Anda di halaman 1dari 20

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan
Manfaat

BAB II
Pendidikan Pancasila (Sejarah Nama Bangsa Indonesia) ......................................................4

Sebutan Indonesia Sebagai Bangsa dan Negara ....................................................................6

Pengertian, Makna dan Ciri-ciri Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka ..................................7

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat ..........................................................................................10

Asas/Prinsip Kepemimpinan Pancasila..................................................................................16

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan ............................................................................................................................19

Saran ......................................................................................................................................20

1
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah salah satu mata pelajaran yang
diwajibkan dari tingkat Sekolah Dasar,menengah,hingga Perguruan Tinggi. Hal ini
dimaksudkan agar dapat memupuk karakter siswa untuk memiliki rasa nasionalisme, juga
membentuk karakter sosial dan karakter bangsa sejak dini.Karakter bangsa adalah perilaku
yang diharapkan yang dimiliki oleh warga Negara sebagai cerminan pancasila dan UUD
1945.

Mahasiswa sebagai sebagai bagian dari Pendidikan tingkat tinggi di Indonesia juga
turut melaksanakan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, karena mahasiswa
merupakan bibit untuk mempertanggung jawabkan Indonesia kedepannya. Karena itulah
diperlukan pendidikan moral dan akademis yang akan menunjang sosok pribadi mahasiswa.
Kepribadian mahasiswa akan tumbuh seiring dengan waktu dan mengalami proses
pembebenahan, pembekalan, penentuan dan akhirnya pemutusan prinsip diri. Di masa yang
akan datang diperlukan ilmu yang cukup untuk dapat mendukung kokohnya pendirian suatu
Negara dan mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga Negara dengan menumbuhkan jati
diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela Negara
demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan Negara.Selain itu juga pendidikan
kewarganegaraan sangat penting agar kita semua dapat mengetahuibagaimana Sejarah
nama bangsa Indonesia.

2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana perjalanan sejarah nama bangsa Indonesia ?
b. Bagaimana sejarah Indonesia disebut sebagai Bangsa dan Negara?
c. Apa pengertian,makna dan ciri-ciri pancasila sebagai ideologi terbuka?
d. Bagaimana pancasila sebagai sistem filsafat?
e. Apa saja asas atau prinsip kepemimpinan pancasila?

2
3. Tujuan
a. Untuk memenuhi tugas dari dosen pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
b. Untuk mengetahui seperti apa sejarah dari bangsa Indonesia dan manfaat dari
pancasila bagi bangsa Indonesia.

4. Manfaat
a. Agar kita dapat mengetahui bagaimana perjalanan sejarah nama bangsa Indonesia.
b. Agar kita dapat mengetahui bagaimana sejarah Indonesia disebut sebagai Bangsa
dan Negara.
c. Agar kita dapat mengetahui apa pengertian,makna dan ciri-ciri pancasila sebagai
Ideologi terbuka.
d. Agar kita dapat mengetahui bagaimana pancasila sebagai sistem filsafat.
e. Agar kita dapat mengetahui apa saja asas/prinsip kepemimpinan pancasila.

3
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pendidikan Pancasila(Sejarah Nama Bangsa Indonesia)

Bangsa Eropa ummumnya menyebut wilayah Asia dengan nama : HINDIA

- Asia Selatan Hindia Muka.


- Asia Tenggara Hindia Belakang.
Bagian dari Hindia Belakang adalah kumpulan Melayu/Kep.HINDIA/NUSANTARA.

- Bangsa Belanda untuk kepentingan politiknya menyebut HINDIA BELAKANG


dengan nama HINDIA BELANDA ( Nederlandsc Hindie ) 350 tahun .
- Sejak dijajah JEPANG nama Hindia Belanda diganti dengan : HINDIA
TIMUR
- Bangsa Tiogho menyebut wilayah Nusantara dengan NANHAI (kumpulan laut
selatan ).
- Dr.EDUARD DOUWES DEKKER (MULTATULI ) Menyebut kepulauan
Nusantara INSULIDE (Kepulauan HINDIE ) kata INSULA (LATIN) =
PULAU .
- GOERGE SEMUEL WINSOR EARL (1813 1865) tahun 1850, dalam sebuah
artikelnya menyatakan : bahwa sudah saatnya lagi penduduk kepulauan Hindia
(HINDIA BELANDA = NEDERLANDSCH INDIE ) menpunyai nama Khas,
sebab nama Hindia tidak tepat, sering rancu dengan sebutan INDIA .
- Earl mengajuakan dua (2) pilihan nama kepulauan Hindia :
1. Bagi penduduk kepulaun hindia disebut bangsa INDONESIA.
2. Penduduk kepulaun melayu disebut MELAYUNESIA.
Kemudian Earl memilih nama Malayunesia dengan alasan lebih cepat untuk RAS
MELAYU yang lebih banyak mendiami kepulauan HInda, sedangkan Indonesia
tidak teapt karena bisa digunkan untuk sebuah kepulauan Maladewa dan Serilangka .

