Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN


UJI BAKAR PLASTIK

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam menyimpan bahan makanan dapat dilakukakan dengan mengemas
bahan makanan tersebut. Masyarakat zaman dahulu telah mengenal kemasan,
namun kemasan yang digunakan adalah kemasan tradisional, seperti daun dan
bambu. Seiring berkembangnya zaman dan industry pengolahan makanan,
kemasan mengalami perubahan baik dari segi fungsi dan jenisnya.
Pengemasan merupakan suatu perlakuan pengaman terhadap bahan pangan,
agar bahan yang baik yang belum maupun yang sudah mengalami pengolahan
dapat sampai ketangan konsumen dengan selamat secara kualitas dan kuantitas.
Pada saat ini telah banyak muncul dan berkembang berbagai macam jenis
kemasan salah satunya adalah plastic.
Perkembangan teknologi mendorong munculnya penemuan-penemuan baru
terutama jenis plastic dan produk-produk yang berasal dari plastic. Keberadaan
plastic saat ini telah menggantikan material lain seperti kayu, kaca, bahkan logam.
Dalam dasawarsa terakhir, kemasan plastic telah merebut pangsa pasar
kemasan dunia, menggantikan kemasan kaleng dan gelas. Kemasan plastic sudah
mendominasi industry makanan di Indonesia menempati porsi 80%. Serta jumlah
plastic yang digunakan untuk mengemas, menyimpan, dan ,membungkus
makanan mencapai 53% (untuk kemasan luwes) dan kemasan kaku sudah banyak
digunakan untuk minuman. Jenis jenis plastic yang digunakan diantaranya
PE/PETE, HDPE, LDPE, PP, PS, dan lainnya.
1.2 Tujuan
Praktikum Teknologi Pengemasan dan Penyimpanan ini bertujuan agar
mahasiswa mengetahui berbagai jenis kemasan plastic, sifat dari kemasan plastic
serta bahan atau unsure penyusun dari kemasan plastic.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengemasan
Pengemasan merupakan suatu perlakuan pengaman terhadap bahan pangan.
Tujuan pengemasan yaitu estetika dan nilai jual bahan, membuat umur simpan
bahan pangan menjadi panjang, menyelamatkan produksi bahan pangan yang
berlimpah, mencegah rusaknya nutrisi/gizi bahan pangan, menjaga dan menjamin
tingkat kesehatan bahan pangan, memudahkan distribusi dan pengangkutan bahan
pangan, dan mendukung perkembangan makanan siap konsumsi (Winarno, 1983).
Pengemasan atau kemasan adalah bahan yang digunakan sebagai pelindng
bahan pangan selama proses transportasi dan distribusi. Adanya wadah atau
pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi
produk yang ada didalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan
fisik ( gesekan, benturan, dan getaran ). Dari segi promosi wadah atau kemasan
berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Dalam perkembangannya
telah banyak inovasi dalam bentuk maupun bahan pengemas produk pertanian
salah satunya yaitu kemasan plastic ( Dea dan Sofia, 2011 ).
2.2 Plastik
Bahan kemasan plastic dibuat dan disusun melalui proses polimerisasi.
Komponen utama plastic sebelum membentuk polimer adalah monomer, yaitu
rantai yang paling pendek. Polimer merupakan gabungan dari beberapa monomer
yang akan membentuk rantau yang sangat panjang. Bila rantai tersebut
dikelompokan bersama-sama dalam suatu pola acak, menyerupai tumpukan jerami
maka disebut amorp, jika teratur hampir sejajar disebut kristalin dengan sifat yang
lebih keras dan tegar ( Winarno, 1994 ).
Plastic yang selama ini dipakai berasal dari minyak bumi, gas alam, dan
batu bara. Bahan dasar tesebut mulai mengalami pengurangan dialam serta tidak
bisa dipengaruhi ( Danni et al, 2008 ). Kemasan plastic memiliki kelebihan yaitu
sifatnya kuat, ringan, inert, tidak karatan dan bersifat termoplastis (heat seal) serta
dapat diberi warna. Sifat permeabilitas terhadap uap air dan udara menyebabkan
plastic mampu berperan dalam modifikasi ruang kemas selama penyimpanan.
Kelemahannya adalah adanya zat-zt monomer dari molekul kecil lain yang
terkandung dalam plastic yang dapat melakukan migrasi kedalam bahan makanan
yang dikemas ( Winarno, 1994 ).
Berdasarkan ketahanan panas plastic terbagi menjadi dua yaitu
thermoplastic dan termoset. Thermoplastic adalah plastic yang dapat dilunakkan
berulang kali dengan menggunakan panas. Thermoset adalah plastic yang tidak
dapat dilunakkan oleh pemanasan ( Whyman, 2006 ). Bentuk ini merupakan jenis-
jenis plastic yang digunakan sebagai kemasan produk yang ada dipasaran :
2.2.1 PE / PETE ( Polyethylene Terephthalate )
PE merupakan film yang lunak, transparan dan fleksibel, mempunyai
kekuatan benturan serta kekuatan sobek yang baik. Secara sifat fisiknya bahan PE
dapat didaur ulang dengan mudah. Proses pemanasa pada suhu 110oC terhadap
plastic jenis ini akan menjadikan plastic ini lunak dan mencair. PE memiliki
ketebalan 0,001 sampai 0,01 inchi ( Nurmirah, 2003 ).
PE dibuat melalui proses polimerisasi adisi dari gas etilen yang diperoleh
dari hasil samping industry minyak dan batu bara. PE memiliki sifat thermoplastic
dan mudah dibuat kantung dengan derajat kerapatan yang baik. Polyetilen banyak
digunakan sebagai pengemas makanan seperti botol air minum, botol jus, dan
hampir semua botol minuman lainnya ( Sacharow dan Griffin, 1970 ).
2.2.2 HDPE ( High Density Polyrthylene )
HDPE merupakan polietilen dengan jumlah rantai cabang yang lebih sedikit
dibandingkan dengan PE. Rantai cabang yang lebih sedikit ini membuat plastic
HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram, dan lebih tahan
terhadap suhu tinggi. Ikatan hydrogen antar molekul yang berperan pada plastic
ini juga berperan dalam menentukan titik leleh plastic. HDPE memiliki titik leleh
yang cukup tinggi, oleh karena ini HDPE sering digunakan pasa kemasan untuk
botol susu, Tupperware, gallon air minum, kursi lipat, kemasan detergen dan
kemasan susu ( Harper, 1975 ).
2.2.3 PVC ( Polyvinyl Chloride )
PVC banyak digunakan pada kontruksi bangunan karena PVC relative
murah, tahan lama, dan mudah dirangkai. PVC diproduksi dengan cara
polimerisasi monomer vinil klorida. PVC merupakan jenis plastic yang paling
sulit didaur ulang. PVC memiliki sifat keras, kaku, jernih, dan mengkilap, sangat
sulilt dtembus air, serta permeabilitas gas nya rendah sehingga sesuai untuk
mengemas makanan yang mengandung air. PVC umumnya dipakai pada
perpipaan, atap, dam insulasi kabel listrik ( Suyitno, 1990 ).
2.2.4 LDPE ( Low Density Polyethylene )
LDPE adalah plastic tipe coklat yang sering dipakai untuk tempat makanan,
plastic kemasan, dan botol-botol yang bersifat lunak. LDPE memiliki cirri-ciri
yaitu kuat, agak tembus cahaya, fleksibel dan permukaan agak berlemak. LDPE
memiliki titik leleh 115oC serta lebih fleksibel dan kerapatannya lebih kecil
dibandingkan HDPE ( Billmeyer, 1971 ).
2.2.5 PP ( Polypropilena )
Monomer PP diperoleh dengan pemecahan secara thermal naptha (detilasi
minyak kasar) etilen, propylene dan homologues yang lebih tinggi dipisahkan
dengan distilasi pada temperature rendah. Dengan menggunakan katalis Natta-
Ziegler polypropilen dapat diperoleh dari propilen ( Birley et al, 1988).
PP memiliki sifat lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang
rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan
cukup mengkilap. PP adalah bahan plastic yang dipakai pada kemasan makanan
ringan/ snack, sedotan, kantong obat, penutup, dan laimn sebagainya ( Winarno
dan Jennie, 1983 ).
2.2.6 PS ( Polystyrene )
PS adalah produk polimerisasi dari monomer-monomer stirena, dimana
monomer stiena didapat dari hasil proses dehidrogenasi dari etil benzene (dengan
bantuan katalis). PS mempunyai softening point rendah ( 90oC), sehingga PS tidak
digunakan untuk pemakaian pada suhu tinggi, misalnya pada makanan yang
panas. Suhu maksimum yang boleh dikenakan dalam pemakaian adalah 75oC. PS
memiliki sifat konduktifitas panas yang rendah ( Mujiarto, 2005 ).
2.2.7 Other
Jenis plastic ini terbagi 4 yaitu PC (polycarbonate), SAN (styrene
acrylonitril), ABS (acryloniitril butadiene styrene), dan Nylon. Other dapat
ditemukan pada botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat rumah tangga,
kompiter, alat elektronik, plastikkemasan, botol susu bayi, gelas balita (sippy
cup), dan kaleng kemasan termasuk kaleng susu formula ( Artani, 2009 ).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum teknologo Pengemasan dan Penyimpanan ini dilakukan pada hari
Selasa, 02 Oktober 2017 di Laboratorium pengolangan Fakultas Teknologi
Pertanian Kampus Pondol meja Paal 11, Universitas Jambi.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan yaitu lilin dan korek api. Bahan yang digunakan yaitu
botol air mineral, botol Vaseline, paralon, roll om rexona, botol deodorant,
Styrofoam, botol fair and lovely.

3.3 Prosedur Kerja


Disiapkan masing-masing bahan lalu dibakar satu persatu botol atau wadah
tersebut diatas lilin, diamati warna nyala api yang terbentuk, bau, asap, kecepatan
merambat, dan kemudahan terbakar dari masing-masing bahan. Dicatat hasil dari
pengamatan dalam bentuk tabel

Anda mungkin juga menyukai