Anfis Bakteri
Anfis Bakteri
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan yang baik bergantung sebagian pada lingkungan yang aman.
Praktisi atau teknisi yang memantau atau mencegah peniularan infeksi membantu
melindungi klien dan pekerja perawatan kesehatan dari penyakit. Klien dalam
lingkungan perawatan kesehatan beresiko terkena infeksi karena daya tahan yang
menurun terhadap mikroorganisme infeksius, meninkatnya pejanan terhadap jumlah
dan jemis penyakit yang disebakan oleh mikroorganisme dan prosedur invasive.
Dalam fasilitas perawatan akut atau ambulatory klien dapat terpajan mikroorganisme
baru atau berbeda, yang beberapa dari mikroorganisme tersebut dapat juga resisten
terhadap banyak antibiotic.
Dengan cara mempraktikan teknik pencegahan dan pengendalian infeksi,
perawat dapat menghindarkan penyebaran mikroorganisme terhadap klien dalam
semua lingkungan, kiien dan keluarganya harus mampu mengenali sumber infeksi dan
mampu melakukan tindakan protektif. Penyuluhan klien nharus termasuk informasi
mengenai infeksi, cara- cara penularan dan pencegahan Petugas perawatan kesehatan
dapat melindungi diri mereka sendiri dari kontak dengan bahan infeksius atau terpajan
pada penyakit menular dengan memiliki pengetahuan tentang proses infeksi dan
perlindungan barier yang tepat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Morfologi :
Secara umum terbagi 3 :
a. Coccus : Bakteri berbentuk bulat seperti bola. Variasinya :
- Mikrococcus : Jika kecil dan tunggal.
- Diplococcus : Jika berganda dua dua.
- Tetracoccus : Bergandeng empat dan bujursangkar.
- Sarcina : Bergerombol membentuk kubus.
- Staphylococcus : Seperti anggur.
- Streptococcus : Seperti rantai.
b. Basilus : Bakteri berbentuk batang atau silinder. Variasinya :
- Diplobasilus : Bergandeng dua.
- Streptobasilus : Bergandeng seperti rantai.
- Kokobasilus : Batang yang pendek menyerupai coccus.
- Fusiformis : Kedua ujung batang meruncing
c. Spiril (Spirilum) : Bakteri berbentuk lengkung. Variasinya :
- Vibrio : Bentuk koma, lengkungnya kecil dari setengah lingkaran.
- Spiral : Lengkungnya lebih dari setengah lingkaran
- Spirokhaeta : Spiral halus, elastis dan fleksibel, dapat bergerak dengan
flagel.
B. Struktur :
a. Inti atau nukleus : Dengan pewarnaan Feulgen, inti dapat dilihat dengan
mikroskop cahaya biasa. Badan inti tidak mempunyai dinding atau membran. Di
dalamnya terdapat DNA fibril. DNA benang ini disebut kromosom dengan
panjang lebih kurang 1 mm.
b. Sitoplasma : Tidak mempunyai mitokondria / kloroplas / mikrotubulus.
Menyimpan cadangan makanan dalam bentuk granula sitoplasma yang bekerja
menjadi sumber nitrogen, sulfur, fosfat anorganik dan granula metakromatik.
c. Membran sel : Terdiri dari fosfolipid dan protein. Tidak mengandung sterol,
kecuali genus Mycoplasma. Terdapat mesosom, enzim enzim dan molekul
molekul yang berfungsi pada biosintesa DNA, polimerase dinding sel dan lipid
membran untuk fungsi biosintetik.
d. Dinding sel : Terdiri dari lapisan peptidoglikan / mukopeptida. Berperan untuk
menjaga tekanan osmotik, menjaga agar sel tidak pecah, memegang peranan
dalam pembelahan sel, biosintesa sendiri untuk membentuk dinding sel,
merupakan determinan dari antigen permukaan kuman. Pada kuman gram
negatif terdapat lipopolisakarida yang bersifat toksik.
e. Kapsul : Sintesa polimer ekstrasel. Lebih tahan terhadap efek fagositosis.
f. Flagel : Berbentuk seperti benang. Terdiri dari protein dengan diameter 12 30
nm. Merupakan alat pergerakan. Proteinnya disebut flagelin.
g. Pili / fimbrae : Meruakan rambut pendek dan keras. Dimiliki oleh beberapa
kuman gram negatif.
h. Endospora : Paling sering dibentuk oleh bakteri batang gram positif. Merupakan
bakteri dalam bentuk istirahat. Sangat resisten terhadap panas, kekeringan dan
zat kimiawi. Spora tersiri dari core, dinding spora, korteks, coat dan
ekspoporium.
C. Sifat fisiologis :
Yang diperlukan bakteri untuk hidup :
1. Air
Bakteri memerlukan air dalam konsentrasi tinggi disekitarnya karena diperlukan
bagi pertumbuhan dan perkembangbiakan. Air merupakan pengantar semua
bahan gizi yang diperlukan sel dan untuk membuang semua zat yang tak
diperlukan ke luar sel.
2. Garam garam organik
Diperlukan untuk mempertahankan keadaan koloidal dan tekanan osmotik di
dalam sel, untuk memelihara keseimbangan asam basa dan berfungsi sebagai
bagian enzim atau sebagai aktivator reksi enzim.
3. Mineral
Diperlukan karbon, nitrogen, belerang, fosfat, aktivtor enzim seperti Mg, Fe, K
dan Ca.
4. CO2
Diperlukan dalam proses sintesa dengan timbulnya asimilasi CO2 di dalam sel.
5. O2
Berdasarkan keperluan akan oksigen, Bakteri dibagi dalam 5 golongan :
1. Anaerob obligat : hidup tanpa oksigen, oksigen toksik terhadap golongan
bakteri ini.
2. Anaerob aerotoleran : tidak mati dengan adanya oksigen.
3. Anaerob fakultatif : mampu tumbuh baik dalam suasana dengan atau
tanpa oksigen.
4. Aerob obligat : tumbuh subur bila ada oksigen dalam jumlah besar.
D. Temperatur
Bakteri mempunyai temperatur optimum yaitu dimana bakteri tersebut tumbuh
sebaik baiknya dan batas batas temperatur dimana pertumbuhan dapat terjadi.
a. Psikhrofilik : -5 sampai +300C dengan optimum 1- 200C.
b. Mesofilik : 10 450C dengan optimum 20 400C.
c. Termofilik : 25 800C dengan optimum 50 600C.
E. pH
pH mempengaruhi pertumbuhan bakteri. Kebanyakan bakteri patogen mempunyai
pH optimum 7,2 7,6.
F. Reproduksi bakteri
a. Pembelahan
Umumnya bakteri berkembangbiak secara amitosis dengan membelah diri
menjadi 3 bagian. Waktu diantara 2 pembelahan tersebut disebut dengan
generation time dan ini berlainan tiap jenis bakteri, bervariasi antara 20 menit
sampai 15 jam.
b. Pembentukan tunas atau cabang
Bakteri membentuk tunas, tunas akan melepaskan diri dan membentuk bakteri
baru.
c. Pembentukan filament
Sel mengeluarkan rambut panjang, filament yang tidak bercabang. Bahan
kromosom kemudian dimasukkan ke dalam filament. Filament terputus putus
menjadi beberapa bagian. Tiap bagiam membentuk bakteri baru, dijumpai
terutama pada keadaan abnormal.
d. Reproduksi secara seksual
Pembelahan didahului peleburan bahan kromosom dari 2 bakteri sehingga
timbul sel sel bakteri dengan sifat sifat yang berasal dari kedua induknya.
- Fase penesuaian (lag fase)
Bakteri belum berkembang biak tapi aktivitas metabolisme sangant tinggi.
Berlangsung selama 2 jam dan merupakan persiapan untuk fase berikutnya.
- Fase pembelahan (eksponensial fase)
Bakteri berkembangbiak dengan berlipat 2, jumlah bakteri meningkat
secara eksponensial, berlangsung 18 24 jam.
- Fase stasioner
Dengan meningkatnya jumlah bakteri, meningkat juga jumlah hasil
metabolisme yang toksik. Bakteri mulai ada yang mati, pembelahan
terhambat. Pada suatu saat terjadi jumlah bakteri yang hidup tetap sama.
- Fase kemunduran
Jumlah bakteri hidup berkurang dan menurun.
Sifat sifat patogenitas bakteri dilihat dari toksisitas dan invasifnya, yaitu :
1. Bakteri yang toksik tetapi tidak invasif
2. Bakteriyang invasif tetapi tidak toksik
Bakteri gram negatif umumnya dapat dibunuh langsung oleh sel NK dengan
melisis membran sel bakteri. Disamping itu berperan juga sel Tc yang merusak
membran sel yang terinfeksi bakteri intraselular yang dapat membuat bakteri
tersebut keluar dari sel dan dapat dihancurkan.
Bakteri ekstraselular adalah bakteri yang berada di sirkulasi atau jaringan
konektivus ekstraselular, rongga rongga jaringan seperti lumen saluran cerna dan
saluran pernafasan. Bila bakteri ekstraselular, baik yang bersifat endotoksin ataupun
eksotoksin, akan menimbulkan respon imun langsung dari tubuh untuk menghadapi
toksin yang dihasilkan oleh bakteri tersebut. Untuk bakteri gram positif yang dinding
selnya merupakan peptidogllikan dan mengeluarkan eksotoksin, akan mengaktifkan
komplemen melalui jalur alternatif melalui peningkatan pembentukan C3
convertase. Untuk bakteri gram negatif yang dinding selnya berupa lipopolisakarida
dan mengeluarkan endotoksin, akan merangsang sel makrofag menghasilkan
limfokin, diantaranya : TNF, IL 1, IL 6 dan IL 8. Bakteri yang masuk juga akan
merangsang pembentukan antibodi IgM dan IgG yang akan meningkatkan
opsonisasi, menetralkan toksin dan mengaktifkan komplemen. Bakteri juga akan
merangsan sel CD4 yang selanjutnya akan merangsang sel B menghasilkan antibodi
dan sel makrofag yang meningkatkan fungsi antimikroba makrofag.
Bakteri intraselular adalah bakteri yang berada di dalam sel seperti sel
makrofag dan merangsang respon imun selular. Pada respon imun nonspesifik yang
dirangsang oleh bakteri intraselular, bakteri yang telah diopsonisasi melekat padda
Fc dan reseptor C3b untuk ditelan oleh fagosit. Tetapi terdapat beberapa bakteri
yang menentag keampuhan makrofag untuk memfagositosit, seperti : Bakteri
Mycobacterium tubercolosis, dapat menghambat fusi lisosom dengan vakuola
fagosittik. Lipid mycobakterium seperti lipoarabinomanna menghambat aktivasi
makrofag dan melindungi bakteri dari unsur oksigen reaktif pembersih seperti anion
superoksida, hidrogen superoksida dan lain lain. Contoh bakteri lain yaitu Listeria
monocytogenes menggunakan lisin khusu untuk menghindarkan dirinya dari
fagosom dan hidup dalam sitoplasma. Selain merangsang respon imun non spesifik,
dirangsang juga respon imun spesifik, yaitu aktivasi makrofag oleh sel CD4+ Th1
untu memproduksi IFN yang dapat memacu pembunuhan mikroba. Selain itu
juga akan terjadi lisis sel yang terinfeksi oleh CD8+//CTL.
Pemeriksaan penunjang :
Biakan tenggorokan
Diagnosis :
Dugaan bakteri : Corynebacterium hemoliticum, virus coxsackie influenza, dan
lain lain.
Terapi :
Pencegahan demam reumatik tergantung pada pembasmian kuman dari faring,
pemulihan gejala, pengobatan dengan penisilin 10 hari dengan dosis tunggal
penisilin benzakin G 1,2 juta unit IM / penisilin V 250 mg P O x 10 hari. ( untuk
anak anak dibawah 27 kg dosisnya ). Kalau alergi penisilin bias diganti
dengan eritromisin (10 mg/kg P O sampai maksimum 250 mg/dosis).
Diagnosis :
Berdasarkan temuan fisis.
Pemeriksaan penunjang :
- Biakan luka C. Tetani bisa dibiakkan dari luka pasien tanpa tetanus dan
sering ditemukan dari luka pasien tetanus.
- Peningkatan leukosit tapi cairan otak normal.
Diagnosis banding :
Keadaan yang menimbulkan trismus seperti abses alveolans, keracunan sriknin,
reaksi obat distonik (fenotiazin). Keadaan yang dikacaukan dengan tetanus
seperti : meningitis, rabies. Tapi diperkuat itu tetanus dengan adanya
peningkatan nyata tonus otot pada otot pusat (wajah, leher, dada, punggung,
perut), spasme generalisata yanng menjadi tersamar dan bebas gejala pada kaki
dan tangan.
Terapi :
a. Tindakan umum :
- Menghilangkan sumber toksin, menetralkan toksin
- Mencegah spasme otot
- Perlindungan pernafasan
- Pemulihan
- Pasien harus dirawat di ruangan yang tenang dengan perawatan intensif
- Luka harus dieksplorasi, secara hati hati dibersihkan dan di
debridemen secara menyeluruh
b. Terapi antibiotik :
- Penisilin parenteral (10 12 juta unit/hari, 10 hari untuk membasmi sel
sel vegetatif sumber toksin.
- Pengganti penisilin : klindamisin, eritomisin, metronidazol.
c. Antitoksin : Globilin imun tetanus (mns) / TIG IM, dosis terbagi 3000
6000 unit, diberikan sebelum membersihkan luka. Antitoksin tetanus
dosisnya 100.000 unit IM dan IV, tapi 10.000 unit sudah cukup.
d. Pengendalian spasme otot : Diazepam 250 mg/hari atau lebih. Lorazepam /
midazolam intravena.
Pemeriksaan penunjang :
- Feses segar, lendir dan usapan rektum sebagai spesimen. Akan didapatkan
peningkatan leukosit dan ditemukannya sel darah merah pada feses.
- Terjadi peningkatan antibodi spesifik.
- Pemeriksaan serologi tidak digunakan
Diagnosis :
Disentri oleh Shigella dysentriae.
Terapi :
Siprofloksin, ampisilin, doksisiklin, trimetoprim sulfametoksazol. Dapat
menekan serangan klinis disentri akut dan memperpendek durasi gejala.Tetapi
banyak kasus yang sembuh sendiri.
KATA PENGANTAR