- James Richarson Logan (1850) memilih mengunakan kata Indonesia bagi


sebitan kepulauan Hindia, dengan mengganti hurup U dengan O sehingga

4
menjadi INDONESIA. Pada umumnya kalangan bangsa Eropa
menyebut/menyakini penduduk Kepala Hindia adalah orang INDIAN.

Materi Yang Diajarkan :

Asia Asia Selatan Hindia Muka

Bangsa Eropa Hindia

India Asia Tenggara Hindia Belakang

Nusantara

- James Richard Logan(1850 M) INDONESIA

Beberapa keputusan siding PPKI tanggal 18 Agustus 1945 :

1. Menetapkan piagam Jakarta tgl 22 Juni 1945 sebagai hokum dasar Negara
Indonesia setelah mengganti sila pertama ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan syariat islam bagi pemelukya menjadi ketuhanan yang maha esa.
2. Menetapkan wilayah Indonesia adalah yang semula menjadi wilkayah jajahan
Belanda.
3. Menetapkan bentuk Negara Indonesia adalah Repubik.
4. Mengangkat Bung Karno sebagai Presiden dan Bung Hatta sebagai Wakil
Presiden secara aklamasi/tidak melalui pemilu atas usul Otto Iskandar Dinata.

5
2. Sebutan Indonesia Sebagai Bangsa dan Negara
1. Tahun 1850 : seorang ilmu anantopologi berkebangsaan Inggris bernama James
Richardson Logan menggunakan kata Indonesia dalam sebuah buku
karangannya.
2. Tahun 1882 : seorang ilmuan berkebangsaan Inggris bernama Sir W.E.Maxweel
juga memakai istilah Indonesia pada sebuah bukunya berjudul penuntun
untuk Bahasa Melayu

3. Yahun 18884 : Adolf Bastian kebangsaan Jeraman memperluas penggunaan kata


Indonesia melalui berbagai tulisannya.
4. Tahun 1917 : pelajar dan mahasiswa dari nusantara yang belajar di Belanda
menggunakan kata Indonesia untuk organisasi mereka dibelanda yaitu
perpindahan Indonesia.
5. Tahun 1919 : Ki Hajar Dewantara waktu di asingkan ke Denhag Belanda
membuat suatu kantor di Belanda bernama kantor berita Indonesia.
6. Tahun 1927 : Bung Karno menggunakan kata Indonesia dalam suatu pidatonya
yang berjudul Indonesia menggugat.
7. Tanggal 28 Oktober 1928 : dalam acara sumpah pemuda memakai kata
Indonesia untuk nama tanah air, bangsa dan Bahasa. (KOngrespemuda II,
26-28 oktober 1928).
8. Tanggal 22 juni 1945 : dalam piagam Jakarta atau menurut M.Yamin disebut
Jakarta center juga dimuat bahwa nama Indonesia digunakan sebagai sambutan
bangsa Indonesia diwilayah ibu pertiwi atau Nusantara.
9. Tanggal 17 agustus 1945 : Bung Karno dalam proklamasi NKRI menggunakan
kata Indonesia sebagai kata resmi bagi bangsa dan Negara Indonesia.
Konrespemuda I, 30 april 2 mei 1926, lintasnya menerima persatuan 2 kesatun
Indonesia.
Kata Pancasila secara etimilogis.Kata kembar Pancasila berasal dari Bahasa Sansekerta di
Hindia. pancaatrinya lima, Sila dengan satu 1 Artinya batu bersendi atau dasar,
sedangkan syiiladengandua ii artinya lima peraturan tingkah laku yang penting dan baik.
Secara termiologis rumusan pancsila terdapat pada UUD 1945 konstitusi RIS UUDS.

6
3. Pengertian, Makna dan Ciri-ciri Pancasila Sebagai Ideologi
Terbuka

Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah idelogi yang dapat menyesuaikan diri dari
perkembangan zaman tanpa mengubah nilai dasar pancasila.

