Anda di halaman 1dari 5

PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (PJP)

1). Periode 18 Agustus 1945-27 Desember 1949, sejak disahkan UUD 1945 dan
pengakuan kemerdekaan RI Konstitusi RIS, kemudian perjuangan kemerdekaan
belum terpikirkan GBHN, Belanda ingin menjajah kembali. 22 Agustus 1945 PPKI
membentuk KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) agar diberikan hak legislatif.
Maka diterbitkan Maklumat Wakil Presiden No. X, tgl. 16 Oktober 1945, yang
menentukan dalam peraturan peralihan sebelum terbentuknya MPR dan DPR,
KNIP diserahi tugas legislatif dan ikut menetapkan GBHN. Karena gentingnya
keadaan pada waktu itu, maka tugas membuat GBHN diserahkan kepada Badan
Pekerja sehari-hari yang dipilih diantara mereka dan bertanggungjawab kepada
KNIP.
11 November 1945, Badan Pekerja KNIP, mengeluarkan Pembangunan Badan
Pekerja No. 5/1945 dalam UUD 1945 tidak ada pasal yang mewajibkan atau
melarang para Menteri bertanggungjawab. Sementara pertanggungjawaban
Menteri merupakan eksistensi kedaulatan rakyat. Maka mengusulkan kepada
Presiden yang diterima bahwa pertanggungjawaban menteri terhadap Badan
Perwakilan Rakyat pada penyusunan pemerintahan.
14 November 1945, Pemerintah mengeluarkan Maklumat yang berbunyi sebagai
berikut: Pemerintah RI setelah mengalami ujian berat dengan selamat. Pertama
menegakkan diri macam-macam tindakan darurat guna menyempurnakan tatausaha
Negara kepada susunan demokrasi perubahan susunan Kabinet Baru, yaitu
tanggungjawab adalah didalam tangan-tangan Menteri.
25-27 November 1945 sidang KNIP dipimpin oleh Perdana Merteri Sutan Syahrir
menyetujui adanya tanggungjawab Menteri tersebut atas kebijaksanaan presiden,
suatu langkah yang tidak dilarang oleh UUD 1945 dan sangat diperlukan pada saat
itu sampai kemerdekaan telah diakui oleh internasional dengan UUD Republik
Kesatuan (UUDS 1950).
2). GBHN (Garis-Garis Besar dari pada Haluan Negara).
Ps. 3 UUD 1945: MPR menetapkan UUD dan GB dari pada HN
PJP I
1961-1964 GBHN Tap No. I/MPRS/1960 (Manipol-Usdek).
1964-1969 Pelita I Tap No. II/MPRS/1960 - Meletakkan titik berat pembangunan
pada sektor pertanian dan industri yang mendukung sektor pertanian.
1969-1974 Pelita II Meletakkan titik berat pada sektor pertanian dengan
meningkatkan industri yang mengubah bahan mentah menjadi bahan baku.
1974-1979 Pelita III Meletakkan titik berat pada sektor pertanian menuju
swasembada pangan dan meningkatkan industri yang mengolah bahan baku
menjadi barang jadi.
1979-1984 Pelita IV Meletakkan titik berat pada sektor pertanian untuk
melanjutkan usaha-usaha menuju swasembada pangan dengan meningkatkan
industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri sendiri, baik indusrrti berat
atau ringan yang akan terus dikembangkan pada repelita-repelita selanjutnya.
1984-1989 pelita V Meletakkan titik berat pada sektor pertanian untuk
memantapkan swasembada pangan dan meningkatkan produksi hasil pertanian
lainnya serta sektor industri khususnya yang menghasilkan untuk eksport, yang
banyak menyerap tenaga kerja untuk pengolahan hasil pertanian serta menghasilkan
mesin-mesin industri.
PJP II
1989-1994 Pelita VI Meletakkan titik berat pada sektor ekonomi yang merupakan
penggerak utama pembangunan seiring dengan kualitas SDM dan didorong saling
memperkuat terkait dan terpadu dengan pembangunan bidang lainnya, sejajar setara
dengan SDM negara-negara lainnya.
1994-1999 Pelita VII Meletakkan landasan pembangunan yang mantap untuk
tahapan pembangungan berikutnya. Menumbuh kembangkan sikap dan tekad
kemandirian manusia dan masyarakat indonesia dalam rangka meningkatkan
