Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL BERMAIN

Nama Klien :An. R


Umur :2 tahun 7 bulan
Diagnosa Medis :Diare
Tingkat aktivitas : Keadaan klien baik, Kesadaran compos mentis, Klien
masih dilakukan pembatasan aktivitas sehubungan
proses perawatan dan pengobatan, kebutuhan sehari-
hari klien dipenuhi dengan dibantu oleh orang tuanya
dan perawat, tidak terdapat kekakuan otot dan
mampu melakukan aktivitas ringan sesuai anjuran.
Pertumbuhan & Perkembangan : Usia Todler Wong,2003 hal 198
a. Fisik
Teori :
Empat kali lipat berat badan lahir
Gigi geligi utama (20 gigi) lengkap
Dapat mengontrol usus dan kandung kemih di siang hari
Kondisi Klien :
Gigi lengkap sesuai umur
Berat badan dibawah normal
Klien kadang mengontrol BAK dan BAB tapi juga kadang tidak.
b. Motorik kasar
Teori :
Melompat dengan kedua kaki
Melompat dari kursi atau langkah
Berdiri sebentar pada satu kaki
Mengambil dua langkah pada ujung ibu jari kaki
Kondisi Klien :
Klien dapat duduk dan berdiri dan berjalan dengan baik tanpa
bantuan.
Klien dapat melimpak tetapi sebentara dalam pembetasan aktivotas
c. Motorik halus
Teori :
Membangun menara delapan kotak
Menambahkan lubang asap pada kereta dari kotak
Koordinasi jari baik, memegang krayon dengan jari bukan
menggenggamnya.
Menggerakkan jari secara mandiri
Menggambar, meniru tekanan vertikal dan horizontal, membuat
dua/lebih tekanan untuk menyilang.
Kondisi Klien :
Klien dapat memegang pensil/pena dan menggoreskan pada selembar
kertas, walaupun cara klien memegang belum sempurna. Klien dapat
tersenyum dan tertawa jika melihat sesuatu yang dianggap lucu dan
kadang menagis apabila melihat petugas kesehatan dan perawat yang
baru dikenalnya utamnya apabila mau dilakuakn suatu tindakan
diagnostik tertentu misalnya ambil darah.
d. Vokalisasi
Teori :
Memberikan nama pertama dan nama akhir
Merujuk pada diri sendiri dengan kata ganti yang tepat
Menggunakan kata jamak
Menyebutkan satu warna
Kondisi Klien :
Klien sudah bisa bicara tetapi dengan kata-kata yang terbatas.
Klien bahkan bisa menggunakan bahasa verbal bila ditanya atau minta
sesuatu.
Klien belum mengenal warna.
e. Sosialisasi
Teori :
Dipisahkan dari ibu dengan lebih mudah
Dalam bermain, membantu menyingkirkan sesuatu, dapat membawa
barang pecah belah, mendorong dengan kendali yang baik.
Mulai mengakui perbedaan jenis kelamin. Mengetahui jenis kelamin
sendiri.
Dapat memenuhi kebutuhan ke toilet tanpa bantuan kecuali cebok.
Kondisi Klien :
Selain lingkungan keluarga, klien juga sudah mengenai lingkungan
ruangan dimana tempat klien dirawat.
Klien memenuhi kebutuhan BAK dan BAB ditempat tidur dengan
bantuan orang tua dan kadang perawat.
Konsep dasar :

I. Pengertian
Bermain merupakan kegiatn yang dilakukan secara suka rela untuk
memperoleh kesenangan dan bermain merupakan cerminan kemampuan
fisik, intelektual, emosional dan sosial.
II. Tujuan bermain di rumah sakit
- meningkatkan hubungan P K di rumah sakit
- Dapat mengespresikan perasaan tidak enak
- Memulihkan rasa mandiri pada anak
- Meningkatkan penguasaan pengalaman
- Membina tingkah laku yang positif
- Alat komunikasi P K
III. Kegitan yang kreatif untuk anak di rumah sakit
- Role play
- Bercerita
- Pantomin
- Melukis dan menggambar
- Pengalaman sensori
- Menulis cerita tentang rumah sakit
IV. Alat bermain untuk di rumah sakit ( umur toddler )
- Mainan yang dapat didorong
- Alat-alat masak
- Malam/lilin
- Boneka / Bola
- Crayon dan kertas
- Balok dengan bermacam bentuk
- Gambar-gambar dalam buku
- Telepon
V. Prinsip bermain di rumah sakit
- Tidak membutuhkan energi
- Permainan simple
- Kegiatan yang singkat waktunya
- Mempertimbangkan keamanan ( luka, infeksi silang )
- Kelompok umur yang sama
- Melibatkan orang tua
- Permainan tidak bertentangan dengan pengobatan
- Semua alat bermain harus dapat dicuci dan didesinfeksi.
VI. Perencanaan terapi bermain :