Makna pancasila sebagai ideologi terbuka adalah pancasila dapat menyesuaikan dan
ditetapkan dari dinamika di Indonesia dan didunia, tetapi tidak merubah nilai-nilai dasar
pancasila itu sendiri.Sehingga pancasila dapat digunakan dan ditetapkan dalam berbagai
zaman.

A. Syarat-syarat Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

Pancasila dikatakan sebagai ideologi terbuka, karena telah memenuhi syarat-syarat sebagai
ideologi terbuka antara lain sebagai berikut:

- Nilai Dasar : Nilai dasar yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945 yang tidak
berubah.
- Nilai Instrumen : Nilai-nilai dari nilai dasar yang dijabarkan lebih kreatif dan
dinamis kebentuk UUD 1945,ketetapan MPR, dan peraturan perundang-undangan
lainnya.
- Nilai Praktis : Nilai-nilai yang dilaksanakan dikehidupan sehari-hari, baik didalam
masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai praktis bersifat abstrak, seperti
menghormati, kerjasama, dan kerukunan. Hal ini dapat dioperasionalkan ke bentuk
sikap, perbuatan, dan tingkah laku sehari-hari.

B. Dimensi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

Ideologi pancasila memiliki 3 dimensi penting yaitu sebagai berikut :

1. Dimensi Realitas adalah mencerminkan kemampuan ideologi untuk


mengadaptasikan nilai-nilai hidup dan berkembang dalam masyarakat.
2. Dimensi Idealisme adalah idealisme yang ada dalam ideologi mampu menggugah
harapan para pendukungnya.
3. Dimensi Pendukung adalah mencerminkan atau menggambarkan kemampuan suatu
ideologi untuk memengaruhi dan menyesuaikan dengan perkembangan masyarakat.

7
C. Ciri-ciri Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

Dalam fungsinya sebagai ideologi, Pancasila menjadi dasar seluruh aktivitas bangsa
Indonesia.Sehingga pancasila tercermin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ciri-ciri
pancasila sebagai ideologi terbuka adalah sebagai berikut :

- Pancasila mempunyai pandangan hidup, tujuan, dan cita-cita masyarakat Indonesia


yang berasal dari kepribadian masyarakat Indonesia sendiri.
- Pancasila memiliki tekat dalam mengembangkan kreativitas dan dinamis untuk
mencapai tujuan nasional.
- Pengalaman sejarah bangsa Indenesia.
- Terjadi atas dasar keinginan bangsa (masyarakat) Indonesia sendiri tanpa campur
tangan atau paksaan dari sekelompok orang.
- Isinya tidak operasional.
- Dapat menginspirasi masyarakat untuk bertanggung jawab sesuai nilai-nilai
pancasila,
- Menghargai pluralitas, sehingga diterima oleh semua masyarakat yang berlatar
belakanag dan budaya yang berbeda.

D. Faktor Pendorong Pemikiran Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

Menurut Moerdiono bahwa terdapat fakta-fakta atau bukti yang mendorong pemikiran
pancasila sebagai ideologi terbuka antara lain sebagai berikut :

- Proses pembangunan nasional berencana, dinamika masyarakat Indonesia yang


berkembang sangat cepat, Sehingga tidak semua permasalahan kehidupan dapat
ditemukan jawabannya secara ideologis.
- Runtuhnya ideologi tertutup, seperti marxisme-leninisme/komunisme.
- Pengalaman sejarah politik terhadap pengaruh komunisme sangat penting, karena
dari pengaruh ideologi komunisme yang bersifat tertutup, pancasila pernah merosot
dan kaku. Pancasila tidak tampil sebagai pedoman, tetapi sebagai senjata konseptual
untuk menyerang lawan-lawan politik. Kebijaksanaan pemerintah disaat itu menjadi
absolute. Akibatnya, perbedaan-perbedaan menjadi alasan untuk secara langsung
dicap sebagai anti pancasila.
- Tekad untuk menjadikan pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan
masyarakat, berbangsa, dan bernegara.

