3upros11 PDF
3upros11 PDF
VARIETASUNGGULPADIDANJAGUNGDINTT
HelenaDaSilva,JokoTriastonodanBambangMurdolelono
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur
Jl.Timor Raya Km.32 Naibonat-Kupang-NTT
Email: helena_dasilva73@yahoo.com
ABSTRAK
Informasi sistem perbenihan padi dan jagung perlu diketahui tidak hanya di tingkat
nasionaltetapijugaditingkatlokal,sebabsistemperbenihantingkatnasionalterkait
eratdenganditingkatlokal.PenelitiandilakukandiKabupatenKupang,TTSdanBelu.
Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Pengumpulan data
primer dilakukan melalui observasi lapang dan diskusi kelompok di tingkat petani
dengan pendekatan Focus Group Diskusi (FGD), Rapid Rural Appraissal (RRA), serta
quesioner. Hasil survei menunjukkan bahwa penyebaran VUB padi dan jagung
mempunyaipeluangcukupbaik,haliniditandaiolehmasihrendahnyaproduktivitas
di tingkat petani, yakni padi 2,3 2,7 t/ha dan jagung 1 2 t/ha. Keinginan petani
yang selalu berusaha mencari informasi varietas unggul baru menunjukkan bahwa
animomasyarakatcukuptinggiterhadapVUB.PengembanganVUBpadidanjagung
cukupterbukasebabkendatipunrataratakepemilikanlahansawah0,751ha,dan
lahankering0,21ha,namunmasihadapeluanguntukintensifikasidanperluasan
areal. Kendala terpenting dalam penyebaran VUB padi dan jagung di NTT adalah
permodalan petani yang terbatas dan orientasi usaha yang subsisten, sehingga
diperlukan intervensi pemerintah yang lebih proaktif. Untuk perbaikan sistem
perbenihankedepandisarankanagarperubahankelasbenihdaribenihsumber(BS)
menjadi benih dasar (BD)dapat disediakan olehBPTP, dan BD ke benihpokok (BP)
dapat disediakan pada level kabupaten, sementara BP ke benih sebar (BR) dapat
disediakanolehkelompoktanisecarakomunal.KhususpenyediaanBRolehkelompok
tani disarankan tanpa label/sertifikat tetapi teknik pembuatan benih tetap
diawasi/dikontrol,sehinggaVUBtersediadikelompoktanidenganhargaterjangkau.
KataKunci:VUB,sistemperbenihan,padi,jagung,NTT.
PENDAHULUAN perbenihan sampai tingkat pedesaan.
Akibatnya petani seringkali mengalami
Output utama uji multilokasi
kelangkaan benih unggul bermutu
varietas unggul baru (VUB) padi sawah
sehingga petani cenderung
umur genjah adalah akan dilepas oleh
menggunakanbenihsecaraberulangdari
Menteri Pertanian VUB padi umur
panensebelumnya.
genjah.BeberapaVUByangakandilepas
Informasi sistem perbenihan padi
tidak semuanya direspon baik oleh
dan jagung perlu diketahui tidak hanya
pengguna sebab masingmasing VUB
pada level nasional tetapi juga lokal
mempunyai karakteristik tertentu yang
sebab sistem perbenihan padi
mungkinberbedadenganVUBpadiyang
merupakan keseluruhan sistem
telah dilepas sebelumnya. Keinginan
perbenihan mulai dari tingkat nasional
pengguna perlu diketahui sejak dini
sampai lokal. Hal ini berkaitan dengan
sebab dapat dijadikan sebagai bahan
perubahan kelas benih dari benih
pertimbanganpelepasanvarietas.
sumber (BS) menjadi benih dasar (BD),
Seringkali penyediaan varietas
benih pokok (BP) dan benih sebar (BR).
unggul bermutu menjadi masalah bagi
Balitpa Sukamandi sebagai penyedia
petani di Nusa Tenggara Timur (NTT)
benih sumber (breeder seed) mungkin
sebab tidak didukung oleh sistem
16 Helena Da Silva, Joko Triastono dan Bambang Murdolelono : Potensi, Peluang Dan Kendala Percepatan
Penyebaran Varietas Unggul Padi Dan Jagung Di Ntt
Sub sistem produksi benih dan sumber yang sesuai dengan kebutuhan
distribusi produsen/penangkar dan sangat
menentukan proses produksi benih
Galur yang telah dilepas menjadi
sebar.
varietas unggul baru secara otomatis
Kelancaran alur perbanyakan
menjadi benih penjenis (BS). Benih
benihjugasangatmenentukankecepatan
kemudian diperbanyak dengan sistem
penyebaran varietas unggul baru (VUB)
sertifikasi yang menghasilkan benih
kepada petani. Badan Litbang Pertanian
dasar (FS) atau benih pokok (SS) dan
telah melepas lebih dari 200 varietas
seterusnya benih tersebut diperbanyak
unggul tanaman pangan (padi, palawija
untuk menghasilkan benih sebar (ES).
danhortikultura)namunkurangtersedia
Benihsebardigunakanolehpetanidalam
di pedesaan dan kurang berorientasi
proses produksi untuk memenuhi
pasar. Dengan demikian, peran UPBS
kebutuhankonsumsi.
sangat diharapkan untuk penyediaan
Setiaptahapandalamalurtersebut
benih sumber padi, jagung dan kedelai,
menjadi semacam klas benih dan oleh
sehingga akan terbentuk sistem
Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih
perbenihanyangmantap.
