Anda di halaman 1dari 6

Anatomi

Ciri anatomi digunakan untuk memperkuat ciri morfologi atau bila secara morfologi suatu
jenis masih meragukan maka digunakan ciri anatomi.

Misalnya:

bentuk dan kerapatan stomata.

Bentuk sel epidermis.

Jumlah lapisan palisade.

Lapisan kutikula

Trikoma

Tipe ikatan pembuluh.

Contoh pada anggrek Rananthera coccinea sebetulnya ada dua kelompok yang berbeda
secara morfologi daun, tetapi dari morfologi bunga sulit dibedakan. Hasil pengamatan
anatomi daun maka kedua kelompok dapat dibedakan pada tingkat varietas.

SITOLOGI

Sitologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk sel. Dalam botani sistematika biasa diberi
pengertian sempit yaitu hanya meliputi bahan inti saja. Khususnya bentuk dan jumlah
kromosom serta kelakuan kromosom pada meiosis. Untuk bukti taksonomi biasanya
dibandingkan kariotipe, yaitu keadaan kromosom pada tingkat metafase daripada proses
mitosis yang meliputi: sifat-sifat panjang kromosom, letak sentromer, ada tidaknya satelit dan
jumlah kromosom.

Ukuran kromosom mantap untuk masing-masing jenis. Pada monokotil ukurannya lebih
besar daripada dikotil. Sedangkan tumbuhan berkayu mempunyai ukuran kromosom yang
lebih kecil dari pada tumbuhan terna sekerabat.

Jumlah kromosom semua individu dalam satu jenis umumnya sama kecuali pada jenis jenis
tertentu. Sampai sekarang kira-kira baru 10 % dari seluruh tumbuhan yang ada yang sudah
diperiksa secara sitologi. Jumlah kromosom bervariasidari n (jumlah haploid atau jumlah satu
set kromosom) = 2 untuk Haplopappus gracilis (Compositae/Asteraceae) sampai n = 631
Ophioglosum reticulatum (tumbuhan paku).

Secar garis besar terdapat tiga macam jumlah kromosom:

1. Jumlah kromosom yang sama untuk seluruh anggota golongan

Contoh : Pinus n = 12.

1. Adanya kelipatan jumlah kromosom sehingga terjadi deret poliploid


Contoh: Taraxacum (Compositae) 2n = 16, 24, 32, 40, 48. Dalam deret ini 8 merupakan
kromosom dasar yang ditandai dengan x. Pada Dryopteris jenis jenis yang ada merupakan
kelipatan jumlah dasar kromosom gamet (x = 41) : 82, 123, 164.

1. Jumlah kromosom yang tidak beraturan, bisa bertambah atau berkurang satu demi
satu jika dibanding jumlah dasar haploidnya disebut aneuploid.

Contoh: Clarkia. Pada kelompok ini bisa decending seri dari 6-5 sedangkan 6-7-8-9 adalah
ascending seri. Pada contoh ini 6 adalah kromosom dasar.

Beberapa perubahan-perubahan yang terjadi pada struktur tumbuhan dari ciri morfologi,
anatomi dll dari tingkat Schizophyta s.d. Spermatophyta sebagai berikut:

Organisme Shizophyta Thallophyta Bryophyta Pteridophyta Spermatophyta

Ciri
Tubuh Talus Talus Peralihan Kormus Kormus
taluskormus
Jml sel penyusun Ekaseluler ekaseluler multiselular Multiselular
tubuh multiselular
Belum multiselular Inti dan Inti dan
Difrensiasi sel jelas Inti dan plastida jelas plastida jelas
adanya inti inti jelas, plastida jelas
Alat dan plastida aseksual dan aseksual dan
perkembangbiakan plastida beraneka aseksual dan seksual seksual
(calon individu ragam / tdk seksual
baru) Aseksual ada ada ada
ada
Pergiliran Belum ada aseksual dan akar yg tdk akar keluar dr
keturunan seksual rizoid keluar dr kutub akar
kutub akar
Akar sebagian, ada semacam ada
belum ada, batang ada
Batang sebagian ada berkas
sudah ada berkas sel- ada berkas pebuluh
Daun sel memanjang pebuluh pengangkutan
rizoid pengangkutan
Bunga ada semacam ada
sumbu talus daun-daun ada
Buah strobilus,
tanpa berkas belum ada kumpulan bunga ada
Biji pembuluh mesofil sporofil
pengangkutan ada

ada
ada yg punya



Divisi Tumbuhan Spermatophyta dibedakan menjadi 2 anak divisi yaitu Tumbuhan berbiji
terbuka dan tumbuhan berbiji tertutup

