Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KASUS

ILEUS OBSTRUKTIF

DisusunOleh :

Vitrosa Yosepta Sera, S.Ked


FAB 116 022

Pembimbing :

dr. Sutopo, Sp.KFR


dr. Tagor Sibarani

Kepaniteraan Klinik
Rehabilitasi Medik dan Emergency Medicine
Fakultas Kedokteran UPR - RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya
2017

1
BAB I
PENDAHULUAN

Ileus Obstruktif disebut juga ileus mekanis merupakan suatu hambatan pasase usus yang
yang dapat disebabkan oleh obstruksi lumen usus atau oleh gangguan peristaltic usus. Obstruksi
usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna tinggi artinya disertai dengan pengeluaran banyak
aliran cairan dan elektrolit baik didalam lumen usus bagian oral dari obstruksi maupun oleh
muntah.1
Berdasarkan hasil penelitian pada tahun 2001 hingga 2002 yang dilakukan oleh
Markogiannakis, dkk, ditemukan 60% pasien yang dirawat di Rumah Sakit Hippokratian, Athens
mengalami ileus obstruktif dengan rata-rata pasien berumur antara sekitar 16 sampai 58 tahun
dengan rasio perbandingan perempuan lebih banyak daripada laki-laki (rasio perbandingan 3:2).
Menurut penelitian Nofie Windiarto (2008) di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang
diantaranya 20 penderita ileus 11 orang (55%) perempuan dan 9 orang (45%) laki-laki dengan
kelompok umur 17-15 tahun sebanyak 10 orang (50%), 26-34 tahun sebanyak 6 orang (30%),
dan 35-45 tahun sebanyak 4 orang (20%). 2
Terapi ileus obstruksi biasanya melibatkan intervensi bedah. Tujuan utama
penatalaksanaan adalah dekompresi bagian yang mengalami obstruksi untuk mencegah perforasi.
Operasi dilakukan adalah laparotomy, dilakukan secepat mungkin setelah penegakan diagnosa
berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang terutama radiologi
dengan foto polos abdomen 3 posisi. Tindakan operasi juga untuk menghindari komplikasi dari
ileus ini yaitu nekrosis atau ganggren serta peritonitis. 3

2
BAB II
LAPORAN KASUS

2.1 PRIMARY SURVEY


Nn. F, 17 tahun
Vital Sign:
Tekanan Darah : 100/60 mmHg
Nadi : 78 x/menit, regular, kuat angkat
Respirasi : 26x/menit, regular, pernapasan torakoabdominal
Suhu : 36,9o C
Airway : bebas, tidak ada sumbatan jalan nafas
Breathing : spontan, 22 x/menit, pernapasan torakoabdominal
Circulation : nadi 78 x/menit, regular, kuat angkat. CRT <2 detik
Disability : GCS 15 (E4M6V5)
Evaluasi masalah : Kasus ini merupakan kasus yang termasuk dalam priority sign
karena pasien berdasarkan trias emergency, pasien tidak masuk dalam trias tersebut.
Pasien kemudian ditempatkan di ruang bedah dan diberi label warna kuning.
Tatalaksana awal : Tata laksana awal pada pasien ini adalah memposisikan pasien di
tempat aman, memberi O2 3 lpm dan memasang IV line dengan cairan fisiologis.

2.2 IDENTITAS PASIEN


Nama : Nn. F
Usia : 17 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jln. Kutilang Kuala Kurun
MRS : 02 November 2017
Tanggal pemeriksaan : 02 November 2017

3
2.3 ANAMNESIS
Dilakukan Autoanamnesis kepada pasien di ruang IGD RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya.
Keluhan Utama : Nyeri perut
Riwayat Penyakit Sekarang :
Os datang ke RSUD dr. Doris Sylvanus dengan keluhan nyeri perut, diseluruh lapang
perut sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit. Perut terasa membesar dan keras. Os
belum BAB sejak 6 hari SMRS. Os juga mengeluh tidak bisa kentut sejak 6 hari SMRS.
Mual (+), muntah (+) sejak 5 hari SMRS, 4-5 kali setiap harinya, isi makanan dan air,
lendir (-), darah (-). Nafsu makan menurun (+) sejak 7 hari SMRS. Demam (-), nyeri
berkemih (-), sakit kepala (-), pusing (-).
Os merupakan rujukan dari RSUD Kuala Kurun. Di Kuala Kurun, Os dirawat selama 4
hari kemudian dirujuk ke RSUD Doris Sylvanus.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Os tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai sakit serupa