(BPSB) diberi label dengan warna yang
berbedabeda, contohnya label biru
Potensi,peluangdankendala
untuk benih klas SS dengan mutu baik
atau warna merah jambu untuk benih A. Karakteristik rumah tangga dan
klasdibawahnya.Benihpadidanjagung penguasaanasset
dapat diproduksi oleh lembaga
Rumah tangga tani di Desa
pemerintah (Balai Benih Induk/BBI),
Noelbaki khususnya di hamparan
BUMN(PT.SangHyangSeri),danswasta
Dendeng menguasai lahan sawah irigasi
(antara lain PT. Pertani). Peran lembaga
teknissebagaisumbermatapencaharian.
pemerintah relatif kecil dibanding
Masingmasing keluarga tani menguasai
swastadalammemproduksibenih.
1 persil/bidang tanah dengan luas rata
Potensi varietas unggul dalam
rata setiap bidang 0,75 ha. Tingkat
meningkatkan produksi dapat dilihat
kemiringan lahan tergolong datar dan
dari karakter varietas unggul
tanahkurangsuburkarenapetanidalam
sepertidaya hasil tinggi, ketahanan
memproduksipadisangatmembutuhkan
terhadap hama dan penyakit tertentu,
pupuk. Sumber air berasal dari
umur genjah, dan sifat tertentu lainnya
bendungan yakni dari Tilong. Dengan
(pulen, kadar protein tinggi dll.).
adanya Bendungan Tilong maka
Keberhasilan diseminasi teknologi
hamparan sawah di Noelbaki dapat
varietas unggul ditentukan antara lain
ditanam2kalisetahunyangsebelumnya
oleh kemampuan industri benih untuk
hanya 1 kali dengan mengandalkan
memasokbenihhinggasampaiketangan
hujan.DenganadanyaBendunganTilong,
petani. Sistem perbenihan yang kokoh
ketersediaan air cukup untuk mengairi
(produktif, efisien, berdaya saing,
hamparansawahselama2musimtanam.
berkelanjutan) diperlukan untuk
Statuspenguasaantanahdidominasioleh
mendukungupayapeningkatanproduksi
pemilik kemudian penggarap. Status
dan mutu produk pertanian. Alur
penggarapanlebihbanyakmenggunakan
perbanyakan benih tanaman pangan
sistem bagi hasil yaitu 3:1, artinya
diawali dari penyediaan benih
produksi dibagi 3 bagian yakni untuk
penjenis(BS) sebagai sumber untuk
pemilik tanah, untuk pengolahan
perbanyakan benih dasar (BD),
tanah/traktor (istilah lokal kaki kerbau),
kemudian benih pokok (BP) dan
danuntukpenyediansaprodi.
seterusnyabenihsebar(BR).
Kesinambungan alur perbanyakan
benih tersebut sangat berpengaruh
terhadap tingkat ketersediaan benih
18 Helena Da Silva, Joko Triastono dan Bambang Murdolelono : Potensi, Peluang Dan Kendala Percepatan
Penyebaran Varietas Unggul Padi Dan Jagung Di Ntt
Pembayaran dilakukan secara tunai Rendemen gabah 65%, maka
setelahprosespengolahanselesai. setiap1hamenghasilkan32503900kg
Penanaman menggunakan tenaga beras. Apabila harga beras Rp 5000/kg,
kerja buruh dengan membayar secara maka penerimaan petani Rp 16.250.000
natura, yakni 40 blek/ha atau 30 19.500.000setiap1ha.Angkainimasih
blek/bidang usaha(0,75 ha)atau sistem dapat ditingkatkan dengan
borong (tanam, petik, kumpul)yakni 60 meningkatkanteknikbudidaya.
blek/ha. Pemupukan dan penyemprotan
dilakukan sendiri. Penyiangan dilakukan 4.Aspeklingkungandanpenyuluhan
oleh buruh dengan sewa sebesar 1215
Petani di wilayah Noelbaki belum
blek/0,75 ha atau membayar tunai Rp
sepenuhnya menerapkan konsep
500.000Rp600.000/ha.
pertanian organik. Penggunaan pupuk
Pemeliharaan saluran air
organikseperti TamsildanTani Organik
dilakukan secara kelompok, seminggu
terbatas hanya pada beberapa petani.
sekalipadahariSenin(harikegiatandan
Petani yang lain menggunakan pupuk
pertemuan kelompok). Apabila ada
dan obatobatan anorganik (kimia)
anggota kelompok yang tidak hadir,
dengan tingkat pengawasan yang belum
makadikenakansanksiRp10.000/hari.
memadai.
