Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Einstein 3 (2) (2015): 1-7

Jurnal Einstein
Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/einstein

PENGARUH PENAMBAHAN TANAH LIAT SEBAGAI


CAMPURAN TERHADAP KEKUATAN BETON PASCA BAKAR

Ekasari Malau, M. H. Harahap dan Abd Hakim S*

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas


Negeri Medan, Indonesia

Diterima Maret 2015; Disetujui April 2015; Dipublikasikan Juni 2015

Abstrak

Telah dilakukan penelitian pengaruh penambahan tanah liat sebagai campuran terhadap
kekuatan beton pasca bakar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tanah
liat dan suhu pembakaran terhadap beton dengan menggunakan 50% pasir merah sebagai
agregat halus terhadap kuat tekan dan pola keretakan beton. Metode pembuatan yang
dilakukan adalah beton dibuat berbentuk kubus 15 x 15 x 15 cm. Campuran beton yang
digunakan mengacu pada beton mutu rendah K175 dengan semen : pasir : kerikil adalah 1
: 2 : 3 dengan FAS 0,5. Beton normal sebagai pembanding dengan beton campuran tanah
liat yang masing-masing mengalami proses pembakaran. Pada penelitian ini dibuat variasi
komposisi tanah liat yaitu 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat semen yang digunakan. Setelah
melalui masa perendaman 28 hari, kemudian dilakukan pembakaran pada mesin furnance
pada suhu 200C, 350C, dan 500C dengan waktu penahanan selama 2 jam. Setelah itu,
proses pembakaran dihentikan lalu direndam ke dalam air 4 menit, kemudian didiamkan
selama 24 jam dengan temperatur ruangan kemudian beton diuji dengan metode uji kuat
tekan dan uji pola keretakan dengan prosedur yang ada. Dari hasil penelitian diperoleh
beton pada temperatur 2000C, 3500C, dan 5000C dengan masing-masing variasi komposisi
tanah liat 0%, 5%, 10%, dan 15% mengalami penurunan kuat tekan. Kekuatan paling
optimal terdapat pada campuran 5% dengan nilai kuat tekan sekitar 27,11 MPa.
Sedangkan komposisi campuran 10% dan 15% mengalami penurunan yang cukup
signifikan. Pola keretakan beton dengan komposisi penambahan tanah liat pada
temperatur 2000C dan 3500C menunjukkan tidak adanya retakan, tetapi pada suhu
tertinggi 5000C beton terlihat sedikit retakan dan menjadi getas. Dari hasil penelitian juga
menunjukan bahwa kenaikan temperatur memberi dampak yang besar terhadap
penurunan kuat tekan. Semakin tinggi suhu maka semakin rendah pula kuat tekan
begitupun dengan sebaliknya.

Kata Kunci :Beton Pasca Bakar, Tanah Liat, Pasir Merah, Uji Kuat Tekan, Pola
Keretakan.

How to Cite:Ekasari Malau, M. H. Harahap dan Abd Hakim S, (2015),P e n g a r u h P e n a m b a h a n T a n a h L i a t


S e b a g a i C a m p u r a n T e r h a d a p K e k u a t a n B e t o n P a s c a B a k a r ,Jurnal Einsten Prodi Fisika FMIPA
Unimed,3 (1): 1-7.
*Corresponding author: p-ISSN : 2338 1981
E-mail: ekasarimalau@gmail.com e-ISSN : 2407-747X
1
Ekasari Malau, Mukti Hamzah Harahap dan Abd Hakim S, P e n g a r u h P e n a m b a h a n T a n a h L i a t
S e b a g a i C a m p u r a n T e r h a d a p K e ku a t a n B e t o n P a s c a B a ka r

PENDAHULUAN saja yang digunakan (Murdock, 1999).


