
= (1 2 )
ln( 21 )

--------------------------------------------------------------------------------Perpan/Agus-Dj/9
2
14,65 = 0,151 (274,9 297,1)
ln(0,020,005)

= 0,964

Multilayer Silinder
Dalam proses industri panas mengalir biasanya melalui beberapa lapis material dalam
silinder, contohnya yang terjadi pada silinder yang dilapisi insulasi. Temperatur turun dari 1
2 setelah melalui material A dan 2 3 setelah melalui material B dan 3 4
setetah melalui material C.

Gambar 1.5. Aliran Panas Melewati Silinder Berlapis

Pada keadaan sterady state (tunak) laju kalor yang mengalir :

2 2
= (1 2 ) = (2 3 )
ln( 21 ) ln( 32 )

2
= (3 4 ) 1.3.15
ln( 43 )

(1 4 ) (1 4 )
= = 1.3.16
+ +

--------------------------------------------------------------------------------Perpan/Agus-Dj/10
Contoh
Pipa stainless steel (A) mempunyai koefisien pindah panas k=21,63 W/m.K dengan
dimensi 0,0254 m ID dan 0,0508 m OD. Pipa ini dilapisi dengan insulator (B), k= 0,2423
W/m.K dengan ketebalan 0,0254 m. Temperatur pipa sebelah dalam 811 K dan
temperatur permukaan luar dari insulasi 310,8 K. Untuk 0,305 m panjang pipa, hitung
panas yang hilang dan juga temperatur pada antar muka antara metal dan insulasi.

Jawab
1 = 811 3 = 310,8

0,0254 0,0508
1 = = 0,0127 m 2 = = 0,0254 m 3 = 0,0508 m
2 2

Luas penampang yang dilewati sepanjang L

1 = 21 = 2 (0,305)(0,0127) = 0,0243 2
2 = 22 = 2 (0,305)(0,0254) = 0,0487 2
3 = 23 = 2 (0,305)(0,0508) = 0,0974 2

(1 3 )
=
+


ln( 21 )
RA = = 0,01673 K/W
2


ln( 32 )
RB = = 1,491 K/W
2

(811 310,8)
= = 331,7 (1132 )
(0,01673 + 1,491)/

T2 = 805,4 K

--------------------------------------------------------------------------------Perpan/Agus-Dj/11
1.4. Kombinasi Perpindahan panas
Dalam situasi nyata banyak kasus temperatur permukaan suatu dinding tempat
perpindahan kalor tidak diketahui, yang ada adalah temperatur dari dua fluida yang bertukar
panas.

Gambar 1.6. Aliran Panas Gabungan Konveksi dan Konduksi, (a) Papan, (b) Silinder

Perpindahan panas terjadi secara seri, yaitu konveksi dari fluida satu ke dinding,
diteruskan dengan perpindahan panas konduksi dalam dinding dan konveksi lagi dari dinding
ke fluida kedua. Kecepatan pindah panasnya adalah:

(1 4 )
= 1.4.1
+ +

Untuk bentuk dinding (slab)

(1 4 )
= 1.4.2
1/ + / + 1/

(1 2 ) (2 3 ) (3 4 )
= = = 1.4.3
1/ / 1/

(1 2 ) (2 3 ) (3 4 )
= = = 1.4.4

--------------------------------------------------------------------------------Perpan/Agus-Dj/12
Koesien pindah panas keseluruhan dari gabungan pindah panas ini dinotasikan dengan simbul
(U), sehingga :
= . . 1.4.5

= (1 4 ) 1.4.6

1
= ( ) 1.4.7
1/ + / + 1/ . . 2 .
2

Untuk bentuk silinder

(1 4 )
= 1.4.8
ln( )
1/ + + 1/
2

Koefisien pindah panas mungkin berdasar pada permukaan dalam dan mungkin berdasarkan
permukaan luar, sehingga perpindahan panasnya dapat dinyatakan dalam bentuk keduanya.

= . ( 1 4 ) = . ( 1 4 ) 1.4.9

1.5. Insulasi
Insulasi diperlukan agar arus panas yang terjadi menjadi lebih kecil. Pemberian insulasi
biasanya dengan melapisi dinding dengan bahan yang mempunyai konduktifitas yang jauh
lebih rendah dengan dinding yang dilapisi.
Perpindahan panas yang terjadi adalah gabungan antara konveksi dan konduksi, dan terjadi
secara seri, yaitu konveksi dari fluida A ke dinding, konduksi dalam dinding, konduksi dalam
insulasi dan konveksi antara dinding ke fluida B.