8
Materi Yang Diajarkan :

Tahap Perkembangan Pancasila :

1. Suatu tahap sejak nenek moyang Negara Indonesia mendiami Indonesia sampai
proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pada tahap pertama ini pancasila hanya
berfungsi sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, artinya dijadikan sebagai
pedoman dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa sehari-hari.
2. Tahap kedua dimulai sejak 17 Agustus 1945 sampai dengan batas waktu yang tidak
ditentukan. Pada tahap ini pancasila berfungsi tidak hanya sebagai pandangan hidup
bangsa Indonesia tapi juga sebagai dasar dalam mengatur peyelenggaraan
pemerintah NKRI.
UU No 12 Tahun 2011:
a. UUD NRI 1945
b. TAP MPR RI
c. UU/PERPU
d. PP
e. PERPRES
f. PERDA

Fungsi Dan Peran Pancasila

Secara umum ada 2 fungsi pancasila yaitu:

1. Fungsi utama
- Sebagai pandangan hidup bangsa
- Sebagai dasar Negara
2. Fungsi tambahan
- Sebagai jiwa bangsa Indonesia
- Sebagai Kepribadian bangsa Indonesia
- Sebagai perjanjian luhur
- Sebagai cita-cita bangsa Indonesia
- Sebagai falsafah hidup
- Sebagai sumber dari segala sumber hokum

Terdapat beragam rumusan pancasila ditengah masyarakat tapi yang sah dan benar secara
konstitusional rumusan pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945

9
alenia ke-4 dan INPRES RI No 12/1968 tanggal 13 April 1968.Yang menegaskan bahwa
pengucapan penulisan dan rumusan pancasila sebagai dasar NKRI yang sah dan benar
adalah sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD NRI 1945.

Sumber Tertib Hukum Bagi Bangsa Indonesia Terdiri Atas:

1. Pancasila
2. Proklamasi Kemerdekaan RI
3. Kepres RI No 150 tahun 1959 tanggal 5 Juli 1959 yang dikenal dengan dekrit
presiden

4. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

A. Definisi Filsafat
a. Secara Etimologi
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu : philosofia, philo/philos/philein
yang artinya incta /cinta/pencinta/mencintai dan shopia, yang berarti
kebijakan/wisdom/kearifan/hikmah/hakekat kebenaran. Jadi, Filsafat artinya
cinta akan kebijaksanaan atau hakekat kebenaran.

Beberapa istilah filsafat dalam berbagai bahasa, misalnya Filsafah dalam


bahasa Arab, Philoshophie bahasa Belanda, Philosophy dalam bahasa
Inggris dan masih banyak lagi istilah dalam bahasa lain, yang pada hakekatnya
semua istilah itu mempunyai arti yang sama.

b. Arti Filsafat Menurut Para Ahli


- Prof. Dr. Muh. Yamin
Filsafat ialah pemusatan pikiran, sehingga manusia menemui
kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu didalamnya
kesungguhan.
- Prof. Dr. Isman,M.Pd
Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal dan
qalbunya secara sungguh-sungguh, yakni secara kritis sistematis,
fundamentalis,universal, integral, dan radikal untuk mencapai dan

10
menemukan keberadaan yang hakiki(Pengetahuan, dan kearifan atau
kebenaran yang sejati).
- Pudjo Sumaedi AS.,Drs.,M.Ed. & Mustakim,S.Pd,MM.
Istilah filsafat dari bahasa Yunani:Philoshophia.Seiring perkembangan
zaman akhirnya dikenal juga dalam bahasa, seperti:Philosopic dalam
kebudayaan bangsa Jerman, Belanda, dan Prancis, Philosophy dalam
bahasa Inggris,Philoshopia dalam bahasa latin dan Falsafah dalam
bahasa Arab.

- Plato
Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan
kebenaran yang asli.
- Aristoteles
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang
terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika,
ekonomi, politik, dan estetika.
- Cieero
Filsafat adalah sebagai Ibu dari semua seni (the mother of all the art).
Ia juga mendefinisikan filsafat sebagai art vitae(seni kehidupan).
- Johana Gotlict Ficte
Filsafat sebagai wissenchaftslehre(ilmu dari ilmu-ilmu, yakni ilmu umum
yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan suatu bidang atas jenis
kenyataan.Filsafat merupakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu
mencari keberadaan dari seluruh kenyataan.
- Imanuel Kant
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dalam pangkal dari
segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan, yakni :
apakah yang dapat kita kerjakan? (Jawabannya metafisika), apakah yang
seharusnya kita kerjakan?(Jawabannya Etika), sampai dimanakah
harapan kita?(Jawabannya Agama), apakah yang dinamakan
manusia?(Jawabannya antropologi).
- Notonegoro

11
Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya
yang mutlak,yang tetap tidak berubah, yang disebut hakikat.
c. Filsafat Dalam Arti Umum
Dalam arti ini, filsafat digunakan untuk menyebut berbagai pertanyaan yang
munncul dalam pikiran manusia tentang berbagai kesulitan yang dihadapinya,
serta berusaha untuk menemukan solusi yang tepat. Ketika menanyakan siapa
kita?, Mengapa Kita ada disini?, Kemana kita akan berlalu?, Apakah
kebaikan dan kejahatan itu?, Bagaimanakah karakter alam?, Apakah memiliki
tujuan?, Bagaimanakah kedudukan manusia dialam ini?, dan seterusnya.
Beginilah seorang ahli yang bernama Aristoteles memahami filsafat, ketika ia
menyebutnya sebagai sebuah nama dari ilmu dalam arti yang paling umum.