Beton sebagai konstruksi Mineral tanah liat/ lempung merupakan
bangunan mempunyai beberapa penyusun batuan sedimen dan penyusun
kelebihan diantaranya dapat dengan utama dari tanah. Tanah liat/lempung
mudah dibentuk sesuai dengan mempunyai sifat-sifat fisis dan kimia
kebutuhan konstruksi, mampu memikul yang penting diantaranya yaitu
beban yang berat (Mulyono, 2004), bila Plastisitas yang berfungsi sebagai
dibandingkan dengan material lain beton pengikat dalam proses pembentukan
merupakan bahan bangunan yang sehingga tidak mengalami keretakan
memiliki daya tahan terhadap api yang atau berubah bentuk, selain itu tanah
relatif lebih baik, karena beton liat juga memiliki kualitas kemampuan
merupakan material yang memiliki daya bakar pada suhu tinggi. Tanah liat dapat
hantar panas yang rendah, sehingga dikatakan pozolan karena mempunyai
dapat menghalangi rambatan panas mutu yang baik yaitu jumlah kadar SiO2
kebagian dalam struktur beton tersebut. + Al2O3 + Fe2O3 tinggi dan reaktifnya
Saat terbakar beton tidak dapat tinggi dengan kapur (Laintarawan,
menghasilkan api namun dapat 2009).
menyerap panas sehingga akan terjadi Berdasarkan penelitian
suhu tinggi yang berlebihan, yang akan sebelumnya (Limbong, 2014) membahas
mengakibatkan perubahan pada mikro mengenai karakteristik beton dari pasir
struktur beton tersebut. Terjadinya merah labuhan batu selatan pasca bakar
perubahan temperatur yang cukup dan Hasil penelitian yang diperoleh nilai
tinggi, akan berpengaruh terhadap kuat tekan beton normal pasca bakar
elemen-elemen struktur beton. Karena pada tiga variasi suhu dengan komposisi
pada proses tersebut akan terjadi suatu 25%-75% di dapatkan hasil paling
siklus pemanasan dan pendinginan yang optimal pada campuran 50% sekitar 25,0
bergantian, yang akan menyebabkan Mpa. Pada pengujian pola retakan beton
perubahan fase fisis dan kimiawi secara pasca kebakaran dengan suhu 5000C
kompleks, hal ini akan menyebabkan dengan lama pembakaran selama 3 jam
beton menjadi getas. menunjukkan tidak adanya retakan yang
Dalam proses pembuatan beton, terjadi pada beton, dengan komposisi
semen dan agregat halus, agregat kasar, penambahan pasir merah 25%-62,5% dan
serta air mempunyai proporsi yang pada komposisi tertinggi yakni campuran
berbeda-beda . Sebagai material pasir merah 75% tampak terlihat
komposit sifat beton juga sangat retakan sedikit. Retakan ini disebabkan
bergantung pada interaksi antara oleh penyusutan beton pada saat terjadi
material pembentuknya. Semen adalah proses pembakaran.
unsur kunci dalam beton, meskipun Tjokrodimuljo (2000) juga
jumlahnya hanya 7-15 % dari campuran mengatakan bahwa beton pada dasarnya
(Murdock, 1999). Penggunaan bahan tidak mampu menahan panas sampai di
pengganti sebagian semen (SCM) melalui atas 250C. Akibat panas, beton akan
komposisi campuran yang inovatif akan mengalami retak, terkelupas (spalling),
mengurangi jumlah semen yang dan kehilangan kekuatan. Kehilangan
digunakan sehingga dapat mengurangi kekuatan terjadi karena perubahan
emisi gas-gas rumah kaca dan komposisi kimia secara bertahap pada
penggunaan konsumsi energi fosil bumi pasta semennya.
pada industri semen.Bukti-bukti yang Penelitian tentang pengaruh
ada menunjukkan kekuatan batas temperatur dengan atau tanpa bahan
dengan mengganti sekurang-kurangnya tambahan pada beton masih merupakan
20% dari semen dengan pozzolan hampir topik yang hangat diteliti. Penelitian
tak berbeda dengan, bilamana semen yang dilakukan salah satunya
2
Jurnal Einstein 3 (2) (2015): 1-7

