Makalah Isbd Print
Makalah Isbd Print
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
ADE LAYYIANAH INDRIYANI (4161141003)
DUTY JULAN SARI PANJAITAN (4161141014)
EMI KATANA ARUAN (4161141018)
KELAS: BIOLOGI DIK-A 2016
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt, Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Terima
kasih pula penulis ucapkan kepada dosen pengampu dalam mata kuliah Ilmu Sosial dan
Budaya Dasar semester 3 Prodi Pendidikan Biologi UNIMED yang sudah memberikan
penulis kesempatan untuk menyelesaikan tugas ini sebagaimana mestinya untuk memenuhi
proses pengumpulan nilai.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian tugas ini tidak terlepas dari
peran dan dukungan dari banyak pihak. Kerena itu dalam kesempatan ini, Penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang membantu penulis dalam
menyelesaikan tugas ini. Penulis juga menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas ini masih
terdapat banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan. Penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Untuk memahami makna keragaman dan kesetaraan.
Untuk memahami konsep dan isu gender.
Untuk memahami makna kesetaraan dan keadilan gender.
1
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.3 Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG)
Kesetaraan gender berarti kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk
memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan
berpartisipasi dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan
pertahanan dan keamanan nasional (hankamnas), serta kesamaan dalam menikmati hasil
pembangunan tersebut. Kesetaraan gender juga meliputi penghapusan diskriminasi dan
ketidak adilan struktural, baik terhadap laki-laki maupun perempuan.
Keadilan gender adalah suatu proses dan perlakuan adil terhadap perempuan dan laki-
laki. Dengan keadilan gender berarti tidak ada pembakuan peran, beban ganda, subordinasi,
marginalisasi dan kekerasan terhadap perempuan maupun laki-laki. Terwujudnya kesetaran
dan keadilan gender ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-
laki, dan dengan demikian mereka memiliki akses, kesempatan berpartisipasi, dan kontrol
atas pembangunan serta memperoleh manfaat yang setara dan adil dari pembangunan.
Memiliki akses dan partisipasi berarti memiliki peluang atau kesempatan untuk menggunakan
sumber daya dan memiliki wewenang untuk mengambil keputusan terhadap cara penggunaan
dan hasil sumber daya tersebut. Memiliki kontrol berarti memiliki kewenangan penuh untuk
mengambil keputusan atas penggunaan dan hasil sumber daya. Sehingga memperoleh
manfaat yang sama dari pembangunan.
5
Banyak pekerjaan yang dianggap sebagai pekerjaan perempuan seperti guru taman
kanak-kanak atau sekretaris dan perawat.
b. Subordinasi (penomorduaan)
Subordinasi pada dasarnya adalah keyakinan bahwa salah satu jenis kelamin
dianggap lebih penting atau lebih utama dibanding jenis kelamin lainnya. Sudah sejak
dahulu ada pandangan yang menempatkan kedudukan dan peran perempuan lebih
rendah dari pada laki-laki. Kenyataan memperlihatkan pula bahwa masih ada nilai-
nilai masyarakat yang membatasi ruang gerak terutama perempuan di berbagai
kehidupan. Anggapan bahwa perempuan lemah, tidak mampu memimpin, cengeng
dan lain sebagainya, mengakibatkan perempuan jadi nomor dua setelah laki-laki.
Sebagai contoh apabila seorang isteri yang hendak mengikuti tugas belajar, atau
hendak berpergian ke luar negeri harus mendapat izin suami, tatapi kalau suami yang
akan pergi tidak perlu izin dari isteri.
c. Stereotip (citra buruk)
Pelabelan atau penandaan yang sering kali bersifat negatif secara umum selalu
melahirkan ketidakadilan. Salah satu jenis stereotip yang melahirkan ketidakadilan
dan diskriminasi bersumber dari pandangan gender karena menyangkut pelabelan atau
penandaan terhadap salah satu jenis kelamin tertentu. Misalnya, pandangan terhadap
perempuan bahwa tugas dan fungsinya hanya melaksanakan pekerjaan yang berkaitan
dengan kerumahtanggaan atau tugas domestik dan sebagi akibatnya ketika ia berada
di ruang publik maka jenis pekerjaan, profesi atau kegiatannya di masyarakat bahkan
di tingkat pemerintahan dan negara hanyalah merupakan perpanjangan peran
domestiknya.
d. Violence (kekerasan)
Berbagai kekerasan terhadap perempuan sebagai akibat perbedaan peran
muncul dalam berbagai bentuk. Kata kekerasan tersebut berarti suatu serangan
terhadap 17 fisik maupun integritas mental psikologi seseorang. Oleh karena itu
kekerasan tidak hanya menyangkut serangan fisik saja seperti perkosaan, pemukulan,
dan penyiksaan, tetapi juga yang bersifat non fisik seperti pelecehan seksual, ancaman
dan paksaan sehingga secara emosional perempuan atau laki-laki yang mengalaminya
akan merasa terusik batinnya. Pelaku kekerasan yang bersumber karena gender ini
bermacam-macam. Ada yang bersifat individual seperti di dalam rumah tangga
sendiri maupun di tempat umum dan juga di dalam masyarakat. Perempuan, pihak
6
paling rentan mengalami kekerasan, dimana hal itu terkait dengan marginalisasi,
subordinasi maupun stereotip di atas.
e. Beban kerja berlebihan
Sebagai suatu bentuk diskriminasi dan ketidakadilan gender adalah beban
kerja yang harus dijalankan oleh salah satu jenis kelamin tertentu. Dalam suatu rumah
tangga pada umumnya, beberapa jenis kegiatan dilakukan oleh laki-laki, dan beberapa
yang lain dilakukan oleh perempuan. Berbagai observasi menunjukkan perempuan
mengerjakan hampir 90% dari pekerjaan dalam rumah tangga, sehingga bagi mereka
yang bekerja di luar rumah, selain bekerja di wilayah publik mereka juga masih harus
mengerjakan pekerjaan domestik.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keragaman manusia dimaksudkan bahwa setiap manusia memiliki perbedaan.
Perbedaan itu ada karena manusia adalah makhluk individu yang setiap individu memiliki
ciri-ciri khas tersendiri. Sedangkan kesetaraan menunjukkan adanya tingkatan yang sama,
kedudukan yang sama, tidak lebih tinggi atau tidak lebih rendah antara satu sama lain. Untuk
menghadapi dinamika sosial dan budaya dalam masyarakat yang majemuk diperlukan sikap
saling menghormati dan menghargai , toleransi dan introspeksi diri.
Isu gender diartikan sebagai masalah yang menyangkut ketidakadilan yang
berdampak negatif bagi perempuan dan laki-laki, terutama tehadap perempuan sendiri.
Bentuk-bentuk ketidakadilan akibat deskriminasi gender diantaranya marginalisasi,
subordianasi, stereotip, violence dan beban kerja berlebihan.
3.2 Saran
Kepada pembaca, keragaman dan kesetaraan manusia bukan suatu penghalang atau
penghambat untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan makmur.
Kepada pemerintah, agar memberikan pelayanan tanpa membeda-bedakan atau
diskriminasi pada suatu kelompok atau etnis.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://perpustakaan.uhn.ac.id/adminarea/dataskripsi/Karya%20Ilmiah%20-%201.pdf
https://ridwandansiswo.wordpress.com/2011/11/25/manusia-keragaman-dan-kesetaraan/
https://noviwilyaini.wordpress.com/2014/12/30/isbd-manusiakeragaman-dan-kesetaraan/
Tim Dosen. 2015. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Medan : Unimed Press