B. Sistem Filsafat
Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling
bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.Secara keseluruhan merupakan suatu
kesatuan yang utuh. Suatu sistem filsafat sedikitnya mengajarkan tentang sumber
dan hakikat realitas, falsafat hidup, dan tata nilai(etika), termasuk teori terjadinya
pengetahuan manusia dan logika.

C. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


Sila-sila pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu
kesatuan organic.Sila-sila dalam pancasila saling berkaitan, saling berhubungan
bahkan saling mengkualifikasi. Sila yang satu dikualifikasikan oleh sila-sila
lainnya.Pancasila sebagai suatu sistem juga dapat dipahami dari pemikiran dasar
yang terkandung dalam pancasila, yaitu tentang pemikiran tentang manusia dalam
hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan dirinya sendiri, dengan sesame
masyarakat bangsa dan negaara.
Kenyataan pancasila yang demikian ini disebut kenyataan yang objektif, yaitu bahwa
kenyataan itu ada pada pancasila sendiri terlepas dari sesuatu yang lain atau terlepas
dari sesuatu yang lain atau terlepas dari pengetahuan orang. Sehingga pancasila
sebaagai suatu sistem filsafat bersifat khas dan berbeda dengan sistem-sistem filsafat
lainnya misalnya: liberalisme, materialisme, komunisme, dan aliran filsafat lain.

12
Kesatuan sila-sila pancasila pada hakekatnya bukanlah hanya merupakan yang
bersifat formal logis saja, namun juga meliputi kesatuan dasar otonologis, dasar
epistimologis, serta dasar aksiologis dari sila pancasila.

a. Dasar Ontologis
Dasar ontologies pancasila pada hakekatnya adalah manusia yang memiliki
hakekat mutlak. Subjek pendukung pokok-pokok pancasila adalah manusia, hal
ini dijelaskan sebagai berikut bahwa berketuhanan yang Maha Esa, yang
kemanusiaan yang adil dan beradap, yang bersatu, yang berkerakyatan yang
dipimpin oleh hikmah permusyawaratan/perwakilan, serta yang berkeadilan
social adalalh manusia(Notenegoro 1975:23) demikian juga jikalau kita pahami
dari segi filsafat Negara, adapun pendukung pokok Negara adalah rakyat, dan
user rakyat adalah manusia itu sendiri, sehingga tepatlah jikalau dalam filsafat
pancasila bahwa hakekat dasat ontopologis sila-sila pancasila adalah manusia.

b. Dasar Epistemologis
Dasar epistemologis pancasila sebagai suatu sistem pada hakekatnya merupakan
suatu sistem pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari pancasila merupakan
pedoman bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam
semesta,manusia,masyarakat,bangsa dan Negara tentang makna hidup serta
sebagai dasar bagi manusia dalam menyelesaikan masalah yang terjadi dalam
hidup dan kehidupan. Pancasila dalam pengertian yang demikian telah menjadi
suatu sistem cita-cita atau keyakinan-keyakinan yang telah menyangkut praktis,
karena dijadikan landasan bagi cara hidup manusia atau suatu kelompok
masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat. Hal ini berarti filsafat
telah menjelma menjadi ideology(Abdul Gani, 1998) sebagai suatu ideology
makna pancasila memiliki 3 unsur pokok agar dapat menarik loyalitas dari para
pendukungnya yaitu :
1. Logos : rasionalitas atau penalarannya
2. Pathos : penghayatan
3. Ethos : kesusilaannya (Wibisono, 1963:3)