merupakan usaha untuk menaksir Bahan yang digunakan dalam


kekuatan sisa suatu bangunan yang penelitian ini terdiri dari semen tipe I,
telah terbakar. Namun sejauh ini Tanah liat yang diperoleh dari
penelitian penaksiran tersebut masih Kec.Parlilitan Kab.Humbang
belum menemukan landasan awal yang Hasundutan divariasikan yaitu 0% 5%,
kuat (Ahmad, dkk.2009). 10%, dan 15% dari berat semen yang
Secara garis besar masalah yang digunakan. Komposisi antara pasir
diteliti dalam penelitian ini adalah merah dan pasir silika yaitu 50% : 50%
bagaimana pengaruh komposisi tanah dari volume agregat halus yang
liat terhadap kekuatan dan pola digunakan. Faktor air semen (FAS)
keretakan beton pasca bakar, dalam penelitian ini ditetapkan sebesar
mengetahui hubungan antara 0,5 yang berada dalam rentang nilai
temperatur dan kuat tekan beton yaitu secara teoritis yaitu: nilai FAS antara
pada suhu 2000C, 3500C dan 0,25-0,65 untuk campuran beton secara
500 C.Penambahan tanah liat ini juga
0 umum (Mulyono, 2004). Penentuan nilai
ditujukan untuk mengurangi FAS sebesar 0,5 dengan asumsi agar
penggunaan sebagian semen dalam adukan semen dan air (pasta beton)
adukan beton. Hasil ini diharapkan tidak terlalu encer atau terlalu kental
dapat memberikan dasar bagi (lengket).
penanggulangan bangunan yang telah Proporsi campuran dari bahan-
terbakar. bahan penyusun beton ini ditentukan
melalui sebuah perancangan beton (mix
METODE PENELITIAN design). Hal ini dilakukan agar proporsi
Pada Proses penelitian pembuatan campuran dapat memenuhi syarat teknis
sampel dilakukan di laboratorium beton serta ekonomis. Dalam menentukan
Fakultas Teknik USU, Pembakaran proporsi campuran dapat digunakan
benda uji dilakukan di Bengkel Teknik beberapa metode yang dikenal antara
Mesin POLMED dan pengujian sampel di lain metode American Concrete Institute,
Laboratorium Beton Fakultas Teknik Portland Cement Ass ociation, Road
USU pada bulan Januari - Februari Note, British atau Department of
2015. Benda uji yang digunakan adalah Environment, Departemen Pekerjaan
kubus beton dengan ukuran 15 cm x 15 Umum dan cara coba-coba (Mulyono,
cm x 15 cm. Jumlah total kubus adalah 2004).
12 buah, masing-masing divariasikan
dengan penambahan tanah liat 0%, 5%, Pengujian Kuat Tekan
10%, dan 15% dengan suhu bakaran Untuk mengetahui besarnya
dalam mesin furnance yaitu pada kekuatan tekan dari beton, maka perlu
temperatur 2000 C, 3500C, dan 5000C. dilakukan pengujian yang mengacu pada
Campuran adukan beton yang standar (ASTM C 39/C 39M-2001). Alat
digunakan adalah campuran dengan yang digunakan untuk menguji kuat
perbandingan 1 semen portland : 2 pasir tekan adalah Compression Testing
: 3 batu pecah. Mechine (CTM). Prosedur pengujian kuat
Metode pada penelitian ini adalah tekan: Meletakkan benda uji pada meja
kajian eksperimental. Secara umum penekanan. Memeriksa manometer yang
urutan tahapan penelitian ini meliputi : akan digunakan, memutar jarum
1. Penyediaan bahan penyusun beton merahnya sehingga berimpit dengan
2. Pemeriksaan bahan jarum hitam pada skala nol,
3. Perencanaan campuran beton menghidupkan mesin penggeraknya dan
4. Pembuatan benda uji handle di stel pada posisi penekanan
5. Pembakaran benda uji secara perlahan-lahan, mengamati
6. Pengujian beton umur 28 hari. pergerakan jarum manometer tadi, pada
3
Ekasari Malau, Mukti Hamzah Harahap dan Abd Hakim S, P e n g a r u h P e n a m b a h a n T a n a h L i a t
S e b a g a i C a m p u r a n T e r h a d a p K e ku a t a n B e t o n P a s c a B a ka r

