1. Latar Belakang
Analisa pasang surut perlu dilakukan menentukan parameter pasang surut yang dapat digunakan sebagai
dasar input program. Untuk memprediksi parameter tersebut, diperlukan data awal berupa data pasang surut
di perairan di sekitar lokasi studi. Untuk kebutuhan data ini, digunakan data dari tabel pasang surut tahun
2015 yang dikeluarkan oleh dinas hidro-oseanografi (DISHIDROS) TNI Angkatan Laut yang telah
dipublikasikan.
Analisa terhadap data pasang surut tersebut dilakukan untuk data di Bulan Januari dan Bulan Pebruari
tahun 2015. Sedangkan metode analisa pasang surut yang dipilih adalah metode kuadrat terkecil (least
square method). Metode ini pada dasarnya adalah sebuah teknik curve fitting yang digunakan sebagai
pendekatan untuk menganalisa suatu signal harmonik (pasang surut dan sebagainya). Dengan
menggunakan metode ini, amplitudo dan fase dari konstanta pasang surut yang dominan bisa ditentukan.
Selain itu, parameter utama yaitu ketinggian perairan yang berguna untuk proses desain (HHWL, HWL,
MSL, dsb nya) bisa juga ditentukan dengan menggunakan metode kuadrat terkecil ini.
Secara umum, metode kuadrat terkecil memberikan keuntungan apabila dibandingkan dengan metode time
series analysis yang lain (misalnya Fourier analysis). Keuntungan menggunakan metode kuadrat terkecil
ini antara lain adalah kemampuannya untuk menganalisa data dengan rentang waktu yang pendek. Selain
itu metode ini juga memberikan keuntungan berupa kemampuannya untuk memproses data, meskipun
terjadi data gaps, yaitu terlewatnya (tidak terukur) beberapa titik observasi (Foreman, 1996).
Anggap satu set hasil pengukuran pasang surut y(tn) terdiri dari sejumlah N data dengan interval waktu
yang sama, tn=nt, dengan n= 1, n. Selanjutnya akan dicari pendekatan terbaik untuk fungsi tersebut
yang terdiri dari M buah data dengan frekuensi tertentu, fk, dengan k=1,,M. Pendekatan suatu fungsi
harmonik terbaik terhadap hasil pengamatan data pasang surut akhirnya bisa dituliskan sebagai:
M
Ak cos ( 2p f k t ) + Bk sin ( 2p f k t )
f (t ) = A0 +
(1)
k =1
dengan [Ak2+Bk2]1/2 dan ARCTAN [Bk/Ak] secara berurutan adalah amplitudo serta fase komponen pasang
surut.
Tujuan utama dari metode kuadrat terkecil adalah untuk meminimalkan (dalam rangka untuk
menyelesaikan) Persamaan (1):
2
N M
2
e = y ( tn ) - A0 + Ak cos ( 2p f k tn ) + Bk sin ( 2p f k tn )
(2)
n =1
k =1
Nilai minimum dari Persamaan (2) bisa didapatkan dengan cara menurunkan Persamaan (2) terhadap
semua parameter yang ada. Sebut saja untuk q tertentu:
e2 N
( ))
M
0=
Aq
= 2 y(tn ) - A0 +
A
k cos ( 2p f k t n ) + Bk sin ( 2p f k t n )
(
- cos 2p f q tn , q = 1,..., M
n =1
k =1
e2 N
( ))
M
0=
Bq
= 2
y (tn ) - A0 +
Ak cos ( 2p f k tn ) + Bk sin ( 2p f k tn )
(
- sin 2p f q tn , k = 1,..., M
n =1 k =1
(3)
Selanjutnya, kita bisa menggunakan teori matrix untuk menyelesaikan sistem persamaan-sistem persamaan
di atas:
N M N N N
(
A0 cos 2p f q tn + ) ( )
Ak cos ( 2p f k tn ) cos 2p f q tn + Bk sin ( 2p f k tn ) cos 2p f q tn ( )= y ( tn ) cos ( 2p f q tn )
n =1 k =1 n =1 n =1
n =1
dan
N M N N N
( )
A0 sin 2p f q tn + ( ) ( )
Ak cos ( 2p f k tn ) sin 2p f q tn + Bk sin ( 2p fk tn ) sin 2p f q tn = y ( tn ) sin 2p f q tn
n=1
( )
n =1 k =1 n =1 n =1
untuk q=1,M.
(4)
Akhirnya, apabila q=0, bisa kita dapatkan:
e2
N M
0= = 2 y (tn ) - A0 + Ak cos ( 2p f k tn ) + Bk sin ( 2p f k tn )
( -1) (5)
A0
n =1 k =1
N
M
N
A cos ( 2p f k tn ) + Bk sin ( 2p f k t n )
0 k n
A +
= y (t ) (6)
n =1 k =1
n =1
Prediksi dilakukan terhadap total 1400 data. Hasil prediksi pasang surut diberikan pada Gambar 1 (kurva
biru). Dapat dilihat bahwa prediksi memberikan hasil yang sangat mendekati dengan data DISHIDROS
dengan tingkat kesalahan (Root Mean Square error) sebesar 0.03 atau 3%. Sehingga bisa disimpulkan
bahwa metode prediksi yang dipilih adalah valid.
Gambar 1. Fluktuasi muka air laut di perairan Surabaya Pelabuhan yang digunakan sebagai data input
pasang surut. Data dishidros (merah) dengan hasil perhitungan (biru)
Untuk lokasi studi, hasil perhitungan amplitudo dan fase komponen utama pasang surut yang telah
dilakukan dengan menggunakan metode kuadrat terkecil ditampilkan pada Tabel 1. Dari hasil analisa, bisa
diketahui bahwa tipe pasang surut di daerah tinjauan adalah mixed mainly semi-diurnal.