13
c. Dasar Aksiologis
Sila-sila pancasila sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar
aksiologisnya, sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila pada
hekekatnya juga merupakan satu kesatuan. Pada hakekatnya segala sesuatu itu
bernilai, hanya nilai macam apa saja yang ada serta bagaimana hubungan nilai
tersebut dengan manusia.
Nilai-nilai pancasila termasuk nilai kerohanian, tetapi nilai-nilai kerohanian yang
mengakui nilai internal dan vital dengan demikian nilai-nilai pancasila tergolong
nilai kerohanian, yang juga mengandung nilai-nilai lain secara lengkap dan
harmonis, yaitu nilai, material, nilai vital, nilai kebenaran, nilai keindahan atau
estetis, nilai kebaikan atau nilai moral ataupun nilai kesatuan yang secara
keseluruhan bersifat sistematis hierarkhis, dimana sila pertama sebagai basisnya
sampai sila kelima sebagai tujuannya ( Darmo diharjo).
Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu konsep tentang dasar Negara yang terdiri
dari lima sila sebagai unsur yang mempunyai fungsi masing-masing dan suatu
tujuan yang sama untuk mengatur dan menyelenggarakan kehidupan bernegara
di Indonesia. Filsafat Negara kita ialah pancasila yang diakui dan diterima oleh
bangsa Indonesia sebagai pandangan hidup.Dengan demikian pancasila harus
dijadikan pedoman dalam kelakuan dan pergaulan sehari-hari.
Sebagaimana telah dirumuskan oleh Presiden Soekarno, Pancasila pada
hakekatnya telah hidup sejak dahulu dalam moral, adat-istiadat, dan kebiasaan
masyarakat Indonesia.Dengan adanya kemerdekaan Indonesia, Pancasila
bukanlah lahir, atau baru diterjemahkan, tetapi sebenarnya pancasila itu bangkit
kembali.
Sebagai pandangan hidup bangsa maka sewajarnyalah asas-asas pancasila
disampaikan kepada generasi baru melalui pengajaran dan pendidikan. Pancasila
menunjukkan terjadinya proses ilmu pengetahuan, validitas dan hakikat ilmu
pengetahuan(teori ilmu pengetahuan).
Pancasila menjadi daya dinamis yang meresapi seluruh tindakan kita, dan kita
harus menunjukkan dan mencerna arti tiap-tiap sila dengan pedoman pada uraian
tokoh nasional, agar kita tidak memiliki tafsiran yang bertentangan.Dengan
pancasila sebagai filsafat Negara dan bangsa Indonesia, kita dapat mencapai
tujuan bangsa dan Negara kita.

14
Pancasila sebagai sistem filsafat memberi arah agar kesejahteraan dan
kemakmuran bertolak dari keyakinan manusia yang percaya kepada kebesaran
Tuhan, kesejahteraan yang berlandaskan paham kemanusiaan, kesejahteraan
yang memihak pada kesatuan dan persatuan serta kebersamaan sebagai kesatuan
bangsa yang utuh dan bulat.

D. Fungsi Pancasila Sebagai Filsafat


Fungsi pancasila sebagai sistem filsafat dalam kehidupan bangsa dan Negara
Indonesia seperti berikut :
a. Memberikan jawaban yang mendasar tentang hakikat kehidupan bernegara.
b. Memberikan dan mencari kebenaran yang substansif tentang hakikat Negara, ide
Negara, dan tujuan Negara.
c. Sebagai pedoman yang mendasar bagi warga Negara Indonesia dalam bertindak
dan bertingkah laku dalam kehidupan sosial bermasyarakat.

Materi Yang Diajarkan :

Arti Filsafat menurut para ahli :

1. Plato
Filsafat adalah pengetahuan yang mencapai kebenaran yang asli.
2. Aristoteles
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung
didalamnya ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
3. Cicero
Filsafat sebagai ibu dari semua seni.Ia juga mendefinisikan filsafat sebagai Art Vitae
(Seni Kehidupan).
4. Prof. Dr. Muh. Yamin
Filsafat adalah pemusatan pikiran sehingga manusia menemui jati dirinya yang asli,
seraya didalam kepribadiannya itu dialami kesungguhan.
5. Notonegoro
Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya yang mutlak
yang tetap tidak berubah yang disebut hakekat.

15
Kesatuan sila-sila pancasila pada hakikatnya bukan hanya merupakan kesatuan yang
bersifat logis dan formal saja tetapi juga meliputu kesatuan dasar yang disebut dasar
ontologies, aksiologis, epistemologis.