2.4 PEMERIKSAAN FISIK


A. Keadaan Umum
a. Kesan sakit : Tampak sakit sedang
b. Kesadaran : GCS 15 (E4M6V5)
B. Vital sign
Tekanan Darah: 100/60 mmHg
Nadi : 78 x/menit, regular, kuat angkat
Respirasi : 26x/menit, regular, pernapasan torakoabdominal
Suhu : 36,9o C
C. Kepala : Normocephal
D. Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), mata cekung (-)
E. Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), sekret (-), darah (-)
F. Leher : Kaku kuduk (-), KGB dan tiroid tidak teraba membesar

4
G. Thorax
a. Cor :
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba ICS V linea midclavicula sinistra
Auskultasi: SI-SII tunggal reguler, Murmur (-), Gallop (-).
b. Pulmo :
Inspeksi : Simetris (+/+), Massa (-), Retraksi (-/-)
Palpasi : Massa (-), Krepitasi (-)
Perkusi : Sonor (+/+) dikedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler +/+, Rhonki Basah (-/-), Wheezing (-/-)
H. Abdomen
Inspeksi : Cembung
Auskultasi : Bising Usus (+) menurun
Perkusi : hipertimpani
Palpasi : distensi (+), nyeri tekan (-), hepar dan lien sulit teraba.
I. Ekstermitas : Akral hangat, CRT <2 detik.

2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan Laboratorium
Parameter Hasil Nilai rujukan Interpretasi
Hemoglobin 11,6 g/dl 11-16 g/dl Normal
Leukosit 14.510 /uL 4000-10.000/uL Meningkat
Trombosit 274.000/uL 150000- Normal
450000/uL
Hematokrit 34,5% 37-54% Normal
GDS 105 mg/dl < 200 mg/dl Normal
Creatinin 0,77 mg/dl 0,17-1,5 mg/dl Normal

5
Pemeriksaan Radiologi

2.6 DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis : Nyeri abdomen
Diagnosis Anatomi : Ileus Obstruktif
Diagnosis Etiologi : Adhesi (perlengketan usus)
Diagnosis Kerja : Nyeri abdomen ec. Ileus Obstruktif Letak Tinggi

6
2.7 PENATALAKSANAAN DI IGD
1. Posisikan pasien berbaring terlentang
2. O2 3 lpm
3. IVFD RL loading dose 1000 cc dilanjutkan RL 30 tpm
4. Pasang NGT dan DC
5. Inj. Ceftriaxone 1 gr/IV skin test
6. Inj. Ranitidine 1 A/IV
7. Puasakan pasien untuk persiapan laparotomy
8. Observasi keadaan umum, kesadaran dan tanda vital.

2.8 PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam

7
BAB III
PEMBAHASAN

Ileus Obstruktif disebut juga ileus mekanis merupakan suatu hambatan pasase usus yang
yang dapat disebabkan oleh obstruksi lumen usus atau oleh gangguan peristaltic usus. Obstruksi
usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna tinggi artinya disertai dengan pengeluaran banyak
aliran cairan dan elektrolit baik didalam lumen usus bagian oral dari obstruksi maupun oleh
muntah.1
ETIOLOGI ILEUS:
1. Perlengketan atau adhesi merupakan penyebab tersering ileus obstruktif, sekitar 50-70%
dari semua kasus. Adhesi bisa disebabkan oleh riwayat operasi intraabdominal
sebelumnya atau proses inflamasi intraabdominal. Obstruksi yang disebabkan oleh adhesi
berkembang sekitar 5% dari pasien yang mengalami operasi abdomen dalam hidupnya.
Perlengketan kongenital juga dapat menimbulkan ileus obstruktif di dalam masa anak-
anak.1
2.Hernia inkarserata eksternal (inguinal, femoral, umbilikal, insisional, atau parastomal)
merupakan yang terbanyak kedua sebagai penyebab ileus obstruktif , dan merupakan
penyebab tersering pada pasien yang tidak mempunyai riwayat operasi abdomen. Hernia
interna (paraduodenal, kecacatan mesentericus, dan hernia foramen Winslow) juga bisa
menyebabkan hernia.1
3.Neoplasma. Tumor primer usus halus dapat menyebabkan obstruksi intralumen, sedangkan
tumor metastase atau tumor intraabdominal dapat menyebabkan obstruksi melalui
kompresi eksternal.2
4. Intususepsi usus halus menimbulkan obstruksi dan iskhemia terhadap bagian usus yang
mengalami intususepsi. Tumor, polip, atau pembesaran limphanodus mesentericus dapat
sebagai petunjuk awal adanya intususepsi. 1
5.Penyakit Crohn dapat menyebabkan obstruksi sekunder sampai inflamasi akut selama masa
infeksi atau karena striktur yang kronik.1

8
6.Volvulus sering disebabkan oleh adhesi atau kelainan kongenital, seperti malrotasi usus.
Volvulus lebih sering sebagai penyebab obstruksi usus besar. 1
7.Batu empedu yang masuk ke ileus. Inflamasi yang berat dari kantong empedu
menyebabkan fistul dari saluran empedu ke duodenum atau usus halus yang
menyebabkan batu empedu masuk ke traktus gastrointestinal. Batu empedu yang besar
dapat terjepit di usus halus, umumnya pada bagian ileum terminal atau katup ileocaecal
yang menyebabkan obstruksi.1
8.Striktur yang sekunder yang berhubungan dengan iskhemia, inflamasi, terapi radiasi, atau
trauma operasi.1
9.Penekanan eksternal oleh tumor, abses, hematoma, intususepsi, atau penumpukan cairan. 1
10. Benda asing, seperti bezoar.1
11. Divertikulum Meckel yang bisa menyebabkan volvulus, intususepsi, atau hernia Littre.1
12. Fibrosis kistik dapat menyebabkan obstruksi parsial kronik pada ileum distalis dan kolon
kanan sebagai akibat adanya benda seperti mekonium. 1
MANIFESTASI KLINIS ILEUS OBSTRUKTIF
Terdapat 4 tanda cardinal gejala ileus obstruktif :2
1. Nyeri abdomen
2. Muntah
3. Distensi perut
4. Kegagalan buang air besar (konstipasi) atau tidak ada flatus
Pada pasien di atas, keempat tanda kardinal ini ditemukan sehingga berdasarkan anamnesis,
diagnosis pasien mengarah ke ileus obstruktif.
KLASIFIKASI ILEUS OBSTRUKSI:
A. Berdasarkan lokasi obstruksi:2
1. Ileus obstruksi letak tinggi : obstruksi mengenai usus halus (dari gaster sampai
ileum terminal)
2. Ileus obstruksi letak rendah : obstruksi mengenai usus besar (dari ileum terminal
sampai rectum)
B. Berdasarkan stadiumnya:2
1. Obstruksi sebagian (partial obstruction) : obstruksi terjadi sebagian sehingga
makanan masih dapat diperistaltik, flatus dan defekasi (+)

9
2. Obstruksi sederhana (simple obstruction) : obstruksi atau sumbatan yang tidak
disertai terjepitnya pembuluh darah (tidak disertai gangguan aliran darah)
3. Obstruksi strangulasi (strangulated obstruction) : obstruksi disertai dengan
terjepitnya pembuluh darah sehingga terjadi iskemia yang akan berakhir dengan
nekrosis atau ganggren.

Perbedaan ileus obstruktif letak tinggi dan letak rendah: 2


Manifestasi klinis Ileus Obstruktif Letak Ileus Obstruktif Letak
Tinggi Rendah
Nyeri abdomen +++ +
Muntah +++ +
Muntah Feculen - ++
Distensi abdomen + +++
Dehidrasi Cepat Lambat
Pada pasien ini ditemukan nyeri abdomen dengan pain scale 7. Pasien juga muntah 4-5 kali
dalam sehari dan distensi abdomen. Berdasarkan data tersebut, kemungkinan diagnosis mengarah
ke ileus obstruktif letak tinggi.
Perbedaan ileus obstruktif simple dan strangulata:2
Manifestasi klinis Simple Strangulata
Nyeri abdomen Kolik Menetap
Muntah + +
Distensi abdomen + +
Obstipasi + +
Peristaltik + meningkat + menurun
Leukosit N/meningkat Meningkat
Pada pasien didapatkan nyeri abdomen sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit dimana nyeri
perut yang dirasakan pasien menetap dari hari pertama sampai pasien dirujuk ke RSUD Doris
Sylvanus. Pasien muntah (+), obstipasi (+), distensi abdomen (+), bising usus menurun dan
jumlah leukosit pasien meningkat. Sehingga berdasarkan manifestasi klinis yang ditemukan,
diagnosis pasien mengarah ke ileus obstruktif strangulata.

10
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak mempunyai ciri-ciri khusus. Pada urinalisa, berat jenis
bisa meningkat dan ketonuria yang menunjukkan adanya dehidrasi dan asidosis
metabolik. Leukosit normal atau sedikit meningkat, jika sudah tinggi kemungkinan sudah
terjadi peritonitis. Kimia darah sering adanya gangguan elektrolit. 1
2.Foto polos abdomen sangat bernilai dalam menegakkan diagnosa ileus obstruksi.Untuk
menegakkan diagnosa secara radiologis pada ileus obstruktif dilakukan foto abdomen 3
posisi. Foto polos pada posisi tegak dan mendatar. Posisi datar perlu untuk melihat
distribusi gas, sedangkan sikap tegak untuk melihat batas udara dan air serta letak
obstruksi. Secara normal lambung dan kolon terisi sejumlah kecil gas tetapi pada usus
halus biasanya tidak tampak. Gambaran radiologi dari ileus berupa distensi usus dengan
multiple air fluid level,distensi usus bagian proksimal, absen dari udara kolon pada
obstruksi usus halus. Obstruksi kolon biasanya terlihat sebagai distensi usus yang terbatas
dengan gambaran haustra, kadang-kadang gambaran massa dapat terlihat.1
Ileus obstruktif letak tinggi Ileus obstruktif letak rendah
Dilatasi di proximal sumbatan (sumbatan Dilatasi di proximal sumbatan (sumbatan
paling distal di ileocaecal junction) dan kolaps paling distal di ileocaecal junction) dan kolaps
usus di bagian distal sumbatan usus di bagian distal sumbatan
Coil spring appearance Gambaran penebalan usus besar yang distensi
tampak pada tepi abdomen
Hearing bone appearance Air fluid level yang panjang-panjang di kolon.
Step ladder sign (air fluid level yang pendek
dan banyak)
Berdasarkan pemeriksaan radiologi pada pasien, didapatkan gambaran coil spring appearance,
hearing bone appearance dan step ladder sign sehingga diagnosis mengarah ke ileus obstruktif
letak tinggi.

11
PENATALAKSANAAN
Tujuan utama penatalaksanaan adalah dekompresi bagian yang mengalami obstruksi untuk
mencegah perforasi. Tindakan operasi biasanya selalu diperlukan. Menghilangkan penyebab
ileus obstruksi adalah tujuan kedua. Kadang-kadang suatu penyumbatan sembuh dengan
sendirinya tanpa pengobatan, terutama jika disebabkan oleh perlengketan.3
1. Persiapan
Pipa lambung harus dipasang untuk mengurangi muntah, mencegah aspirasi dan
mengurangi distensi abdomen (dekompresi). Pasien dipuasakan, kemudian dilakukan
juga resusitasi cairan dan elektrolit untuk perbaikan keadaan umum. Setelah
keadaanoptimum tercapai barulah dilakukan laparatomi. 3
2. Operasi
Operasi dapat dilakukan bila sudah tercapai rehidrasi dan organ-organ vital dalam
keadaan stabil. Tetapi yang paling sering dilakukan adalah pembedahan sesegera
mungkin. Tindakan bedah dilakukan bila:3
Strangulasi
Obstruksi lengkap
Hernia inkarserata
Tidak ada perbaikan dengan pengobatan konservatif (dengan pemasangan NGT,
infus,oksigen dan kateter)
Pada pasien dilakukan penatalaksanaan dengan tatalaksana awal memposisikan pasien dengan
berbaring terlentang, diberikan oksigenasi 3 liter dan pemasangan IV line. Pasien kemudian
dikonsulkan ke bagian bedah, lalu dilakukan persiapan untuk operasi yaitu dengan pemasangan
NGT dan DC serta mempuasakan pasien untuk laparotomy. Pasien juga diberikan suntikan
antibiotik untuk menekan infeksi pasien. Pasien diobservasi keadaan umum, kesadaran dan tanda
vital dan masuk rawat inap di bagian bedah.

12
BAB IV
KESIMPULAN

Telah dilaporkan pasien Nn. F, 17 tahun, datang dengan keluhan nyeri abdomen, mual dan
muntah, distensi perut dan tidak bisa BAB dan flatus. Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang yaitu radiologi, diagnosis pasien mengarah ke nyeri abdomen
ec ileus obstruktif letak tinggi. Pasien diberi label warna kuning, kemudian berikan tatalaksana
awal di IGD yaitu memposisikan pasien, oksigenasi dan pemasangan IV line. Pasien kemudian
dikonsulkan ke bagian bedah dan dilakukan persiapan operasi laparotomy meliputi pemasangan
NGT dan puasa. Pasien kemudian dirawat inap di bagian bedah.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Faradilla N. Ileus obstruktif. Jurnal Kedokteran FKRiau. 2009.


2. Sari N, Ismar, Nazriati E. Gambaran ileus obstruktif di RSUD Arifin Achmad Riau
periode Januari 2012-Desember 2014. JOM FK Vol. 2 No. 2. Riau. 2015
3. Indrayani MN. Diagnosis dan tatalaksana ileus obstruktif. Denpasar. 2013.

14

Anda mungkin juga menyukai