Anda di halaman 1dari 13

ELEKTROGRAVIMETRI

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 3:
Friska Cristina Sihombing
Herman.M.Zendrato
Murniyanti Sibatuara
Primsa Kaban
Risnaudur Pangaribuan
Wike Simamora

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan limpahan nikmat dan rahmatnya sehingga Makalah Mata Kuliah
Elektroanalisa ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.Ucapan terima
kasih kelompok III sampaikan kepada dosen pengampu Bapak Agus Kembaren
S.si., M.Si.
Maklah yang berjudul Elektrogravimetriini disusun sebagai tugas
perkelompok dari mata kuliah Elektrolianalisa guna untuk menambah
pengetahuan kita semua dan para pembaca mengenai Pengertian
Elektrogravimetri
Kelompok III menyadari bahwasanya di dalam penyelesaian Maklah ini
masih jauh dari kata sempurna,maka dari itu kelompok III mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan Makalah ini.
SekiandanTerimaKasih.

Medan,November 2017
Penulis

Kelompok III

2
DAFTAR ISI
JUDUL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
1.2 tujuan
1.3 rumusan masalah

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemisahan kimia mempunyai beberapa tujuan khusus. Selain untuk


memurnikan senyawa, pemisahan sering diperlukan untuk langkah awal dalam
suatu analisis senyawa. Pemisahan bisa berlangsung secara kualitatif maupun
kuantitafif. Pemisahan kuantitatif umumnya digunakan untuk mengetahui dengan
pasti berat komponen yang terpisahkan untuk dilakukan perhitungan selanjutnya.
Untuk tujuan ini maka endapan yang dipisahkan harus kuat menempel padat dan
halus, sehigga bila dilakukan pencucian, pengeringan serta penimbangan tidak
mengalami kehilangan berat. Elektrogravimetri merupakan salah satu metode
yang banyak digunakan dalam pemisahan kuantitatif ini.
Elektrogravimetri adalah suatu metoda analisis kuantitatif berdasarkan
pengendapan atau pendepositan logam tersebut pada elektroda dengan bantuan
arus listrik, dapat digunakan untuk menentukan kadar suatu logam tertentu dalam
larutannya.
Pada elektrogravimetri atau elektroanalisis elemen diendapkan pada elektroda
yang stabil dan arus yang dipakai adalah arus searah. Pada prinsipnya
elektrogravimetri sama dengan elektrolisis, hanya pada elektrogravimetri dibuat
khusus untuk gravimetri. Dimana diharapkan endapan logam mengendap pada
katoda dengan baik dan anodanya tidak larut. Seperti juga pada elektrolisis
pengendapan pada elektroda.

1.2 TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi elektrogravimetri
2. Untuk mengetahui hukum yang berkaitan dengan elektrogravimetri
3. Untuk mengetahui metode analisis elektrogravimetri
4. Untuk mengetahui aplikasi elektrogravimetri.
5. Untuk mengetahui contoh soal elektrogravimetri.

4
1. 3 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah definisi elektrogravimetri

2. Apakah hukum yang berkaitan dengan elektrogravimetri

3. Apakah metode analisis elektrogravimetri

4. Apakah aplikasi elektrogravimetri.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Defenisi Elektrogravimetri
Elektrogravimetri merupakan salah satu metode penentuan kadar ion atau
unsure yang dasar perhitungan kadarnya adalah hasil penimbangan berat zat yang
mengendap pada salah satu elektroda pada elektrolisis terhadap larutan
cuplikan. Elektrogravimetri juga dapat didefinisikan sebagai metoda analisis
kimia yang berdasarkan pengukuran jumlah listrik dengan mengukur berat
endapan yang terjadi pada salah satu elektroda. Elektrogravimetri merupakan
metoda elektroanalaisis berdasarkan oksidasi/ reduksi, dimana elektrolisis analit
dilakukan dalam periode tertentu, untuk memastikan perubahan secara kuantitatif
keadaan oksidasi baru analit.
Berbagai pengertian tegangan (potensial) yang terkait dengan elektrolisis
1.Tegangan (potensial) peruraian : tegangan luar minimum yang harus
diberikan untuk terjadinya elektrolisis secara kontinyu.

