Anda di halaman 1dari 3

suhu, derajat keasaman (pH), konsentrasi asam-asam lemak volatil, nutrisi (terutama nisbah

karbon dan nitrogen), zat racun, waktu retensi hidrolik, kecepatan bahan organik, dan
konsentrasi amonia. Dari berbagai penelitian yang penulis peroleh, dapat dirangkum
beberapa kondisi optimum proses produksi biogas.

Parameter-parameter ini harus dikontrol dengan cermat supaya proses pencernaan


anaerobik dapat berlangsung secara optimal. Sebagai contoh pada derajat keasaman (pH),
pH harus dijaga pada kondisi optimum yaitu antara 7 7,2. Hal ini disebabkan apabila pH
turun akan menyebabkan pengubahan substrat menjadi biogas terhambat sehingga
mengakibatkan penurunan kuantitas biogas. Nilai pH yang terlalu tinggipun harus dihindari,
karena akan menyebabkan produk akhir yang dihasilkan adalah CO2 sebagai produk
utama. Begitupun dengan nutrien, apabila rasio C/N tidak dikontrol dengan cermat, maka
terdapat kemungkinan adanya nitrogen berlebih (terutama dalam bentuk amonia) yang
dapat menghambat pertumbuhan dan aktivitas bakteri.

Komposisi biogas[2]
Komponen %
Metana (CH4) 55-75
Karbon dioksida (CO2) 25-45
Nitrogen (N2) 0-0.3
Hidrogen (H2) 1-5
Hidrogen sulfida (H2S) 0-3
Oksigen (O2) 0.1-0.5

1. Limbah peternakan.Kotoran hewan ternak, seperti sapi, kerbau, kambing, dan ayam dapat
dibuat bahan baku biogas. Satu ekor sapi 400500 kilogram dapat menghasilkan 2029
kilogram kotoran.

2. Limbah pertanian. Sisa hasil panen, seperti padi, gandum, kedelai, kelapa sawit, dan
singkong dapat dijadikan bahan baku biogas. Kemudian, bekas pemanfaatannya dapat
dijadikan kompos untuk kesuburan tanah.
3. Limbah perairan. Tanaman air, seperti eceng gondok,
rumput laut, dan alga memiliki karakteristik baik untuk dijadikan bahan baku biogas. Eceng
gondok sangat tepat dimanfaatkan, karena sering menjadi gulma di daerah perairan, seperti
rawa dan danau.

4. Sampah organik yang dihasilkan dari rumah tangga, pasar, atau industri dapat juga diolah
menjadi biogas. Proses pembuatannya dapat diitegrasikan dengan produksi kompos
sehingga mendaptkan dua keuntungan sekaligus.

5. Limbah manusia yang belum banyak dimanfaatkan, sebenarnya bisa dijadikan bahan
baku biogas. Bahkan, dengan kandungan C/N yang lebih rendah daripada kotoran ternak
menyebabkan limbah kotoran manusia lebih mudah terfermentasi sehingga lebih cepat
menghasilkan biogas.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi derajat dan laju hidrolisis substrat, di antaranya
adalah : Suhu operasional digester Waktu tinggal substrat di dalam digester Komposisi
substrat (yaitu kandungan lignin, karbohidrat, protein, dan lemak) Ukuran partikel pH
medium Konsentrasi NH4+ N Konsentrasi produk hisrolisis (VFA)
Rasio C/N beberapa bahan baku
Bahan Rasio C/N
Kotoran Bebek 8
Kotoran Manusia 8
Kotoran Ayam 10
Kotoran Kambing 12
Kotoran Babi 18
Kotoran Gajah 43
Kotoran Sapi 18
Kotoran Kuda 25
Kotoran Domba 19
Jerami Padi 70
Jerami Gandum 90
Eceng Gondok 25
Batang Jagung 60
Alpukat 30
Anggur 17
Mangga 44
Jeruk 21
Nanas 50
Apel 55

Salah satu cara menentukan bahan organik yan sesuai untuk menjadi bahan masukan sistem biogas
adalah dengan mengetahui perbandingan karbon dan n itrogen atau rasio c/n . Beberapa percobaan
yang telah dilakukan menunjukkan bahwa aktivitas metabolisme dari bakteri methanogenikakan
optimal pada nilai rasio c/n sekitar 8-30.

Anda mungkin juga menyukai