Anda di halaman 1dari 19

Materi Ajar :

A. Definisi Kesehatan Reproduksi


1. Definisi Sehat
Pengertian sehat menurut WHO ( 1992 ) adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan
sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.

Dan beberapa pengertian sehat lain diantaranya yaitu :

a. Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang
lain ( aktualisasi ). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan
penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural. ( Menurut Pender,
1992 ).
b. Sehat atau kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan ( jasmani ), jiwa ( rohani ) dan sosial
yang memungkinkan setiap orang produktif secara sosial dan ekonomis. ( Menurut UU NO. 23/1992
tentang kesehatan ).
c. Sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri ( self care resouses ) yang menjamin
tindakan untuk perawatan diri ( self care actions ) secara adekuat. Self care resources: mencakup
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Self care actions merupakan perilaku yang sesuai dengan tujuan
diperlukan untuk memperoleh, mempertahankan dan meningkatkan fungsi psikososial dan spiritual (
Menurut Paune, 1983 ).
2. Definisi Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi.(UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 ).

3. Definisi Reproduksi
Istilah reproduksi berasal dari kata re yang artinya kembali dan kata produksi yang artinya
membuat atau menghasilkan. Jadi istilah reproduksi mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam
menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya. Sedangkan yang disebut organ reproduksi adalah alat
tubuh yang berfungsi untuk reproduksi manusia.

4. Definisi Kesehatan Reproduksi


Kesehatan reproduksi adalah suatu kesehatan sehat mental, fisik dan kesejahteraan sosial secara utuh
pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses dan bukan hanya kondisi yang
bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi
kesehatan spiritual dan material yang layak, bertakwa pada Tuhan yang Maha Esa, spiritual memiliki
hubungan yang serasi, selaras, seimbang antara anggota keluarga dan antar keluarga dan masyarakat dan
ligkungan (BKKBN, 1996 ).
Menurut BKKBN ( 2001 ), definisi kesehatan reproduksi adalah kesehatan secara fisik, mental, dan
kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses
reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari pentyakit dan kecatatan.

Menurut ICPD ( 1994 ) kesehatan reproduksi adalah sebagai hasil akhir keadaan sehat sejahtera secara
fisik, mental, dan sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala hal yang terkait
dengan sistem, fungsi serta proses reproduksi.

Kesehatan reproduksi mencakup tiga komponen yaitu :

Kemampuan ( ability ).
Keberhasilan ( success).
Keamanan ( safety ).
Keberhasilan bearti dapat menghasilkan anak sehat yang tumbuh dan berkembang. Keamanan berarti
semua proses reproduksitermasuk hubungan seks, kehamilan, persalinan, kontrasepsi, dan abortus
seyogyanya bukan merupakan aktivitas yang berbahaya.
Menurut WHO kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang
utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem
reproduksi, fungsi, dan prosesnya.
Berdasarkan berbagai urutan tentang sehat, kesehatan, reproduksi, dan kesehatan reproduksi diatas
dapat kita simpulkan bahwa kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat menyeluruh, meliputi aspek
fisik, mental dan sosial, bukan sekedar tidak ada penyakit atau gangguan di segala hal yang berkaitan
dengan sistem reproduksi, fungsinya dan proses reproduksi itu sendiri.
Dengan demikian, kesehatan reproduksi menyiratkan bahwa setiap orang dapat :

Menikmati kehidupan seks yang aman dan menyenangkan


Memiliki kemampuan bereproduksi
Memiliki kebebasan menetapkan.

5. Komponen Prioritas Kespro


Hak reproduksi merupakan hak setiap individu atau pasangan untuk mendapatkan :

Kemampuan reproduksi
Keberhasilan reproduksi
Keamanan reproduksi
Berdasarkan penjelasan diatas diketahui pula bahwa ada empat pilar utama kesehatan reproduksi
menurut ICPD ( 1994 ), yaitu :

Women Health
Infant and Child Health
Prevention and Treatment of STDs
Fertility Regulation
Kesehatan reproduksi ibu dan bayi baru lahir meliputi perkembangan berbagai organ reproduksi mulai
dari sejak dalam kandungan, bayi, remaja, wanita usia subur, klimakterium, menopause, hingga meninggal.
Kondisi kesehatan seorang ibu hamil mempengaruhi kondisi bayi yang dilahirkanny, termasuk didalamnya
kondisi kesehatan organ-organ reproduksi bayinya. Permasalahan kesehatan reproduksi remaja termasuk
pada saat pertama anak perempuan mengalami haid atau menarche yang bisa berisiko timbulnya anemia,
perilaku seksual yang mana bila kurang pengetahuan dapat tertular penyakit hubungan seksual, termasuk
HIV/AIDS. Remaja yang menginjak masa dewasa bila kurang pengetahuan dapat mengakibatkan resiko
kehamilan usia muda yang mana mempunyai resiko terhadap kesehatan ibu hamil dan janinya.

Penerapan pelayanan kesehatan reproduksi oleh Depkes RI dilaksanakan secara integratif


memprioritaskan pada empat komponen kesehatan reproduksi yang menjadi masalah pokok di Indonesia
yang disebut Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial ( PKRE ) yaitu :

Kesehatan ibu dan bayi baru lahir


Keluarga berencana
Kesehatan reproduksi remaja
Pencegahan dan penanganan infeksi saluran reproduksi, termasuk HIV/AIDS
Sedangkan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif ( PKRK ) terdiri dari PKRE ditambah
kesehatan reproduksi pada usia lanjut.