Panen dilakukan oleh buruh
Penyuluhan dilakukan sesuai
tanam. Ada keterikatan antara buruh
dengan kalender kerja usahatani padi.
pada saat menanam dan buruh panen.
PPL mengikuti kegiatan kelompok tani
Buruhyangmenanamadalahburuhyang
secara reguler. Aspek yang perlu
akanmemanen.Kesepakataninimenjadi
dibenahi dari penyuluhan adalah materi
pegangan bagi buruh dan pemilik tanah,
penyuluhan yang sebaiknya
sehingga pemilik tanah tidak bisa
diperbaharui sesuai dengan
mengganti tenaga buruh panen dengan
perkembangan kemajuan teknologi. Hal
orang lain, Hal ini merupakan janji,
inidisarankankarenaletakdiwilayahini
apabila melanggar maka pada MT
aksesterhadapteknologirelatifmudah.
berikutnya buruh tsb tidak mau lagi
bekerja pada pemilik tanah, sementara
C. Kelembagaanusahatani
tenaga kerja di wilayah ini tergolong
sulit.Tenagakerjaumumnyaberasaldari Wilayah persawahaan Dendeng
luar desa, kelemahan dari sistem ini Noelbaki memiliki 4 subkelompok
adalahwaktupanenbisamundurkarena usahatani yang tergabung dalan 1
harusmenungguburuhtersebutbekerja. kelompok tani dan dewasa ini menjadi
Apabila buruh tersebut memiliki Gapoktan dan menerima pengelolaan
beberapa bidang tanam (dan juga dana PUAP. jumlah anggota kelompok
menjadi bidang panen) maka tani I 30 orang, Kelompok II 60 orang,
keterlambatan sering terjadi dan KelompokIII62orang,danKelompokIV
berakibat negatif pada produksi (waktu 83 orang. Kegiatan bersama kelompok
panenyangterlampau). Alatpanenyang adalahpertemuanrutinsetiaphariSenin
digunakan adalah sabit, dengan sekaligus membersihkan saluran air.
kehilanganhasilsaatpanen1%. Kewajiban setiap kelompok adalah
membayar iuran air sebesar 4 blek
3.Produktivitas padi/MT atau 40 48 kg gabah atau
setaradenganRp.100.000120.000/MT.
Hasil padi setiap 0,40 ha adalah
Kelompoktaniiniawalnyasebatas
200 blek atau atau 20002400 kg atau
kelompok tani pemakai air (KPA) tetapi
setara 500 blek setiap 1 ha atau 5000
dengan adanya dana PUAP maka
6000 kg/ha gabah. Harga gabah pada
berkembang menjadi kelompok yang
saat panen adalah Rp 2500/kg, maka
juga mengelolah aset/keuangan
penerimaan petani Rp. 12.500.000
Gapoktan. Hingga Januari 2010, bunga
15.000.000/ha.
dari dana PUAP yang disalurkan sejak
20 Helena Da Silva, Joko Triastono dan Bambang Murdolelono : Potensi, Peluang Dan Kendala Percepatan
Penyebaran Varietas Unggul Padi Dan Jagung Di Ntt
Simatupang, P. 1990. Comparative Tabor,S.R; H.S. Dillon and M.H. Sawit.
Advetage and Govermen Understanding The Food Crisis :
Protection Structure of Soybeen Supply, Demand or Policy Failure?
Production in Indonesia. International Seminar Agricultural
Comparative Advetage and Sector During Turbulance of
GovermenProtectionStructuresof Economic Crisis : Lessons and
the Livestock and Feestuff FutureDirections.1718February.
SubsectorrinIndonesia(Ed.F. CASERAARD.Bogor.
Kasryno and P. Simatupang), CASER, Tahlim Sudaryanto, I wayan Rusastra
Bogor.TjetjepNurasa:Revitalisasi dan Saptana (2001). Perspektif
benih171 PengembanganEkonomiKedelaidi
Indonesia. Forum Agro Ekonomi,
Sudaryanto, T., P. Simatupang, A.
Volume 19 No.1, Juli 2001 Pusat
Purwoto, M. Rosegrant, and M.
Penelitian dan Pengembangan
Hossain. 1999. Could Indonesia
SosialEkonomiBogor.
Sustain SelfSufficiency in Rice
Production. Recent Trends and a Yamori, Y. 2000. Soybeans for health in
LongTerm Outlook. Discussion the worls Lessons from
paper Series No. 9903. Social Okinawan diets and healthy
Sciences Division. IRRI. Makati. longevity by WHOCardiac and
Philippines immigrantsstudies.P.195198.In.
The Third International Soybean
Suryana,A dan A.Purwoto. 1997.
Processing and Utilization
Perspektif dan Dinamika
Conference. S. Kyoko (Eds.). The
Penawaran, Permintaan dan
Japanese Society for Food Science
Konsumsi Pangan. Makalah Pra
andTechnology.Japan
WKNPG VI, Sub Tema III :
Penawaran, Permintaan dan
Konsumsi pangan. 45 Desember.
Bogor.