Anda di halaman 1dari 26

BAB III

GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000, telah ditetapkan provinsi Banten


sebagai provinsi baru di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada saat
pembentukan dan penetapannya, provinsi ini memiliki 2 (dua) kota yaitu Kota
Tangerang dan Kota Cilegon, serta 4 (empat) Kabupaten yaitu Kabupaten Tangerang,
Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, dan Kabupaten Lebak.

Provinsi Banten memiliki keuntungan fisik-geografis yang berupa akses langsung ke


Pulau Sumatera dan perairan internasional (Samudera Indonesia). Mengingat letaknya
yang sangat strategis di ujung barat Pulau Jawa, maka Provinsi Banten merupakan pintu
gerbang mobilitas manusia, barang dan jasa antar pulau. Selain itu berbatasan dengan
Ibukota Negara (DKI Jakarta) dan wilayah pertumbuhan nasional yang sangat maju
(provinsi Jawa Barat).

Perkembangan kawasan di provinsi Banten pada periode tahun 1998-2004 pada


umumnya terkonsentrasi di wilayah perbatasan, seperti kawasan andalan permukiman
yang banyak mengkonversi lahan pertanian seperti di wilayah Kabupaten Tangerang,
Kota Tangerang, dan Kabupaten Serang. Sedangkan yang termasuk sebagai kawasan
andalan pariwisata Banten adalah Pantai Barat (Anyer dan Tanjung Lesung). Untuk
kawasan yang memiliki potensi sebagai Kawasan Pertanian adalah Kabupaten
Pandeglang dan Kabupaten Lebak, yang sampai saat ini cenderung dikhawatirkan
terjadi konversi lahan yang meningkat, seperti halnya kota Tangerang yang sebelumnya
masih status kabupaten Tangerang yang memiliki luas lahan pertanian yang mendukung
produksi pertanian.

35
III.1 Geografi Kota Tangerang
Kota Tangerang secara resmi berdiri pada tanggal 28 Pebruari 1993 melalui penetapan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah
Tingkat II Tangerang. Luas wilayah Kota Tangerang tercatat 183,78 km2 (termasuk
luas Bandara Soekarno-Hatta sebesar 19,69 km2)..

Kota Tangerang secara geografis terletak antara 6O6' Lintang Selatan sampai dengan
6O13 Lintang Selatan dan 106O36' Bujur Timur sampai dengan 106O42' Bujur Timur.
Batas wilayahnya adalah :

Sebelah utara, berbatasan dengan Kecamatan Teluknaga dan Kecamatan Sepatan


Kabupaten Tangerang.
Sebelah selatan, berbatasan dengan Kecamatan Curug, Kecamatan Serpong dan
Kecamatan Pondok Aren Kabupaten Tangerang.
Sebelah timur berbatasan dengan DKI Jakarta.
Sebelah Barat, berbatasan dengan Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang.

U KONVERSI LAHAN
PERTANIAN UNTUK
RENCANA
KABUPATEN PERLUASAN
BANDARA
TANGERANG SOETTA

BARAT
TIMUR

DKI
JAKARTA
KOTA
TANGERANG

KABUPATEN
S
TANGERANG

Gambar III.1 Peta lokasi kota Tangerang dan sekitarnya


Sumber : hasil modifikasi sendiri berdasarkan data Bagian Elektronik Puspen kota Tangerang

36
Letak geografis yang sedemikian itu sangat menguntungkan bagi daerah Kota
Tangerang, terutama dalam pengembangan ekonomi wilayah.

Luas wilayah Kota Tangerang tercatat 183,78 Km2 (termasuk luas Bandara
Soekarno - Hatta sebesar 19,69 Km2) yang berjarak sekitar 60 Km dari Ibukota
Propinsi Banten dan sekitar 27 Km dari DKI Jakarta.

Wilayah Kota Tangerang meliputi 13 Kecamatan yaitu :

1. Kecamatan Ciledug (8.769 Km2),


2. Larangan (9.397 km2),
3. Karang Tengah (10.474 km2),
4. Cipondoh (17.91 Km2),
5. Pinang (21.59km2),
6. Tangerang (15.785 Km2),
7. Karawaci (13.475 km2),
8. Jatiuwung (14.406 Km2),
9. Cibodas (9.611 km2),
10. Periuk (9.543 km2),
11. Batuceper (11.583 Km2),
12. Neglasari (16.077 km2), dan
13. Kecamatan Benda (5.919 Km2).

Secara topografi, Kota Tangerang sebagian besar berada pada ketinggian 10-30 m dpl,
sedangkan bagian utaranya (meliputi sebagian besar Kecamatan Benda) ketinggiannya
berkisar antara 0-10 m dpl. Di Kota Tangerang juga terdapat daerah-daerah yang
mempunyai ketinggian > 30 m dpl yaitu pada bagian selatan Kecamatan Ciledug.

Dilihat dari kemiringan tanahnya, sebagian besar Kota Tangerang mempunyai tingkat
kemiringan tanah 0-30% dan sebagian kecil (yaitu di bagian selatan kota) kemiringan
tanahnya antara 3-8% berada di Kelurahan Parung Serab, Kelurahan Paninggilan
Selatan dan Kelurahan Cipadu Jaya.

37
Kondisi hidrologis, Kota Tangerang sangat dipengaruhi oleh sungai Cisadane yang
membagi Kota Tangerang menjadi 2 bagian yaitu bagian timur sungai dan bagian barat
sungai. Kecamatan yang terletak di bagian barat sungai Cisadane meliputi Kecamatan
Jatiuwung dan sebagian Kecamatan Tangerang. Selain Sungai Cisadane, di Kota
Tangerang juga terdapat sungai-sungai lain seperti Sungai Cirarab yang merupakan
batas sebelah barat Kecamatan Jatiuwung dengan Kecamatan Pasar Kemis di
Kabupaten Tangerang, Kali Ledug yang merupakan anak sungai Cirarab, Kali Sabi dan
Kali Cimode, sungai-sungai tersebut berada disebelah sungai Cisadane. Sedangkan pada
bagian timur Sungai Cisadane terdapat pula sungai/kali yang meliputi; Kali
pembuangan Cipondoh, Kali Angke, Kali Wetan, Kali Pesanggarahan, Kali Cantige,
Kali Pondok Bahar. Selain sungai/kali, di Kota Tangerang terdapat pula saluran air yang
meliputi Saluran Mokevart, saluran Irigasi Induk Tanah Tinggi, Saluran Induk Cisadane
Barat, Saluran Induk Cisadane Timur dan Saluran Induk Cisadane Utara.