6. Tujuan dan Sasaran Program Kesehatan Reproduksi


Pada dasarnya ada tujuan dan sasaran program kesehatan reproduksi. Tujuan program kesehatan
reproduksi terbagi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

Tujuan umum program kesehatan reproduksi adalah meningkatkan kesadaran kemandirian wanita dalam
mengatur fungsi dan proses reproduksinya, termasuk kehidupan seksualitasnya, sehingga hak-hak
reproduksinya dapat terpenuhi, yang pada akhirnya menuju peningkatan kualitas hidupnya.
Tujuan Khusus:
Meningkatnya kemandirian wanita dalam memutuskan peran dan fungsi reproduksinya
Meningkatnya hak dan tanggung jawab sosial wanita dalam menentukan kapan hamil, jumlah dan
jarak kehamilan
Meningkatnya peran dan tanggung jawab sosial pria terhadap akibat dari perilaku seksual dan
fertilitasnya kepada kesehatan dan kesejahteraan pasangan dan anak-anaknya
Dukungan yang menunjang wanita untuk membuat keputusan yang berkaitan dengan proses
reproduksi, berupa pengadaan informasi dan pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan untuk
mencapai kesehatan reproduksi secara optimal.
Sedangkan sasaran program kesehatan reproduksi, antara lain adalah :

Penurunan angka prevalensi anemia pada wanita ( usia 15-49 tahun )


Penurunan angka kematian ibu hingga 59%; semua wanita hamil mendapatkan akses pelayanan
prenatal, persalinan oleh tenaga terlatih dan kasus kehamilan resiko tinggi serta kegawatdaruratan
kebidanan, dirujuk ke fasilitas kesehatan
Peningkatan jumlah wanita yang bebas dari kecacatan/gangguan sepanjang hidupnya sebesar 15%
diseluruh lapisan masyarakat
Penurunan proporsi bayi berat lahir rendah ( <2,5 kg )
Pemberantasan tetanus neonatarum ( angka insiden diharapkan kurang dari satu kasus per 1000
kelahiran hidup ) disemua kabupaten
Semua individu dan pasangan mendapatkan akses informasi dan pelayanan pencegahan kehamilan
yang terlalu dini, terlalu dekat jaraknya, terlalu tua, dan terlalu banyak
Proporsi yang memanfaatkan pelayanan kesehatan dan pemeriksaan dan pengobatan PMS minimal
mencapai 70% ( WHO/SEARO,1995 ).

7. Prasyarat Fungsi Reproduksi


Agar dapat melaksanakan fungsi reproduksi secara sehat, dalam pengertian fisik, mental maupun sosial,
diperlukan beberapa prasyarat :

Tidak ada kelainan anatomis dan fisiologis baik pada perempuan maupun laki-laki.
Memiliki landasan psikis yang memadai agar perkembangan emosinya berlangsung dengan baik.
bebas dari kelainan atau penyakitbaik langsung atau tidak langsung mengenai organ reproduksinya.
Seorang perempuan hamil memerlukan jaminan bahwa ia akan dapat melewati masa tersebut dengan
aman.

8. Alat Reproduksi Manusia


Sistem reproduksi adalah sekelompok struktur terorganisir yang memungkinkan penciptaan, atau
reproduksi, kehidupan baru bagi kelanjutan spesies. Reproduksi manusia adalah seksual, yang berati bahwa
baik laki-laki maupun perempuan memberikan kontribusi arteri genetik dalam pembentukan individu baru.
Selama pubertas, biasanya terjadi antara usia sembilan dan empat belas tahun, sistem reproduksi dari kedua
jenis kelamin sudah dewasa. Ovarium melepaskan sel telur dari perempuan ( sel kelamin perempuan ) dan
testis laki-laki memproduksi sperma ( sel kelamin laki-laki ). Reproduksi terjadi ketika sperma bertemu
dengan sel telur, sehingga disebut dengan pembuahan.

a. Alat reproduksi wanita


Tugas utama dari sistem reproduksi wanita adalah untuk menghasilakan ovum, menerima sperma dari
rumah penis dan memberikan nutrisi ke embrio berkembang ( janin ), melahirkan, dan menghasilkan susu
untuk memberikan makan anak.

Ovum dihasilkan di ovarium, organ berbentuk oval di pangkal paha yang juga memproduksi ormon seks.
Pada saat lahir, ovarium betina berisi ratusan ribu telur berkembang, masing-masing dikelilingi oleh
sekelompok sel untuk membentuk folikel. Namun , hanya sekitar 360-480 folikel mencapai kematangan
penuh. Selama pubertas, aksi hormon menyebabkan beberapa folikel berkembang setiap bulan. Biasanya,
hanya satu folikel matang sepenunya, pecah dan melepaskan sebuah sel telur melalui dinding ovarium dalam
proses yang disebut ovulasi. Telur yang matang memasuki salah satu tuba fallopi dipasangkan, dan mungkin
dibuahi oleh sperma dan bergerak ke rahim untuk berkembang menjadi janin. Lapisan rahim, yang disebut
endometrium, mempersiapkan untuk kehamilan setiap bulan dengan menjadi lebih tebal. Lapisan dalah
gudang saat menstruasi jika tidak terjadi pembuahan.

Uterus, atau rahim adalah organ dimana janin berkembang dan menerima nutrisi dan oksigen. Pada
dasarnya terletak leher rahim, yang melebar selama kelahiran untuk memungkinkan bagian dari janin.
Vagina adalah tabung berotot memanjang dari uterus ke luar tubuh. Ini dalah wadah untuk sperma yang
ejakulasi selama hubungan seksual dan juga merupakan bagian dari jalan lahir.