E. Kesimpulan
- Filsafat ialah alam berpikir atau alam pikiran. Berfilsafat berarti berpikir
secara mendalam dan berpikir sampai ke akar-akarnya dengan sungguh-
sungguh tentang hakikat sesuatu.
- Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu suatu konsep tentang dasar Negara
yang terdiri dari lima sila sebagai unsur yang mempunyai fungsi masing-
masing dan satu tujuan yang sama untuk mengatur dan
menyelenggarakan kehidupan bernegara di Indonesia.
- Susunan kesatuan sila-sila pancasila yang bersifat organis, yaitu unsur-
unsur hakikat manusia.
- Pancasila sebagai suatu sistem filsafat berperan sebagai pedoman
masyarakat dalam bertingkah laku.

5. Asas/Prinsip Kepemimpinan Pancasila

Pancasila adalah falsafah Negara, falsafah bangsa, dasar Negara, pokok-pokok kaidah
Negara yang fundamental (Staatfundamental norm).Kepemimpinan pancasila pada
dasarnya merupakan perpaduan pola piker modern dan pola pikir yang bersumber dari
pancasila sebagai falsafah bangsa dengan bertumpu pada asas-asas.

1. Ing Ngarso Sing Tulodo (Didepan Memberi Teladan)


Artinya, pemimpin yang baik adalah orang yang berani berjalan didepan untuk
menjadi ujung tombak menghadapi rintangan dan bahaya. Dan dengan keberanian, ia
harus sanggup bekerja paling berat sambil menegakkan disiplin bagi diri sendiri
maupun orang yang diipimpin. Pemimpin yang baik harus menjadi teladan dan dapat
diteladani, ia mengabdikan diri untuk kepentingan umum dan tidak hanya pandai
memberi perintah saja, tetapi juga bijaksana dalam memberikan petunjuk, nasihat,
perlindungan, dan pertimbangan.

2. Ing Madyo Mangun Karso ( Ditengah Membangun Motivasi dan Kemauan)

16
Artinya, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mau terjun ditengah-tengah
anak buahnya, dan merasa senasib sepenanggungjawaban, sanggup membangkitkan
semangat juang dan motivasi dan etika kerja yang tinggi. Oleh karena itu, ia berada
ditengah-tengah anak buahnya, ia tanggap, dan mampu berpikir untuk bertindak
dengan cepat dan tepat sesuai situasi dan kondisi. Pemimpin tersebut menghayati
kesulitan-kesulitan anak buahnya dan ikut merasakan peristiwa-peristiwa gawat,
sedih bersama pengikutnya.

3. Tut Wuri Handayani (Mendorong Untuk Berprakarsa)


Artinya, pada saat yang tepat seoranag pemimpin harus sanggup berdiri dibelakang
anak buah dalam artian bukan bersembunyi dibelakang pengikutnya atau mengekor
dibalik kekuatan anak buahnya.Akan tetapi harus diartikan pemimpin tersebut mau
memberi dorongan agar anak buahnya mau berprakarsa, berani berinisiatif, memiliki
kepercayaan diri untuk berpartisipasi dan berkarya, serta tidak bergantung kepada
atasan.
4. Takwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa
Artinya, Seorang pemimpin dituntut tidak saja memiliki keyakinan beragama, tapi
juga memiliki iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ini artinya, adanya
kesadaran bahwa setiap insan adalah sama kedudukannya dimata Tuhan, dan hal ini
akan menyadarkan pemimpin bahwa ia bukanlah orang yang super, ia akan memiliki
kasih sayang, belas kasih terhadap sesama, dan semangat persaudaraan yang tinggi.
Dan dengan keimanan serta ketakwaan kepada Tuhan YME akan membawakannya
menjadi orang yang adil, jujur, benar, tekun, dan sabra serta rendah hati.
5. Waspada Purba Wisesa ( Waspada dan Berkuasa)
Artinya, seorang pemimpin dituntut untuk waspada (dari kata awas) yang berarti
dapat melihat, Ini berarti dapat melihat gejala dengan jalan menguak tabir selubung,
sehingga peristiwa dapat ditelaah, dikaji dan dimaknai, dan menjadikan ia tidak
ragu-ragu, tidak takut dalam mengambil suatu keputusan. Awas, juga mengandung
pengertian waspada dan bijaksana.Waspada karena tajam penglihatannya, sehingga
tahu sebelum terjadi sesuatu. Bijaksana, mengandung arti pandai, cakap, mahir,
berpengalaman, cerdik sehingga ia merupakan pribadi yang memiliki kewibawaan
untuk memimpin. Wisesa berarti keunggulan, kelebihan, atau kewibawaan disertai
kekuasaan.Purba berarti mampu mengendalikan.Jadi purba wisesa berarti
mengendalikan semua keunggulan dan kekuasaan.

