Anda di halaman 1dari 10

LUKA BAKAR

A. PENGERTIAN

Luka bakar adalah injury pada jaringan yang disebabkan oleh suhu

panas (thermal), kimia, elektrik, dan radiasi.

B. ETIOLOGI

Thermal; air panas, api, panas permukaan

Kimia; asam, alkali dan lainnya

Radiasi; terapi dan sinar ultraviolet

Elektrik

C. PATOFISIOLOGI

Berat ringannya luka bakar tergantung pada faktor, agent, lamanya

terpapar, area yang terkena, kedalamannya, bersamaan dengan

trauma, usia dan kondisi penyakit sebelumnya.

Derajat luka bakar terbagi menjadi tiga bagian; derajat satu

(superficial) yaitu hanya mengenai epidermis dengan ditandai eritema,

nyeri, fungsi fisiologi masih utuh, dapat terjadi pelepuhan, serupa

dengan terbakar mata hari ringan. Tampak 24 jam setelah terpapar

dan fase penyembuhan 3-5 hari. Derajat dua (partial) adalah

mengenai dermis dan epidermis dengan ditandai lepuh atau

terbentuknya vesikula dan bula, nyeri yang sangat, hilangnya fungsi

fisiologis. Fase penyembuhan tanpa infeksi 7-21 hari. Derajat tiga

1
atau ketebalan penuh yaitu mengenai seluruh lapisan epidermis dan

dermis, tanpa meninggalkan sisa-sisa sel epidermis untuk mengisi

kembali daerah yang rusak, hilangnya rasa nyeri, warnanya dapat

hitam, coklat dan putih, mengenai jaringan termasuk (fascia, otot,

tendon dan tulang).

Fisiologi syok pada luka bakar akibat dari lolosnya cairan dalam

sirkulasi kapiler secara massive dan berpengaruh pada sistem

kardiovaskular karena hilangnya atau rusaknya kapiler, yang

menyebabkan cairan akan lolos atau hilang dari compartment

intravaskuler kedalam jaringan interstisial. Eritrosit dan leukosit tetap

dalam sirkulasi dan menyebabkan peningkatan hematokrit dan

leukosit. Darah dan cairan akan hilang melalui evaporasi sehingga

terjadi kekurangan cairan.

Kompensasi terhadap syok dengan kehilangan cairan maka tubuh

mengadakan respon dengan menurunkan sirkulasi sistem

gastrointestinal yang mana dapat terjadi ilius paralitik, tachycardia dan

tachypnea merupakan kompensasi untuk menurunkan volume

vaskuler dengan meningkatkan kebutuhan oksigen terhadap injury

jaringan dan perubahan sistem. Kemudian menurunkan perfusi pada

ginjal, dan terjadi vasokontriksi yang akan berakibat pada depresi

filtrasi glomerulus dan oliguri.

2
Repon luka bakar akan meningkatkan aliran darah ke organ vital dan

menurunkan aliran darah ke perifer dan organ yang tidak vital.

Respon metabolik pada luka bakar adalah hipermetabolisme yang

merupakan hasil dari peningkatan sejumlah energi, peningkatan

katekolamin; dimana terjadi peningkatan temperatur dan metabolisme,

hiperglikemi karena meningkatnya pengeluaran glukosa untuk

kebutuhan metabolik yang kemudian terjadi penipisan glukosa,

ketidakseimbangan nitrogen oleh karena status hipermetabolisme dan

injury jaringan.

Kerusakan pada sel daerah merah dan hemolisis menimbulkan

anemia, yang kemudian akan meningkatkan curah jantung untuk

mempertahankan perfusi.

Pertumbuhan dapat terhambat oleh depresi hormon pertumbuhan

karena terfokus pada penyembuhan jaringan yang rusak.

Pembentukan edema karena adanya peningkatan permeabilitas

kapiler dan pada saat yang sama terjadi vasodilatasi yang

menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik dalam kapiler. Terjadi

pertukaran elektrolit yang abnormal antara sel dan cairan interstisial

dimana secara khusus natrium masuk kedalam sel dan kalium keluar

dari dalam sel. Dengan demikian mengakibatkan kekurangan sodium

dalam intravaskuler.