Organ genital eksternal, atau vulva, termasuk labia, klitoris, dan mons pubis. Labia adalah lipatan kulit
dikedua sisi bukaan ke vagina dan uretra. Klitoris, organ, kecil sensitif terletak di depan labia, adalah
sebanding dengan penis laki-laki. Mons pubis adalah pada dari jaringan lemak di atas clitoris.

Selama kehamilan, hormon estrogen dan progesteron merangsang wanita pembesaran payudara dan
kelenjar susu. Sekitar dua hari setelah lahir, kadar hormon ini menurun, dan kelenjar pituitari melepaskan
hormon prolaktin uang merangang produksi susu. Susu mengalir melalui lubang kecil di puting payudara
setiap menyusui bayi.

Gambar alat reproduksi eksterna wanita


a. Mons Veneris/mons pubis
Mons veneris adalah bagian yang sedikit menonjol dan bagian yang menutupi tulang kemaluan (simfisis
pubis). Bagian ini disusun oleh jaringan lemak dengan sedikit jaringan ikat. Mons Veneris juga sering
dikenal dengan nama gunung venus, ketika dewasa bagian mons veneris akan ditutupi oleh rambut rambut
kemaluan dan membentuk pola seperti segitiga terbalik.

b. Labia Mayora (Bibir Besar Kemaluan)


Seperti namanya, Bagian ini berbentuk seperti bibir. Labia Mayora merupakan bagian lanjutan dari mons
veneris yang berbentuk lonjok, menuju ke bawah dan bersatu membentuk perineum. Bagian Luar dari Labia
Mayor disusun oleh jaringan lemak, kelenjar keringat, dan saat dewasa biasanya ditutupi oleh rambut
rambut kemaluan yang merupakan rambut dari mons veneris. Sedangkan selaput lemak yang tidak
berambut, namun memiliki banyak ujung ujung saraf sehingga sensitif saat melakukan hubungan seksual.

c. Labia Minora (Bibir Kecil Kemaluan)


Labia Minora merupakan organ berbentuk lipatan yang terdapat di dalam Labia Mayora. Alat ini tidak
memiliki rambut, tersusun atas jaringan lemak, dan memiliki banyak pembuluh darah sehingga dapat
membesar saat gairah seks bertambah. Bibir Kecil Kemaluan ini mengelilingi Orifisium Vagina (lubang
Kemaluan). Labia Minora analog dengan Kulit Skrotum pada Alat Reproduksi Pria.

d. Klitoris
Klitoris adalah organ bersifat erektil yang sangat sensitif terhadap rangsangan saat hubungan seksual.
Klitoris memiliki banyak pembuluh darah dan terdapat banyak ujung saraf padanya, oleh karena itu Organ
ini sangat sensitif dan bersifat erektil. Klitoris Analog dengan Penis pada Alat Reproduksi Pria.

e. Vestibulum
Vestibulum adalah rongga pada kemaluan yang dibatasi oleh labia minora pada sisi kiri dan kanan, dibatasi
oleh klitoris pada bagian atas, dan dibatasi oleh pertemuan dua labia minora pada bagian belakang (bawah)
nya.
Vestibulum merupakan tempat bermuaranya :
Uretra (saluran kencing)
Muara Vagina (liang Senggama)

Masing Masing Dua Lubang Saluran Kelenjar Bartholini dan Skene (Kelenjar ini mengeluarkan cairan
seperti lendir saat pendahuluan hubungan untuk memudahkan masuknya penis)

f. Himen (Selaput Dara)


Himen merupakan selaput membran tipis yang menutupi lubang vagina. Himen ini mudah robek sehingga
dapat dijadikan salah satu aspek untuk menilai keperawanan. Normalnya Himen memiliki satu lubang agak
besar yang berbentuk seperti lingkaran. Himen merupakan tempat keluarnya cairan atau darah saat
menstruasi. Saat Melakukan hubungan seks untuk pertama kalinya himen biasanya akan robek dan
mengeluarkan darah. Setelah melahirkan hanya akan tertinggal sisa sisa himen yang disebut caruncula
Hymenalis (caruncula mirtiformis).
Gambar Alat Reproduksi internal Wanita

a. Vagina
Vagina adalah muskulo membranasea (Otot-Selaput) yang menghubungkan rahim dengan dunia luar.
Vagina memiliki panjang sekitar 8 10 cm, terletak antara kandung kemih dan rektum, memiliki dinding
yang berlipat lipat, lapisan terluarnya merupakan selaput lendir, lapisan tengahnya tersusun atas otot-otot,
dan lapisan paling dalam berupa jaringan ikat yang berserat. Vagina berfungsi sebagai jalan lahir, sebagai
sarana dalam hubungan seksual dan sebagai saluran untuk mengalirkan darah dan lendir saat menstruasi.
Otot pada vagina merupakan otot yang berasal dari sphingter ani dan levator ani (Otot anus/dubur), sehingga
otot ini dapat dikendalikan dan dilatih. Vagina tidak mempunyai kelenjar yang dapat menghasilkan cairan,
tetapi cairan yang selalu membasahinya berasal dari kelenjar yang terdapat pada rahim.

b. Uterus (Rahim)
Uterus adalah organ berongga yang berbentuk seperti buah pir dengan berat sekitar 30 gram, dan tersusun
atas lapisan lapisan otot. Ruang pada rahim (Uterus) ini berbentuk segitiga dengan bagian atas yang lebih
lebar. Fungsinya adalah sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya janin. Otot pada uterus bersifat elastis
sehingga dapat menyesuaikan dan menjaga janin ketika proses kehamilan selama 9 bulan.
Pada bagian uterus terdapat Endometrium ( dinding rahim) yang terdiri dari sel sel epitel dan membatasi
uterus. Lapisan endometrium ini akan menebal pada saat ovulasi dan akan meluruh pada saat menstruasi.
Untuk mempertahankan posisinya uterus disangga oleh ligamentum dan jaringan ikat.
Uterus memiliki beberapa bagian :
Korpus Uteri, yaitu bagian yang berbentuk seperti segitiga pada bagian atas
Serviks uteri, yaitu bagian yang berbentuk seperti silinder
Fundus Uteri, yaitu bagian korpus yang terletak di atas kedua pangkal tuba fallopi

