Abstrak
Abstract
GEOLOGICAL MAPPING AND IDENTIFICATION OF ACTIVE FAULT IN SITE
CANDIDATE OF NUCLEAR POWER PLANT INSTALATION AT KETAPANG AREA AND
ITS SURROUNDINGS, MADURA. The result of economical study about demand of electric
and water supply in Madura Island in 2015 will increase double for domestic or support
industry in Madura Island which have to be solved sooner. One way which is considered to
solve the problem is Desalination with nuclear electrical plant. In order to support the
installation of nuclear Desalination plant, it is needed site free or far from active fault. Active
fault is mainly factor to reject the area on site selection process Aim of the research is to get
geological information and identify of active fault in the site candidate of nuclear Desalination
plant at Ketapang area and its surrounding by interpretation of air photos and landsat
imagery, geological and structure geological mapping as well as trenching. The lithology of
Ketapang and Sokobana site candidate consists of reef and chalky limestone with form of
morphology is undulating hills. Structurally, research area forms a monocline with east-
westerly trending axis, plunging 10 to E, the direction of strike is W-E, dip 10-30 to the
north. this research concludes that an active fault was not found in the area.
Key words : Geology, active fault, airphotos, Landsat imagery, trenching, Ketapang, Madura.
PROSIDING PUSAT PENGEMBANGAN
SEMINAR BAHAN
GEOlOGI NUKlIR DANGAUAN DANGEOLOGt NUKUR-BATAN
SUMBERDAYATAMBANG.TAHUN 200~
..Jakarta. 22 Septernbeo- 2004
PENDAHULUAN
Guna menunjang rencana pembangunan dalam penelitian ini secara umum dibagi
menjadi 3 adalah :
PLTN, diperlukan lokasi calon tapak yang
165
PROS I DI NG SEMINAR
PUSAT PENGEMBANGAN
GEOLOGI NUKLIR
BAHAN
DAN GAUAN
SUMBERDAYA
DAN GEC>Lc:>Gf
TAMBANG.
Jakarta. 200Aj
NUKUR-BATA~I
TAHUN
22 Septernb .2004
morfologi dan struktur). Analisis struktur yang ditunjukkan oleh citra landsat dan foto
udara.
geologi menjadi perhatian utama di
Interpretasi foto udara dan citra landsat
lapangan terkait dengan tujuan penelitian ini.
dilakukan dengan cara menarik kelurusan
Pasca/apangan
morfo-struktural pad a foto udara maupun
Kegiatan pasca lapangan meliputi citra landsat. Interpretasi foto udara
analisis sam pel (petrografi) dan pembuatan dilakukan menggunakan stereoskop hanya
laporan. pad a daerah Ketapang, menggunakan foto
udara bersekala 1 : 50.000 sedangkan
TAT A KERJA
interpretasi citra Landsat dilakukan untuk
Peralatan Kerja seluruh pulau Madura menggunakan
Landsat TM yang direkam pada tahun 2001.
Peralatan kerja yang digunakan dalam
Landsat yang digunakan untuk analisis
penelitian ini terdiri dari komputer,
kelurusan ini adalah band 4 yang telah
stereoskop, Global Positioning System
difilter dengan arah N-S dan E-W.
(GPS), kompas geologi, palu geologi,
Penarikan kelurusan pada landsat dilakukan
kamera dan komparator butir serta HCL.
menggunakan software ERmapper dan
'relatif tua' dimana sebaiknya harga Q terpilih terutama pada lokasi yang
=< 0,9 berindikasi terdapat kelurusan berkronologi
Jika relatif muda yang diperoleh dari hasil
interpretasi foto udara.
Q= PK = PanjangKumulatif (%) > 1
FK FrekuensiKumulatif (%) Pembuatan Paritan
Mencerminkan suatu sistem kelurusan
Tahapan ini adalah tahapan terakhir
'relatif muda' dimana sebaiknya harga
dalam penelitian ini yang bertujuan untuk
Q=> 1, 1 .
membuktikan keberadaan sesar
Sedangkan suatu sistem kelurusan
terakhir/termuda dari hasil interpretasi foto
teraktifkan bila Q mendekati 1.
udara dan Landsat. Endapan kwarter yang
2. Arah-arah kelurusan dominan
terpotong oleh sesar merupakan indikasi
ditentukan berdasarkan pad a jumlah
sebagai sesar aktif.
persentase PK dan FR, semakin besar
Paritan berukuran panjang 5-6 meter, lebar
semakin dominan; dim ana harga PK dan
2 meter dan dalam hingga menembus
FR sebaiknya di atas harga tengah (X).
singkapan batuan yang tidak lapuk, dibuat
Hasil analisis kelurusan ini, selanjutnya
di sungai Mandire dan sungai Sodung
disajikan dalam bentuk tabel dan
(Gambar 2).
diagram.
