Anda di halaman 1dari 6

KESEHATAN KERJA DI PERUSAHAAN

1. Pengertian Kesehatan Kerja


Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan
bahwa pengertian kesehatan adalah suatu keadaan fisik, mental, dan sosial
kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan. Tahun 1986,
WHO dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa
pengertian kesehatan adalah sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan
tujuan hidup. Kesehatan adalah konsep positif yang menekankan sumber daya
sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik. Menurut Undang- Undang Nomor 23
Tahun 1992 tentang Kesehatan dan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa, sosial dan mental yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomis.
Menurut Undang-Undang Pokok Kesehatan RI Nomor 9 Tahun 1960,
BAB I pasal 2, kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan
agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik
jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan
terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan,
lingkungan kerja maupun penyakit umum.
Kesehatan dalam ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan keamanan
kerja tidak hanya diartikan sebagai suatu keadaan bebas dari penyakit. Menurut
Undang-Undang Pokok Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960, Bab I pasal 2, keadaan
sehat diartikan sebagai kesempurnaan keadaan jasmani, rohani, dan
kemasyarakatan (Slamet, 2012). Mia (2011) menyatakan bahwa kesehatan kerja
disamping mempelajari factor-faktor pada pekerjaan yang dapat mengakibatkan
manusia menderita penyakit akibat kerja (occupational disease) maupun
penyakit yang berhubungan dengan pekerjaannya (work- related disease) juga
berupaya untuk mengembangkan berbagai cara atau pendekatan untuk
pencegahannya, bahkan berupaya juga dalam meningkatkan kesehatan (health
promotion) pada manusia pekerja tersebut.

2. Tujuan Kesehatan Kerja


Tujuan utama dari kesehatan kerja yakni :
a. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan-
kecelakaan akibat kerja.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja.
c. Perawatan mempertinggi efisiensi dan produktifitas tenaga kerja.
d. Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta
kenikmatan kerja.
e. Perlindungan bagi masyarakat sekitar dari bahaya-bahaya pencemaran
yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut.
f. Perlindungan bagi masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin
ditimbulkan oleh produk-produk perusahaan.

3. Pemeliharaan Kesehatan Tenaga Kerja


Pengertian pemeliharaan (maintenance) menurut Hasibuan (2000;176),
adalah usaha mempertahankan dan atau meningkatkan kondisi fisik, mental,
dan sikap tenaga kerja, agar mereka tetap loyal dan bekerja produktif untuk
menunjang tercapainya tujuan perusahaan. Pemeliharaan yang baik dilakukan
dengan program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar
tenaga kerja serta berpedoman kepada internal dan eksternal konsistensi.
Pemeliharaan (maintenance) tenaga kerja harus mendapat perhatian yang
sungguh-sungguh dari manajer.Jika pemeliharaan tenaga kerja
kurangdiperhatikan, semangat kerja, sikap, loyalitas tenaga kerja akan menurun.
Absensinya dan turn-over meningkat, disiplin akan menurun, sehingga
pengadaan, pengembangan, kompensasi, dan pengintegrasian tenaga kerja yang
telah dilakukan dengan baik dan biaya yang besar kurang berarti untuk
menunjang tercapainya tujuan perusahaan. Supaya tenaga kerja semangat
bekerja, berdisiplin tinggi, danbersikap loyal dalam menunjang tujuan
perusahaan maka fungsi pemeliharaan mutlak mendapat perhatian manajer.
Tidak mungkin tenaga kerja bersemangat bekerja dan konsentrasi penuh
terhadap pekerjaanya jika kesejahteraan mereka tidak diperhatikan dengan baik.