Contoh
Steam jenuh pada 267 oF mengalir dalam pipa steel in dengan ID = 0,824 in dan OD =
1,050 in. Pipa dilapisi insulasi setebal 1,5 in pada dinding luarnya. Koefisien konveksi antara
steam dengan dinding pipa sebelah dalam adalah 1000 Btu/h.ft2.oF dan koefisien konveksi
antara dinding insulasi dengan udara luar 2 Btu/h.ft2.oF. Koefisien konduksi dari logam steel
adalah 26 Btu/h.ft.oF dan koefisien pindah panas konduksi dari insulasi adalah 0,037
Btu/h.ft.oF. Temperatur udara sekitar adalah 80 oF.

--------------------------------------------------------------------------------Perpan/Agus-Dj/13
(a). Hitung panas yang hilang untuk pipa sepanjang 1 ft
(b). Ulangi dengan menggunakan koefisien pindah panas overall, basis luas permukaan dalam
pipa.

Jawaban
0,412
= ( )
12

0,525
1 = ( )
12

2,025
= ( )
12

Btu 2 o Btu 2 o
= 1000 . ft . F dan = 2 . ft . F
h h

Gambar 1.7. Aliran Panas Dalam Pipa Yang Diinsulasi

1
= = 0,00464
/

ln( 1 )
= = 0,00148
2 /

--------------------------------------------------------------------------------Perpan/Agus-Dj/14
ln( 1 )
= = 5,80
2 /

1
= = 0,472
/

( ) (267 80)
= =
+ + +
(0,00464 + 0,00148 + 5,80 + 0,472)
/

267 80
= = 29,8 /
6,278
Menggunakan

= . ( ) =

1
=
.

0,412
= 2 = 2(1). ( 12
) = 0,2157 2

1
= = 0,738
0,2157 (6,278) . 2 .

= . ( ) = 0,738 (0,2157)(267 80) = 29,8 /

Tebal kritis insulator


Tebal insulasi maksimum yang dibutuhkan agar transfer kalor yang terjadi minimum.
Dari contoh soal di atas:
1
= = 0,00464

ln( 1 )
= = 0,00148
2

ln( 1 )
= = 5,80
2

1
= = 0,472

--------------------------------------------------------------------------------Perpan/Agus-Dj/15
Harga sangat kecil dan dapat diabaikan terhadap sehingga
tahanannya bisa diabaikan, sehingga suhu = 1 = 2

(2 )
= 1.5.1
ln( 1 )
+ 1/
2

= 2 1.5.2

(2 )
=
ln( 1 ) 1
+
2 2

2 . (2 )
= 1.5.3
ln( 1 ) 1
+

Ketebalan insulasi ditunjukkan dengan besarnya

= ( ) 1.5.4

1.6. Faktor Bentuk (S)


Untuk bentuk berbeda, sebagai pendekatan empiris besarnya arus panas dengan cara konduksi
adalah :

= . (1 2 ) 1.6.1

--------------------------------------------------------------------------------Perpan/Agus-Dj/16
Gambar 1.8. Faktor Bentuk dalam Konduksi

1.7. Konveksi Paksa dalam Pipa


Perpindahan panas sering terjadi dari dalam pipa menuju luar pipa dengan melibatkan
fluida yang mengalir, konveksi yang terjadi adalah konveksi paksa.
Profil temperatur dalam perpindahan panas antara dua fluida melewati dinding pipa logam
adalah seperti Gambar di bawah.

--------------------------------------------------------------------------------Perpan/Agus-Dj/17
Gambar 1.9. Profil Temperatur dalam Perpindahan Panas Konveksi dan konduksi

Aliran panas yang mengalir secara konveksi adalah,

= ( ) 1.7.1

Koefisien pindah panas h bukan sifat fisik dari suatu material tetapi besarnya bergantung dari
keadaan, seperti laju alir fluida, suhu, bentuk antar muka dan jenis materialnya.
Secara empiris besarnya koefisien pindah panas dipengaruhi beberapa bilangan tidak
berdemensi seperti bilangan Prandtl, Reynold dan Nusselt.