3
Skema berikut menyajikan mekanisme respon luka bakar terhadap injury

pada anak/orang dewasa dan perpindahan cairan setelah injury thermal.

Dalam 24 jam pertama

Luka Bakar

Meningkatnya permeabilitas kapiler

Hilangnya plasma, protein, cairan dan elektrolit dari volume sirkulasi


ke dalam rongga interstisial :
hypoproteinemia, hyponatremia, hyperkalemia

Hipovolemi

Syok

Mobilisasi kembali cairan setelah 24 jam

Edema jaringan yang terkena luka bakar

Compartment intravaskular

Hypervolemia, hypokalemia, hypernatremia

4
Menentukan luka bakar menurut Lund dan Browder :

Tingkat Usia

Area luka bakar 0-1 Tahun 1-4 Tahun 5-9 Tahun 10-14 Tahun 15 Tahun Dewasa 2% 3% Total
Kepala 19 17 13 11 9 7
Leher 2 2 2 2 2 2
Dada 13 13 13 13 13 13
Punggung 13 13 13 13 13 13
Lengan kanan atas 4 4 4 4 4 4
Lengan kiri atas 4 4 4 4 4 4
Lengan kanan bawah 3 3 3 3 3 3
Lengan kiri bawah 3 3 3 3 3 3
Tangan kanan 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Tangan kiri 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Genetalia 1 1 1 1 1 1
Bokong kanan 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Bokong kiri 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Paha kanan 5,5 6,5 8 8,5 9 9,5
Paha kiri 5,5 6,5 8 8,5 9 9,5
Tungkai kanan 5 5 5,5 6 6,5 7
Tungkai kiri 5 5 5,5 6 6,5 7
Kaki kanan 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
Kaki kiri 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
Total

5
D. MANIFESTASI KLINIS

Riwayat terpaparnya

Lihat derajat luka bakar

Status pernapasan; tachypnea, tekanan nadi lemah, hipotensi,

menurunnya pengeluaran urine atau anuri.

Perubahan suhu tubuh dari demam ke hipotermi.

E. KOMPLIKASI

Syok hipovolemik

Kekurangan cairan dan elektrolit

Hypermetabolisme

Infeksi

Gagal ginjal akut

Masalah pernapasan akut; injury inhalasi, aspirasi gastric, pneumonia

bakteri, edema.

Paru dan emboli

Sepsis pada luka

Ilius paralitik

Berat ringannya luka bakar dari American Burn Association dalam

Whaley and Wong, (1999) adalah sebagai berikut :

1. Luka bakar minor adalah luka bakar kurang dari 10% luas permukaan

tubuh.

7
2. Luka bakar moderate adalah luka bakar 10-20 % luas permukaan

tubuh.

3. Luka bakar mayor adalah luka bakar lebih dari 20 % luas permukaan

tubuh.

F. PENATALAKSANAAN TERAPEUTIK

Mempertahankan jalan nafas

Pemberian oksigen 100% untuk intoksikasi karbon monoksida.

Monitor analisa gas darah

Escharotomy

Terapi cairan; formula Parkland sering digunakan; pada anak 4 ml

ringer laktat/kg berat badan/luas permukaan luka bakar, dalam 24 jam

pertama setelah luka bakar. Setengah jumlah cairan yang dihitung

diberikan dalam 8 jam pertama setelah terjadinya cedera. Setengah

sisanya diberikan merata selama 16 jam berikutnya. Pantau

pengeluaran urin harus mencapai (1 ml/kg berat badan/jam).

Kemudian 24 jam kedua terapi cairan ringer laktat dengan dekstrosa

5%. Terapi albumin dapat diberikan bila indikasi.

Monitor kelebihan cairan

Lakukan kateterisasi untuk memantau urine autput (pengeluaran

urine)

Monitor serum elektrolit sesuai program.

8
Antibiotik untuk mencegah infeksi

Terapi analgetik

Perawatan luka harus steril

Hidroterapi

Terapi fisik

Skin graff bila indikasi

Monitor gravitasi urine atau berat jenis urine.

Penderita dengan luas luka bakar lebih dari 15 % tidak boleh

diberikan cairan per oral pada awalnya karena dapat terjadi ilius.

G.DIAGNOSA KEPERAWATAN

9
10

Anda mungkin juga menyukai