4. Asas-asas Pemeliharaan Kesehatan Tenaga Kerja


a. Asas Manfaat dan Efesiensi
Pemeliharaan yang dilakukan harus efesien dan memberikan manfaat
yang optimal bagi perusahaan dan tenaga kerja. Pemeliharaan ini hendaknya
meningkatkan prestasi kerja, keamanan, kesehatan, dan loyalitas tenaga
kerja dalam mencapai tujuan. Asas ini harus deprogram dengan baik supaya
tidak sia-sia.
b. Asas Kebutuhan dan Kepuasan
Pemenuhan kebutuhan dan kepuasan harus menja didasar program
pemeliharaan tenaga kerja. Asas ini penting supaya tujuan pemeliharaan,
kesehatan, dan sikap tenaga kerja baik, sehingga mereka mau bekerja secara
efektif dan efesien menunjuang tercapainya tujuan perusahaan.
c. Asas Keadilan dan Kelayakan
Keadilan dan kelayakan hendaknya dijadikan asas program
pemeliharaan tenaga kerja. Karena keadilan dan kelayakan akan
menciptakan ketenangan dan konsentrasi tenaga kerja terhadap tugas-
tugasnya, sehingga disiplin, kerjasama, dan semangat kerjanya meningkat.
Dengan asa sini diharapkan tujuan pemberian pemeliharaan akan tercapai.
d. Asas Peraturan Legal
Peraturan-peraturan legal yang bersumber dari undang-undang,
Keppres, dan keputusan menteri harus dijadikan asas program pemeliharaan
tenaga kerja. Hal ini penting untuk menghindari konflik dan intervensi
serikat buruh dan pemerintah.
e. Asas Kemampuan Perusahaan
Kemampuan perusahaan menjadi pedoman dan asas program
pemeliharaan kesejahteraan tenaga kerja. Jangan sampai terjadi pelaksanaan
pemeliharaan tenaga kerja yang mengakibatkan hancurnya perusahaan.
Dalam pemeliharaan dibutuhkan strategi dalam pelaksanaannya, pemilihan
metode yang tepat sangat penting, supaya pelaksanaannya efektif dalam
mendukung tercapainya tujuan organisasi perusahaan. Manajer yang cakap
akan menerapkan metode yang sesuai dan efektif dalam pelaksanaan tugas-
tugasnya. Pemeliharaan keamanan, kesehatan, dan sikap loyal tenaga kerja
hendaknya dengan metode yang efektif dan efesien supaya tercapai manfaat
yang optimal.

5. Tujuan Pemeliharaan Kesehatan Tenaga Kerja


a. Untuk meningkatkan produktivitas kerja tenaga kerja.
b. Meningkatkan disiplin dan menurunkan absensi tenaga kerja.
c. Meningkatkan loyalitas dan menurunkan turn-over tenaga kerja.
d. Memberikan ketenangan, keamanan, dan kesehatan tenaga kerja.
e. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.
f. Memperbaiki kondisi fisik, mental, dan sikap tenaga kerja.
g. Mengurangi konflik serta menciptakan suasana yang harmonis.
h. Mengefektifkan pengadaan tenaga kerja.

6. Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja


Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan menurut Permenakertrans
No Per/03/Men/1982 tentang pelayanan kesehatan tenaga kerja adalah usaha
kesehatan yang dilaksanakan dengan tujuan:
a. Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri baik fisik
maupun mental, terutama dalam penyesuaian pekerjaan dengan tenaga kerja
b. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul
dari pekerjaan atau lingkungan kerja
c. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan kemampuan
fisik tenaga kerja
d. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja
yang menderita sakit
Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan pelayanan kesehatan kerja.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja ini dapat: diselenggarakan sendiri
oleh pengurus, diselenggarakan oleh pengurus dengan mengadakan ikatan
dengan dokter atau pelayanan kesehatan lain, dan atau pengurus dari beberapa
perusahaan secara bersama-sama menyelenggarakan suatu pelayanan kesehatan
kerja. Pelayanan kesehatan kerja ini bertugas dalam:
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan berkala dan
pemeriksaan khusus
b. Pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga
kerja
c. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja
d. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitair
e. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk kesehatan tenaga kerja
f. Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan penyakit akibat
kerja
g. Pertolongan pertama pada kecelakaan
h. Pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja dan latihan untuk petugas
pertolongan pertama pada kecelakaan
i. Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja,
pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta
penyelenggaraan makanan di tempat kerja
j. Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja
k. Pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja yang mempunyai
kelainan tertentu dalam kesehatannya
l. Memberikan laporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja kepada
pengurus

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja ini dipimpin dan dijalankan


oleh seorang dokter yang disetujui oleh Direktur. Dokter yang menjalankan
pelayanan kesehatan ini diberikan kebebasan profesional oleh pengurus. Selain
itu mereka juga bebas memasuki tempat-tempat kerja untuk melakukan
pemeriksaan-pemeriksaan dan mendapatkan keterangan-keterangan yang
diperlukan dan jika diperlukan, keterangan-keterangan tersebut wajib diberikan
kepada pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan kerja (Per 03/Men/1982).

