Anda di halaman 1dari 9

A.

Implementasi Kebijakan Alokasi Dana Desa

Alokasi Dana Desa dilaksanakan sebagai bentuk implementasi dari berbagai peraturan

pemerintah maupun peraturan daerah. Dalam hal ini peraturan yang mendasari yaitu:

PERMENDAGRI:

1. Permendagri No. 111/2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa


2. Permendagri No. 112/2014 tentang Pemilihan Kepala Desa
3. Permendagri No. 113/2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa
4. Permendagri No. 114/2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa

PERMENDES:

1. Permendes No.1/205 tentang Pedoman Kewenangan Lokal Berskala Desa


2. Permendes No.2/2015 tentang Musyawarah Desa
3. Permendes No.3/2015 tentang Pendampingan Desa
4. Permendes No.4/2015 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengelolaan, dan Pembubaran
BUMDes
5. Permendes No. 21/2015 No. 8/2016 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa TA 2016

PMK Nomor 257/PMK.07/2015 Tentang Tata Cara Penundaan dan/atau Pemotongan Dana
Perimbangan terhadap Daerah Yang Tidak Memenuhi ADD

PMK Nomor 49/PMK.07/2016 Tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan,


Pemantauan dan Evaluasi Dana Desa

B. Pengertian Alokasi Dana Desa (ADD)


Alokasi Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Kabupaten yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan
keuangan antar desa untuk mendanai kebutuhan desa dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan serta pelayanan masyarakat. ADD merupakan
perolehan bagian keuangan desa dari kabupaten yang penyalurannya melalui Kas Desa. ADD
adalah bagian dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh Kabupaten.

C. Maksud dan Tujuan ADD


1. Maksud
ADD dimaksudkan untuk membiayai program pemerintah desa dalam melaksanakan
kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan serta
pemberdayaan masyarakat.

2. Tujuan
Alokasi Dana Desa (ADD) bertujuan untuk:
a. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan desa dalam melaksanakan
pelayanan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan sesuai
kewenangannya.
b. Meningkatkan kemampuan lembaga kemasyarakatan dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian pembangunan secara partisipatif sesuai dengan
potensi yang ada.
c. Meningkatkan pemerataan pendapatan, kesempatan bekerja dan kesempatan
berusaha bagi masyarakat.
d. Mendorong peningkatan swadaya gotong-royong masyarakat.

D. Penetapan Alokasi Dana Desa


Alokasi Dana Desa (ADD) didasarkan pada ketetapan-ketetapan berikut ini:
a. Penetapan dan hasil perhitungan ADD setiap tahun ditetapkan dengan Peraturan
Bupati.
b. Penetapan dan hasil perhitungan ADD dimaksud diberitahukan kepada desa
selambat-lambatnya bulan Agustus setiap tahunnya.
c. Data variabel independen utama dan variabel independen tambahan selambat-
lambatnya dikirim oleh Tim Pendamping Tingkat Kecamatan kepada Tim
Fasilitasi Kabupaten pada bulan Maret untuk penghitungan ADD tahun
berikutnya.

E. Pengaturan Dan Pengelolaan


Untuk menimalisir bahkan mencegah terjadinya penyalahgunaan Alokasi Dana Desa ini
maka pemerintah kabupaten menetapkan pengaturan dan pengelolaan yang harus ditaati oleh
setiap pengelola ADD di setiap desa yang adalah sebagai berikut:
a. Pengelolaan ADD dilakukan oleh Kepala Desa yang dituangkan kedalam Peraturan Desa
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
b. Pengelolaan Keuangan ADD merupakan bagian tidak terpisahkan dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa beserta lampirannya.
c. Seluruh kegiatan yang didanai oleh ADD harus direncanakan.
d. ADD dilaksanakan dengan menggunakan prinsip efisien dan efektif, terarah, terkendali
serta akuntabel dan bertanggungjawab.
e. Bupati melakukan pembinaan pengelolaan keuangan desa.
f. ADD merupakan salah satu sumber pendapatan desa.
g. Pengelolaan Alokasi Dana Desa dilakukan oleh Pemerintah Desa yang dibantu oleh
lembaga kemasyarakatan di desa.

F. Tugas Pokok dan Fungsi Pendamping Desa

Tugas pokok pendamping desa yang utama adalah mengawal implementasi uu desa
dengan memperkuat proses pelaksanaan pemberdayaan masyarakat desa.