= 1.7.8

.
= 1.7.9


= 1.7.10

Koefisien pindah panas h

Untuk aliran laminer Nre < 2100

.
= = 1,86 [ . . ] 1/3 [ ] 0,14 1.7.11

Untuk aliran turbulen Nre> 6000 dan L/D > 60

--------------------------------------------------------------------------------Perpan/Agus-Dj/18
. 1
= = 0,027[ ] 0,8 [ ] 3 [ ] 0,14 1.7.12

Koreksi harga hi apabila L/D < 60 ;

2<(L/D)<20

= 1 + [ ]0,7 1.7.13

20<(L/D)<60

= 1 + 6[ ] 1.7.14

Untuk Aliran transisi

Gambar 1.10. Kurva Hubungan Antara Konveksi terhadap Aliran Transisi

Soal 1.1
Udara pada tekanan 206,8 kPa dan temperatur rata-ratanya 477,6 K dipanaskan dan mengalir
dalam pipa yang berdiameter dalam 25,4 mm dengan kecepatan alir 7,62 m/s. Media
pemanasnya adalah steam 488,7 K terkondensasi di luar pipa. Koefisien pindah panas konveksi
dari steam ke dinding pipa adalah beberapa ribu W/m2. Dan tahanan dari dinding logam sangat
kecil, sehingga temperatur dinding sebelah dalam dapat dianggap sama dengan temperatur
steam. Hitung koefisien pindah panas konveksi untuk L/D > 60 dan juga laju alir flux panas q/A.
Diketahui udara pada 477,6 K (204,4), b = 2,60 X 10-5 Pa.s, k= 0,03894 W/m, NPr= 0,686. Pada
488,7 K (215,5) w = 2,64 X10-5 Pa.s.

--------------------------------------------------------------------------------Perpan/Agus-Dj/19
BAB II
ALAT PENUKAR KALOR

Tujuan Pembelajaran Umum


Mahasiswa mengenal peralatan pindah panas yang populer dalam industri kimia. Mengerti
perhitungan yang melibatkan perpindahan massa dan kalor secara bersamaan. Mengerti
prinsip dasar dari tatacara pengoperasikan peralatan penukar panas
Tujuan Pembelajaran khusus
1. Menguasai cara kerja dan perhitungan peralatan penukar panas bouble pipe, shell and
tube, dan model pelat
2. Mengerti konsep effektivenes sebagai konsep memperkirakan suhu keluaran sebelum
peralatan penukar panas tersedia.
3. Mengerti dan menguasai perhitungan yang melibatkan steam, Air pendinggin, dalam
evaporator singgle effect
4. Mampu menerapkan perhitungan dari konsep perpindahan secara empiris kedalam
peralatan yang digunakan.
2.1. Double Pipe Heat Exchanger
Penukar panas jenis ini adalah penukar panas yang tersusun dari pipa ganda. Penukar
panas jenis ini dapat dioperasikan dengan aliran co-current maupun counter-current, baik
fluida panas dianulus maupun dalam pipa yang lebih kecil.

Gambar 2.1. Alat Penukar Panas Bouble Pipe

--------------------------------------------------------------------------------Perpan/Agus-Dj/20
Gambar 2.2. Profil Temperatur Sepanjang Penukar Panas Double Pipe

Menghitung Koefisien Pindah Panas Keseluruhan (U)


a. Menggunakan Neraca Energi

Q = . . 2.1.1


= 2.1.2
.

Harga Q dapat dihitung dari :

= (. . )1 = (. . )2 2.1.3

Kalor yang diberikan fluida panas = Kalor yang diterima fluida dingin

Efisiensi kalor yang dipertukarkan :

(. . )2
= 100 % 2.1.4
(. . )1

Q = Laju Alir Kalor (Watt)


A = Luas Permukaan (m2)
U = Koefisien Pindah panas Keseluruhan (W/m2.K)
Tlm = Perbedaan Suhu logaritmik (K)

1 2
= 2.1.5

1
2

--------------------------------------------------------------------------------Perpan/Agus-Dj/21
Untuk Aliran Counter-current
T1 = Thi Tco
T2 = Tho Tci
Untuk Aliran Co-current
T1 = Tho Tco
T2 = Thi Tci

b. Menghitung (U) Menggunakan Persamaan Empiris


Untuk pipa sepanjang L

1
= 2.1.6
1 1
. + . +

1
= 2.1.7
ln( )
1 + 1
. 2. . . 2. + . 2. .

