PENDAHULUAN
Praktik pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju dan negara berkembang, berbeda
juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan, berbeda juga antara daerah perumahan
dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di
area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah
dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.
Metode pengelolaan sampah berbeda-beda tergantung banyak hal, di antaranya tipe zat sampah,
tanah yang digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area.
Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan:
-mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis (Lihat: Pemanfaatan sampah),
atau
-mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup.
Metode Pembuangan:
1.Penimbunan darat
Baja dibuang, dan kelengkapan dilaporkan dipilih pada kemudahan Central European Waste
Management (Eropa).
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan
menggunakan kembali sampah yang dibuang, contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan
untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari
awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminium, kaleng baja
makanan/minuman, Botol HDPE dan PET, botol kaca, kertas karton, koran, majalah, dan kardus.
Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa didaur ulang. Daur ulang dari produk
yang kompleks seperti komputer atau mobil lebih susah, karena bagian-bagiannya harus diurai dan
dikelompokkan menurut jenis bahannya.
Pengolahan biologis
Pengkomposan.
Material sampah ((organik)), seperti zat tanaman, sisa makanan atau kertas, bisa diolah dengan
menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan. Hasilnya
adalah kompos yang bisa digunakan sebagai pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk
membangkitkan listrik.
Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program
(program tong hijau) di Toronto, Kanada, di mana sampah organik rumah tangga, seperti sampah
dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk dikomposkan.
Pemulihan energi
Komponen pencernaan Anaerobik di pabrik Lübeck mechanical biological treatment di Jerman,
2007
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara
menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadi bahan
bakar tipe lain. Daur ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari menggunakannya
sebagai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya
BAB III
ANALISIS DATA
3.1 Macam-macam barang seni dari sampah anorganik dan cara membuatnya
1. Barang seni dari sampah kemasan
Pada zaman sekarang ini,sampah anorganik berupa kemasan jumlahnya begitu banyak seiring
dengan bertambahnya penduduk dan bertambahnya kebutuhan manusia akan produk. Produk ini
biasanya dibungkus menggunakan kemasan plastik. Kemasan plastik ini seringkali dibuang begitu
saja sehingga menimbulkan pencemaran. Namun,berkat adanya metode daur ulang,kemasan
plastik yang asalnya tidak berguna,dapat dikreasikan sedemikian rupa sehingga bisa memiliki nilai
guna kembali. Hal inilah yang dilakukan oleh salah satu narasumber, ibu Djuariah Djajang yang
mendirikan usaha daur ulang sampah anorganik berupa kemasan menjadi kreasi seni yang unik
dan menarik. Bermula dari hobi membuat kerajinan tangan,ibu Djuariah Djajang ini kini menjadi
seorang trainer yang telah memberikan pelatihan pada masyarakat Jawa Barat,bahkan ada yang
berasal dari malaysia dan filipina. Selain itu, berkat kesadarannya mengenai keselamatan
lingkungan,juga ketekunan,beliau telah mendapat penghargaan Kalpataru. Usaha yang dirintis
sejak tahun 2007 ini,telah banyak menginspirasi masyarakat untuk menyelamatkan lingkungan
dengan cara mendaur ulang sampah plastik menjadi kreasi unik dan menarik.
Berikut cara membuat kreasi seni dari sampah anorganik berupa plastik:
1. Cuci kemasan plastik dengan menggunakan air, lalu lap hingga kering. Setiap kemasan memuat
banyak gambar dan tulisan yang masing-masing dapat menjadi corak. 2. Setelah menentukan
corak yang akan ditonjolkan, gunting kedua ujung serta bagian tengah (atau samping, tergantung
corak yang dipilih).
3. Lipat kemasan secara horizontal menjadi tiga lipatan, serut dengan gunting untuk mematikan
lipatan, lalu jepit. Lakukan hal yang sama dengan kemasan plastik sejenis.
4. Lipat kemasan yang sudah dijepit ke arah vertikal, dengan pembagian 1/3 di bagian depan dan
2/3 di bagian belakang, lalu tautkan dengan kemasan lain yang sudah sama-sama dilipat.
5. Gunting bagian kemasan yang berlebih, lalu selipkan masing-masing ujung kemasan ke bagian
belakang. Lanjutkan anyaman dengan menautkan kemasan lain yang sudah dilipat di bawah
anyaman pertama dan lakukan hal yang sama. Ingat, panjang anyaman harus genap. Panjang
anyaman disesuaikan dengan jenis barang yang akan dibuat. Untuk tempat pensil, panjang
anyaman cukup 8 kotak, untuk tas, panjang anyaman antara 24 sampai 30 kotak, sedangkan untuk
dompet cukup 20 kotak saja.