Pada saat persalinan, rahim merupakan jalan lahir yang penting karena ototnya mampu mendorong janin
untuk keluar, serta otot uterus dapat menutupi pembuluh darah untuk mencegah terjadinya perdarahan pasca
persalinan. Setelah proses persalinan, rahim akan kembali ke bentuk semula dalam waktu sekitar 6 minggu.

c. Tuba Fallopi (Oviduk)


Tuba Fallopi (Oviduk) adalah organ yang menghubungkan Uterus (Rahim) dengan Indung Telur (Ovarium).
Tuba Fallopi (Oviduk) juga sering disebut saluran telur karena bentuknya seperti saluran. Organ ini
berjumlah dua buah dengan panjang 8 20 cm. Tuba Fallopi berfungsi untuk :
Sebagai saluran spermatozoa dan ovum
Penangkap ovum
Bisa menjadi tempat pembuahan (fertilisasi)
Sebagai tempat pertumbuhan hasil pembuahan sebelum mampu masuk ke bagian dalam Uterus
(Rahim).

Tuba Fallopi (Oviduk) terdiri atas 4 bagian :


1. Infundibulum, yaitu bagian berbentuk seperti corong yang terletak di pangkal dan memiliki
Fimbriae. Fimbriae berfungsi untuk menangkap ovum
2. Pars ampularis, yaitu bagian agak lebar yang merupakan tempat bertemunya ovum dengan sperma
(Pembuahan/fertilisasi)
3. Pars Ismika, yaitu bagian tengah tuba yang sempit
4. Pars Interstitialis, yaitu bagian tuba yang letaknya dekat dengan uterus.

d. Ovarium (Indung Telur)


Ovarium adalah kelenjar reproduksi utama pada wanita yang berfungsi untuk menghasilkan ovum (Sel telur)
dan penghasil hormon seks utama. Ovarium berbentuk oval, dengan panjang 2,5 4 cm. Terdapat sepasang
Ovarium yang terletak di kanan dan kiri, dan dihubungkan dengan rahim oleh tuba fallopi. Umumnya setiap
Ovarium pada wanita yang telah pubertas memiliki 300.000-an, dan sebagian besar sel telus ini mengalami
kegagalan pematangan, rusak atau mati, sehingga benih sehat yang ada sekitar 300 - 400-an benih telur dan
1 ovum dikeluarkan setiap 28 hari oleh ovarium kiri dan kanan secara bergantian melalui proses menstruasi,
sehingga saat benih telur habis, terjadilah menopause . Ovarium juga menghasilkan hormon estrogen dan
progesteron yang berperan dalam proses Menstruasi.

b. Alat reproduksi pria


Tugas utama dari sistem reproduksi laki-laki adalah untuk menghasilkan sel sperma dan untuk
memperkenalkan sperma ke dalam saluran reproduksi wanita.

Sperma diproduksi di testis, sepasang kelenjar reproduksi priayang terletak di skrotum, kulit yang di
tutupi kantung yang menggantung dari pangkal paha. Dalam setiap testis yang tubulus berongga disebut
tubulus seminiferus dimana sel sperma dihasilkan. Testis juga mengeluarkan testosteron hormon laki-laki,
yang merangsang perkembangan struktur reproduksi dan karakteristik seksual sekunder ( seperti
memperdalam suara ) pada pubertas. Setelah produksi, sel sperma bergerak ke tabung melingkar yang
disebut epididimis yang sangat, dimana mereka matang dan disimpan.

Selama ejakulasi ( pengusiran sperma dari penis saat orgasme ), sperma perjalanan dari epididimis
melalui tabung panjang yang disebut vas deferens ke uretra. Uretra adalah tabung tunggal yang memanjang
dari kandung kemih ke ujung penis ( dan melalui mana urin melewati keluar dari tubuh ). Sekresi kelenjar
yang berbeda dari tiga bercampur dengan sperma sebelum ejakulasi, membentuk cairan mani, atau air mani.
Ejakulasi air mani mungkin berisi sebanyak 400 juta sperma.
Gambar alat reproduksi pria

Alat reproduksi eksternal

a. Penis, merupakan organ reproduksi yang berperan menyalurkan sel sel sperma kedalam organ
reproduksi wanita melalui proses kopulasi. fungsinya sebagai alat kopulasi (persetubuhan/senggama).
b. Skrotum (kantong pelir/buah zakar),fungsinya sebagai pelindung testis dan pengatur suhu yang sesuai
bagi spermatozoa

