Anda di halaman 1dari 3

HARIMAU DAN TIKUS

Pada suatu sore yang cerah, Harimau, Si Raja Hutan tengah


bersantai di atas sebuah batu besar menikmati indahnya pemandangan.
Ia tersentak kaget ketika seekor tikus tiba-tiba meloncat dihadapannya
dan bahkan hampir menginjak wajahnya. Harimau menjadi sangat marah
karenanya.
Kurang ajar sekali kamu, hei, tikus jelek. Lewat di depanku tanpa
permisi. Akan kubunuh kamu,teriak Harimau sambil mengaum keras.
Tangannya terangkat tinggi memperlihatkan kuku-kukunya yang tajam
berkilat tertimpa sinar matahari, siap mencabik-cabik tubuh mungil Si
Tikus yang malang itu.
Ampun Tuan Harimau perkasa. Saya tidak sengaja. Saya tidak
tahu kalau ada paduka disini. Saya lari terburu-buru karena dikejar
Srigala tadi. Maafkan saya, Tuan Harimau yang baik hati. Sekali lagi,
maafkan saya,mohon Tikus dengan tubuh gemetaran karena takut.
Oh, jadi kamu mau dijadikan santapan Srigala sehingga lari
ketakutan seperti dikejar setan?,tanya Harimau dengan nada suara yang
mulai menurun pertanda ia sudah tidak emosi lagi. Si Tikus mengangguk
pelan.
Terus mana Srigala bodoh yang mengejar kamu?,sambung
Harimau penasaran.
Tadi dia ada di belakang saya. Tapi sekarang mungkin sudah
pergi setelah melihat Tuan ada disini,jawab Tikus gugup. Ia masih
berdebar-debar takut akan dibunuh Harimau.
Ya, sudah kalau kenyataannya begitu. Aku maafkan
kelancanganmu asalkan kamu janji tidak akan mengulangi lagi kejadian
seperti ini dimasa depan. Pergilah. Kembalilah ke rumahmu,perintah
Harimau baik sekali. Ia tidak memberikan hukuman kepada Tikus.
Benarkah, Tuan? Saya boleh pergi? Apa saya tidak salah dengar?
Tuan tidak jadi memangsa saya?,ucap Tikus dengan beberapa rentetan
pertanyaan seolah tidak percaya dengan keputusan Harimau.
Ya, aku tidak bohong. Kau bebas sekarang. Lagipula aku tidak
seperti Srigala bodoh yang akan memangsamu tadi. Dagingmu itu tidak
terasa sama sekali bagiku jika aku makan. Lebih baik aku cari mangsa
lainnya yang lebih besar dan enak daripada kamu,jawab Harimau ketus.
Oh, terimakasih, Tuan Harimau yang bijaksana. Aku akan
membalas kebaikanmu suatu saat nanti dengan menolong Tuan jika
sedang mengalami kesulitan,balas Tikus senang sekali karena bisa
bebas dari amukan Harimau.
Mendengar perkataan Tikus yang lemah, Harimau tertawa
terbahak-bahak,Ha...ha...ha...Kau akan menolongku? Ehm...Apa aku
tidak salah dengar? Bukankah malah sebaliknya kau yang membutuhkan
pertolongan dariku? Ah...tapi sudahlah! Lebih baik kau pergi sana
sebelum aku berubah pikiran!,perintah Harimau mulai kesal melihat
tingkah Si Tikus yang sok hebat.
Tikus lalu meninggalkan tempat itu. Meskipun Harimau sangat
sombong tapi ia tetap merasa berhutang budi padanya. Ia berjanji suatu
saat akan membalas kebaikan Harimau itu.
Tiga hari kemudian terdengar kabar jika Harimau terperangkap di
dalam jala yang dipasang manusia pemburu. Tidak ada seekor hewanpun
yang berani dan berusaha untuk menolongnya. Harimau meronta-ronta
sekuat tenaga untuk membebaskan dirinya dari perangkap itu. Namun
sekuat apapun usahanya, Ia tidak mampu membebaskan dirinya.
Tubuhnya malah semakin lemah karena tenaganya telah terkuras habis.
Di saat kritis itulah, tiba-tiba terdengar suara kecil yang memberi
harapan padanya.Jangan khawatir, Tuan, karena sebentar lagi aku akan
membebaskanmu dari perangkap jala ini.
Lalu munculah seekor tikus kecil yang sangat dikenalnya. Tikus
lalu menggerogoti dan memutus jala yang membungkus tubuh Harimau
dengan gigi kecilnya yang tajam. Dan hanya dalam hitungan menit,
Harimau bisa kembali bebas menghirup udara segar. Ia lalu masuk ke
dalam hutan sebelum Pemburu yang memasang jala itu datang.
Terimakasih sahabat kecilku. Aku berhutang nyawa padamu.
Entah apa yang akan terjadi padaku seandainya aku jadi membunuhmu
waktu itu. Mungkin ini akan jadi hari terakhirku hidup di dunia ini,ucap
Harimau tulus. Ternyata tubuh yang terlihat lemah belum tentu tidak
memiliki kekuatan apapun untuk melawan. Ia membuktikan anggapan
itu sekarang.

Anda mungkin juga menyukai