7. Pemeriksaan Kesehatan
Pada lingkungan kerja, pekerja dapat melakukan pemeriksaan kesehatan.
Pemeriksaan kesehatan ini dapat dilakukan sebelum kerja yaitu pemeriksaan
kesehatan yang dilakukan oleh dokter sebelum seorang tenaga kerja diterima
untuk melakukan pekerjaan. Pemeriksaan kesehatan ini terdiri dari pemeriksaan
fisik lengkap, kesegaran jasmani, rontgen paru-paru (bilamana mungkin) dan
laboratorium rutin, serta pemeriksaan lain yang dianggap perlu. Setelah itu,
mereka berhak memperoleh pemeriksaan kesehatan secara berkala maupun
secara khusus.
Pemeriksaan secara berkala adalah pemeriksaan kesehatan pada waktu-
waktu tertentu terhadap tenaga kerja yang dilakukan oleh seorang dokter,
pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mempertahankan derajat kesehatan tenaga
kerja sesudah berada dalam pekerjaannya, serta menilai kemungkinan adanya
pengaruh-pengaruh dari pekerjaan seawal mungkin yang perlu dikendalikan
dengan usaha-usaha pencegahan. Jika dalam pemeriksaan kesehatan secara
berkala ini ditemukan kelainan-kelainan atau gangguan- gangguan kesehatan
pada tenaga kerja maka pengurus wajib mengadakan tindak lanjut untuk
mengobati/menangani kelainan-kelainan tersebut dan sebab-sebabnya untuk
menjamin terselenggaranya keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk menunjang
agar pemeriksaan kesehatan berkala ini mencapai sasaran yang luas, maka
pengurus dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan diluar perusahaan.
Sedangkan pemeriksaan kesehatan khusus adalah pemeriksaan kesehatan
yang dilakukan oleh dokter secara khusus terhadap tenaga kerja tertentu.
Pemeriksaan kesehatan ini dimaksudkan untuk menilai adanya pengaruh-
pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap tenaga kerja atau golongan-golongan
tenaga kerja tertentu. Pemeriksaan kesehatan khusus ini dapat pula dilakukan
terhadap:
a. Tenaga kerja yang telah mengalami kecelakaan atau penyakit yang
memerlukan perawatan lebih dari 2 (dua minggu)
b. Tenaga kerja yang berusia diatas 40 (empat puluh) tahun atau tenaga kerja
wanita dan tenaga kerja cacat, serta tenaga kerja muda yang melakukan
pekerjaan tertentu.
c. Tenaga kerja yang terdapat dugaan-dugaan tertentu mengenai gangguan-
gangguan kesehatannya perlu dilakukan pemeriksaan khusus sesuai dengan
kebutuhan.
Pemeriksaan kesehatan khusus dapat juga diadakan bila terdapat keluhan-
keluhan diantara tenaga kerja, atau atas pengamat pegawai pengawas
keselamatan dan kesehatan kerja, atau atas penilaian Pusat Bina Hyperkes dan
keselamatan dan balai-balainya atau atas pendapat umum di masyarakat. Dokter
yang melakukan pemeriksaan-pemeriksaan kesehatan ini adalah dokter yang
ditunjuk oleh pengusaha dan telah memenuhi syarat sesuai dengan Peraturan
Menteri Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi Nomor 10/Men/1976 dan
syarat-syarat lain yang dibenarkan oleh Direktur Jenderal pembinaan Hubungan
Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja (Per 02/Men/1980).

Anda mungkin juga menyukai