KPTS WALIKOTA TNG PERBATASAN


NO.460-38-2002 KAB. TANGERANG

Kelurahan
Neglasari

Kota
Tangerang

Kel
Jurumudi

AREA SAWAH PRODUKTIF


Kel. BELENDUNG
KEC. BENDA
KOTA TANGERANG

Gambar III.2 Lokasi penelitian di kawasan bandara Soekarno Hatta


di kecamatan Benda, kota Tangerang (Salah satu lokasi yang
terdapat lahan pertanian produktif)
Sumber : hasil modifikasi sendiri berdasarkan data Bagian Elektronik Puspen kota Tangerang

38
Gambar III.2 merupakan daerah penelitian di wilayah Bandara Soekarno Hatta berada
di Kecamatan Benda (luas area 5,92 km2, jumlah penduduk 66.896 jiwa) dan
kecamatan Batuceper (luas wilayah 11,58 km2, jumlah penduduk 76.874 jiwa) dengan
tingkat kepadatan penduduk masing-masing adalah 6.238 jiwa/km2 dan
11.300jiwa/km2, merupakan daerah yang memilik luas lahan pertanian sawah yang
masih produktif dibandingkan dengan kecamatan yang lain, yang rata-rata luas
lahannya terdiri dari lahan kering dan lahan bangunan.

Di lingkungan Pemerintahan Kota Tangerang, terdapat 27 instansi pemerintah yang


terdiri dari, empat sekretariat, empat badan, enam kantor dan 13 instansi kedinasan. Di
Kota Tangerang ini, Walikota menjalankan pemerintahannya. Luas wilayah lahan
pertanian potensial berupa lahan sawah beririgasi teknis masih terdapat di kecamatan
Benda dan wilayah kecamatan Batuceper di sekitar wilayah Bandara Soekarno Hatta.

III.2 Kependudukan dan Tenaga Kerja


Perkembangan penduduk kota Tangerang masih akan dipengaruhi oleh laju arus migrasi
masuk ke kota Tangerang. Adapun perkembangan penduduk kota Tangerang sebagai
berikut :

Tabel III.1. Perkembangan penduduk

No. Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)


1. 2000 1.311.746
2. 2001 1.354.236
3. 2002 1.416.842
4. 2003 1.466.577
5. 2004 1.488.666
6. 2005 1.507.084
Sumber / Source : BPS Kota Tangerang & Bagian Data Elektronik Puspen Kota Tangerang

Hingga Tahun 2005, populasi penduduk di Kota Tangerang adalah 1.507.084 jiwa yang
terdiri dari 754.307 jiwa (50,15%) penduduk laki-laki dan 752.777 jiwa (49,85%)
penduduk perempuan, dengan jumlah rumah tangga sebanyak 359.384 rumah tangga

39
dan sex rasio sebesar 100,22 artinya setiap 100 penduduk perempuan terdapat 100,22
penduduk laki- laki. Tingkat pertumbuhan penduduk Kota Tangerang cukup tinggi rata-
rata sebesar 4% selama tahun 2002 sampai dengan 2005. Kota Tangerang sampai saat
ini dapat dikatakan daerah cukup padat di mana tiap kilometer persegi dihuni rata-rata
8.551,62 jiwa.

Pertumbuhan penduduk di Kota Tangerang tidak hanya disebabkan oleh pertumbuhan


secara alamiah, tetapi tidak lepas karena pengaruh migran yang masuk yang
disebabkan daya tarik Kota Tangerang dengan berkembangnya potensi Industri,
perdagangan dan jasa sehingga mengakibatkan tersedianya lapangan kerja dan
kondusifnya kesempatan berusaha. Dari jumlah penduduk tahun 2000 tersebut 35%
merupakan penduduk usia produktif, tercatat jumlah tenaga kerja total sekitar 463.856
jiwa terdiri dari tenaga kerja sektor non pertanian 463.193 jiwa dan di sektor pertanian
663 jiwa. Pada sektor ketenagakerjaan merupakan salah satu sektor penting
pembangunan ekonomi khususnya dalam upaya pemerintah untuk menanggulangi
kemiskinan. Hal ini karena tenaga kerja adalah modal bagi geraknya pembangunan

Sebagai daerah yang berbatasan dengan Ibukota Negara Kota Tangerang mau tidak
mau harus menampung pula penduduk yang aktifitas ekonomi kesehariannya di
wilayah DKI Jakarta. Persebaran atau distribusi penduduk pada dasarnya merupakan
komposisi penduduk berdasarkan geografis, akan lebih bermakna apabila dikaitkan
dengan kepadatan. Dari data persebaran penduduk dapat dilihat diwilayah mana terjadi
pemusatan penduduk.

40
Tabel III.2 Ratio penduduk menurut jenis kelamin

Penduduk Population Ratio Jenis


Kecamatan Jumlah Kelamin
District Laki-laki Perempuan Total Sex Ratio
Male Female (%)
01. Ciledug 59.300 56.371 95.671 106,32
02. Larangan 60.241 59.725 119.966 100,86
03 Karang Tengah 43.951 47.648 91.599 92,24
04. Cipondoh 85.381 83.069 148.450 103,16
05. Pinang 60.417 60.027 120.444 100,65
06. Tangerang 51.458 53.480 104.938 96,22
07. Karawaci 69.828 72.004 141.832 96,98
08. Cibodas 75.725 68.953 144.678 109,82
09. Jatiuwung 59.934 64.205 124.139 93,35
10. Periuk 45.924 49.894 95.818 92,04
11. Neglasari 48.756 47.023 75.779 104,68
12. Batuceper 49.201 47.673 76.874 104,06
13. Benda 44.191 42.705 66.896 104,54
Kota Tangerang 2005 754.307 752.777 1.507.084 100,22
2004 759.996 728.670 1.488.666 104,30
2003 747.757 718.820 1.466.577 104,03
2002 707.007 709.835 1.416.842 99,60
2001 674.566 679.495 1.354.226 99,30
2000 653.566 658.180 1.311.746 99,30
Sumber / Source : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tangerang.

Kota Tangerang dikatakan daerah cukup padat, tiap kilometer persegi rata-rata dihuni
8.551,62 jiwa. Dimana Kecamatan Cibodas merupakan Kecamatan dengan kepadatan
tertinggi (15.054,94 jiwa/ km2), sementara Kecamatan Neglasari masih banyak terdapat
lahan kosong dan tegalan sehingga kepadatan penduduknya terendah (4.712,62
jiwa/Km2).