Alat reproduksi internal

a. Testis, jumlahnya sepasang, bentuk bulat telur, tersimpan didalam skrotum. Fungsinya sebagai tempat
pembentukan sel kelamin jantan (spermatozoa) dan hormon kelamin (testosteron). Pembentukan sperma
oleh induk sperma (spermatogonium) terjadi dalam tubulus seminiferus. Diantara tubulus seminiferus
terdapat sel sel leydig yang menghasilkan hormon androgen lainnya.
b. Saluran reproduksi
Epididimis ,yaituh saluran yang keluar dari testis, berfungsi sebagai tempat pematangan dan
penyimpanan sementara sperma.
Vas deferens merupakan saluran lanjutan dari epididimis yang berfungsi mengangkut sperma dari
epididimis ke vesikula keminalis (kantong sperma).
Saluran ejakulasi (duktus ejakulatorius) merupakan saluran lanjutan pendek yang menghubungkan
vesikula seminalis dengan uretra.
Uretra adalah saluran yang panjang dari saluran ejakulasi dan terdapat di penis. Uretra berfungsi
sebagai alat pengeluaran urine dan sebagai saluran kelamin, yaituh saluran semen dan vesikula
seminalis.
c. Kelenjar kelamin
Vesikula seminalis (kantong mani atau kantong semen), menghasilkan cairan yang
kekuninganbersifat basa yang berfungsi memberi makan sperma.
Kelenjar prostat, menghasilkan getah yang bersifat encer, mengandung kolesterol, garam, fosfolipid
yang berperan untuk kelangsungan hidup spermatozoa.
Kelenjar bulbouretral/kelenjar cowper, menghasilkan cairan kental yang berfungsi melicinkan
(lubrikasi) dalam pergerakan sperma. Sperma yang telah bercampur dengan cairan yang dihasilkan
oleh kelenjar kelamin disebut semen. Semen berfungsi sebagai memberikan media bagi sperma
untuk pergerakannya di saluran vagina, menetralkan cairan asam vagina yang dapat membunuh
bakteri.

9. Konsep Pemikiran Tentang Kesehatan Reproduksi Wanita


Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Demi tercapainya
derajat kesehatan yang tinggi, maka wanita sebagai penerima kesehatan, anggota keluarga dan pemberi
pelayanan kesehatan harus berperan dalam keluarga, supaya anak tumbuh sehat sampai dewasa sebagai
generasi muda.

Oleh sebab itu wanita, sebaiknyabdiberi perhatian sebab :

Wanita menghadapi masalah kesehatan khusus yang tidak dihadapi pria berkaitan dengan fungsi
reproduksinya.
Kesehatan wanita secara langsung mempengaruhi keehatan anak yang dikandung dan di lahirkan.
Kesehatan wanita sering dilupakan dan ia hanya sebagai objek dengan mengatas namakan
pembangunan seperti program KB, dan pengendalian jumlah penduduk.
Masalah kesehatan reproduksi wanita sudah menjadi agenda Internasional diantaranya Indonesia
menyepakati hasil-hasil konfrensi mengenai kesehatan reproduksi dan kependudukan.
Masih adanya kebiasaan tradisional yang merugikan baik bagi kesehatan perempuan secara umum
maupun bagi perempuan hamil.
Di berbagai dunia masih teradi berbagai diskriminasi yang berdampak negatif terhadap kesehatan dan
hak reproduksi perempuan.
Adanya ketidaksetaraan bagi perempuan dalam akses pendidikan, pekerjaan, pengambilan keputusan
dan sumber daya yang tersedia.
Berdasarkan pemikiran di atas kesehatan perempuan merupakan aspek paling penting di sebabkan
pwngaruhnya pada kesehatan anak-anak.
10. Cakupan Pelayanan Kesehatan reproduksi
Cakupan pelayanan kesehatan reproduksi meliputi:
Konseling dan Informasi Keluarga Berencana ( KB )
Pelayanan kehamilan dan persalinan ( termasuk pelayanan aborsi yang aman, pelayanan bayi baru lahir
inconatal )
Pengobatan infeksi saluran reproduksi dan penyakit menular seksual termasuk pencegahan kemandulan,
konseling dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja; 4) Konseling informasi dan reproduksi mengenai
kesehatan reproduksi.

11. Unsur-unsur Yang Diperhatikan Dalam Masalah Kesehatan reproduksi


Bagaimana menjaga agar laki-laki dan perempuan akan mampu berproduksi dalam keadaan sehat, dapat
mempunyai anak sehat, mampu mengasuh anak-anak secara bertanggungjawab, sehingga merekapun
kelak akan mampu menjalani tugas reproduksinya secara sehat pula.
Bagaimana menjamin setiap orang akan melewati masa reproduksinya secara aman, tanpa komplikasi.
Bagaimana menjamin setiap orang mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk mencapai semua
itu.
B. Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi
Menurut Depkes RI ( 2001 ) ruang lingkup kesehatan reproduksi sebenarnya sangat luas, sesuai dengan
definisi yang tertera di atas, karena mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir hingga mati.
Dalam uraian tentang ruang lingkup kesehatan reproduksi yang lebih rinci digunakan pendekatan silkus
hidup ( life-cycle approach ), sehingga diperoleh komponen pelayanan yang nyata dan dapat dilaksanakan.
Secara lebih luas, ruang lingkup kesehatan reproduksi meliputi :

Kesehatan ibu dan bayi baru lahir


Keluarga berencana
Pencegahan dan penanggulangan infeksi saluran reproduksi
Pencegahan dan penanggulangan kompikasi aborsi
Kesehatan reproduksi remaja
Pencegahan dan penanganan infertilitas
Kanker pada usia lanjut dan osteoporosis
Berbagai aspek kesehatan reproduksi
Pendekatan yang ditetapkan dalam menguraikan ruang lingkupkesehatan reproduksi adalah pendekatan
siklus hidup, yang bearti memperhatikan kekhususan kebutuhan penanganan sistem reproduksipada setiap
fase kehidupan, serta kesinambungan antar fase kehidupan tersebut.
Pendekatan ruang lingkup kesehatan reproduksi dalam beberapa fase kehidupan meliputi :

Konsepsi
Bayi dan anak
Remaja
Usia subur
Usia lanjut
Gambar Siklus Kehidupan Reproduksi Untuk Laki-laki dan Perempuan

