A. PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal sebagai
salah satu unsur dari pada kesejahteraan umum. Dalam undang-undang RI No. 23
tahun 1992 tentang kesehatan. Menjelaskan bahwa untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan
dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotive),
pencegahan penyakit (preventive), penyembuhan penyakit (curative), dan
pemulihan kesehatan (rehabilitative), yang dilaksanakan secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan (Depkes RI, 1995).
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat serta
keluarga berencana dan mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal,
maka peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan kesehatan ibu dan
anak dipuskesmas sebagai unit pelayanan yang memberikan pelayanan dasar
langsung kepada masyarakat mutlak dilakukan, mengingat bahwa puskesmas
adalah satuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya yang bersifat
menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima, dan terjangkau oleh masyarakat
(Depkes RI, 2000).
B. LATAR BELAKANG
Masih ditemukan adanya masalah Resiko Tinggi pada ibu hamil di wilayah
kerja Puskesmas Karangmalang.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan
hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan
keluarganya untuk atau mempercepat pencapaian target pembangunan
kesehatan Indonesia yaitu Indonesia sehat secara meningkatnya derajad
kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang
merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku) dalam
mengatasi kesehatan diri dan keluarganya.
b. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah
secara mandiri di dalam lingkungan keluarga.
c. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan ibu menyusui.
d. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, ibu menyusui, bayi dan balita.
e. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan
seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita,
anak prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dan
keluarganya.
b. Lintas Sektor
No Lintas Sektoral Peranan
1 Kader/PKK Membantu dalam pelaksanaan kelas
ibu hamil.
Membantu penemuan bumil risti
2 KUA Membantu penemuan Capeng Risti
(dibawah umur )
N Jenis Jadual Pencatatan dan
Cara Melaksanakan Kegiatan Sasaran Pembiayaan Evaluasi
o Kegiatan Tahunan Pelaporan
1. Antenatal 1. Petugas menyiapkan alat alat : tensimeter, Ibu Tiap hari kerja APBD Format terlampir Format terlampir
care stetoskop,alat pengukur TB dan BB, hamil
meteran pengukur lila, stetoskop bikuler,
stetoskop monokuler/ Doppler,alat
pengukur TFU, Hammer, Jangka panggul
2. Petugas menyiapkan ruang periksa
3. Petugas melakukan pemeriksaan umum :
pemeriksaan inspeksi, anamnese sesuai
format kartu ibu, mengukur TB dan LILA
pada kunjugan pertama, mengukur BB dan
Tekanan Darah pada setiap kunjugan
4. Petugas melaksanakan pemeriksaan
abdomen untuk mengukur TFU, presentasi
janin dan denyut jantung janin(DJJ) :
mempersilahkan pasien berbaring di atas
tempat tidur, mengatur posisi pasien untuk
pemeriksaan, melakukan pemeriksaan
Leopold I,II,III,IV, menghitung DJJ dalam
satu menit utuh
5. Petugas memberikan imunisasi Tetanus
Toxoid (TT) bila diperlukan
6. Petugas melakukan rujukan internal ke
laboratorium untuk pemeriksaan rutin dan
khusus (HB saat K1 dan K4 dan atau bila
perlu pengulangan, urine rutin pada
trimester 2 dan 3)
7. Petugas membuat diagnosa kebidanan.
8. Petugas memberikan konseling sesuai
kebutuhan pasien/terfokus dan memesan
untuk melakukan kunjungan ulang :
- Umur Kehamilan 1 s/d 28 minggu :1 Bulan,
bila Anemia :3 minggu.
- Umur Kehamilan > 28 minggu s/d 36
minggu: 2 Minggu
- Umur Kehamilan > 36 Minggu: 1 minggu
9. Petugas melakukan kolaborasi dengan
lintas program (Pelayanan Gizi, Pelayanan
Gigi, Pengobatan Umum) minimal 1x
selama hamil.
10. Petugas memberikan roboransia (tablet
besi dan vitamin) minimal 90 tablet selama
kehamilan dan kalsium yang mulai
diberikan sejak kehamilan trimester ke 2.
11. Petugas memberikan rujukan eksternal ke
rumah sakit/dr. Spesialis obsgyn jika
ditemukan resiko tinggi/komplikasi
kehamilan dan kegawat daruratan
maternal.
12. Petugas membereskan perlengkapan pada
pemeriksaan ANC
13. Melakukan dokumentasi/pencatatan
pelaporan
2 Kunjungan 1. Petugas mempersiapkan ruang periksa. Ibu nifas Setiap Bok
nifas dan 2. Petugas melakukan pemeriksaan umum: dan bayi persalinan
neonatal Pemeriksaan inspeksi, Anamnese,
Memeriksa keadaan umum dan mengukur
vital sign
3. Petugas melakukan pemeriksaan :
Mempersilahkan pasien berbaring diatas
tempat tidur, Mengatur posisi pasien
untuk pemeriksaan, Memeriksa payudara
atau pengeluaran ASI, Memeriksa fundus
uteri, Memeriksa luka perineum jika ada
luka perineum/jahitan perineum dan
melihat pengeluaran lokia.