Sedangkan perbandingan untuk luas wilayah kecamatan dan kepadatan penduduk di


kota Tangerang Tahun 2000 sampai dengan tahun 2005 sebagai berikut.

41
Tabel III.3 Luas wilayah kecamatan dan kepadatan penduduk
Luas
Jumlah Kepadatan
Kecamatan Area
Penduduk Penduduk/Ha
District (Ha)
Population Population / Ha

01. Ciledug 877 115.671 10.908,89


02. Larangan 940 119.966 12.762,34
03. Karang Tengah 1.047 91.599 8.748,71
04. Cipondoh 1.745 168.450 8.293,30
05. Pinang 2.159 120.444 5.578,69
06. Tangerang 1.579 104.938 6.645,85
07. Karawaci 13,48 141.832 10.521,66
08. Cibodas 961 144.678 15.054,94
09. Jatiuwung 1.441 124.139 8.614,78
10. Periuk 954 95.818 10.043,82
11. Neglasari 1.608 95.779 4.712,62
12. Batuceper 1.158 96.874 6.638,51
13. B e n d a 592 86.896 11.300,00
Kota Tangerang 2005 16.409 1.507.084 8.552
2004 16.409 1.488.666 9.047
2003 16.409 1.446.577 8.913
2002 16.409 1.416.842 8.611
2001 16.409 1.354.226 8.230
2000 16.409 1.311.746 7.972
Sumber / Source : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tangerang
*) Tidak termasuk luas Bandara Soekarno-Hatta = 1969 Ha

Rata-rata satu jiwa penduduk yang mendiami lahan urban adalah 0,0045 ha/jiwa. Rata-
rata laju pertumbuhan penduduk per tahun dalam lima tahun terakhir (2000-2005)
adalah 3,6%, dimana capaian tersebut masih cukup tinggi bila dibandingkan dengan
provinsi Banten yang hanya 2,20%, DKI Jakarta 1,20%, maupun Nasional 1,30%. Bila
diidentifikasi berdasarkan kelahiran bayi hidup pada tahun 2005 yang hanya
memberikan peran 14,82% terhadap pertambahan jumlah penduduk sebesar 39.068

42
jiwa, maka 85,18% merupakan migrasi masuk yang sekaligus penyebab utama
tingginya laju pertumbuhan penduduk Kota Tangerang.

Pertumbuhan kegiatan industri, perdagangan dan jasa di Kota Tangerang merupakan


faktor penarik bagi para migran. Sedangkan yang menjadi faktor pendorong, adalah
semakin terbatasnya daya tampung penduduk di Jakarta, yang pada akhirnya
menyebabkan kota Tangerang menjadi pilihan bagi para migran sebagai tempat
bermukim, meskipun mereka bekerja di wilayah Jakarta. Selain itu, belum optimalnya
pengelolaan administrasi kependudukan Kota Tangerang, khususnya terkait dengan
upaya pengendalian pertumbuhan penduduk turut menjadi faktor pendorong.

Berdasarkan pertumbuhan tersebut, kepadatan penduduk di Kota Tangerang telah


mengalami peningkatan dari 5.788 jiwa/km2 pada tahun 1995, menjadi 8.552 jiwa/km2
hingga tahun 2005. Konsentrasi kepadatan penduduk terutama terjadi di Kecamatan
Cibodas (15.005 jiwa/km2), Kecamatan Larangan (12.762 jiwa/km2), Kecamatan
Benda (11.300 jiwa/km2), Kecamatan Ciledug (10.909 jiwa/km2), Kecamatan
Karawaci (10.522 jiwa/km2), dan Kecamatan Periuk (10.043 jiwa/km2).

Berdasarkan komposisi tenaga kerja, 36% dari jumlah penduduk tahun 2005 merupakan
penduduk usia produktif. Sedangkan presentase penduduk usia belum/tidak produktif
adalah sebesar 64%. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa setiap 1 orang
penduduk produktif menanggung 2 orang penduduk tidak/belum produktif.

Komposisi tenaga kerja dikelompokan dalam 2 kategori, yaitu bekerja disektor


pertanian (2%), dan sektor non pertanian yaitu pertambangan/penggalian (0%),
industri dan kerajinan (25%), Listrik gas dan air (1%), konstruksi bangunan (2%),
perdagangan (26%). Transportasi (6%), lembaga keuangan (2%), jasa (27%), dan lain-
lain (9%). Tenaga kerja di sektor pertanian pada tahun 2000 sebanyak 663 orang,
sedangkan di sektor non pertanian adalah 463.193 orang pada tahun yang sama. Pada
tahun berikutnya hingga tahun 2005 tenaga kerja di sektor pertanian mengalami
penurunan jumlah tenaga kerja karena lahan pertanian yang juga makin berkurang

43
luasnya, harga bahan pertanian yang kian meningkat, maupun oleh akibat daya tarik di
sektor non pertanian yang lebih berpeluang untuk menaikkan pendapatan.

III.3 Tata Guna Lahan


Luas wilayah kota Tangerang tercatat 18.378 Ha (termasuk luas Bandara Soekarno
Hatta seebsar 1969 ha) yang berjarak sekitar 60 km dari ibukota provinsi Banten dan
sekitar 27 km dari Jakarta. Wilayah Kota Tangerang meliputi 13 kecamatan yaitu :

Tabel III.4 Penggunaan lahan per wilayah kecamatan


Luas
Kecamatan
Area
District
(Ha)
01. Ciledug 877
02. Larangan 940
03. Karang Tengah 1.047
04. Cipondoh 1.745
05. Pinang 2.159
06. Tangerang 1.579
07. Karawaci 13,48
08. Cibodas 961
09. Jatiuwung 1.441
10. Periuk 954
11. Neglasari 1.608
12. Batuceper 1.158
13. B e n d a 592
Kota Tangerang 2005 16.409
2004 16.409
2003 16.409
2002 16.409
2001 16.409
2000 16.409
Sumber / Source : Puspen Kota Tangerang

44
Intensitas penggunaan lahan di kota Tangerang seluas 18.378 Ha tercatat antara lain
untuk penggunaan aktivitas ekonomi non pertanian seperti kegiatan industri
besar/sedang, perdagangan dan jasa, transportasi, permukiman, dan lain-lain seluas
10.431,22 Ha, sedangkan seluas 4.318,50 merupakan lahan pertanian (ekonomi
pertanian). Untuk kegiatan Bandara Soekarno Hatta seluas 1.969 Ha dan sisanya lahan
belum terpakai sekitar 1.659,28 Ha. Secara historis dapat diperoleh data penggunaan
lahan sebagai berikut :