17
6. Ambeg Paramarta
Artinya, Seorang pemimpin harus mempunyai sikap yang adil dan mampu memilih
mana yang harus didahulukan dan mana yang harus disusulkan kemudian, serta
selalu bersikap adil.

7. Ambeg Prasaja (Bersifat Sederhana)


Artinya, Seorang pemimpin harus bersifat sederhana, terbuka, terus terang, tulus,
lurus, ikhlas, benar dan penuh toleransi.Seorang pemimpin bersikap bersahaja
artinya hidupnya tidak berlebih-lebihan dan tidak rakus.
8. Ambeg Satya (Setia)
Artinya, Seorang pemimpin itu harus bersifat setia, tepat janji antara perbuatan, ia
harus dapat dipercaya karena jujur, lurus, tulus, setia, dan bisa membuat senang
orang.
9. Gemi Nastiti (Hemat, Teliti, dan Cermat)
Artinya, Seorang pemimpin itu harus bersifat hemat, cermat, berhati-hati dan tidak
boros, ia harus mampu melaksanakan semua pekerjaan dengan efektif dan efisien.
Dan tidak hanya itu, ia juga harus meneliti dengan sangat berhati-hati atas segala
karya, perbuatan dan atau peritiwa. Berhati-hati juga berarti menggunakan nalar,
cermat dan teliti, ia harus pandai menduga-duga apa yang paling baik dan
menghindari terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan kesusahan.
10. Belaka (Terbuka, Jujur)
Artinya, Pemimpin yang baik harus bersikap terbuka, dan selalu membuka
komunikasi untuk menerima pandangan, pendapat, saran dan koreksi positif dan
tidak merasa malu hati belajar dari lingkungan dan bawahan.
11. Legowo (Ikhlas)
Artinya, Pemimpin yang baik itu harus bersikap rela dan tulus ikhlas, bahwa pada
suatu saat bersedia berkorban atau diganti sebagai pemimpin oleh generasi
berikutnya.

18
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

- James Richarson Logan (1850) memilih mengunakan kata Indonesia bagi


sebitan kepulauan Hindia, dengan mengganti hurup U dengan O
sehingga menjadi INDONESIA. Pada umumnya kalangan bangsa Eropa
menyebut/menyakini penduduk Kepala Hindia adalah orang INDIAN.
- Tanggal 17 agustus 1945 : Bung Karno dalam proklamasi NKRI
menggunakan kata Indonesia sebagai kata resmi bagi bangsa dan
Negara Indonesia. Konrespemuda I, 30 april 2 mei 1926, lintasnya
menerima persatuan 2 kesatun Indonesia.
- Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah idelogi yang dapat
menyesuaikan diri dari perkembangan zaman tanpa mengubah nilai dasar
pancasila.
- Makna pancasila sebagai ideologi terbuka adalah pancasila dapat
menyesuaikan dan ditetapkan dari dinamika di Indonesia dan didunia,
tetapi tidak merubah nilai-nilai dasar pancasila itu sendiri. Sehingga
pancasila dapat digunakan dan ditetapkan dalam berbagai zaman.
- Filsafat ialah pemusatan pikiran, sehingga manusia menemui
kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu didalamnya
kesungguhan.
- Pancasila adalah falsafah Negara, falsafah bangsa, dasar Negara, pokok-
pokok kaidah Negara yang fundamental (Staatfundamental norm).
Kepemimpinan pancasila pada dasarnya merupakan perpaduan pola piker
modern dan pola pikir yang bersumber dari pancasila sebagai falsafah
bangsa dengan bertumpu pada asas-asas.

19
- 11 Asas kepemimpinan pancasila antara lain : Ing Ngarso Sing Tulodo
(Didepan Memberi Teladan), Ing Madyo Mangun Karso ( Ditengah
Membangun Motivasi dan Kemauan), Tut Wuri Handayani (Mendorong
Untuk Berprakarsa), Takwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, Waspada
Purba Wisesa ( Waspada dan Berkuasa), Ambeg Paramarta, Ambeg
Prasaja (Bersifat Sederhana), Ambeg Satya (Setia), Gemi Nastiti (Hemat,
Teliti, dan Cermat), Belaka (Terbuka, Jujur), Legowo (Ikhlas).

2. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang laporan di atas dengan
sumber sumber yang lebih banyak.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan laporan yang telah di jelaskan.

20

Anda mungkin juga menyukai