C. Tujuan dan sasaran kesehatan reproduksi


a. Tujuan Utama
Sehubungan dengan fakta bahwa fungsi dan proses reproduksi harus didahului oleh hubungan seksual,
tujuan utama program kesehatan reproduksi adalah meningkatkan ksesadaran kemandiriaan wanita dalam
mengatur fungsi dan proses reproduksinya, termasuk kehidupan seksualitasnya, sehingga hak-hak
reproduksinya dapat terpenuhi, yang pada akhirnya menuju penimgkatan kualitas hidupnya.
b. Tujuan Khusus
Dari tujuan umum tersebut dapat dijabarkan empat tujuan khusus yaitu :
Meningkatnya kemandirian wanita dalam memutuskan peran dan fungsireproduksinya;
Meningkatnya hak dan tanggung jawab sosial wanita dalam menentukan kapan hamil, jumlah dan
jarak kehamilan;
Meningkatnya peran dan tanggung jawab sosial pria terhadap akibat dariperilaku seksual dan
fertilitasnya kepada kesehatan dan kesejahteraan pasangan dan anak-anaknya;
Dukungan yang menunjang wanita untuk menbuat keputusan yang berkaitan dengan proses
reproduksi, berupa pengadaan informasi dan pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan untuk
mencapai kesehatan reproduksi secara optimal.
Tujuan diatas ditunjang oleh undang-undang No. 23/1992, bab II pasal 3 yangmenyatakan:
Penyelenggaraan upaya kesehatan bertujuan untuk meningkatkanderajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat, dalam bab III pasal 4 Setiaporang menpunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat
kesehatan yang optimal.

c. Sasaran
Indonesia menyetujui ke -tujuh sasaran reproduksi WHO untuk masa 1993- 2001, karena masih dalam
jangkauan sasaran Repelita VI, yaitu:
Penurunan 33% angka prevalensi anemia pada wanita (usia 15-49 tahun)
Penurunan angka kematian ibu hingga 59%;semua wanita hamil mendapatkan akses pelayanan
prenatal, persalinan oleh tenaga terlatih dan kasus kehamilan resiko tinggi serta kegawatdaruratan
kebidanan, dirujuk kekapasilitas kesehatan
Peningkatan jumlah wanita yang bebas dari kecacatan/gangguan sepanjang hidupnya sebesar 15%
diseluruh lapisan masyarakat;
Penurunan proporsi bayi berat lahir rendah (<2,5kg) menjadi kurang dari 10%;
Pemberantasan tetanus neonatarum (angka insiden diharapkan kurang dari satu kasus per 1000
kelahiran hidup) disemua kabupaten;
Semua individu dan pasangan mendapatkan akses informasi dan pelayanan pencegahan kehamilan
yang terlalu dini, terlalu dekat jaraknya, terlalu tua, dan telalu banyak;
D. Hak-hak Reproduksi
1. Hak-Hak Reproduksi Perorangan
Hak-hak reproduksi mengacu pada hak-hak asasi manusia seperti tercantum dalam hukum internasional
dan nasional serta dokumen-dokumen HAM mencakup:

Hak dasar individu dan pasangan untuk menentukan secara bebas dan bertanggungjawab atas jumlah dan
jarak anak, mendapatkan informasi serta cara-cara untuk melaksanakan hal tersebut.
Hak untuk mencapai standar tertinggi kesehatan reproduksi dan seksual.
Hak untuk membuat keputusan yang terbatas dari diskriminasi, paksaan dan kekerasan.

2. Penjabaran Hak Reproduksi Secara Praktis


Menurut Depkes RI ( 2002 ) hak kesehatan reproduksi dapat dijabarkan secara praktis, antara lain :

Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kesehatan reproduksi yang terbaik.
Setiap orang, perempuan, dan laki-laki ( sebagai pasangan atau sebagai individu ) berhak memperoleh
informasi selengkap-lengkapmya tentang seksualitas, reproduksi dan manfaat serta efek samping obat-
obatan, alat dan tindakan medis yang digunakan untuk pelayanan dan atau mengatasi masalah kesehatan
reproduksi.
Setiap orang memiliki hak untuk memperoleh pelayanan KB yang aman, efektif, terjangkau, dapat
diterima, sesuai dengan pilihan, tanpa paksaan dan tak melawan hukum.
Setiap perempuan berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya, yang memungkinkanya
sehat dan selamat dalam menjalani kehamilan dan persalinan, serta memperoleh bayi yang sehat.
Setiap anggota pasangan suami-isteri berhak memiliki hubungan yang didasari penghargaan.
Terhadap pasangan masing-masing dan dilakukan dalam situasi dan kondisi yang diinginkan bersama
tanpa unsur pemaksaan, ancaman dan kekerasan.
Setiap remaja, lelaki maupun perempuan, berhak memperoleh informasi yang tepat dan benar tentang
reproduksi, sehingga dapat berperilaku sehat dalam menjalani kehidupan seksual yang
bertanggungjawab.
Setiap laki-laki dan perempuan berhak mendapatkan informasi dengan mudah, lengkap, dan akurat
mengenai penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS.
Menurut BKKBN 2000, Kebijakan teknis operasional di Indonesia, untuk mewujudkan pemenuhan hak-
hak reproduksi:

Promosi hak-hak reproduksi


Advokasi hak-hak reproduksi
KIE hak-hak reproduksi
Sistem pelayanan hak-hak reproduksi
3. Upaya Safe Motherhood
a. Pengertian Safe Motherhood
Safe Motherhood adalah usaha-usaha yang dilakukan agar seluruh perempuan menerima perawatan yang
mereka butuhkan selama hamil dan bersalin.