kualitas SDM untuk mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin yang lebih selaras,
adil dan merata.
1999-2004 Pelita VIII Pokok-pokok Reformasi pembangunan dalam rangka
penyelamatan dan normalisasi kehidupan nasional sebagai haluan negara ini
ditetapkan dengan maksud memberikan arah bagi kabinet Reformasi Pembangunan
dalam menanggulangi krisis dan melaksanakan reformasi menyeluruh dengan
tujuan terbangunnya sistem kenegaraan yang demokratis serta dihormati dan
ditegakkannya hukum untuk mewujudkan tertib sosial masyarakat.
2004-2009 Pelita IX Meningkatkan kemampuan daya saing SDM dalam
menghadapi persaingan globalisasi, memupuk kekuatan politik dinamis dan positif
dengan menghasilkan kinerja yang sinergis antara masyarakat serta pihak swasta
dengan pemerintah.
2009-2014 Pelita X Menekan krisis dari krisis ekonom, moral, ideologi dan krisis
frame yang akan membuat degradasi moral dan ideologi.
1. Trilogi Pembangunan
Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju tercapainya
kemakmuran yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Pertumbuhan ekomoni yang cukup tinggi
Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis
2. Modal Dasar dan Faktor Dominan dalam Pembangunan
Modas ;
a. Kemerdekaan.
b. Jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan bangsa.
c. Wilayah nusantara diposisi silang dan khatulistiwa
d. Kekayaan alam tropis, darat, laut dan udara.
e. Penduduk/SDM yang banyak.
f. Rohaniah dan mental kepercayaan atau keyakinan falsafah atau ideologi
pancasila.
g. Budaya BI yang dinamis.
h. Potensi dan kekuatan efektif bangsa yang produktif.
i. Melestarikan pancasila dan UUD 1945, sebagai pengikat BI.
Faktor dominan
a. Pergeseran nilai sosbud dan kependudukan.
b. Wilayah yang bercirikan kelautan.
c. SDA flora dan fauna aneka ragam melimpah.
d. Kualitas manusia indonesia dan penguasaan IPTEK.
e. Disiplin nasional.
f. Manajemen nasional untuk penyelanggaraan pemerintah.
g. Perkembangan regional ke-global yaitu tatanan internasional selalu
berubah secara dinamik/inkom.
h. Kemungkinan pengembangan.
3. 8 jalur pemicu, 8 jalur pemacu dan 8 sukses pembangunan
Pemicu
a. Pengawasan melekat
b. Analisa jabatan
c. Jabatan fungsional
d. Mutu pimpinan
e. Prosedur kepegawaian
f. Pelayanan umum
g. Sistem informasi administrasi pemerintah
h. Otonomi daerah
Pemacu
a. Pemerataan kebutuhan sembako
b. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan
kesehatan
c. Pemerataan pembagian pendapatan
d. Pemerataan kesempatan kerja
e. Pemerataan kesempatan berusaha
f. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan bagi
GEMA dan kaum wanita
g. Pemerataan penyebaran pembangunan diseluruh wilayah tanah air
h. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan
Sukses Pembangunan
a. Sukses meningkatkan produksi pangan dan swasembada pangan segera
menjadi kenyataan.
b. Sukses pelaksanaan program-program pemerintah agar lebih
disempurnakan supaya masyarakat mencapai hasil yang sebesar-
besarnya, yaitu pembangunan didaerah-daerah untuk perbaikan
kesejahteraan rakyat
c. Sukses kebangkitan koperasi yang akhir-akhir ini matisuri harus terus
didorong revitalisasinya agar sehat organisasinya, sehat usahanya dan
sehat mentalnya
d. Sukses pelaksanaan program kependudukan terus ditingkatkan terutama
KB dan transmigrasi
e. Sukses usaha-usaha membudayakan ideologi dan filsafah pancasila
f. Sukses memberantas KKN
g. Sukses masalah pertanahan merupakan masalah yang sangat vital
h. Sukses meningkatkan eksport barang-barang diluar migas dengan
menciptakan suasana dan kondisi yang memadai dan mendorong
kegiatan produksi eksport.

Anda mungkin juga menyukai