(hi,ho) = Koefisien pindah panas konveksi inside dan outside (W/m2.K) ;( K) =


Koefisien Konduksi (W/m.K); (ri,ro) diameter (m) inside dan outside pipa yang kecil
dan L panjang pipa yang diameternya kecil (m).
Harga (ri,ro) dan L dapat diukur dari alat, harga K bahan SS-204 dapat diperoleh
dari buku referensi dan hi dan ho dihitung dari persamaan empiris.
Persamaan untuk menghitung hi sama telah dibahas dalam bab I, ditentukan
dahulu jenis dari alirannya. Sedangkan untuk menghitung ho mengikuti persamaan
1
= . ( ) . ( )3 2.1.8

Tabel 2.1. Konstanta Untuk Persamaan 2.1.8


Nre m C
1-4 0,330 0,989
4 40 0,385 0,911
40 4.103 0,466 0,683
4.103 4.104 0,618 0,193
4.104 2,5. 105 0,805 0,0266

--------------------------------------------------------------------------------Perpan/Agus-Dj/22
Untuk menghitung harga Nre diperlukan harga D efektif, yang bisa dihitung
dengan rumus :

4.
= 2.1.9

Dengan An adalah luas anulus, yaitu luas penampang yang dialiri fluida diantara
dua pipa yang digunakan.

2.2. Shell and Tube Heat Exchange


Penukar panas jenis ini terdiri dari satu bundel pipa (tube) yang dipasang paralel dan
ditempatkan dalam sebuah cangkang yang dinamakan cangkang (shell). Untuk meningkatkan
efisiensi dari penukar panas ini dipasang sekat (buffle). Pemasangan sekat bertujuan membuat
aliran didalam cangkang bergolak (turbulen) yang berakibat juga bertambahnya waktu tinggal
(residence time). Namun sisi lain dari kerugian pemasangan sekat ini adalah naiknya beban
kerja karena bertambahnya beban pompa. Bahan penukar panas ini dipilih berdasarkan fluida
yang digunakan, biasanya terbuat dari logam dan paduannya. Selain itu kondisi operasi dengan
tekanan tinggi, sifat fluida yang korosif dan juga suhu dalam alat yang tidak seragam juga
menjadi pertimbangan pemilihan bahan penukar panas ini.
Penukar panas jenis Shell and Tube ini merupakan penukar panas paling umum dan
sangat luas digunakan di industri proses. Bentuk dan rancangan sangat beragam dapat
dijumpai untuk penukar pana jenis ini. Demikian pula pemakaiannya dapat berupa penukar
panas biasa, kondensor, reboiler, evaporator, boiler dan lainnya.
Jenis penukar panas shell and tube dibawah adalah 1 shell pass dan 2 tube pass (1-2
Exchanger) seperti gambar dibawah ini.

Gambar 2.2 Penukar Panas Shell and Tube

--------------------------------------------------------------------------------Perpan/Agus-Dj/23
Gambar 2.3. Susunan pipa dalam shell dapat berbentuk in-line (a) dan staggered (b)

Gambar 2.4. profil temperatur dari penukar panas ini adalah :

Menghitung Koefisien Pindah Panas Keseluruhan (U)


a. Menggunakan Neraca Energi

Q = . . 2.2.1

=
.
Tm = FT . Tlm 2.2.2

Harga Q dapat dihitung dari :


= (. . )1 = (. . )2 2.2.3
q = Kalor yang diberikan fluida panas = Kalor yang diterima fluida dingin
Efisiensi kalor yang dipertukarkan :

--------------------------------------------------------------------------------Perpan/Agus-Dj/24
(M.Cp.T)2
= (M.Cp.T)1
100 % 2.2.4

Q = Laju Alir Kalor (Watt)


A = Luas Permukaan (m2)
U = Koefisien Pindah panas Keseluruhan (W/m2.K)
Tlm = Perbedaan Suhu logaritmik (K)

1 2
= 2.2.5

1
2

Untuk Aliran Counter-current


1 = 2.2.6
2 = 2.2.7
Untuk Aliran Co-current
1 = 2.2.8
1 = 2.2.9
Harga FT dapat diperoleh dari kurva di bawah :

Gambar 2.5 Harga Untuk Shell and Tube tipe 1-2 dan 1-4

--------------------------------------------------------------------------------Perpan/Agus-Dj/25
Gambar 2.5 Harga Untuk Shell and Tube tipe 2-4

Soal 2.1
Sebuah penukar panas 1-2, dalam shell terdiri dari satu pass/aliran dan dalam pipa
terjadi dua kali pass/aliran memanaskan 2,52 kg/s air dari dari 21,1 0C ke 54,4 0C
menggunakan air panas masuk 115 0C dan meninggalkan papa 48,9 0C. Luas permukaan
dari pipa sebelah luar adalah Ao = 9,30 m2.
(a) Hitung mean temperature difference Tm dalam penukar panas dan koefisien
pindah panas keseluruhan Uo
(b) Pada temperatur yang sama tetapi menggunakan 2-4 Penukar panas, hitung
Tm, bandingkan dan beri komentar

--------------------------------------------------------------------------------Perpan/Agus-Dj/26

Anda mungkin juga menyukai