Ed = Ekatoda Eanoda
2. Potensial Ohmik : yaitu jumlah potensial yang dibutuhkan untuk mengalahkan
tahanan yang dialami oleh ion-ion yang bergerak menuju anoda atau katoda
(Besarnya) = IR.Sehingga potensial sel:

Esel = Ekatoda Eanoda IR


3. Tegangan (potensial) polarisasi Adalah tegangan yang terjadi sesudah
elektrolisis dihentikan.
Tegangan polarisasi ada dua jenis yaitu tegangan polarisasi konsentrasi dan
polarisasi kinetik.
Tegangan polarisasi yang terjadi akibat perbedaan konsentrasi ion yang
ditentukan pada elektroda.
Tegangan polarisasi kinetik terjadi bila laju reaksi elektrokimia pada salah satu
atau kedua elektroda berlangsung lambat. Maka diperlukanpotensial tambahan
(overpotensial) untuk mengatasi energi penghalang bagi reaksi setengah selnya.

6
Ed = (Ekatoda Eover voltage katoda) (Eanoda Eover voltage katoda)
Sehingga
Esel = (Ekatoda Eover voltage katoda) (Eanoda Eover voltage anoda)
IR
I. Elektrolisis pada potensial terpasang (Eapp) tetap
Potensial terendah yang harus diberikan agar terjadi elektrolisis dikenal
sebagai potensial peruraian (Ed). Agar elektrolisis berjalan secara kontinyu dan
terus menerus (karena i makin kecil), maka diperlukan potensial luar terpasang
(Eapp) yang besarnya lebih besar dari Ed. Besarnya Eapp adalah
Eapp = (Ekatoda Eover voltage katoda) (Eanoda Eover voltage anoda)
IR
II.Elektrolisis pada arus tetap
Sesuai hubungan I = E/R, maka untuk menjaga agar jumlah arus selalu
tercukupi (besarnya i dijaga agar tidak turun), maka potensial luar harus selalu
ditambah.

III.Elektrolisis pada potensial katoda yang tetap


Sebagaimana Rumusan Nerns
Ekatoda = Ekatoda log [x]
Sebagai contoh untuk elektrolisis larutan Cu2+ 10-2 M
Ek = 0,34 Volt log (10-2) = 0,281 Volt
Apabila kemudian konsentrasi Cu2+ dalam larutan tinggal 10-6 M maka besarnya
potensial katoda menjadi
Ek = 0,34 log 10-6 = 0,163 Volt
Keadaan ini yang menjadi dasar bagaimana kita dapat memisahkan
beberapa ion logam yang mempunyai nilai potensial katoda (potensial reduksi)
yang berbeda. Dari contoh di atas, antara rentang potensial 0,281 s/d 0,163 Volt
yang terendapkan adalah ion Cu2+, ion-ion lain yang mempunyai potensial lebih
besar dari 0,281 telah diendapkan lebih dahulu. Sedangkan ion-ion yang
mempunyai potensial kurang dari 0,163 Volt akan belum terendapkan.

7
2. 2 HUKUM YANG BERKAITAN DENGAN ELEKTROGRAVIMETRI
H. Faraday : bahwa banyaknya zat yang diendapkan pada elektroda selama
elektrolisis berlangsung sebanding dengan jumlah arus listrik yang mengalir
melalui larutan tersebut.
W= e i t/F
W = massa zat yang diendapkan
e = massa ekivalen
i = arus (amper)
t = waktu (detik)
F = tetapan Faraday 96487 Coulomb

Hukum Ohm : bahwa kuat arus yang mengalir melalui suatu penghantar
berbanding terbalik dengan tahanan dan berbanding lurus dengan tegangan
E=IR
I = arus (Amper)
E = tegangan (Volt)
R = tahanan (Ohm)

Kesimpulan :
1. Elektrolisis tergantung pada i (arus)
2. Elektrolisis tergantung pada E (potensial)
Pada umumnya terdapat tiga macam kondisi yang dapat diterapkan pada sel
elektrolisis, yaitu :
1. Elektrolisis dilakukan pada suatu harga potensial sel luar yang digunakan
(Eapp) pada harga yang tetap.
2. Elektrolisis dilakukan pada suatu harga arus yang tetap
3. Elektrolisis dilakukan pada harga potensial katoda (EK) yang tetap

2. 3 METODA ANALISIS ELEKTROGRAVIMETRI


Metode ini digunakan untuk analisis kuantitatif. Komponen yang
dianalisis diendapkan pada suatu elektroda yang telah diketahui beratnya dan
kemudian setelah pengendapkan sempurna kembali dilakukan penimbangan

8
elektroda beserta endapannya. Untuk tujuan ini maka endapan harus kuat
menempel padat dan halus, sehigga bila dilakukan pencucian, pengeringan serta
penimbangan tidak mengalami kehilangan berat. Selain itu sistem ini harus
menggunakan elektroda yang Inert.