Tujuan uapaya Safe Motherhood adalah untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu hamil,
bersalin, nifas, disamping menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi baru lahir. Empat pilar dalam
upaya Safe Motherhood adalah:

Keluarga Berencana
Pelayanan Antenatal
Persalinan yang bersih dan aman
Pelayanan obsteri yang esensial
b. Alasan upaya safe motherhood menjadi prioritas
Ada dua alasan yang menyebabkan safe motherhood perlu mendapat perhatian.

besarnya masalah kesehatan ibu dan bayi baru lahir serta dampak yang diakibatkannya.
safe motherhood pada hakikatnya merupakan intervensi yang efisien dan efektif dalam menurunkan
angka kematian ibu.

c. Bagaimana peran laki-laki dalam program safe motherhood ( Keselamatan Ibu )?


Langkah awal yang dapat dilakukan oleh laki-laki dalam mempromosikan keselamatan ibu adalah :

Mendukung Penggunaan Kontrasepsi


Suami sebaiknya ikut menemani istrinya menemui konselor keluarga berencana atau petugas kesehatan
sehingga mereka bisa bersama-sama mengetahui metode kontrasepsi yang bersedia dan memilih salah
satu metode yang tepat.
Mempersiapkan perawatan yang terlatih selama persalinan
Suami berperan dalam mempersiapkan tenaga terlatih agar hadir pada saat persalinan dan membiayai
persalinan yang diberikan. Suami juga mempersiapkan transportasi serta mencukupi perlengkapan yang
dibutuhkan.
Menjadi ayah yang bertanggung jawab
Sebagai seorang ayah, laki-laki menentukan tingkat kesehatan anak-anaknya. Seorang ayah dapat lebih
terlibat dalam perkembangan kesehatan anak-anaknya.

Ayah sebagai panutan, dapat membantu kehidupan sosialisasi anak-anaknya. Secara khusus, seorang
ayah dapat mengajarkan anak laki-lakinya agar menghormati perempuan dan memperlakukan mereka
sebagai manusia yang setara, mendukung anak perempuannya untuk bersekolah dan berperan aktif dalam
keluarga. Dengan begitu, seorang ayah ikut mewujudkan status perempuan yang setara dan menjadikan
masa depan anak perempuannya lebih baik.
E. Asuhan kesehatan reproduksi pada remaja
Masa remaja merupakan masa transisi yang unik dan ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi,
psikis. Masa remaja, yaitu usia 10-19 tahun, merupakan masa yang khusus dan penting, karena merupakan
periode pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas.
Masa remaja merupakan periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Pada masa remaja terjadi
perubahan fisik (organobiologik) secara cepat, yang tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan (mental-
emosional). Perubahan yang cukup besar ini dapat membingungkan remaja yang mengalaminya. Karena itu
mereka memerlukan pengertian, bimbingan, dan dukungan lingkungan di sekitarnya, agar tumbuh dan
berkembang menjadi manusia dewasa yang sehat baik jasmani, maupun mental dan psikososial.
Dalam lingkungan soaial tertentu, masa remaja bagi pria merupakan saat diperolehnya kebebasan,
sementara untuk remaja wanita merupakan saat mulainya segala bentuk pembatasan. Pada masa yang lalu,
anak gadis mulai dipingit ketika mereka mulai mengalami haid. Walaupun dewasa ini praktek seperti itu
telah jarang ditemukan, namun perlakuan terhadap remaja pria dan wanita masih sering berbeda, yang
menempatkan remaja puteri dalam posisi yang dirugikan. Kesetaraan perlakuan terhadap remaja pria dan
wanita diperlukan dalam mengatasi masalah kesehatan reproduksi remaja, agar masalahnya dapat tertangani
secara tuntas.

A. Ciri-ciri perkembangan remaja


Menurut ciri perkembangannya, masa remaja dibagi menjadi tiga tahap, yaitu :
1. Masa remaja awal (10-12 tahun), ciri khasnya :
Lebih dekat dengan teman sebaya
Ingin bebas
Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir abstrak
2. Masa remaja tengah (13-15 tahun), ciri khasnya :
Mencari identitas dini
Timbulnya keinginan untuk kencan
Mempunyai rasa cinta yang mendalam
Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak
Berkhayal tentang aktivitas seks
3. Masa remaja akhir (16-19 tahun), ciri khasnya :
Pengungkapan kebebasan diri
Lebih selektif dalam mencari teman sebaya
Mempunyai citra jasmani dirinya
Dapat mewujudkan rasa cinta
Mampu berpikir abstrak
B. Perubahan fisik pada masa remaja
Terjadi pertumbuhan fisik yang cepat pada remaja, termasuk pertumbuhan organ-organ reproduksi
(organ seksual) untuk mencapai kematangan, sehingga mampu melangsungkan fungsi reproduksi.
Perubahan ini ditandai dengan munculnya tanda-tanda sebagai berikut :
1. Tanda-tanda seks primer, yaitu yang berhubungan langsung dengan organ seks :
a. Terjadinya haid pada remaja puteri (menarche)
b. Terjadinya mimpi basah pada remaja laki-laki
2. Tanda-tanda seks sekunder
a. Pada remaja laki-laki terjadi perubahan suara, tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar bertambah
besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, dada lebih lebar, badan berotot, tumbuhnya kumis, cambang
dan rambut disekitar kemaluan dan ketiak
b. Pada remaja puteri ; pinggul melebar, tumbuhnya rambut di ketiak dan sekitar kemaluan (pubis).