4. Petugas melakukan pemeriksaan
penunjang jika perlu : Memeriksa Hb jika
ada riwayat Anemia semasa kehamilan
atau perdarahan berat saat persalinan.
5. Petugas membuat diagnosa kebidanan.
6. Petugas memberikan konseling
mengenai perawatan nifas, gizi,
perawatan payudara, personal hygiene,
ASI eksklusif dan KB.
7. Petugas memberikan konseling jika
ditemukan keadaan resiko tinggi atau
komplikasi nifas.
8. Petugas memberikan rujukan ke rumah
sakit atau dokter spesialis obsgyn jika
ditemukan resiko tinggi atau komplikasi
nifas ( Perdarahan Berat pervaginam,
Kesakitan/Nyeri perut/pelvis, pusing yang
berlebihan, suhu >38C, Lochea berbau,
kesulitan atau nyeri saat BAK, tanda
Mastitis, sub involusi).
9. Petugas memberikan obat antara lain:
tablet besi, vitamin A nifas apabila belum
mendapatkan selama nifas.
10. Petugas membereskan perlengkapan pada
pemeriksaan PNC. Mencatat informasi
kedalam kartu nifas/ status
B. Langkah-langkah
1. Petugas melakukan cuci tangan
dengan sabun dan air bersih yang
mengalir, kemudian keringkan hingga
betul-betul kering dengan handuk
bersih setiap kali sebelum dan
sesudah melakukan kontak dengan
pasien. Gunakan sarung tangan bersih
kapanpun menangani benda yang
terkontaminasi oleh darah atau cairan
2. Petugas memeriksa keadaan umum
dan vital sign.
3. Jangan melakukan periksa dalam
(perdarahan diatas 22 minggu
biasanya karena plasenta previa,
periksa dalam akan memperburuk
perdarahan).
4. Petugas memberikan konseling
tentang tanda bahaya perdarahan
kepada ibu, suami/keluarganya.
5. Petugas melakukan rujukkan ibu yang
mengalami perdarahan ke RS/RB/dr
SpOG terdekat
6. Tindakan sebelum merujuk jika ada
tanda gejala syok atau ibu mengalami
perdarahan hebat :
a. Posisikan ibu dengan nyaman
b. Berikan oksigenasi nasal 5
liter/menit.
c. Berikan cairan IV RL atau NaCL
0,9 % menggunakan abocath no
16 atau 18. Infus diberikan
dengan tetesan cepat sesuai
kondisi ibu hingga denyut nadi ibu
membaik.
d. Pasang catheter.
e. Dampingi ibu ke tempat rujukan.
Periksa dan catat dengan
seksama tanda-tanda vital
(pernafasan, nadi dan tekanan
darah) setiap 15 menit sampai tiba
di RS / tempat rujukan.
f. Selimuti ibu dan jaga agar tetap
hangat selama perjalanan ke
tempat rujukan, jangan membuat
ibu kepanasan.
7. Perkirakan seakurat mungkin jumlah
kehilangan darah.
8. Mendampingi ibu hamil yang dirujuk ke
RS dan minta keluarga
mempersiapakan calon pendonor
darah.
Membuat catatan atau dokumentasi
dengan lengkap
1 PENGUK 1. Petugas Tetapkan posisi bahu
2. URAN lengan kiri atau yang tidak aktif.
LILA 2. PetugasmenyuruhmenekukSiku 90
derajat.
3. Petugas Letakkan pita antara bahu
dan siku tangan kiri atau yang tidak
aktif.
4. Petugas Tentukan titik tengahnya.
5. Petugas Lingkarkan pita lila pada
lengan kiri atau yang tidak aktif,
pada bagian tengah.
6. Petugas melingkarkan pita lila
Jangan terlalu ketat dan jangan
terlalu kendor.
7. Petugas Baca skala dengan benar,
bila hasil <23,5cm berarti ibu
hamil/WUS mengalami KEK
(Kurang Energi Kronis).
Apabila ditemukan hasil < 23,5cm pada
ibu hamil maka perlu dilakukan
pengukuran ulang minimal satu kali pada
tiap trimester kehamilan
B.Langkah-langkah
1. Petugas mempersiapkan ruang
periksa
2. Untuk Bayi atau Batita dibedong
atau dipegangi keluarga
3. Petugas memakai sarung tangan
4. Petugas membersihkan daun telinga
dengan kapas alkohol
5. Petugas menusuk daun telinga
bagian tengah dengan needle no 18
6. Petugas memasukkan anting pada
ujung needle dan menarik keluar
needle dari daun telinga,
mengkaitkan anting sampai
terpasang dengan baik
7. Petugas menekan luka dengan kassa
betadine sampai perdarahan berhenti
8. Petugas memberikan penyuluhan
kepada klien atau keluarga tentang
kebersihan seputar daun telinga yang
ditindik
9. Petugas merapikan peralatan
10. Petugas melakukan dokumentasi
1 KB PIL 1. Petugas mempersiapkan alat Pus APBD
5 a. K1 KB dan K4 KB
b. Inform consent
c. Timbangan
d. Tensi
e. Obat KB Pil
2. Petugas Melakukan KIE kepada
calon akseptor seputar
penggunaan KB Pil.