Tabel III.5 Tata guna lahan kota Tangerang


(Ha)

Tahun
Penggunaan
Lahan
2000 2001 2002 2003 2004 2005
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]
Pertanian 4.468,00 4.459,00 4.319,52 4.318,50 4.318,50 4.318,50
Urban Industri 9.234,00 9.234,55 9.522,36 9.787,50 10.100,78 10.431,22
- Urban
5.886,00 5.971,55 6.126,36 6.288,50 6.534,78 6.813,22
(Permukiman
- Industri (Lahan
Aktivitas Non 3.348,00 3.353,00 3.396,00 3.499,00 3.566,00 3.618,00
Pertanian
Belum Terpakai 2.860,00 2.778,45 2.567,12 2.303 1.989,72 1.659,28
Bandara Soekarno
1.816,00 1.816,00 1.969,00 1.969,00 1.969,00 1.969,00
Hatta
Total Lahan 18.378,00 18.378,00 18.378,00 18.378,00 18.378,00 18.378,00
Sumber / Source : BPS Kota Tangerang & Bagian Data Elektronik Puspen Kota Tangerang

Untuk standar lahan urban awal tahun 2000 untuk penggunaan lahan urban per jiwa
penduduk tercatat sekitar 0,0045 ha/jiwa berdasarkan data luas lahan urban
(permukiman) 5886 ha dengan penduduk 1.311.746 jiwa pada tahun 2000. Sedangkan
untuk standar lahan industri awal (lahan aktivitas ekonomi non pertanian) sekitar 0,0062
Ha/jiwa sesuai standar lahan industri awal.

45
III.4 Perekonomian
Laju pertumbuhan ekonomi kota Tangerang pada tahun 2005 semakin membaik
dibandingkan tahun 2004 dan 2003. Berdasarkan perhitungan Produk Domestik
Regional Bruto atas Dasar Harga Konstan 1993, laju pertumbuhan ekonomi kota
Tangerang tahun 2005 adalah 7%, nilai Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar
Harga Konstan 1993 pada tahun 2003 adalah 7,067 trilyun rupiah dan tahun 2004
menjadi meningkat sebesar 7,130 trilyun rupiah. Pada tahun 2005 mencapai 7,515
trilyun rupiah. Pada tahun berikutbnya diperkirakan akan terus meningkat. Dengan
demikian kinerja perekonomian kota Tangerang sudah mulai recovery dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya.

Sementara itu, PDRB atas dasar harga Berlaku pada periode yang sama menunjukkan
perkembangan nilai dari Rp. 18,238 trilyun (2001) menjadi Rp. 21,069 trilyun (2002),
sebesar 23,856 trilyun rupiah (2003) hingga tahun 2005 akan terus tumbuh, atau
bertumbuh sebesar 34,00% selama periode tersebut dengan rata-rata pertumbuhan per
tahun sebesar 6,04%.

Peranan ekonomi dapat dilihat dari angka distribusi Produk Domestik Regional Bruto
Atas Dasar Harga Berlaku, sektor industri pengolahan ternyata masih mendominasi
struktur ekonomi Kota Tangerang dengan konstribusi sebesar 56%-57% pada tahun
2003, menurun dari pada tahun sebelumnya sebesar 58% (tahun 2002). Demikian pula
pada tahun 2005 mengalami penurunan dari tahun 2004. Dengan demikian, sektor
industri pengolahan masih menjadi leading sector, baik kelompok industri besar/sedang
maupun industri kecil dan rumah tangga.

46
Tabel III.6 Produk domestik regional bruto kota Tangerang
atas dasar harga konstan tahun 1993
(Hitungan per juta)
Lapangan
No. Usaha/Field 2000 2001 2002 2003 2004 2005
of Effort
1. Pertanian 20.190 20.820 21.550 21.550 21.550 21.550
2. Non Pertanian 6.273.810 6.232.453 6.595.637 7.045.515 7.109.390 7.493.780
Total PDRB 6.294.000 6.294.000 6.616.457 7.067.065 7.130.940 7.515.330
Catatan :
- PDRB non pertanian terdiri dari lapangan usaha : Industri Pengolahan, Listrik,
Gas dan Air Minum, Bangunan dan Konstruksi, Perdagangan, Hotel dan Restoran,
Angkutan dan Komunikasi, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jasa-Jasa.
- Untuk Nilai PDRB pertanian dan non pertanian Tahun 2000, 2004 dan 2005
merupakan asumsi dengan pertumbuhan diperkirakan 6% berdasarkan PDRB
tahun sebelumnya, karena data tidak ada.

Sumber / Source : Hasil olahan sendiri berdasarkan data dari Bagian Data Elektronik Puspen Kota Tangerang

Tabel III.7 Produk domestik Regional Bruto kota Tangerang


atas dasar harga berlaku tahun 1993
(Hitungan per juta)
Lapangan
No. Usaha/Field 2000 2001 2002 2003 2004 2005
of Effort
1. Pertanian 37.903 37.903 42.886 44.951 44.951 44.951
2. Non 18.201.063 18.201.063 21.026.258 23.810.566 23.810.566 23.810.566
Pertanian
Total PDRB 18.238.966 18.238.966 21.069.144 23.855.517 23.855.517 23.855.517
Catatan :
- PDRB Non Pertanian terdiri dari lapangan usaha : Industri Pengolahan, Listrik, Gas
dan Air Minum, Bangunan dan Konstruksi, Perdagangan, Hotel dan Restoran,
Angkutan dan Komunikasi, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jasa-Jasa.
- Untuk Nilai PDRB Pertanian dan Non Pertanian Tahun 2000, 2004 dan 2005
merupakan asumsi dengan pertumbuhan diperkirakan 12% berdasarkan PDRB tahun
sebelumnya, karena data tidak ada.

