Anda di halaman 1dari 2

Upaya Minimasi Limbah Padat Industri Pulp dan Kertas

Menurut Wagiyanto (2009), program minimisasi limbah yang efektif akan mengurangi biaya
produksi dan beban pelaksanaan peraturan pengelolaan limbah berbahaya sehingga akan
meningkatkan efisiensi, kualitas produk dan hubungan yang baik dengan masyarakat. Teknik
minimasi limbah yang dapat membantu mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan, meliputi:
1) Perencanaan produksi dan tahapannya
2) Penyesuaian peralatan/proses atau modifikasi
3) Penggantian (substitusi) bahan baku
4) Pemisahan (segregasi) limbah
5) Daur ulang bahan
6) Pelatihan dan pengawasan para pekerja operator.

Berbagai cara dilakukan untuk mencapai minimisasi limbah, yang mencakup tiga bagian utama
yaitu:
1) Pengurangan dari sumbernya, mencakup pemeliharan dan perawatan yang baik (good
house keeping) dengan menerapkan kebiasaan baru dalam pengoperasian dan pemeliharan alat
industri antara lain dengan mencegah terjadinya ceceran dan tumpahan bahan. Perubahan dalam
proses produksi juga dapat dilakukan yang mencakup perubahan input bahan, pengawasan proses
yang lebih ketat, modifikasi peralatan dan perubahan teknologi. Pemeliharaan peralatan dan
lingkungan industri, pemilihan peralatan yang sesuai dengan proses produksi kertas yang
diinginkan dan pengoperasian peralatan dengan benar juga ikut mengurangi limbah dari
sumbernya.
2) Daur ulang, dengan melakukan recovery bahan dan energi bekas pakai untuk digunakan
kembali dalam proses berikutnya. Menurut Rahmani (2016), masyarakat juga turut andil dalam
pengelolaan limbah industri pulp dan kertas. Limbah industri pulp dan kertas dapat didaur ulang
menjadi karton yang memiliki nilai jual tinggi. Karton hasil pengolahan limbah ini disebut
dengan kertas gembos. Proses pembuatannya relatif sederhana.Sludge dan kertas pemulung
diproses menjadi bubur kertas. Kemudian dicetak menjadi lembaran dengan ukuran 66 x 78 cm.
Setelah itu, dijemur di bawah terik matahari selama empat jam. Setelah itu, dihaluskan dengan
rol kalender, dan di pak dengan berat 25 kg. Hal ini tentu saja terasa lebih bernilai ekonomis
serta dapat mengurangi dampak terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
3) Modifikasi produk, untuk meningkatkan usia produk (tahan lama), untuk mempermudah
daur ulang dan minimisasi dampak lingkungan dan kesehatan manusia dari pembuangan produk
tersebut.

Menurut Rahmani (2016), pengembangan teknologi pulping pada saat ini bertujuan untuk
menghasilkan pulp dengan bilangan kappa rendah, sehingga dalam proses pemutihan pulp lebih
aman terhadap pencemaran lingkungan. Di antara inovasi teknologi dalam proses pulping
tersebut, ada dua jenis teknologi yang bisa dikatakan bersifat revolusif dan sangat aman terhadap
lingkungan serta kemungkinan besar bisa memberikan harapan untuk diterapkan dalam skala
pabrik di masa depan. Kedua jenis teknologi pulping tersebut adalah proses bio-pulping dan
proses organosolv.

Anda mungkin juga menyukai