3. Petugas Memastikan calon
akseptor tidak hamil.
4. Petugas Mengisi lembar
persetujuan tindakan.
5. Petugas Mengukur tekanan darah
dan berat badan.
6. Petugas memberikan Pil KB dan
informasikan cara meminumnya.
7. Petugas Informasikan kapan
akseptor harus berkunjung
kembali.
8. Petugas melakukan Dokumentasi
5. Langkah 1
a. Klien diberitahu akan dilakukan
pemasangan IUD.
b. Handscoen dipakai
c. Duk lubang dipasang
d. Speculum dipasang ditampilkan
portio. Melihat keadaan portio
(tumor, erosi, kelainan bentuk,
bekas rupture)
e. bersihkan portio dengan kassa
steril
f. Jika tak tampak adanya kelainan
speculum dilepas
g. Lakukan pemeriksaan dalam
untuk menentukan keadaan rahim
: antefleksi atau retrofleksi
h. Handscoen dilepas
i. Jika langkah ke-1 baik, tidak ada
kelainan yang ditemukan
lanjutkan dengan langkah ke-2
Langkah II
Pakai handscoen yang baru
j. Pasang speculum tampakan
portio
k. Pasang sonde uterus untuk
mengukur panjang uterus
l. Siapkan IUD.Buka sebagian
kemasan masukkan leher IUD ke
dalam inserter, ukur panjang
inserter (batas biru) sesuai
dengan panjang uterus.
m. Masukkan IUD ke uterus tanpa
menyentuh ujung IUD dengan
tangan
n. Tarik inserter 2 cm dengan cara
withdrawal
o. Potong benang IUD dengan
gunting
p. Lepas inserter dan sisa potongan
benang
q. Lepas tenakulum
r. Medikasi bethadine pada bekas
tenakulum dan portio
s. Lepas speculum
t. Lepas handshcoen
u. Pasien diberitahu pemasangan
sudah selesai
v. Alat dibereskan-Decontaminasi
w. Melakukan dokumentasi
x. Cuci tangan
6. Bimbingan dan penyuluhan pada
pasien post insersi IUD
a. Menjaga kebersihan vagina
b. Apabila benang IUD terasa keluar
vagina, cuci tangan bersih (pakai
sabun), kemudian benang
dimasukkan sendiri ke dalam
vagina.
c. Tidak boleh dipakai sanggama
dulu selama 1 minggu.
d. Waktu Kontrol 1 minggu, 1 bulan, 3
bulan, 6 bulan, selanjutnya setiap 1
tahun sekali, setelah pemasangan
atau jika ada keluhan.
e. Ibu tidak usah merasa takut bila
terjadi perdarahan pervagina
setelah pemasangan IUD.
2 RUJUKA Petugas Merujuk semua yang memerlukan WUS
3. N KB rujukan ke unit pelayanan terkait (Poli Umum,
INTERNA Laboratorium, Konsultasi Gizi, konsultasi
psikolog).
A. Pasien dilakukan rujukan internal ke Poli
umum dengan kriteria:
1. Hipertensi
2. TB Paru
3. Erosi berat / perdarahan sentuh
(Contact Bleeding)
4. Dan selain kasus di atas
B. Pasien di lakukan rujukan internal ke
Laboratorium dengan kriteria:
1. Amenorhoe
2. Hipermenorhoe
3. Perdarahan sedang tapi lama
4. Dan selain kasus di atas
C. Pasien dilakukan rujukan internal ke
Konsultasi Gizi dengan kriteria:
1. Kenaikan berat badan yang mencolok/
terus menerus
2. Penurunan berat badan yang mencolok/
terus menerus
D. Konsultasi Psikolog dengan kriteria:
1. Cemas dengan alkon yang digunakan
Ada keluhan ketidaknyamanan dari pasangan
setelah memakai alkon
2 RUJUKAN Petugas Melakukan rujukan eksternal WUS
4. KB adalah semua pasien yang berkaitan
EKSTERN dengan KB dan Kespro yang tidak bisa di
A tangani di Puskesmas antara lain:
1. Erosi berat dan perdarahan sentuh
2. Akseptor KB IUD dengan merasa
sakit dan panas di daerah panggul
3. Ada massa atau tumor
4. IUD sulit di lepas atau benang sudah
rapuh
5. IUD di lepas dengan sayap IUD
tertinggal di rahim
6. Pasien ingin anak
7. Infeksi menular seksual dengan
kontrasepsi
8.Infeksi lain yang berkaitan dengan
alat reproduksi
9. Dan kasus kasus selain di atas