Sumber / Source : Hasil olahan sendiri berdasarkan data dari Bagian Data Elektronik Puspen Kota Tangerang

47
Secara umum gambaran pendapatan setiap penduduk kota Tangerang dicerminkan oleh
pendapatan Kota Tangerang per kapita atas dasar harga berlaku. Pada tahun 2003
besarnya pendapatan kota Tangerang atas harga berlaku meningkat dari 15 juta rupiah
pada tahun 2002 menjadi sekitar 16 juta rupiah pada tahun 2003. Sedangkan Gambaran
pendapatan setiap penduduk kota Tangerang dicerminkan oleh pendapatan Kota
Tangerang per kapita atas Dasar Harga Konstan yaitu pada tahun 2003 besarnya
pendapatan kota Tangerang meningkat dari 4,67 juta rupiah tahun 2002 menjadi 4,82
juta rupiah tahun 2003, kemudian menurun pada tahun 2004 menjadi 4,79 juta rupiah
dan meningkat kembali pada tahun 2005 menjadi 5 juta rupiah.

a. Perindustrian
Kegiatan industri sebagai motor utama perekonomian di Kota Tangerang sebagian besar
terdapat di wilayah Kecamatan Jatiuwung, Batuceper, Tangerang, dan sebagian kecil
Kecamatan Cipondoh. Luas lahan untuk kegiatan industri sekitar 1.367,1 ha. Hingga
tahun 2005, jumlah industri di Kota Tangerang sebesar 1.334 industri, yang terdistribusi
dalam industri besar 223 unit (16,72%), industri menengah 198 unit (14,84%), dan
industri kecil 913 unit (68,44%).

b. Perdagangan
Pengembangan sektor perdagangan di Kota Tangerang tumbuh beriringan dengan
pesatnya pengembangan perindustrian dan perumahan yang ada. Sektor ini memang
tumbuh pada saat terjadinya keramaian aktivitas manusia yang akhirnya menuntut
tersedianya kebutuhan primer maupun sekunder manusia itu.

Berdasarkan SIUP yang diterbitkan di Kota Tangerang menunjukkan pertumbuhan


usaha perdagangan yang semakin pesat sebagaimana peningkatan yang terjadi dari
1.431 usaha perdagangan pada tahun 2004 menjadi 1.781 usaha perdagangan pada
tahun 2005 atau bertumbuh sebesar 24,46%. Perusahaan perdagangan besar bahkan
mengalami pertumbuhan tertinggi pada tahun 2005 yaitu sebesar Rp. 34,48%, dimana
dari 87 perusahaan menjadi 117 perusahaan. Perusahaan Dagang Menengah meningkat
dari 244 menjadi 278 perusahaan atau bertumbuh 13,93%. Sementara perusahaan

48
dagang kecil mengalami pertumbuhan 25,91% yaitu dari 1.100 perusahaan menjadi
1.385 perusahaan.

Di Kota Tangerang, pusat-pusat perdagangan pada skala lokal tersebar di beberapa


lokasi dekat kawasan permukiman, seperti di Kecamatan Ciledug dan Karawaci bahkan
di Kecamatan Tangerang. Pada skala regional, perdagangan dan jasa ditandai dengan
berdirinya pasar-pasar modern raksasa (hypermarket), yang sudah menjangkau target
pasar di luar atau antar kota.

Salah satu karakteristik dari pasar modern raksasa ini adalah secara fisik merupakan
sebuah toko yang besar dengan luas minimal 4.000 m2 dan item barang yang dijual
sangat banyak dan bervariasi. (Sumber : Visidata Riset Indonesia, 2005). Di Kota
Tangerang, pusat-pusat perdagangan seperti Carefour, Giant, Hypermarket, dan
sebagainya, terletak di Kecamatan Larangan (Giant), Kecamatan Tangerang (Carefour,
Hypermarket).

c. Pertanian
Pengusahaan pertanian di Kota Tangerang berorientasi pada tanaman semusim, meliputi
tanaman bahan makanan, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Tanaman jenis bahan
makanan terdiri dari jenis padi-padian, jagung dan umbi-umbian, dan kacang-kacangan.
Data tanaman bahan makanan dirinci menurut luas panen, rata-rata hasil per Ha dan
produksi.

Secara umum luas area persawahan di Kota Tangerang selama empat tahun terakhir
tidak ada perubahan, yaitu sebesar 1.476 Ha dari total luas lahan pertanian 4.468 ha.
Luas lahan beririgasi teknis terletak di Daerah Irigasi Cipondoh seluas 21 Ha dan di
Daerah Irigasi Cisadane seluas 1455 Ha. Pada tahun 2005 telah terjadi perubahan luas
lahan sawah menurut jenis pengairan dibanding tahun sebelumnya tahun 2003. Berikut
dapat dilihat dalam tabel Luas Lahan Sawah Menurut Jenis Pengairan di Kota
Tangerang Tahun 2005 (Sumber : Dinas PU Kota Tangerang).

49
Tabel III.8
Luas potensial lahan sawah beririgasi teknis di kota Tangerang
(dalam hektar)

No Daerah Luas Potensial (Ha) Ketera


. Irigasi <1000 1000- >3000 ngan
Ha 3000 Ha Ha
1. Cipondoh 21
2. Cisadane 1455 -
Total 21 1455 -

Sumber : Dinas PU Kota Tangerang

Untuk luas lahan kering, kolam/empang menurut penggunaan di Kota Tangerang dapat
dilihat pada Tabel III.9 berikut.

Tabel III.9
Luas lahan kering, kolam/tebet/empang di kota Tangerang
tahun 2005 (dalam hektar)

Tegal/Kebon/ Kolam/Tebet/
No. Kecamatan Rawa-Rawa
Ladang/Huma Empang
1. Ciledug - - 23,60
2. Larangan - - 7,20
3. Karang Tengah 91,30 - 11,80
4. Cipondoh 50,00 - 11,80
5. Pinang 88,96 126,18 14,04
6. Tangerang 81,00 - 13,17
7. Karawaci 49,71 - 29,29
8. Cibodas 4,80 - 4,80
9. Jatiuwung 12,80 - 13,80
10 Periuk 15,90 - 9,60
11. Neglasari 172,00 - 38,20
12. Batuceper 53,30 - 15,50
13. Benda 91,00 - 26,70
Jumlah(2005) 710,77 126,18 221,50
2004 710,77 126,18 221,50
2003 710,77 126,18 221,50
2002 710,77 126,18 221,50
2001 710,77 126,18 221,50
2000 1.220,00 70,00 78,38
Sumber / Source : Dari Bagian Data Elektronik Puspen Kota Tangerang

50
Jumlah alat-alat pertanian pasca panen di Kota Tangerang Tahun 2005 dapat dilihat
pada Tabel III.10 berikut.

Tabel III.10
Jumlah alat-alat pertanian pasca panen di kota Tangerang tahun 2005

Hand Hand Emposan Pompa Pompa


No. Kecamatan
Traktor Spayer Tikus Air 2 Air 3
1. Ciledug 2 10 2 1 -
2. Larangan - - - - -
3. Karang Tengah 7 68 - 19 -
4. Cipondoh 12 618 - - -
5. Pinang 1 - - - -
6. Tangerang 1 17 - 15 -
7. Karawaci 2 - - - -
8. Cibodas - 25 - - -
9. Jatiuwung - - - - -
10 Periuk - - - - -
11. Neglasari 12 105 - 10 316,00
12. Batuceper 3 15 8 - -
13. Benda 3 15 - 10 -
Jumlah (2005) 50 893 10 55 -
2004 50 893 10 55 -
2003 50 893 10 55 -
2002 76 233 49 43 20
2001 76 233 49 - -
2000 30 750 150 13 -
Sumber / Source : Dari Bagian Data Elektronik Puspen Kota Tangerang

Sedangkan Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Padi Sawah di Kota Tangerang
Tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel III.11 (Sumber : Dinas Pertanian Kota Tangerang)
berikut.