a. Jenis permaian : Sesuai dengan tingkat perkembangan anak


yaitu mampu menggunakan alat komunikasi
tetapi belum sesuai dengan fungsinya dalam
arti bahwa tombol pada telepon (HP) masih
bisa ditindis sembarang.
b. Alat yang digunakan : Telepon (HP) mainan.
c. Aturan permainan : Menjelaskan cara menggunakan telepon yang
benar dan sesuai dengan bunyi yang dihasilkan
dari tiap toPmbol. Selanjutnya klien dalam
posisi duduk diatas tempat tidur dan dibantu
oleh orang tuanya dianjurkan untuk mencoba
memencet tombol sesuai dengan bunyi yang
dianjurkan.
d. Peserta : Klien, Teman sekamar klien, Orang tua Klien
dan perawat.
e. Hari / tanggal : Kamis, 20 Maret 2008
f. Evaluasi :
LAPORAN EVALUASI PROGRAM BERMAIN An.R
Di Ruang Lontara IV Anak Bawah
RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar

A. Fisik
Klien mempunyai bentuk fisik atau postur tubuh yang tidak sesuai
dengan umur klien, dapat terlihat dari berat badan klien dimana klien
termasuk penderita marasmus (berat badan dibawah normal). Dalam hal
karakteristik seks klien dapat dibedakan dengan jelas sehingga bentuk
pemainan yang diminati oleh klien yaitu permainan telephon mainan (HP
Mainan) yang sifatnya menghibur dengan bunyi-bunyian. Klien mampu
mendengar dengan jelas dan menyukai bunyi dari tiap-tiap tombol.
B. Motorik kasar
Kemampuan klien dalam melompat dan berdiri pada prinsipnya mampu
dilakukan oleh klien tetapi karena adanya hambatan dari perawatan klien yang
mengharuskan klien diopname dan dipasang infus sehingga permainan yang
diberikan hanya bersifat bunyi-bunyian yang tidak melibatkan gerakan yang
terlalu banyak.
C. Motorik halus
Dalam hal kemampuan untuk kognitif atau sifatnya motorik halus dimana
untuk umur 2 tahun 7 bulan seharusnya mampu koordinasi jari baik,
memegang barang dengan jari bukan menggenggamnya, menggerakkan jari
secara mandiri, membuat dua/lebih tekanan untuk menyilang. Dan dalam
permainan ini klien mampu memegang HP mainan yang diberikan dan mampu
menekan tombol tetapi belum sesuai dengan anjuran yang diberikan baik oleh
perawat maupun arang tuanya.
Dalam permainan yang kami lakukan klien sangat kooperatif dengan
melibatkan orang tuanya, klien belum mampu membedakan bunyi-bunyian yang
ada dalam setiap tombol pada mainan tersebut. Klien mampu menerima siapa
saja sebagai teman bermainnya, hal ini dapat terlihat dengan keterlibatan
orang-orang disekitarnya dengan tanpa ragu mengerjakan permainan yang
disukainya.

D. Vokalisasi
Untuk kemampuan dalam berbicara, suara sudah jelas dan dapat mengerti apa
yang dibicarakan akan tetapi belum mampu membedakan warna sehingga pada
tombol HP Mainan yang diberikan belum bisa membedakan baik nomor maupun
urutan tombol sehingga ketika diminta untuk menekan tombol dengan suara
burung dan suara binatang belum diketahui oleh klien.
E. Sosialisasi
Klein mampu bersosialisi dengan siapa saja kecuali orang dengan pakaian atau
baju putih hal ini mungkin disebabkan karena atau pemahaman dari klien
bahwa orang dengan pakaian putih hanya bisa menggangu ketenangannya
bukan untuk membantunya. Akan tetapi dalam permainan ini klien mampu
bermain dengan siapa saja termasuk orang yang ada disekitarnya dengan
syarat ditemani oleh keluarganya atau orang tuanya.

Dengan pelaksanaan program bermain ini mengantar kami untuk melihat bahwa
program bermain pada rumah sakit sangat penting dan berguna untuk klien.
Olehnya itu sangat perlu dikembangkan dan disediakan ruangan khusus dengan
fasilitas yang disesuaikan dengan umur klien, perlu peningkatan SDM dalam
bentuk pelatihan yang berkompoten dengan perawatan anak sehingga dapat
memberikan mutu pelayanan keperawatan anak yang lebih baik lagi pada masa
sekarang dan yang akan datang agar tahapan pertumbuhan dan perkembangan
anak yang sementara menjalani perawatan dan pengobatan tetap berjalan tanpa
hambatan.
Sebagai kesimpulan, bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara suka
rela untuk memperoleh kesenangan dan bermain merupakan cermin kemampuan
fisik, intelektual, emosional dan sosial. Oleh karena itu bermain merupakan media
belajar bagi anak.

Anda mungkin juga menyukai