Anda di halaman 1dari 9

Nama : Vien Fadhilah Ilham

N I M : A31115509

ANALISIS BELANJA URUSAN APBD 2017 KABUPATEN


PEKALONGAN DAN KABUPATEN DHARMASRAYA

A. Kabupaten Pekalongan
Pendapatan Daerah
Belanja Daerah

Dari gambaran ringkasan APBD Kab. Pekalongan Tahun 2017 maka terlihat
bahwa jumlah pendapatan yang di peroleh oleh daerah adalah sebesar Rp.
1.940.293.269.877 sedangkan belanja daerah sebesar Rp. 1.990.862.108.607
sehingga masih dapat dikatakan bahwa Kabupaten Pekalongan Defisit anggaran
(Rp. 50.568.838.730), artinya Anggaran Belanja melebihi anggaran pendapatan.
Sehingga yang biasanya digunakan untuk memenuhi kekurangan dari pendapatan
tersebut diantaranya Silpa Tahun Lalu, Penggunaan Dana Cadangan, Penerimaan
Pinjaman, Hasil Penjualan kekayaan daerah yg dipisahkan,Penerimaan kembali
pemberian Pinjaman.

Namun perlu dicermati dengan melihat data di atas adalah Defisit terjadi di
karenakan tingkat pengeluaran untuk Belanja Pegawai baik langsung maupun
tidak langsung masih mendominasi struktur APBD Kab. Pekalongan (48% dari
Total Pendapatan yaitu Rp. 954.286.971.805), artinya biaya yang dikeluarkan
pemerintah bagi gaji pegawai atau semacamnya masih sangat besar dibanding
dengan pengeluaran untuk sektor urusan wajib maupun urusan pilihan. Atau
dengan kata lain belanja untuk peningkatan infrastruktur masih lebih rendah
dibanding dengan belanja pegawai.

Terkait dengan belanja urusan di Kab. Pekalongan terlihat bahwa daerah ini fokus
terhadap pembangunan infrastruktur dan kesehatan. Hal ini terbukti dengan kedua
urusan tersebut menepati peringkat pertama dan kedua terkait dengan besarnya
anggaran yang di gunakan daerah untuk sektor tersebut. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Dinas Pekerjaan Umum

Dinas Kesehatan

Dari gambar tersebut di atas terlihat bahwa untuk urusan pekerjaan umum jumlah
total anggaran yang dihabiskan adalah sebanyak Rp. 156.640.440.600, dan
mayoritas digunakan untuk belanja modal, artinya pengeluaran anggaran yang
digunakan dalam rangka memperoleh atau menambah aset tetap dam aset lainnya
yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta melebihi batasan
minimal kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang ditetapkan pemerintah yang
menghabiskan dana Rp. 143.760.148.000 dibandingkan dengan belanja pegawai
(Rp. 631.675.000) serta barang dan jasa (Rp. 12.248.617.600), dan jika dilihat
rinciannya maka lebih banyak di fokuskan pada pengadaan infrastruktur berupa
bangunan dan jalan.
Sedangkan di bidang kesehatan jumlah belanja anggaran yang digunakan adalah
sebesar Rp. 121.602.949.000. Dari keseluruan anggaran tersebut mayoritas di
gunakan untuk belanja barang dan jasa (Rp. 60.873.434.779), artinya pembelian
barang dan jasa yang habis pakai untuk memproduksi barang dan jasa yang
dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan. Kemudian di susul dengan belanja
modal (Rp. 3.091.284.038) dan belanja pegawai (Rp. 27.638.230.183).

Untuk kedepannya harus tetap di perlukan rasionalisasi anggaran untuk belanja


pegawai yang jika dilihat dalam struktur anggaran APBD Kab. Pekalongan di atas
masih sangat mendominasi sehingga ruang fiskal bagi daerah untuk
mengembangkan sektor infrastruktur melalui belanja modal terbatas, dan hal itu
pula lah yang menjadai salah satu faktor yang menyebabkan mengapa Anggaran
menjadi defisit untuk daerah ini.
B. Kabupaten Dharmasraya
Pendapatan Daerah
Belanja Daerah
Kabupaten Dharmasraya adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Barat,
merupakan pemekaran dari Kabupaten Sijunjung. Kabupaten Dharmasraya
dikenal juga dengan sebutan Ranah Cati Nan Tigo.

Jika memperhatikan data APBD Kab. Dharmasraya di atas maka terliha bahwa
jumlah Pendapatan Daerah sebesar Rp. 937.111.300.327 dan Belanja Daerah
sebesar Rp. 933.395.300.327. Daerah ini dapat dikatakan sebagai daerah yang
Surplus Anggaran sebesar Rp. 3.716.000.000 yang artinya Anggaran pendapatan
melebihi anggaran belanja. Dari segi belanja langsung terlihat berbeda dibanding
kebanyakan daerah di Indonesia yang biasanya mengeluarkan anggaran untuk
belanja pegawai dalam jumlah yang bsear atau mendominasi struktur APBD.
Terlihat untuk kabupaten ini tidak demikian, anggaran untuk belanja pegawai
hanya sebesar Rp. 639.171.000.

Terlihat dari struktur anggaran dalam APBD Kab. Dharmasraya ini bahwa fokus
pemerintah adalah pembangunan infrastruktur di daerah, hal ini terbukti dengan
kebijakan anggaran daerah yang mayoritas di arahkan pada sektor belanja modal
yakni sebesar Rp. 317.236.660.366 dan juga belanja barang dan jasa sebesar
Rp. Rp. 219.497.304.002. jika dilihat secara lebih detail, maka dalam sektor
belanja modal pengeluran terbanyak ada pada Pengadaan Jalan (Rp.
129.040.041.900) dan juga konstruksi bangunan (Rp.75.348.778.594)

Jika di analisis terkait latar belakang daerah maka, terlihat wajar dengan struktur
anggaran yang seperti saat ini, di karenakan Kab. Dharmasraya ini meruakan
daerah pemekaran yang baru ada pada tahun 2003 sehingga sangat wajar dari segi
kebijakan anggarannya di fokuskan pada infrastruktur sebagai pondasi dasar dari
perkembangan dan kemajuan suatu daerah, yang juga harus di rasionalisasikan
dengan belanja pegawai yang tidak boleh mendominasi struktur anggaran APBD
sehingga ada ruang fiskal yang luas bagi daerah dalam mengatur kebijakan
anggarannya untuk pembangunan daerah.

Anda mungkin juga menyukai