Tabel III.11
Luas panen, hasil per hektar dan produksi padi sawah di kota
Tangerang tahun 2005

Luas Panen Hasil Per


No. Kecamatan Produksi (Ton)
(Ha) Hektar (Ton)
1. Ciledug 37,00 6,68 247,00
2. Larangan - - -
3. Karang Tengah 35,00 6,57 230,00
4. Cipondoh 760,00 6,66 5.062,00
5. Pinang 602,00 6,70 4.033,00
6. Tangerang 18,00 6,67 120,00

51
7. Karawaci 6,00 6,67 40,00
8. Cibodas - - -
9. Jatiuwung - - -
10 Periuk 181,00 6,61 1.196
11. Neglasari 490,00 6,62 3.244
12. Batuceper 56,00 6,70 375,00
13. Benda 277,00 6,69 1.853,00
Jumlah (2005) 2.462,00 6,66 16.400,00
2004 2.462,00 6,66 16.400,00
2003 2.506,00 6,66 16.400,00
2002 2.506,00 6,68 16.746,50
2001 2.125,00 5,35 11.367,90
2000 1.281,00 6,09 7.805,40
Sumber / Source : Dinas Pertanian Kota Tangerang

Sedangkan Luas Tambah Tanam Padi Sawah dan Pola Tanam di Kota Tangerang Tahun
2005 dapat dilihat pada Tabel III.12 (Sumber: Dinas Pertanian Kota Tangerang) berikut.

Tabel III.12
Luas tambah tanam padi sawah dan pola tanam di kota Tangerang
tahun 2005 (dalam hektar)

No. Kecamatan Insus Inmum Jumlah


1. Ciledug - 25,00 25,00
2. Larangan - - -
3. Karang Tengah - 27,00 27,00
4. Cipondoh 662,00 - 662,00
5. Pinang 753,00 - 753,00
6. Tangerang 7,00 - 7,00
7. Karawaci - 9,00 9,00
8. Cibodas - - -
9. Jatiuwung - - -
10 Periuk 152,00 - 152,00
11. Neglasari 640,00 - 640,00
12. Batuceper 27,00 - 27,00
13. Benda 198,00 - 198,00
Jumlah (2005) 2.439,00 61,00 2.500,00
2004 2.439,00 61,00 2.500,00
2003 2.439,00 61,00 2.500,00
2002 1.151,00 1.422,00 2.573,00
2001 1.125,00 1.530,00 2.655,00
2000 1.637,00 434,00 2.071,00
Sumber / Source : Dinas Pertanian Kota Tangerang

52
Untuk Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Jagung (Wujud produksi : Pipilan
Kering) di Kota Tangerang Tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel III.13 (Sumber: Dinas
Pertanian Kota Tangerang).

Tabel III.13
Luas panen, hasil per hektar dan produksi jagung (wujud produksi :
pipilan kering) di kota Tangerang tahun 2005

Luas Panen Hasil Per


No. Kecamatan Produksi (Ton)
(Ha) Hektar (Ton)
1. Ciledug 1,00 2,20 2,20
2. Larangan - - -
3. Karang Tengah 3,00 2,20 6,60
4. Cipondoh 1,00 2,20 2,20
5. Pinang 5,00 2,30 11,50
6. Tangerang - - -
7. Karawaci - - -
8. Cibodas - - -
9. Jatiuwung 3,50 2,20 7,70
10 Periuk 1,00 2,30 2,30
11. Neglasari - - -
12. Batuceper - - -
13. Benda - - -
Jumlah (2005) 14,50 2,24 32,50
2004 14,50 2,24 32,50
2003 14,50 2,24 32,50
2002 55,00 2,23 122,40
2001 64,00 2,27 145,00
2000 18,00 2,28 95,00
Sumber / Source : Dinas Pertanian Kota Tangerang

Untuk Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Ubi Kayu (Umbi Basah) di Kota
Tangerang Tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel III.14 (Sumber : Dinas Pertanian Kota
Tangerang) berikut.

Tabel III.14
Luas panen, hasil per hektar dan produksi ubi kayu (umbi basah) di
kota Tangerang Tahun 2005

Luas Panen Hasil Per


No. Kecamatan Produksi (Ton)
(Ha) Hektar (Ton)
1. Ciledug 11,00 11,22 123,42
2. Larangan - - -
3. Karang Tengah - - -
4. Cipondoh - - -

53
5. Pinang 1,00 11,32 11,32
6. Tangerang 8,00 10,92 87,36
7. Karawaci 2,00 11,12 22,23
8. Cibodas - - -
9. Jatiuwung 4,00 10,97 43,88
10 Periuk 4,00 11,32 45,28
11. Neglasari 14,00 11,22 157,08
12. Batuceper 12,00 11,12 133,44
13. Benda 11,00 11,15 122,65
Jumlah (2005) 67,00 11,14 746,66
2004 67,00 11,14 746,66
2003 67,00 11,14 746,66
2002 119,00 10,80 1.285,20
2001 67,00 11,09 743,00
2000 81,00 9,38 760,10
Sumber / Source : Dinas Pertanian Kota Tangerang

Untuk Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Ubi Jalar (Umbi Basah) di Kota
Tangerang Tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel III.15 (Sumber : Dinas Pertanian Kota
Tangerang) berikut.