Fungsi pendamping dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan fungsi:

a. Fasilitasi penetapan dan pengelolaan kewenangan lokal berskala desa dan


kewenangan desa berdasarkan hak asal-usul.
b. Fasilitasi penyusunan dan penetapan peraturan desa yang disusun secara
partisipatif dan demokratis.
c. Fasilitasi pengembangan kapasitas para pemimpin desa untuk mewujudkan
kepemimpinan desa yang visioner, demokratis dan berpihak kepada
kepentingan masyarakat desa.
d. Fasilitasi demokratisasi desa.
e. Fasilitasi kaderisasi desa.
f. Fasilitasi pembentukan dan pengembangan lembaga kemasyarakatan desa.
g. Fasilitasi pembentukan dan pengembangan pusat kemasyarakatan
[community center] di desa dan/atau antar desa.
h. Fasilitasi ketahanan masyarakat desa melalui penguatan kewarganegaraan,
serta pelatihan dan advokasi hukum.
i. Fasilitasi desa mandiri yang berdaya sebagai subyek pembangunan mulai
dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan desa yang
dilaksanakan secara partisipatif, transparan dan akuntabel.
j. Fasilitasi kegiatan membangun desa yang dilaksanakan oleh supradesa
secara partisipatif, transparan dan akuntabel.
k. Fasilitasi pembentukan dan pemngembangan badan usaha milik desa
(BUMDesa).
l. Fasilitasi kerjasama antar desa dan kerjasama desa dengan pihak ketiga.
m. Fasilitasi pembentukan serta pengembangan jaringan sosial dan kemitraan.

Studi Kasus: Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) Dalam Menunjang


Pembangunan Pedesaan (Studi Kasus: Desa Segodorejo Dan Desa Ploso Kerep,
Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang)

Alokasi Dana Desa merupakan kebijakan pemerintah seiring dengan bergulirnya


otonomi daerah, yaitu dimulai berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang
kemudian direvisi dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Saat desa diserahi
wewenang mengelola Alokasi Dana Desa yang bisa digunakan, desa untuk menyelesaikan
masalah mereka, desa merasa diberi kepercayaan dan tantangan membangun desanya secara
partisipatif.
Alokasi Dana Desa bukan lagi merupakan bantuan namun merupakan dana bagi hasil
atau perimbangan antara pemerintah kabupaten dengan desa, seperti bagi hasil retribusi dan
pajak serta bagian dari dana perimbangan yang diperoleh pemerintah kabupaten kecuali Dana
Alokasi Khusus. Sedangkan besarnya untuk masing-masing desa ditentukan dan
diformulasikan oleh pemerintah kabupaten masing-masing.Seperti pemerintah kabupaten
Jombang melalui Peraturan Bupati Jombang Nomor 3 tahun 2011 tentang Pedoman
Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) Kabupaten Jombang.

Dalam Peraturan Bupati Jombang dijelaskan bahwa Alokasi Dana Desa berasal dari
APBD Kabupaten Jombang yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat
dan daerah yang diterima oleh Kabupaten Jombang untuk Desa paling sedikit 10 % (sepuluh
persen) setelah dikurangi belanja pegawai. Perolehan ADD masing-masing desa sudah sesuai
dengan formulasi penerimaan. Penerimaan ADD bagis etiap desa diharapkan mampu
memberikan dorongan terhadap pelaksanaan otonomi desa, sehingga akan berdampak positif
pada kemandirian desa.

Besarnya persentase perbandingan antara asas merata dan adil dalam pembagian ADD
kepada Desa ditetapkan dengan ketentuan: a) Alokasi Dana Desa Minimal (ADDM) sebesar
60% (enam puluh persen) dibagi untuk seluruh Desa secara merata; b) Alokasi Dana Desa
Proporsional (ADDP) sebesar 40% (empat puluh persen) dibagi untuk seluruh Desa secara
proporsional.

Alokasi Dana Desa dimaksudkan untuk membiayai program Pemerintah Desa dalam
melaksanakan kegiatan pemerintahan dan pembangunan sumberdaya manusia dan
peningkatan perekonomian masyarakat di desa. Alokasi Dana Desa yang diterima Desa
Segodorejo dan Desa Ploso Kerep digunakan untuk belanja aparatur dan operasional
pemerintah desa sebesar 30% dan belanja untuk pemberdayaan masyarakat 70%. Berikut
pengalokasian dana ADD di Desa Segodorejo dan Ploso Kerep Tahun 2012 :
Tabel 1 : Pengalokasian Dana ADD di Desa Segodorejo dan Ploso Kerep Tahun 2012

Desa
No Uraian Segodorejo Desa Ploso Kerep

Bantuan Aparatur dan


1 Operasional Pemerintah Desa Rp. 27.848.770,- Rp. 27.120.374,-

1.898.300,
2 Bantuan Operasional LPMD Rp. 2.599.950,- Rp. -

Bantuan Operasional 6.780.000,


3 BPD Rp. 9.282.900,- Rp. -

Rp 4.429.550,
4 Bantuan Operasional RT/RW . 6.064.000,- Rp. -

Bantuan Operasional Rp
5 PKK . 4.322.000,- Rp. 3.164.000,-

Bantuan Operasional Rp
6 GSI . 2.166.000,- Rp. 1.582.000,-

Rp
7 Bantuan Operasional Karang . 2.166.000,- Rp. 1.582.000,-
Taruna

8 Bantuan Pembangunan Fisik Rp. 69.323.417,- Rp. 51.839.412,-

Jumlah Rp.123.771.865,- Rp. 90.401.245,-


Berdasarkan tabel tersebut menjelaskan pengelolaan penggunaan dana ADD telah diatur
dalam Peraturan Bupati setiap tahunnya yang dijadikan petunjuk teknis penggunaan angaran
ADD. Dalam Peraturan Bupati tersebut berisikan pos-pos anggaran dari ADD bahkan dalam
beberapa pos telah ditentukan besaran presentase. Dengan jumlah perolehan ADD Desa
Segodorejo dan Ploso Kerep yang berikan pemerintah daerah mulai dari tahun 2009-2012 sama
besarnya, menimbulkan kepatenan penerapan besaran nominal penganggaran di setiap pos-pos
anggaran. Pelaksanaan ADD sesungguhnya merupakan proses yang didasarkan atas keadaan
masyarakat dan desa. Karena DURK yang tersusun merupakan cerminan terhadap kebutuhan
pengembangan dari masyarakat dan desa.