6. Jahit anyaman menggunakan jarum dan benang karung sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
7. Tahap berikutnya adalah membuat alas anyaman. Bentuk anyaman menjadi balok dengan
menjahit empat kotak di kanan dan kiri. Setelah itu, isi bagian alas yang kosong dengan kotak
anyaman lain dengan cara menjahitnya. Dasar yang telah dibentuk dapat langsung disatukan
dengan hasil anyaman bagian atas tadi. Tambahkan aksesori sesuai selera, seperti resleting, payet,
atau kain lapis di bagian dalam.
Selain sampah kemasan,ibu Djuariah Djajang juga memanfaatkan tas kresek yang sudah tak
terpakai lagi menjadi barang kerajinan yang memiliki nilai jual tinggi, berikut langkah-langkah
pembuatannya.
1. Tas plastik bekas yang sudah tidak terpakai dikumpulkan lalu dicuci bersih.
Kelompokkan plastik-plastik tersebut menurut warnanya, biasanya ada hitam, putih, merah, biru,
dsb. (Bisa juga dipisahkan menurut ukuran serta ketebalannya, sehingga bisa lebih seragam).
2. Potong melintang dengan ukuran 15 cm x 40 cm. Ukuran ini bisa diatur sesuai jenis produk
yang ingin dihasilkan.
3. Tentukan warna motif yang akan dibuat. Jika menginginkan tas motif merah hitam, maka
plastik warna itu saja yang digunakan.
Kaitkan potongan-potongan tersebut sehingga membentuk anyaman. Setelah saling terikat lalu
disimpulkan membentuk segi empat. Begitu seterusnya sampai membentuk lembaran.
4. Setelah membentuk lembaran, barulah dipotong/dibentuk lagi sesuai keinginan.
B. Aspek Ekonomi
1. Menghemat Biaya Operasional Pengelolaan Sampah
Daur-ulang sampah anorganik telah terbukti dapat mereduksi biaya pengangkutan dan
pembuangan akhir. Sebagai contoh, di Bandung laju daur-ulang sampah anorganik di 38 TPS yang
ada adalah sekitar 37.204 kg per minggu atau 1.939.923 kg per tahun. Biaya satuan pengangkutan
dan pembuangan akhir untuk setiap ton sampah di Kota Bandung adalah sebesar Rp.58.540,- dan
Rp.17.700,-, maka biaya pengelolaan sampah yang dapat dihemat bisa mencapai Rp. 147 juta
setiap tahun. Bila diasumsikan laju daur-ulang sampah anorganik meningkat sampai 20% dari total
sampah anorganik yang masuk ke TPS, maka biaya yang dapat dihemat mencapai Rp. 379 juta per
tahun.
Selain itu kegiatan daur-ulang sampah anorganik mampu menciptakan usaha bagi pelapak, bandar
dan pemasok. Dengan asumsi dasar bahwa seorang pelapak membeli dari 15,5% pemulung setiap
harinya (CPIS, 1988), maka kegiatan daur-ulang sampah mampu menciptakan usaha bagi sekitar
2.500 pelapak di Jakarta, dengan keuntungan bersih yang relatif cukup besar, yaitu Rp.32.445,-
setiap hari.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Permasalahan sampah anorganik yang sulit diuraikan oleh alam mampu diselesaikan salah satunya
dengan cara mendaur ulang sampah anorganik. Sampah anorganik bisa didaur ulang menjadi
berbagai macam produk,salah satunya kreasi unik dan menarik. Daur ulang ini sangat bermanfaat
terhadap lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Manfaat terhadap alam diantaranya dapat
menghemat sumber daya alam dan mengurangi pencemaran lingkungan. Apabila ditinjau dari
aspek ekonomi,manfaat pengolahan sampah anorganik diantaranya menghemat biaya operasional
pengelolaan sampah dan menciptakan lapangan kerja.
4.2 Saran
Setelah menyusun makalah ini dan melakukan observasi,penulis mendapatkan beberapa pemikiran
berupa saran untuk beberapa pihak. Diantaranya
1. Pihak pemerintah
Pemerintah perlu mendukung penuh gerakan daur ulang sampah anorganik demi terciptanya
lingkungan yang sehat dan nyaman. Pemerintah perlu membuat sistem pengolahan sampah yang
terstruktur. Selain itu,pemerintah perlu mengadakan pelatihan kepada masyarakat tentang cara
pengolahan sampah anorganik menjadi berbagai macam benda yang bernilai guna salah satunya
menjadi kreasi seni.
2. Masyarakat
Masyarakat harus berpartisipasi pada program pemerintah tentang pengolahan sampah anorganik.
Bagaimana pun juga,sistem yang dibuat oleh pemerintah tidak akan berjalan dengan efektif
apabila masyarakatnya tidak disiplin dalam menjalankan program pemerintah mengenai
pengolahan sampah ini. Masyarakat harus sadar bahwa sampah adalah sesuatu yang berbahaya
bagi kelestarian lingkungan.