Tabel III.15
Luas panen, hasil per hektar dan produksi ubi jalar (umbi basah) di
kota Tangerang Tahun 2005

Luas Panen Hasil Per


No. Kecamatan Produksi (Ton)
(Ha) Hektar (Ton)
1. Ciledug - - -
2. Larangan - - -
3. Karang Tengah - - -
4. Cipondoh - - -
5. Pinang - - -
6. Tangerang 7,00 6,65 46,55
7. Karawaci 3,00 6,55 19,65
8. Cibodas - - -
9. Jatiuwung 2,00 - 13,34
10 Periuk - - -
11. Neglasari 1,00 6,65 6,65
12. Batuceper - - -
13. Benda - - -
Jumlah (2005) 13,00 6,63 86,19
2004 13,00 6,63 86,19
2003 13,00 6,63 86,19
2002 34,00 8,85 300,90
2001 19,00 8,85 164,40
2000 29,00 8,77 254,40
Sumber/source : Dinas Pertanian Kota Tangerang

54
Luas Tambah Tanam Palawija di Kota Tangerang Tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel
III.16 berikut.

Tabel III.16
Luas tambah tanam palawija di kota Tangerang tahun 2005
(dalam hektar)

Kacang
No. Kecamatan Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kedelai
Tanah
1. Ciledug 1,00 5,00 4,00 - -
2. Larangan - 5,00 - - -
3. Karang Tengah 5,00 5,00 - - -
4. Cipondoh 24,00 5,00 - - -
5. Pinang 6,00 5,00 - - -
6. Tangerang 6,00 5,00 - - -
7. Karawaci - 5,00 - - -
8. Cibodas - 5,00 - - -
9. Jatiuwung 9,00 5,00 - - -
10 Periuk 2,00 5,00 - - -
11. Neglasari 2,00 5,00 - - -
12. Batuceper - 5,00 8 - -
13. Benda 3,00 5,00 - - -
Jumlah (2005) 58,00 65,00 21,00 - -
2004 58,00 65,00 21,00 - -
2003 58,00 65,00 21,00 - -
2002 128,00 97,00 33,00 27,00 -
2001 64,00 60,00 19,00 16,00 2,00
2000 111,00 6,00 41,00 42,00 -
Sumber/source : Dinas Pertanian Kota Tangerang

Untuk luas tambah Tanam Sayur-sayuran di Kota Tangerang Tahun 2005 dapat dilihat
pada table III.17 sebagai berikut.

Tabel III.17
Luas tambah tanam sayur-sayuran di kota Tangerang tahun 2005
(dalam hektar)

Bawang Kacang Bawang Baya


No. Kecamatan Petsai/Sawi Cabe Terung Ketimun Kangkung
Merah Panjang Daun m
1. Ciledug 15 - 4 - - - - 29 21
2. Larangan - - - - - - - - -
3. Karang 27 - 2 - - - 21 120 130
Tengah
4. Cipondoh 174 - 7 2 - 1 12 217 232
5. Pinang 36 - 1 1 - 3 4 34 42
6. Tangerang 219 - 10 10 - 9 14 129 173
7. Karawaci 96 - - - - 6 2 70 70

55
8. Cibodas 2 - - - - - 1 - 4
9. Jatiuwung - - 1 - - - 33 9 11
10 Periuk 3 - - - - 2 2 3 5
11. Neglasari 15 - 1 1 - - - 16 13
12. Batuceper 19 - - - - - - 15 18
13. Benda 16 - 1 - - 2 - 18 15
Jumlah 622 - 27 14 - 21 91 660 734
(2005)
2004 622 - 27 14 - 21 91 660 942
2003 622 - 27 14 - 21 91 660 286
2002 435 4 40 8 12 16 70 962 196
2001 295 Data tdk 63 7 Data tdk 27 52 287
147
ada ada
2000 159 Data tdk 75 27 Data tdk 19 77 144
-
ada ada

Sumber/source : Dinas Pertanian Kota Tangerang

Untuk luas tambah Tanam Buah-Buahan di Kota Tangerang Tahun 2005 dapat dilihat
III.18 sebagai berikut.

Tabel III.18
Luas tambah tanam buah-buahan di kota Tangerang tahun 2005
(dalam pohon)

Jambu Jambu Belimbi


No. Kecamatan Mangga Rambutan Durian Pepaya Pisang Jeruk
Biji Air ng
1. Ciledug 110 - - - 125 450 327 75 150
2. Larangan - - - - - - - - -
3. Karang 20 - - - 60 90 - - -
Tengah
4. Cipondoh 32 140 - - 400 175 - - -
5. Pinang - - - - 10 - - - -
6. Tangerang - - - 20 35 20 120 - 70
7. Karawaci - - - - - - - - -
8. Cibodas 20 95 50 125 81 - - - 72
9. Jatiuwung - - - - 85 - - - -
10 Periuk 354 114 10 110 - 250 125 - 165
11. Neglasari 435 55 30 170 107 41 743 25 63
12. Batuceper 47 - - - 489 459 181 - 61
13. Benda 185 25 - 113 75 2.471 1.155 70 75
Jumlah 1.203 429 90 538 1.467 3.956 2.651 170 656
(2005)
2004 1.203 429 90 538 1.467 3.956 2.651 170 656

56
2003 1.203 429 90 538 1.467 3.956 2.651 170 656
2002 565 54 10 46 1.031 797 12.359 35 814
2001 909 13 23 3.861 5.724 49 Data tdk
337 835
ada
2000 340 - 87 5.054 6.223 162 Data tdk
- 692
ada

Sumber/source : Dinas Pertanian Kota Tangerang

Untuk Luas Panen dan Produksi Sayur-sayuran hingga sampai dengan tahun 2005 dapat
dilihat tabel III.19 sebagai berikut.

Tabel III.19
Produksi tanaman sayur-sayuran menurut Jenisnya
di kota Tangerang tahun 2005