Tumbuhan Tumbuhan biji terbuka Tumbuhan biji Tertutup

Ciri
Habitus Semak, perdu atau pohon Terna, semak ,perdu, pohon

Batang Tegak lurus, bercabang-cabang Bermacam-macam, bercabang-


cabang, atau tidak
daun jarang berdaun lebar. jarang bersifat
majemuk Tunggal atau majemuk dengan
bunga komposisi yg beraneka ragam
sistem pertulangan tidak banyak
Penyerbukan ragamnya Beraneka sistem pertulangan

Sel kelamin bunga sesungguhnya belum ada, Bunga ada. Tersusun dari sporofil
sporofil terpisah-pisah atau plus bagian-bagian yg lain
Jantan
membentuk strobilus dan Makrosporofil (daun buah)
Anatomi membentuk badan yg disebut putik
makrosporofil (daun buah) dengan bakal dengan bakal biji di dalamnya
biji (makrosporangium yg tampak (tidak tampak)
menempel padanya
Mak ro dan mikrosporofil (benang
makro dan mikrosporofil terpisah sari) terpisah atau terkumpul pada
satu bunga
anemogami
Autogami, anemogami, hidrogami,
serbuk sari jatuh pd bakal biji zoidiogami

jarak waktu dr penyerbukanpembuahan Serbuk sari jatuh pada bakal putik


panjang
jarak waktu dr
berupa spermatozoid yg masih bergerak penyerbukanpembuahan pendek
aktif
berupa inti sperma (inti generatif)
akar, batang berkambium. yg tdk bergerak aktif

selalu mengadakan pertumbuhan menebal ada yg berkambium, ada yg tdk


sekunder.
ada yg menebal sekunder, ada yg
Berkas pembuluh pengangkut kolateral tdk
terbuka
berkas pembuluh pengangkut ada
Xilem terdiri atas trakeida saja yg kolateral terbuka, kolateral
tertutup, ada yg bikolateral
Floem tanpa sel-sel pengiring xilem terdiri atas trakea dan
trakeida

floem dg sel-sel pengiring

Salah satu contoh tentang penelitian biosistematik: kajian kultivar salak bali Salacca
zalacca varietas amboinense (Becc.) Mogea.

Berdasarkan tinggi tanaman, rangkaian daun, jumlah duri, karakter buah yang meliputi:
warna sisik atau kulit buah, warna, aroma, dan rasa daging buah petani salak Sibetan
membedakan salak Bali menjadi 12 macam nama salak yaitu:

1. Salak Nanas: Kulit buah coklat kemerahan, daging buah yang putih kekuningan dan
rasa buahnya manis seperti nanas.
2. Salak Nangka: Kulit buah coklat kemerahan, daging buah putih kekuningan,
rasa buah manis harum seperti buah nangka.
3. Salak Maong: Kulit buah coklat kemerahan dengan bercak-bercak putih yang
oleh petani salak disebut maong atau jamuran. Daging buah putih kekuningan,
rasa manis.
4. Salak Putih: Kulit buah putih, daging buah putih kekuningan, oleh penduduk sering
disebut salak toris yaitu orang asing yang mempunyai kulit bule atau
salak mangku yaitu seorang rohanian Hindu yang memakai pakaian adat putih.
1. Salak Gula pasir: Kulit buah coklat kehitaman, daging buah putih, rasanya
manis seperti gula pasir.
2. Salak Gondok: Kulit buah coklat kemerahan, daging buah putih kekuningan,
bau buah harum seperti bunga gondok atau bunga cempaka.
3. Salak Sepet: Kulit buah coklat kemerahan, daging buah putih kekuningan,
rasa sepet.
4. Salak Boni: Kulit buah coklat kemerahan, daging buah merah seperti buah
boni (Antidesma bunius Spreng) yang masak. Salak ini juga diberi nama
salak getih (darah) karena daging buah yang merah.
5. Salak Cengkeh: Kulit buah warna coklat kemerahan, daging buah warna
putih kekuningan dan agak keras, rasa seperti cengkeh.