saat jarum penunjuk skala beban tidak gaya pada saat beton hancur ketika
naik lagi atau bertambah, maka skala menerima tekanan tersebut. Pengujian
yang ditunjukkan oleh jarum tersebut tekanan beton dilakukan setelah beton
sebagai beban maksimum yang dapat berumur 28 hari sejak pengecoran.
dipikul oleh benda tersebut. Besarnya tekanan beton dipengaruhi
oleh komposisi bahan pembentuknya,
HASIL DAN PEMBAHASAN dan lekatan pasta semen dengan
Pengujian tekanan beton dilakukan agregat. Bentuk sampel uji pada
untuk melihat apakah beton memiliki penelitian ini adalah berbentuk kubus
kekuatan yang memenuhi persyaratan dengan panjang sisi 15 cm. Tekanan
yang direncanakan. Pengujian tekanan beton adalah salah satu dari sifat dari
ini mengacu pada standar (ASTM C 39/C beton yang paling umum diuji, apabila
39M-2001). Alat yang digunakan untuk tekanannya baik maka sifat beton
menguji adalah Compession Testing lainnya pada umumnya mengikuti baik.
Machine (CTM) yaitu untuk Hasil pengujian selengkapnya disajikan
mendapatkan gaya maksimum yaitu pada Tabel 4.1.
Tabel 1. Data Hasil Tekanan dan Pola Keretakan Beton Pasca Bakar
Kode Sampel Variasi Suhu Luas Permukaan Gaya (F) (kN) Tekanan (MPa) Kondisi Retakan
Kubus (m2)
A1 200 0,02250,0015 (530 5) 23,56 Tidak ada Retakan
A2 350 0,02250,0015 (438 1) 19,48 Tidak ada Retakan
A3 500 0,02250,0015 (382 1) 16,98 Retak-retak
B1 200 0,02250,0015 (610 5) 27,11 Tidak ada Retakan
B2 350 0,02250,0015 (462 1) 20,53 Tidak ada Retakan
B3 500 0,02250,0015 (432 1) 19,20 Retak-retak
C1 200 0,02250,0015 (394 1) 17,51 Tidak ada Retakan
C2 350 0,02250,0015 (348 1) 15,47 Tidak ada Retakan
C3 500 0,02250,0015 (314 1) 13,96 Retak-retak
D1 200 0,02250,0015 (378 1) 16,80 Tidak ada Retakan
D2 350 0,02250,0015 (336 1) 14,93 Tidak ada Retakan
D3 500 0,02250,0015 (292 1) 12,98 Retak-retak

Berdasarkan tabel 1. di atas beton (13,95 17,51) MPa. Kode sampel D1,
dengan campuran 0%, 5%, 10% dan 15% D2, dan D3 menyatakan beton dengan
tanah liat dan 50% pasir merah dan campuran tanah liat sebesar 15% yang
dilakukan pembakaran pada mesin kemudian benda uji dibakar berturut-
furnance dengan suhu 200oC, 350oC, dan turut pada suhu 200oC, 350oC, 500oC
500oC selama 2 jam pada masing-masing memiliki nilai kuat tekan (12,97 16,80)
sampel uji. Kode sampel A1, A2, dan A3 MPa. Untuk lebih jelasnya ditampilkan
menyatakan beton tanpa penambahan pada grafik dibawah ini.
tanah liat yang kemudian dibakar
25
berturut-turut pada suhu 200oC, 350oC,
500oC memiliki nilai kuat tekan (16,97 20 Tidak
23,55) MPa. Kode sampel B1, B2, dan B3
Tekanan