(Kw)
Petsai/ Kacang Bawang
No. Kecamatan Cabe Terung Ketimun Kangkung Bayam
Sawi Panjang Daun
1. Ciledug 958,75 - - - - - 4.750,00 2.220,00
2. Larangan - - - - - - - -
3. Karang 2.173,20 1.515,00 - - - 3.000,00 12.960,00 7.605,00
Tengah
4. Cipondoh 15.212,40 1.611,00 30,55 - 150,00 1.750,00 18.980,00 9.891,00
5. Pinang 3.593,10 271,65 - 9,00 350,00 - 5.940,00 3.015,00
6. Tangerang 19.628,80 - 556,05 216,00 875,00 2.145,00 18.250,00 9.360,00
7. Karawaci 9.172,80 1.721,65 - - 900,00 390,00 7.875,00 3.465,00
8. Cibodas 147,50 390,60 - - - 180,00 - 220,00
9. Jatiuwung - - - - - 2.590,00 720,00 399,00
10 Periuk 242,25 726,00 - - 300,00 - - 180,00
11. Neglasari 1.452,00 - 52,25 - - - 1.890,00 756,00
12. Batuceper 1.720,45 - - - - - 1.690,00 756,00
13. Benda 1.528,80 95,25 - - - 380,00 2.080,00 910,00
Jumlah 55.830,05 6.331,15 638,85 225,00 2.575,00 10.435,00 75.135,00 38.777,00
(2005)
2004 55.830,05 6.331,15 638,85 225,00 2.575,00 10.435,00 75.135,00 38.777,00
2003 55.830,05 6.331,15 638,85 225,00 2.575,00 10.435,00 75.135,00 38.777,00
2002 19.082,00 2.202,20 483,00 225,00 527,00 3.221,00 47.451,00 46.635,00
2001 14.619,00 257,00 Data tdk 1.990,00 11.279,00 11.646,00
1.416,00 769,30
ada
2000 9.567,35 211,82 Data tdk 247,00 6.757,00 9.907,00
1.457,93 714,00
ada

57
Sumber/source : Dinas Pertanian Kota Tangerang

Jumlah produksi tanaman hias menurut jenisnya (Anthurium, Helicona, Anggrek,


Palem, Mawar, di Kota Tangerang Tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel III.20
Jumlah produksi tanaman hias menurut jenisnya (Anthurium,
Helicona, Anggrek, Palem, Mawar) di kota Tangerang
tahun 2005

Anthurium Helicon a Anggrek Palem Mawar


No. Kecamatan
(tangkai) (tangkai) (tangkai) (pohon) (kg)
1. Ciledug 224 735 - - -
2. Larangan 405 681 - - 1
3. Karang Tengah - 1.000 - - -
4. Cipondoh - 15.640 - - 174
5. Pinang 55.800 - - 8.995 -
6. Tangerang - - 110 - -
7. Karawaci - - - - 19.050
8. Cibodas - - - - -
9. Jatiuwung - - - - -
10 Periuk - - - - 61
11. Neglasari - - 1.125 31.000 -
12. Batuceper - - 900 - -
13. Benda - - 100 - -
Jumlah (2005) 56.429,00 6,63 86,19 39.995 19.286

58
Sumber/source : Dinas Pertanian Kota Tangerang

Namun pada satu sisi, semakin meningkatnya jumlah penduduk beserta aktivitas sosial
ekonominya akan menyebabkan semakin terbatasnya lahan pertanian, sehingga dengan
sendirinya aktivitas pertanian akan semakin menyusut, jika tidak dilakukan
pengendalian terhadap pengalihfungsian lahan tersebut. Di masa mendatang, lahan
kosong atau lahan tidur yang pada saat ini dimanfaatkan masyarakat untuk kegiatan
pertanian lambat laun akan beralih fungsi kepada penggunaan lahan yang dianggap
lebih produktif dan lebih bernilai dalam hitungan waktu jangka pendek, namun dalam
hitungan jangka panjang akan terjadi degradasi lingkungan yang berakibat pada
pengurangan produksi pertanian, bencana alam lingkungan, seperti banjir, berkurangnya
untuk resapan air, dll.
d. Perumahan
Penggunaan lahan seluas 6.813,22 Ha tahun 2005 untuk kegiatan perumahan dan
permukiman termasuk yang paling dominan dan meningkat pesat pertumbuhannya dari
sebelumnya sejak tahun 2000 (5.886 Ha), meningkat tahun 2001 (5971,55), tahun 2002
(6.126,36 ha), tahun 2003 (6.288,50 Ha), dan tahun 2004 (6.534,78 Ha). Kondisi
geografis yang strategis, yaitu sebagai daerah penyanggah ibukota, telah menyebabkan
usaha property tumbuh subur di Kota Tangerang, yang tergambar dari peningkatan
konversi lahan pertanian ke penggunaan perumahan/permukiman dan akibat keberadaan
jumlah Pengembang (Developer) yang meningkat, dari 118 pengembang pada tahun
2001 menjadi 123 pengembang hingga tahun 2005. Rata-rata kemampuan penyediaan
rumah oleh pengembang per tahun selama periode 2001-2005 sebesar 461
unit/pengembang atau secara keseluruhan rata-rata terbangun 55.473 unit rumah per
tahun. Kondisi ini pun berdampak menurunnya luas area lahan terbuka atau kawasan
hijau dan pertanian yang beralih fungsi ke penggunaan non pertanian maupun lahan
yang belum terpakai.

Sedangkan pola penggunaan lahan kota Tangerang juga dicirikan dengan masih
eksisnya lahan pertanian serta lahan yang dimanfaatkan untuk perluasan Bandara
Soekarno-Hatta dengan luasan sekitar 1.969 ha (10,71%). Dengan demikian untuk lahan

59
kawasan terbangun tersebut sekitar 68%, sisanya adalah lahan belum terpakai dan lahan
pertanian (32%) yang terdiri dari lahan pertanian 20% dan lahan belum terpakai 12%.

Tabel III.21
Kondisi lahan dalam prosentase
Prosentase
No Kondisi Lahan
(%)
1. Kawasan Terbangun (Lahan Urban Industri dan 68
Lahan Bandara Soekarno Hatta)

2. Belum Terpakai 12

3. Pertanian 20
Sumber / Source : Diolah sendiri data dari Bagian Data Elektronik Puspen Kota Tangerang

e. Petani dan Pendapatan

Jumlah tenaga kerja pertanian (petani) terjadi penurunan dari tahun 2000 sampai dengan
dilakukan penelitian. Berdasarkan hasil wawancara dengan para eks petani (penggarap)
bahwa pendapatan yang diperoleh pada saat masih bekerja mengelola lahan pertanian
masih lebih baik dan perolehan pendapatan tetap, dapat memenuhi kehidupan meski
berkecukupan. Berbeda pada saat harus bekerja di sektor lain yang belum ada kepastian
dan kejelasan akan memperoleh pendapatan yang tetap dan dapat diharapkan, seperti
berdagang, menjadi tukang ojek, maupun kuli. Beralihfungsinya lahan pertanian sangat
mempengaruhi kondisi para petani maupun eks petani pada saat lalu. Pemenuhan
kehidupan hari-harinya pada masa kini tidak lebih baik dibanding pada waktu masih
melakukan kegiatan bertani. Melakukan pekerjaan di sektor lain dianggap belum ada
kepastian pendapatan untuk memenuhi kehidupannya.

60

Anda mungkin juga menyukai