2. 4 PRINSIP ELEKTROGRAVIMETRI
MENETUKAN JUMLAH LISTRIK SEBAGAI FUNGSI WAKTU:
i = dq /dt ; dq = I dt ; q = I ( t2- t1) = i.t
Dengan :
I =arus (amper) ;
q = muatan listrik (coulomb) ;
t = waktu (detik)
Suatu logam di depositkan secara elektrolisis pada permukaan salah satu
elektroda yang telah ditimbang beratnya. Digunakan potensial lebih mula-mula
sedikit > dibandingkan potensial lebih yang di prediksi untuk reaksi reduksi pada
katoda, untuk menghitung berat deposit logam pada anoda, sehingga kehilangan
tahanan listrik. Dilakukan pengaturan potensial untuk menjaga agar arus yang
megalir hanya beberapa amper. Sumber arus tetap (potensial berubah-ubah)
digunakan untuk proses elektrolisis. Komponen yang dianalisis diendapkan pada
suatu elektroda (katoda) yang telah diketahui beratnya, setelah pengendapan
sempurna dilakukan penimbangan elektroda kembali berikut endapannya. Produk
elektrolisis ditimbang sebagai deposit salah satu elektroda (katoda)
W= q M/n F
w = weight of product in grams
q = charge in coulombs
M = atomic weight in g/mol
n = # of electrons transferred
F = Faradays constant in C/mol

Pengukuran muatan listrik


Jumlah muatan listrik (Coulomb) = jumlah muatan listrik yang ditranspor
oleh arus tetap 1 Amper dalam 1 detik

9
Jumlah Coulomb Q dihasilkan dari arus tetap I amper yang bekerja selama 1 detik
sehingga:
Q = I.t
Perubahan arus menghasilkan :
Q = I dt
Faraday
Jumlah muatan yang menghasilkan yang menghasilkan satu ekivalen perubahan
kimia padasuatu elektroda Oleh karena ekivalen dalam reaksi redoks adalah
jumlah senyawa yang memberi & memakai 1 mol elektron, maka:
Faraday = 6,022x1023 elektron =96,485 C

Presisi
Sangat teliti (0.1% atau >) namun memakan waktu
Berat dapat ditimbang sampai 0.01mg (dan bila BA dikatahui, sampai 3 ppm atau
>Muatan listrik dapat diukur secara akurat, dan konstanta Faraday dketahui
sebesar 96484.56 0.27 C/mol

2. 5 APLIKASI ELEKTROGRAVIMETRI
Metode ini merupakan cara efektif untuk penentuan dan pemisahan logam-
logam yang memiliki potensial elektrode yang hampir berhimpit. Contoh aplikasi
ini adalah analisis campuran logam-logam tembaga, timbal, kadnium, seng dan
timah dengan elektrogravimetri menggunakan elektroda Pt. Tiga logam pertama
terdeposisi pada kondisi larutan netral yang mengandung tartrat. Timah
terkompleks menjadi timah(IV)tartrat dan tak terdeposisi. Tembag terdeposisi
pada potensial -0,2 V (vs SCE), Bi pada -0,4 V (vs SCE) dan Pb pada -0,6 V (vs
SCE). Kadnium dan seng terendapkan pada kondisi larutan amonia pada -1,2 dan
1,5 V, sehingga seluruh logam dapat terpisahkan dan tertentukan kandungannya
dalam sampel.
Ditimbang
Ion Kondisi
Sebagai
Cd2+ Cd Larutan sianida basa
Co2+ Co Larutan sulfat beramoniak

10
Cu2+ Cu Larutan dengan HNO3/H2SO4
Fe3+ Fe Larutan (NH4)2C2O4
Pb2+ PbO2 Larutan HNO3
Ni2+ Ni Larutan sulfat beramoniak

2.6 Instrumen
Terlihat pada gambar dibawah, alat untuk analisis elektrodeposisi tanpa
kontrol potensial katoda yang terdiri dari sebuah sel yang cocok dan arus searah
catu daya sebesar 6-12 V. Tegangan digunakan untuk mengontrol sel dengan
resistor variabel, R. Sebuak pengukur arus (amperemeter) dan voltmeter
menunjukkan perkiraan arus dan penggunaan tegangan. Untuk melakukan analisis
elektrolisis dengan alat ini, penggunaan tegangan biasanya dengan potensiometer
R untuk memberi arus dari beberapa persepuluh dari ampere.

11
2.7 Skema Alat

2 9

4
8
5
7
6

Keterangan :
1. Amperemeter
2. Power on
3. Pengaturtegangan
4. Anoda
5. Katoda
6. Larutanstandar
7. Larutantugas
8. Mekanik stirrer
9. Mekanik stirrer on

12
13

Anda mungkin juga menyukai