15 Retak
menyatakan beton dengan campuran Tidak
tanah liat sebesar 5% yang kemudian 10 Retak
benda uji dibakar berturut-turut pada 5
suhu 200oC, 350oC, dan 500oC memiliki
nilai kuat tekan (19,20 27,11) MPa. 0
0 200 400 600
Kode sampel C1, C2, dan C3 menyatakan Suhu Bakaran
beton dengan campuran tanah liat
sebesar 10% yang kemudian benda uji Gambar 1. Grafik Hubungan Suhu dengan
dibakar berturut-turut pada suhu 200oC, Kuat Tekan Beton Pasca Bakar Tanpa
350oC, 500oC memiliki nilai kuat tekan Penambahan Tanah Liat (Beton Normal)
4
Jurnal Einstein 3 (2) (2015): 1-7

Penambahan tanpa penambahan 17,51 MPa, suhu 3500C tekanannya


tanah liat (beton normal) dengan suhu 15,47 MPa, suhu 5000C tekanannya
2000C tekanannya 23,56 MPa, suhu 13,96 MPa. Pada beton dengan campuran
3500C tekanannya 19,48 MPa, suhu tanah liat 10% tersebut suhu 2000C dan
5000C tekanannya 16,98 MPa. Beton 3500C digolongkan dalam beton mutu
pasca bakar tanpa penambahan tanah rendah K175 -<K250, suhu 5000C mutu
liat mengalami penurunan kuat tekan K125 - <K175,
pada masing-masing variasi suhu,
semakin tinggi suhu bakaran semakin 20
rendah kuat tekanan, begitupun
Tidak
sebaliknya. 15 Retak
Retak

Tekanan
Tidak
30 10 Retak
Tidak
25 Retak
20 Retak 5
Tekanan

Tidak
15 Retak
10 0
5 0 200 400 600
Suhu Bakaran
0 Gambar 4. Grafik Hubungan Suhu dengan
0 200 400 600 Kuat Tekan Beton Pasca Bakar Tanpa
dengan Penambahan Tanah Liat 15%
Gambar 2. Grafik Hubungan Suhu dengan
Kuat Tekan Beton Pasca Bakar dengan Penambahan tanah liat 15%
Penambahan Tanah Liat 5% dengan suhu 2000C tekanannya 16,80
MPa, suhu 3500C tekanannya 14,93
Penambahan tanah liat 5% dengan MPa, suhu 5000C tekanannya 12,98
suhu 2000C tekanannya 27,11 MPa, suhu MPa. Beton dengan campuran tanah liat
3500C tekanannya 20,53 MPa, suhu 15% masing-masing pada suhu
5000C tekanannya19,20 MPa. Beton digolongkan dalam beton mutu rendah
dengan campuran tanah liat 5% pada K125 - <K175.
masing-masing suhu dapat digolongkan Berdasarkan grafik pada gambar
kedalam beton mutu sedang K250 - 4.1.1 sampai dengan grafik pada gambar
<K400. 4.1.4 pertambahan suhu berpengaruh
20 pada perubahan tekanan. menunjukkan
Tidak bahwa beton pada suhu 2000C, 3500C,
15
Retak dan 5000C mengalami penurunan kuat
Tekanan

Tidak
10 Retak
Retak tekan pada masing-masing variasi
campuran tanah liat. Kenaikan suhu
5 dengan penambahan tanah liat
diharapkan mampu memperbaiki
0 struktur dan kekuatan beton. Tetapi
0 200 400 600 hasil penelitian ini berbeda, indikasi
Suhu Bakaran adanya kenaikan kekuatan seiring
bertambahnya suhu dengan penambahan
Gambar 3. Grafik Hubungan Suhu dengan tanah liat dengan variasi 0%, 5%, 10%,
Kuat Tekan Beton Pasca Bakar Tanpa dan 15% tidak terjadi secara
dengan Penambahan Tanah Liat 10%
keseluruhan. Kenaikan kekuatan pada
masing-masing suhu bakaran hanya
Beton dengan penambahan tanah
terjadi pada penambahan tanah liat 5%,
liat 10% dengan suhu 2000C tekanannya
sedangkan pada penambahan 10% dan
5
Ekasari Malau, Mukti Hamzah Harahap dan Abd Hakim S, P e n g a r u h P e n a m b a h a n T a n a h L i a t
S e b a g a i C a m p u r a n T e r h a d a p K e ku a t a n B e t o n P a s c a B a ka r

15% tidak semua tercapai. Hal ini suhu 2000C dan 3500C digolongkan
disebabkan pada komposisi 5% tanah liat dalam beton mutu rendah K175 -<K250,
dapat menutupi rongga-rongga pada suhu 5000C mutu K125 - <K175,
beton sehingga air yang terperangkap di campuran tanah liat 15% masing-
dalam beton hanya sedikit sehingga akan masing pada suhu digolongkan dalam
memperbesar kekuatan tekan beton. beton mutu rendah K125 - <K175.
Sedangkan penambahan campuran beton Sehingga dapat disimpulkan bahwa
10% dan 15% tanah liat tidak selamanya campuran yang optimum terdapat pada
mengalami peningkatan kuat tekan penambahan 5% tanah liat masuk pada
beton disebabkan pencampuran yang kategori mutu sedang K250 - <K400,
tidak merata atau homogen sehingga di sedangkan beton dengan campuran 5%
dalam campuran itu tidak saling tersebut pembuatannya berdasarkan
mengikat. Sehingga dapat disimpulkan mutu rendah K175 -<K250 sehingga
bahwa penggantian semen dengan tanah dengan penambahan tersebut
liat sebesar 5% kuat tekan beton meningkatkan kuat tekan beton.
mencapai maksimum, yaitu 27,11 MPa, Pada pengujian pola retakan beton
sedangkan pada penambahan tanah pasca kebakaran pada variasi 0%, 5%,
sebesar 15% mengalami penurunan yang 10%, dan 15% tanah liat dengan suhu
cukup signifikan yaitu 12,98 MPa. 2000C 3500C, dan 5000C dengan lama
Berdasarkan referensi diperoleh pembakaran selama 2 jam menunjukkan
penurunan kuat tekan dari penambahan tidak adanya retakan yang terjadi pada
SiO2 yang terus menerus karena semakin suhu 2000C dan 3500C tetapi pada pada
banyak penambahan SiO2 pada beton, sampel yang dibakar pada suhu 5000C
kekuatannya juga ikut bertambah. tampak terlihat retakan seperti retak-
Tetapi pada titik tertentu, kekuatan retak rambut. Karena pemanasan pada
tekannya ini turun. Penurunan ini suhu yang cukup tinggi juga akan
timbul karena kadar SiO2 pada beton menyebabkan stabilitas ikatan jel semen
sudah jenuh sehingga kristalinitasnya pada beton menjadi hilang, sehingga
berkurang dan disebabkan pada saat terjadi penyusutan pada beton dan pada
pengadukan beton pada molen kurang proses tersebut juga terjadi suatu siklus
maksimal sehingga tidak homogen pemanasan dan pendinginan yang
(Hadiyarman, dkk.,2008). bergantian yang akan menyebabkan
Berdasarkan grafik pada gambar 1 struktur beton sehingga beton menjadi
sampai dengan grafik pada gambar 4 getas dan terdapat retakan.
pertambahan suhu bakaran berpengaruh
pada perubahan tekanan. Pada suhu KESIMPULAN
bakaran 2000C, 3500C, dan 5000Cterlihat Dari penelitian mengenai pengaruh
bahwa tekanan yang paling tinggi penambahan tanah liat sebagai
terdapat pada suhu 2000C pada masing- campuran terhadap kekuatan beton
masing variasi komposisi tanah liat jika pasca bakar dapat disimpulkan sebagai
dibandingkan pada suhu 3500C dan pada berikut:
suhu 5000C. sehingga dapat disimpulkan 1. Berdasarkan nilai kekuatan yang
bahwa semakin tinggi suhu bakaran diperoleh dari pengujian beton,
maka tekanan beton semakin rendah bahwatanah liat tidak optimal
begitu pun sebaliknya. digunakan sebagai campuran untuk
Menurut departemen pekerjaan kategori beton pasca bakar karena
umum tahun 2007 (Gunawan, 2000) hanya pada penambahan 5% tanah
beton dengan campuran tanah liat 5% liat kekuatannya lebih besar jika
masing-masing suhu dapat digolongkan dibandingkan dengan beton normal
kedalam beton mutu sedang K250 - 2. Dari keseluruhan sampel, untuk
<K400, campuran tanah liat 10% pada komposisi terbaik beton pasca bakar
6
Jurnal Einstein 3 (2) (2015): 1-7

pada tiga variasi suhu diperoleh Gunawan, (2000), Konstruksi Beton I,


pada penambahan tanah liat 5% Jakarta, Penerbit Delta Teknik
dengan kuat tekan sekitar 27,11 group
MPa. Sedangkan komposisi Laintarawan, P., Nyoman, S.W., dan
campuran 10% dan 15% tanah liat Wayan, A., (2009), Buku Ajar
mengalami penurunan. Konstruksi Beton, Denpasar, FT
3. Pada pengujian pola retakan beton Universitas Hindu Indonesia
pasca kebakaran dengan Limbong, L., (2014), Karakteristik Beton
penambahan tanah liat pada suhu Dari Pasir Merah Labuhan Batu
2000C dan 3500C dengan lama Selatan Pasca Bakar, skripsi,
pembakaran selama 2 jam FMIPA, UNIMED, Medan
menunjukkan tidak adanya retakan Mulyono,T., (2004), Teknologi Beton,
yang terjadi, tetapi pada suhu Yogyakarta, Penerbit Andi
tertinggi 5000C tampak terlihat Tjokrodimuljo, K.I., (2000), Teknologi
sedikit retakan seperti retak-retak. Beton, Yogyakarta: Biro Penerbit
Retakan ini disebabkan oleh
penyusutan beton pada saat terjadi
proses pembakaran.
4. Suhu tinggi berpengaruh pada
kekuatan beton dan nilai
keoptimalan ditunjukkan pada
benda uji dengan suhu 200C jika
dibandingkan dengan benda uji pada
3500C dan 5000C.

SARAN
Dari penelitian yang telah
dilakukan dengan mengacu pada hasil
penelitian yang diperoleh, maka saran
yang dikemukakan oleh penulis adalah
bahwa Tanah liat kurang optimal
digunakan sebagai campuran pada beton
pasca bakar, jadi perlu dilakukan
penelitian selanjutnya untuk
menggunakan bahan material yang lain
pada teknolgi beton.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Aswanni. I.,Nur, AST., dan
Abdul, H.A., (2009), Analisis
Pengaruh Temperatur Terhadap
Kuat Tekan Beton, Jurnal Teoritis
Dan Terapan Bidang Rekayasa
Sipil,18 (2): 0853-2952
Departemen Pekerjaan Umum, (1971),
Peraturan Beton Bertulang
Indonesia (PBI 1971), Bandung ,
Badan Penelitian dan
Pengembangan Departemen
Pekerjaan Umum
7

Anda mungkin juga menyukai