10. Salak Nyuh: Kulit buah merah kecoklatan, daging buah putih kekuningan. Jumlah duri
sedikit, salak nyuh mempunyai pelepah daun seperti pohon nyuh atau pohon kelapa.

11. Salak Pada: Kulit buah merah kecoklatan, daging buah putih kekuningan. Tinggi
tanaman yaitu 1 1,5 m sehingga sering pula disebut salak Kate. Panjang daun hampir
sama satu dengan lainnya, oleh penduduk disebut pada. Panjang tangkai daun 0,5 1 m.

12. Salak Injin: Kulit buah merah kecoklatan, daging buah putih kehitam-hitaman seperti
injin atau beras ketan hitam.

Tabel Ciri morfologi salak Bali

Ciri Nama Salak


Nns Ngk Mao Pth Gpr Gdk Spt Bon Ckh Nyh Pad Ijn
1. Tinggi tanaman +

a. 1 1,5 m + + + + + + + + + + +

b. 4 7 m
2. Panjang daun +

a. 0,5 1m + + + + + + + + + + +

b. 4 6 m
3. Panjang anak daun +

a. 30 35 cm + + + + + + + + + + +

b. 40 73 cm
4. Jumlah duri pada +

tangkai daun + + + + + + + + + + +

a. 38 60 duri

b. 70 138 duri
5. Duri halus pada +

bagian adaksial + + + + + + + + + + +

a. tidak ada

Ad b. ada
6. Kulit buah +

a. putih +

b. Merah kecoklatan + + + + + + + + + +

dengan bercak putih

c. Merah kecoklatan
7. Daging buah +

a. Merah +

b. putih +

c. putih dengan garis + + + + + + + + +

hitam

d. putih kekuningan
8. Rasa daging buah +

a. Manis seperti gula + + + + + + + + + + +

b. Manis

Keterangan: Nns = Nanas. Ngk = Nangka. Mao = Maong. Pth = Putih. Gpr = Gula
pasir. Gdk = Gondok.

Spt = Sepet. Bon = Boni. Ckh = Cengkeh. Nyh = Nyuh. Pad = Pada. Ijn = Injin

+ = Ciri tersebut terdapat pada salak yang bersangkutan

= Ciri tersebut tidak terdapat pada salak yang bersangkutan.

Tabel Data matriks ciri morfologi salak Bali

No Nama Salak Ciri Morfologi atau Nilai


A1 A2 B1 B2 C1 C2 D1 D2 E1 E2 F1 F2 F3 G1 G2 G3 H1 H2
G4
1. Nanas 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1
2. Nangka 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1
3. Maong 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1
4. Putih 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1
5. Gula pasir 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0
6. Gondok 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1
7. Sepet 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1
8. Boni 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1
9. Cengkeh 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1
10. Nyuh 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1
11. Pada 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1
12. Injin 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1

Keterangan:

A1 A2 = tinggi perawakan 1 1,5 m & 4 7 m, B1 B2 = panjang daun 0,5 1 m & 4 6


m, C1 C2 = panjang helai daun 0,30 0,35 m & 0,40 0,73 m, D1 D2 = jumlah duri pada
tangkai daun 38 60 & 70 138 , E1 E2 = ada tidaknya duri pada adaksial tangkai
daun, F1 F2 F3 = warna sisik buah putih; merah kecoklatan dengan bercak putih; merah
kecoklatan, G1 G2 G3 G4 = daging buah salak merah; putih; putih dengan garis hitam; putih
kekuningan, H1 H2 = rasa buah salak manis seperti gula pasir & manis.

Angka 0 = ciri morfologi tersebut tidak didapatkan pada salak yang bersangkutan.

Angka 1 = ciri morfologi tersebut terdapat pada salak yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai