Anda di halaman 1dari 18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Tapak Kecamatan Panekan

Kabupaten Magetan tahun ajaran 2012/ 2013. Peneliti memilih sekolah

tersebut dengan alasan:

a. Banyaknya siswa kelas I yang belum menguasai kemampuan membaca

permulaan sehingga peneliti melakukan penelitian dengan menerapkan

media audio visual berbasis Swishmax untuk membelajarkan membaca

permulaan pada siswa kelas I.

b. SDN Tapak Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan memenuhi

kriteria yang ditentukan yaitu bersifat responsif, terbuka dan senang

terhadap inovasi.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester dua tahun ajaran 2012/

2013 mulai bulan Februari sampai bulan Juni 2013.


Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Bulan/ tahun 2013


No Kegiatan
Februari Maret April Mei Juni
1 Mengajukan judul
penelitian
2 Mengajukan bab I dan
draf bab II
3 Mengajukan bab II

4 Mengajukan bab III

5 Mengurus surat izin ke


lembaga dan menyusun
instrumen penelitian
6 Melaksanakan
penelitian dan
mengumpulkan,
mengolah serta
menganalisis hasil
penelitian
7 Mengajukan bab IV, V
dan melengkapi laporan
penelitian

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan semua proses yang diperlukan dalam

perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media audio

visual berbasis swishmax terhadap kemampuan membaca permulaan siswa kelas

I SDN Tapak Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan tahun ajaran 2012/ 2013.

1. Metode penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Penelitian

eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan untuk mencoba ada


tidaknya hubungan sebab akibat. Hubungan ini dapat diketahui dengan cara

membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi

perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding yang tidak diberi

perlakuan.

Penelitian eksperimen dibagi menjadi dua, yaitu eksperimen betul

(true experiment) dan eksperimen tidak betul-betul (quasi experiment). Ciri

utama true experiment adalah bahwa sampel yang digunakan untuk

eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari

populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Sedangkan menurut Sugiyono, 2010 : 114 ciri utama dari

quasi experiment adalah adanya kelompok kontrol yang tidak dapat

berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang

mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

Pada dasarnya strategi dan langkah-langkah penelitian eksperimen

sama dengan penelitian pada umumnya. Menurut Suharsimi Arikunto

(2010 : 209) langkah-langkah penelitian ekperimen adalah sebagai berikut:

a) Calon peneliti mengadakan studi literatur untuk menemukan

permasalahan.

b) Mengadakan identifikasi dan merumuskan permasalahan.

c) Merumuskan batasan istilah, pembatasan variabel, hipotesis dan

dukungan teori.

d) Menyusun rencana eksperimen.

e) Melaksanakan eksperimen.
f) Memilih data.

g) Menghitung hasil eksperimen.

2. Variabel

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel independent

dan variabel dependent.

a) Variabel independent

Variabel ini disebut juga sebagai variabel bebas. Variabel bebas

adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab timbulnya

variabel terikat (dependent). Variabel independent dalam penelitian ini

adalah media audio visual berbasis swishmax.

b) Variabel dependent

Variabel dependent disebut juga variabel terikat atau variabel

tergantung. Variabel dependent atau variabel tergantung adalah variabel

yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Burhan Bungin, 2009 : 62).

Variabel dependent dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca

permulaan siswa kelas I SDN Tapak Kecamatan Panekan Kabupaten

Magetan tahun ajaran 2012/ 2013.

3. Rancangan penelitian

Penelitian ini menggunakan metode post test only group design

karena penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua kelas, yaitu kelas

eksperimen dan kelas kontrol yang masing-masing dipilih secara random.

Teknik random yang digunakan dalam menentukan kelas eksperimen dan

kelas kontrol dalam penelitian ini adalah melalui undian. Peneliti


menuliskan nama masing-masing kelas pada sebuah kertas kemudian kertas

tersebut digulung dan diambil secara acak. Nama kelas yang muncul pada

pengambilan pertama dijadikan sebagai kelas eksperimen, sedangkan nama

kelas yang belum terambil dijadikan sebagai kelas kontrol. Kelas

eksperimen adalah kelas yang diberi perlakuan yaitu berupa penerapan

media audio visual berbasis swishmax, sedangkan kelas kontrol merupakan

kelas yang tidak diberi perlakuan.

SDN Tapak yang akan dijadikan tempat penelitian ini memiliki kelas

paralel yaitu kelas I A dan kelas I B. Kelas I A dijadikan sebagai kelas

kontrol, sedangkan kelas I B dijadikan sebagai kelas eksperimen. Setelah

dikenai perlakuan, kedua kelompok tersebut diberikan post test dengan tes

yang sama. Setelah itu peneliti akan menganalisis data berdasarkan hasil

post test dari kedua kelompok tersebut.

Adapun desain dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2. Desain Penelitian

Kelas Perlakuan Post test


Eksperimen X 1
Kontrol - 2

Keterangan :

Pengaruh adanya perlakuan adalah (1 : 2 ).

X = perlakuan, yaitu berupa penerapan media audio visual berbasis

swishmax

1 = hasil post test kelas eksperimen

2 = hasil post test kelas kontrol


C. Populasi, Sampel, Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2010: 117). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas 1 yaitu I A dan I B SDN Tapak Kecamatan Panekan Kabupaten

Magetan tahun ajaran 2012/ 2013 yang berjumlah 30 anak.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh sebuah populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa kelas I SDN Tapak Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan tahun

ajaran 2012/ 2013 yang terdiri dari kelas I A yang berjumlah 15 siswa dan

kelas I B yang berjumlah 15 siswa.

3. Teknik pengambilan sampel

Dalam menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian,

terdapat berbagai teknik sampling yang dapat digunakan. Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling jenuh

yaitu semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data tentang kemampuan membaca permulaan siswa diperoleh dari tes

unjuk kerja (performance test). Stigins (dalam Zaenal Arifin, 2009 : 149)

menyatakan bahwa unjuk kerja atau disebut juga tes tindakan merupakan suatu
bentuk tes yang peserta didiknya diminta untuk melakukan kegiatan khusus di

bawah pengawasan penguji yang akan mengobservasi penampilannya. Tes unjuk

kerja bermanfaat untuk memperbaiki kemampuan peserta didik sebab secara

objektif kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik dapat diamati

dan diukur sehingga dapat dijadikan dasar untuk melakukan tindakan

selanjutnya.

Tes unjuk kerja dalam penelitian ini berupa tes membaca nyaring yang

akan dinilai dengan menggunakan checklist. Siswa satu per satu maju ke depan

kelas untuk membaca nyaring teks bacaan yang sudah disediakan oleh guru.

Selama siswa tersebut membaca, guru melakukan penilaian terhadap

kemampuan siswa dalam membaca dengan menggunakan checklist yang telah

disusun oleh guru.

E. Instrumen Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian memerlukan suatu alat untuk mengambil

data yang dinamakan dengan instrumen penelitian. Maka dari itu peranan

instrumen sangatlah penting yaitu agar kita dapat memperoleh informasi yang

valid. Instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Soal tes kemampuan membaca permulaan

Dalam penelitian ini soal tes yang digunakan adalah berupa teks

bacaan. Siswa satu per satu membaca teks bacaan yang disediakan oleh guru

kemudian guru menilai secara langsung kemampuan membaca permulaan

siswa. Adapun kisi-kisi soal tes kemampuan membaca permulaan adalah

sebagai berikut:
Tabel 3.3 Soal Tes Kemampuan Membaca Permulaan

Teks Bacaan I

Tema Kompetensi
Indikator Hasil Deskripsi
Dasar
Kesehatan 7.1 Membaca : Siswa mampu membaca Disajikan teks bacaan
Membaca lancar lancar beberapa kalimat dengan tema kesehatan yang
beberapa kalimat sederhana dengan lafal berhubungan dengan cuaca,
sederhana yang dan intonasi yang tepat. musim dan perilaku
terdiri atas 3 5 menjaga kebersihan
kata dengan lingkungan rumah. Teks
intonasi yang bacaan terdiri dari 92 kata.
tepat. Kata-kata yang digunakan
merupakan kata-kata sehari-
5.2 Mengenal hari yang sering siswa
keadaan cuaca di dengar sehingga siswa
sekitar kita. mampu membaca lancar
teks bacaan yang disediakan
2.3 dengan memperhatikan
Menjelaskan tanda baca, lafal dan
lingkungan intonasi.
rumah sehat
dan perilaku
dalam menjaga
kebersihan
rumah

Teks Bacaan 2

Tema Kompetensi Dasar Indikator Hasil Deskripsi


Kesehatan 7.1 Membaca : Siswa mampu membaca Disajikan teks bacaan
Membaca lancar lancar beberapa kalimat dengan tema kesehatan yang
beberapa kalimat sederhana dengan lafal berhubungan dengan
sederhana yang dan intonasi yang tepat. musim, keuntungan dan
terdiri atas 3 5 kerugian musim hujan dan
kata dengan kemarau serta pentingnya
intonasi yang tepat. perilaku menjaga kebersihan
lingkungan rumah. Teks
5.2 Mengenal bacaan terdiri dari 67 kata.
keadaan cuaca di Kata-kata yang digunakan
sekitar kita. merupakan kata-kata
sederhana sehingga siswa
2.3 Menjelaskan mampu membaca lancar
lingkungan teks bacaan yang disediakan
rumah sehat dan dengan memperhatikan
perilaku dalam tanda baca, lafal dan
menjaga intonasi.
kebersihan
rumah

Teks Bacaan 3

Tema Kompetensi Dasar Indikator Hasil Deskripsi


Kesehatan 7.1 Membaca : Siswa mampu membaca Disajikan teks bacaan
Membaca lancar lancar beberapa kalimat dengan tema kesehatan yang
beberapa kalimat sederhana dengan lafal berhubungan dengan cuaca,
sederhana yang dan intonasi yang tepat. musim, rumah sehat, alat-
terdiri atas 3 5 alat kebersihan dan perilaku
kata dengan dalam menjaga kebersihan
intonasi yang tepat. lingkungan. Teks bacaan
terdiri dari 132 kata. Diksi
5.2 Mengenal yang digunakan dalam teks
keadaan cuaca di ada yang sedikit sukar
sekitar kita. misalnya kata ventilasi,
tetapi sebagian besar kata-
2.3 Menjelaskan kata yang digunakan
lingkungan merupakan kata-kata sehari-
rumah sehat dan hari yang sering siswa
perilaku dalam dengar sehingga siswa
menjaga mampu membaca lancar
kebersihan teks bacaan yang disediakan
rumah dengan memperhatikan
tanda baca, lafal dan
intonasi.

2. Cheklist kemampuan membaca permulaan

Instrumen dalam penelitian ini berupa tes unjuk kerja yang dinilai

dengan menggunakan checklist. Checklist merupakan suatu daftar yang

berisi subjek dan aspek-aspek yang akan diamati (Zaenal Arifin, 2009 :

164). Checklist digunakan untuk mengatasi masalah tingkah laku


kemahirwacanan atau proyek individu atau kelompok (Farida Rahim, 2007:

144). Adapun format checklist kemampuan membaca permulaan siswa

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Format checklist kemampuan membaca permulaan

Aspek yang Dinilai


Nama
No. Lafal Intonasi Kelancaran Kejelasan Skor
Siswa
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Keterangan :

Standar penilaian atau skor yang digunakan skala 1-5 untuk setiap aspek

yang diniliai. Adapun indikator penilaian untuk mengukur hasil tes unjuk kerja

siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5 Indikator Penilaian Kemampuan Membaca Permulaan

Indikator Deskriptor
Lafal Skor 5 jika siswa mampu melafalkan setiap kata dengan
tepat tanpa ada kesalahan.
Skor 4 jika siswa mampu melafalkan setiap kata dengan
tepat namun masih sedikit mengeja.
Skor 3 jika siswa mampu melafalkan setiap kata namun
masih banyak mengeja dan terdapat sedikit
kesalahan pelafalan .
Skor 2 jika siswa banyak melakukan kesalahan dalam
melafalkan kata-kata yang terdapat dalam teks
bacaan.
Skor 1 jika siswa belum bisa melafalkan kata dengan
tepat.
Intonasi Skor 5 jika siswa mampu membaca teks bacaan dengan
intonasi yang tepat dan memperhatikan tanda baca
yang ada.
Skor 4 jika jika siswa mampu membaca teks bacaan
dengan intonasi yang tepat namun sesekali masih
sedikit menghiraukan tanda baca yang ada.
Skor 3 jika siswa membaca teks bacaan dengan intonasi
yang cukup tepat.
Skor 2 jika siswa membaca teks bacaan dengan intonasi
yang kurang tepat.
Skor 1 jika siswa tidak bisa membaca teks bacaan dengan
intonasi yang tepat dan menghiraukan tanda baca.
Kelancaran Skor 5 jika siswa membaca teks dengan lancar tanpa
mengeja.
Skor 4 jika siswa membaca teks dengan lancar namun
sesekali masih mengeja.
Skor 3 jika siswa membaca teks bacaan dengan lancar
namun dengan mengeja.
Skor 2 jika siswa kurang lancar dan masih mengeja dalam
membaca teks bacaan.
Skor 1 jika siswa masih mengeja, tidak lancar (terbata-
bata) dan lamban dalam membaca teks bacaan.
Kejelasan Skor 5 jika siswa mampu membaca teks bacaan dengan
jelas dan suara yang lantang.
Skor 4 jika siswa mampu membaca teks bacaan dengan
jelas namun suara kurang lantang.
Skor 3 jika siswa mampu membaca teks bacaan dengan
cukup jelas.
Skor 2 jika siswa mampu membaca teks bacaan dengan
suara yang lirih dan ragu-ragu.
Skor 1 jika siswa tidak dapat membaca teks bacaan dengan
jelas dan masih terbata-bata

jumlah skor
Nilai Akhir = x 100

(Burhan Nurgiyantoro, 2010 : 392).


Kriteria kemampuan membaca permulaan siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 6 Penilaian Hasil Belajar Membaca Permulaan

Predikat Nilai
Sangat baik 80 100
Baik 60 74
Cukup 55 59
Kurang 45 50
Kurang sekali < 40

Untuk mengetahui tes yang dilaksanakan tersebut baik atau tidak maka

tes sebelumnya telah melalui uji instrumen berupa uji validitas dan reliabilitas.

1. Validitas

Sebuah alat ukur atau tes dikatakan valid apabila alat ukur tersebut

dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur. Dengan kata lain

validitas berkaitan dengan ketepatan alat ukur (Eko Putro Widoyoko, 2009 :

98). Untuk menguji validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

digunakan rumus korelasi product moment yaitu sebagai berikut:

N ( xy) x y
rxy
N x 2

x N y 2 y
2 2

Keterangan:

X = skor yang diperoleh subjek dari seluruh item

Y = skor total yang diperoleh dari seluruh item

X = Jumlah skor dalam distribusi X

Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

X = jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

Y = jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y


N = banyaknya responden.

(Juliansyah Noor, 2011: 169)

2. Reliabilitas

Kata reliabilitas berasal dari bahasa Inggris yaitu reliability, berasal

dari kata asal reliable yang artinya dapat dipercaya. Suatu tes atau alat ukur

dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi apabila memberikan hasil yang

yang tetap jika di teskan berkali-kali. Dengan kata lain, sebuah tes dikatakan

reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan (Suharsimi

Arikunto, 2007 : 60).

Untuk mengetahui reliabilitas instrumen dalam penelitian ini maka

digunakan rumus Alpha, karena instrumen yang digunakan merupakan

instrumen non diskrit dimana dalam sistem skoringnya bukan 1 dan 0 tetapi

bersifat gradual, yaitu penjenjangan skor, mulai dari skor tertinggi sampai

skor terendah (Eko Putro Widoyoko, 2011 : 151). Interval skor ini dapat

dimulai 1 sampai 4, 1 sampai 5 dan sebagainya. Rumus Alpha yang

digunakan adalah sebagai berikut:

(2 )
11 = [ ] [1 ]
1 2

variansi total didapat dari rumus:

X

2

X 2

N
t 2

N
Keterangan :

11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal

2 = jumlah varians butir

2 = varians total

X = skor total

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah

dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.

1. Uji prasyarat

Uji prasyarat analisis diperlukan untuk mengetahui analisis data

untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak. Analisis varian

mempersyaratkan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi

normal dan kelompok yang dibandingkan homogen. Sehingga analisis

varian mempersyaratkan uji normalitas dan uji homogenitas data.

a. Uji normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengecek

apakah data penelitian kita berasal dari populasi yang sebarannya

normal atau tidak normal. Pada penelitian ini uji normalitas dihitung

mengunakan metode Liliefors karena datanya tidak dalam distribusi

frekuensi data bergolong. Taraf signifikansi yang digunakan adalah

0,05 dan daerah kritik DK = {L I L > 0,05; }. Langkah-langkah uji

normalitas adalah sebagai berikut:


1) Hipotesis

0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

1 : sampel tidak berasal dari popuasi yang berdistribusi normal.

2) Taraf signifikansi = 0,05.

3) Statistik uji yang digunakan

L = maks | ( ) S ( ) |

Dengan Z =

( ) = (( )(0,01))

( ) = proporsi cacah terhadap seluruh

4) Komputasi

( 2 ) ( )2
s= (1)

5) Daerah kritik

DK = { > 0,05; }

6) Keputusan uji

0 diterima jika > L

ditolak jika < L

7) Kesimpulan

0 diterima berarti sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal

0 ditolak berarti sampel tidak berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.
b. Uji homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu

sampel berasal dari suatu populasi yang homogen atau tidak. Karena

harga varian antar kelompok tidak diketahui, maka uji homogenitas

pada penelitian ini adalah dengan uji F untuk 2 populasi atau sampel

dan uji Bartlett untuk 3 populasi atau sampel. Langkah-langkah uji

homogenitas dengan uji F adalah sebagai berikut:

1) Hipotesis

: 12 = 22 (sampel berasal dari populasi homogen).

1 : 1 2
2 2
(sampel berasal dari populasi yang tidak

homogen).

2) Statistik uji yang digunakan


F=

3) Daerah kritik
1
DK = {F | 2 < F > }
2

4) Keputusan uji

diterima jika < .

ditolak jika > .

5) Kesimpulan

diterima berarti sampel berasal dari populasi yang homogen.

ditolak jika sampel berasal dari populasi yang tidak homogen.


2. Uji hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji t

atau t-tes. Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media

audio visual berbasis swishmax terhadap kemampuan membaca permulaan

siswa. Adapun langkah-langkah uji t- tes adalah sebagai berikut:

a. H o = tidak ada pengaruh penggunaan media audio visual berbasis

swishmax terhadap kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SDN

Tapak Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan tahun ajaran

2012/2013.

H a = ada pengaruh penggunaan media audio visual berbasis swishmax

terhadap kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SDN Tapak

Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan tahun ajaran 2012/2013.

b. = 0,05

c. statistik uji yang digunakan:

(1 2 )
t= 1 1
+
1 2

d. Komputasi

(1 1)1 2 +(2 1)2 2


=
1 + 2 2

e. Daerah kritik

0,025;28 ; DK = { > , 1 + 2 2}
f. Keputusan Uji

diterima jika ( ; dk),

diterima jika > ( ; dk).

g. Kesimpulan.

Anda mungkin juga menyukai