Penentuan lokasi pembuatan paritan
Pemetaan Geologi dan Struktur Geologi
didasarkan pad a hasil interpretasi foto
Pemetaan geologi dilakukan untuk
udara yang dikompilasi dengan peta geologi
mengecek hasil analisis studi meja dengan
P3G, hasilnya menunjukkan bahwa
pesisir pantai utara di bagian barat dan Tetean yang mengalir dari selatan ke
timur. Oataran ini dibentuk oleh endapan utara.
sungai, pantai, rawa dan batugamping
e. Stratigrafi
koral. Lahan terutama dimanfaatkan
sebagai pemukiman. Stratigrafi daerail penelitian dibagi
100 meter di atas muka taut, menempati turut dari tua kemuda sebagai berikut
Pola aliran sungai seeara umum berpola termasuk Formasi Ngrayong yang
dendritik, hanya sebagaian kedl yang berumur Miosen Tengah[5J.
hampir sejajar. Sungai utamanya terdiri
dari sungai Mandire, Sodung dan
L AUT J A VV A
KETERANGAN
i LAUT JA\WA
Interpr
etasi
Sesar
(FU)
" Pantl!ln
Gambar 2. Peta kelurusan morfostruktural hasillnterpretasi foto udara dan lokasi paritan
u U
U a
a 20 <',{,
1370%
5%
10 "A.
20 ...
~ ,\:fj\
O'i!1 QLI.
1130 15' -;: 1130 16' :.:. 1130 17' - 1130 18' - 1130 19' - 1130 20' - 1130 21' - 1130 22'
U
i 2km LAUT JAWA
..
S:,-'!"
'/\
}
A
KETERANGAN
Penampang Geomorfologi
D
D
Dataran Rendah
I
D
ICalan tapak Md.01 Perbukitan Bergelambang
z:
<t
LlTOLOGI
..
-
Penampang Geologi
D Keter.1ng:m
Endapanalu'lium
o 200 400m
D
S.Tetean
Calon Tapak Md.02
200
D
D
Batugam ping
Batugamping p",,;ran
Betupasir gampingan
I ~
~,,_, hoo ~ Batas titologi
.
B
i s. Soo..ng I "",
'"
.,
.,
Calon Tapak M d.O 1
.','."'..;;. -':~:,
..... . , 100
200
.6
~
J
Su ngai
Kontur indeks
Jelan
"
Gambar 9. Pet a geologi daerah Ketapang dan sekitarnya, Madura.
..,~
-
....~ ~
4p..
;'
.
'.
-- ...
"'~
-.~.~~.j:
.
.'-/..
j';.
o(
,.
t--
.'" -~:,
Gambar 10. Kenampakan lembah sungai yang dikontrol kekar berarah U-S di
S. Sodung.
Gambar 11. Kenampakan paritan di sekitar Gambar 12. Kenampakan paritan di sekitar
S. Mandire . S.Sodung
N N
a
w w
E
E
s s
gb a. Model Organisasi Joint Set Gb c. Stereogram Kedudukan Umum
Dalam Lipatan Extrada (Vialon p. 1976) Siklografik Bidang Kekar dan
Perlapisan Batuan Sistem
Organis3si Lipatan
s
Keter3ngan Gb b. Stereogr3m Kedudukan Pole
Bid3ng Kek3r dalam Org3nis3si
o Pole bid3ng periapis3n Lip3t3n d3n Kedudukan Lapis3n
B3tu3n
o L Keduduk3n pole keker longitudin31
Gambar 13. Stereogram kedudukan pol a bidang kekar dalam sistem perlipatan
Hasil interpretasi foto udara secara perlipatan seperti yang disebutkan di atas.
berarah N 141-160 E (relatif baratlaut- yang diterdapat pada Peta Geologi P3G dan
tenggara) yang berkronologi relatif tua pengamatan lapangan serta analisis data
sedangkan hasil interpretasi citra Landsat mikro tektonik, ditentukan dua lokasi
memperlihatkan bahwa terdapat dua arah pembuatan paritan yaitu di Sungai Mandire
kelurusan dominan yaitu kelurusan berarah (Gambar 11) Oesa Ketapang Laok dan di
N 31-40 E (relatif timurlaut) dan N 131- sungai Sodung (Gambar 12). Analisis data
keduanya berkronologi relatif tua. indikasi sesar diperkuat oleh hasil analisis
Hasil pemetaan struktur geologi di lapangan paritan tersebut. Hasil pengamatan paritan
tidak dijumpai adanya indikasi sesar. sesar aktif. Oi sungai Mandire hanya
timurlaut dari foto udara dan citra Landsat sedangkan di sungai Sodung hanya dijumpai
gawir morfologi, bila dilihat dari hasil merupakan joint set dari sistem perlipatan
sepertiyangdisebutkandi atas.
pengolahan mikro tektonik sebagai kekar
berupa kekar diagonal dari sistem kekar Berhubungan dengan gempa yang terjadi
Goint set) yang terbentuk bersamaan tahun 1949 di Madura, gempa tersebut
ISBN979-8769-12-0 183
Ke Daftar Isi