C. Perubahan kejiwaan pada masa remaja


Proses perubahan kejiwaan berlangsung lebih lambat dibandingkan perubahan fisik, yang meliputi :
1. Perubahan emosi, sehingga remaja menjadi :
a. Sensitive (mudah menangis, cemas, frustasi dan tertawa)
b. Agresif dan mudah bereaksi terhadap rangsangan luar yang berpengaruh, sehingga misalnya mudah
berkelahi.
2. Perkembangan intelegensia, sehingga remaja menjadi :
a. Mampu berpikir abstrak, senang memberikan kritik
b. Ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul perilaku ingin mencoba-coba.
Perilaku ingin mencoba hal-hal yang baru ini jika didorong oleh rangsangan seksual dapat membawa
remaja masuk pada hubungan seks pranikah dengan segala akibatnya, antara lain akibat kematangan organ
seks maka dapat terjadi kehamilan remaja puteri di luar nikah, upaya abortus, dan penularan penyakit
kelamin, termasuk HIV/AIDS. Perilaku ingin mencoba-coba juga dapat mengakibatkan remaja mengalami
ketergantungan NAPZA (narkotik, psikotropik, dan zat adiktif lainnya, termasuk rokok dan alkohol).

D. Pengaruh buruk akibat terjadinya hubungan seks pranikah bagi remaja


Kematangan organ seks dapat berpengaruh buruk bila remaja tak mampu mengendalikan ragsangan
seksualnya, sehingga tergoda untuk melakukan hubungan seks pranikah. Hal ini akan menimbulkan akibat
yang dapat dirasakan bukan saja oleh pasangan, khususnya remaja puteri, tetapi juga orang tua, keluarga,
bahkan masyarakat.

Akibat hubungan seks pranikah :


1. Bagi remaja :
a. Remaja pria menjadi tidak perjaka, dan remaja wanita tidak perawan
b. Menambah risiko tertular penyakit menular seksual (PMS), seperti : gonore (GO), sifilis, herpes
simpleks (genitalis), clamidia, kondiloma akuminata, HIV/AIDS
c. Remaja puteri terancam kehamilan yang tidak diinginkan, pengguguran kandungan yang tidak aman,
infeksi organ-organ reproduksi, anemia, kemandulan dan kematian karena perdarahan atau keracunan
kehamilan
d. Trauma kejiwaan (depresi, rendah diri, rasa berdosa, hilang harapan masa depan)
e. Kemungkinan hilangnya kesempatan unutk melanjutkan pendidikan dan kesempatan bekerja
f. Melahirkan bayi yang kurang atau tidak sehat

2. Bagi keluarga :
a. Menimbulkan aib keluarga
b. Menambah beban ekonomi keluarga
c. Pengaruh kejiwaan bagi anak yang dilahirkan akibat tekanan masyarakat di lingkungannya (ejekan)

3. Bagi masyarakat :
a. Meningkatnya remaja putus sekolah, sehingga kualitas masyarakat menurun
b. Meningkatnya angka kematian ibu dan bayi
c. Menambah beban ekonomi masyarakat, sehingga derajat kesejahteraan masyarakat menurun

E. Kaitan antara kesehatan remaja dan kesehatan reproduksi remaja


Kesehatan reproduksi remaja sulit dipisahkan dari kesehatan remaja secara keseluruhan, karena
gangguan kesehatan remaja akan menimbulkan gangguan pula pada sistem reproduksi.
Berikut adalah beberapa keadaan yang berpengaruh buruk terhadap kesehatan remaja termasuk kesehatan
reproduksi remaja :
1. Masalah gizi, yang meliputi antara lain :
a. Anemia dan kurang energi kronis
b. Pertumbuhan yang terhambat pada remaja puteri, sehingga mengakibatkan panggul sempit dan risiko
untuk melahirkan bayi berta lahir rendah di kemudian hari
2. Masalah pendidikan, yang meliputi antara lain :
a. Buta huruf, yang mengakibatkan remaja tidak mempunyai akses terhadap informasi yang
dibutuhkannya, serta mungkin kurang mampu mengambil keputusan yang terbaik unutk kesehatan
dirinya
b. Pendidikan rendah dapat mengakibatkan remaja kurang mampu memenuhi kebutuhan fisik dasar
ketika berkeluarga, dan hal ini akan berpengaruh buruk terhadap derajat kesehatan diri dan
keluarganya
3. Masalah lingkungan dan pekerjaan, yang meliputi antara lain :
a. Lingkungan dan suasana kerja yang kurang memperhatikan kesehatan remaja yang bekerja akan
mengganggu kesehatan remaja
b. Lingkungan social yang kurang sehat dapat menghambat, bahkan merusak kesehatan fisik, mental
dan emosional remaja
4. Masalah seks dan seksualitas, yang meliputi antara lain :
a. Pengetahuan yang tidak lengkap dan tidak tepat tentang masalah seksualitas, misalnya mitos yang tak
benar
b. Kurangnya bimbingan unutk bersikap positifdalam hal yang berkaitan dengan seksualitas
c. Penyalahgunaan dan ketergsntungan napza, yag mengarah kepada penularan HIV/AIDS melalui
jarum suntik dan melalui hubungan seks bebas. Masalah ini semakin mengkhawatirkan dewasa ini
d. Penyalahgunaan seksual
e. Kehamilan remaja
f. Kehamilan pranikah/di luar ikatan pernikahan
5. Masalah kesehatan reproduksi remaja
a. Ketidakmatangan secara fisik dan mental
b. Risiko komplikasi dan kematian ibu dan bayi lebih besar
c. Kehilangan kesempatan untuk pengembangan diri remaja
d. Risiko bertambah untuk melakukan aborsi yang tidak aman

Anda mungkin juga menyukai