Dalam pelaksanaan ADD di desa, diawali dengan kegiatan musyawarah perencanaan.


Seperti halnnya desa lain, pada desa Segodorejo dan desa Ploso Kerep, pelaksanaan ADD
diawali dengan musyawarah desa sosialisasi dan perencanaan ADD dengan partisipasi dari
warga desa, kelompok perempuan, lembaga desa dan pemerintah desa, tokoh masyarakat, tokoh
agama dan Pembina ADD dari kecamatan. Perencanaan Alokasi Dana Desa di Desa Segodorejo
dan Desa Ploso Kerep menggunakan perencanaan yang partisipatif. Dalam model perencanaan
partisipatif, semua unsur-unsur yang terlibat (stakeholders) dilibatkan menyusun kebutuhan
untuk menetapkan tujuan dan menentukan langkah-langkah yang akan ditempuh untuk mencapai
tujuan tersebut. Dalam pengamatan di lapangan terlihat bahwa terdapat desa dengan partisipasi
masyarakat yang kurang namun ada juga yang memiliki tingkat partisipasi yang tinggi.Desa
Ploso Kerep dalam pelaksanaan ADD terlihat sebagai contoh desa memiliki tingkat partisipasi
kurang. Masyarakat dalam proses pembangunan terlihat kurang terdapat inisiatif untuk
membantu pelaksanaan seperti diungkap oleh Kepala Desa Ploso Kerep.

KESIMPULAN:

Kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten Jombang dalam mendistribusikan


ADD dengan asas merata dan adil. Pembagian Alokasi Dana Desa (ADD) dapat dengan
rincian sebagai berikut: a) Asas Merata adalah besarnya bagian Alokasi Dana Desa (ADD)
yang sama untuk di setiap Desa atau yang disebut dengan Alokasi Dana Desa (ADD)
minimal; b) Asas Adil adalah besarnya bagian Alokasi Dana Desa (ADD) yang dibagi secara
proporsional untuk di setiap Desa berdasarkan Nilai Bobot Desa yang dihitung dengan rumus
dan variabel tertentu atau Alokasi Dana Desa (ADD) Proporsional (ADDP).

Dalam Peraturan Bupati Jombang dijelaskan bahwa Alokasi Dana Desa berasal dari
APBD Kabupaten Jombang yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat
dan daerah yang diterima oleh Kabupaten Jombang untuk Desa paling sedikit 10% (sepuluh
persen) setelah dikurangi belanja pegawai. Besarnya persentase perbandingan antara asas
merata dan adil dalam pembagian ADD kepada Desa ditetapkan dengan ketentuan sebagai
berikut : a) Alokasi Dana Desa Minimal (ADDM) sebesar 60% (enam puluh persen) dibagi
untuk seluruh Desa secara merata; b) Alokasi Dana Desa Proporsional (ADDP) sebesar 40%
(empat puluh persen) dibagi untuk seluruh Desa secara proporsional.

Tata kelola dana ADD masih nampak belum efektif, hal ini terlihat pada mekanisme
perencanaan yang belum memperlihatkan sebagai bentuk perencanaan yang efektif karena
waktu perencanaan yang sempit, kurang berjalannya fungsi lembaga desa, partisipasi
masyarakat rendah karena dominasi kepala desa dan adanya pos-pos anggaran dalam
pemanfaatan ADD sehingga tidak ada kesesuaian dengan kebutuhan desa.

DAFTAR PUSTAKA:

(http://myirfanberbagi.blogspot.co.id/2016/04/makalah-dana-alokasi-desa-belanja-bagi.html,
(online), pada tanggal 07 Desember 2017)

(http://andyfisip.blogspot.co.id/2014/03/kebijakan-alokasi-dana-desa-add.html, (online), pada


tanggal 07 Desember 2017)

(https://grahamuda.wordpress.com/2015/11/19/tugas-tugas-pokok-dan-fungsi-pendamping-
desa/, (online), pada tanggal 07 Desember 2017)

(https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8
&ved=0ahUKEwj-
g6fljvjXAhULOY8KHTx1CnoQFggmMAA&url=http%3A%2F%2Fdownload.portalgaruda.o
rg%2Farticle.php%3Farticle%3D190082%26val%3D6467%26title&usg=AOvVaw0Qi4QP21
ZiORnWvc9fiU0F, (online), pada tanggal 07 Desember 2017)

Anda mungkin juga menyukai