Anda di halaman 1dari 9

23

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 PENDAHULUAN

Penelitian penganalisaan korosi stainless stee 316L dilakukan di laboratorium material


termaju, Teknik Mesin Universitas Mercu Buana Meruya dan di laboratorium
Universitas Kristen Indonesia (UKI) Cawang. Ada beberapa tahapan penelitian yang
telah disusun secara sistemasis sehingga target dari penelitian ini diharapkan dapat
menghasilkan sesuai dengan tujuan penelitian.

3.2 METODE PENGUMPULAN DATA

Dalam proses pengumpulan data di kelompokkan menjadi beberapa kelompok :

1. Studi literature diperoleh dengan cara mengumpulkan beberapa jurnal yang


mendukung dan sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan
2. Dengan menggunakan metode kehilangan berat melalui perendaman sample uji
dengan larutan asam sulfat selama 1 hari, 3 hari dan 5 hari yang dimana dibagi
dengan konsentrasi 0.5 M, 0.3 M dan 0.1 M untuk mendapatkan hasil yang
lebih maksimal.
3. Analisa laju korosi dengan mengunakan alat potensiostat dengan alat CS
Electrochemical Workstation (tipe CS 350 metal electrode). Melalui grafik
potensial terhadap arus (E vs I) dan garafik potensial terhadap waktu (E vs t).
4. Untuk tahapan yang lebih jelasnya penelitian ini dapat dilihat dari diagram
penelitian gambar 3.1 dan lebih jelas bisa dilihat di gambar.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
24

MULAI

PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

Laju korosi metode


kehilangan berat selama 1 Laju korosi menggunakan
hari, 3 hari dan 5 hari alat potensiostat

Analisa korosi kehilangan Analisa laju korosi


berat

Karakterisasi permukaan
sampel uji dengan foto SEM

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

http://digilib.mercubuana.ac.id/
25

3.2.1 Alat dan Bahan

1. Alat

a. Bak wadah perendaman specimen


b. Hairdryer
c. Pinset
d. Gelas
e. Jeregen
f. Tissue
g. Masker
h. Sarung tangan
i. Gelas
j. Labu ukur
k. Beaker 1000 ml
l. Beaker 50 ml
m. Mikro pipette
n. Glass pipette
o. Kertas indicator PH
p. Kuas

2. Bahan

a. Stainless steel 316 L


b. Asam Sulfat
c. HCl
d. NaOH
e. Etanol
f. Aquades
g. Amplas
h. Araldit
i. Air
j. Plastic kecil

http://digilib.mercubuana.ac.id/
26

3. Instrumen

a. Scanning Electron Microscope Energi Dispersive X-ray (SEM-EDX)


b. Timbangan Digital
c. CS Electrochemical Workstation (tipe 350 metal electrode)

3.3 PROSES PERENDAMAN

Dalam proses perendaman kita melakukan langkah-langkah sebelum material kita


rendam dengan asam sulfat. Dimana prosesnya sebagai berikut :

1. Pembuatan specimen dilakukan sebelum perendaman dimulai yang nantinya


akan dianalisa laju korosinya. Pembuatan specimen disini maksudnya proses
pembetukan specimen yang akan dipotong sesuai ukuran yang ditentukan.

Langkah-langkanya sebagai berikut :

a. Bahan dipotong berbentuk lempengan dengan ukuran 1x1 cm sebanyak 27


biji.
b. Setelah bahan sesudah terbentuk selanjutnya dirapikan permukaan yang akan
di uji korosinya dengan menggunakan amplas sampai halus.

Gambar 3.2 Sample Standless steel 316L yang sudah diamplas

http://digilib.mercubuana.ac.id/
27

2. Sample di amplas bagian yang akan diuji laju korosinya dengan amplas kasar
tipe CC 320 Cw dan amplas halus tipe CC 100 Cw dalam keadaan basah disaat
pengamplasan.

3. Proses penimbangan berat awal specimen.


Sebelum specimen direndam dalam asam sulfat perlu dialakukan proses
penimbangan berat awal specimen. Tujuannya untuk mengetahui perbedaan
sebelum dan sesudah dilakukan perendaman.

Gambar 3.3 Proses penimbangan dengan alat timbagan mikro

4. Proses pickling dilakukan dengan mengunakan HCl, NaOH, Alkohol dan


Aquades dan di rendam dengan menggunakan Asam Sulfat.

Gambar 3.4 Sampel yang di rendam asam sulfat

http://digilib.mercubuana.ac.id/
28

5. Pengecekan PH dengan kertas PH dalam setiap zat larutan yang kita pakai
seperti PH dari HCl, NaOH dan asam sulfat.

Gambar 3.5 Alat Pengukur pH (MColorpHastTM)

6. Pengangkatan specimen dari uji rendam, selanjutnya dilakukan proses pickling


pada specimen yang mengalami korosi selama uji rendam. Peoses pickling
adalah sebagai berikut :

a. Keluarkan specimen dari wadahnya


b. Celupkan specimen kedalam larutan HCl, NaOH, selama 5 menit untuk
menghilangkan produk korosi yang melekat pada permukaan specimen

c. Cuci kembali specimen dengan aquades dan alcohol lalu keringkan dengan
hairdryer

7. Specimen di timbang dengan menggunakan timbangan digital untuk mengetahui


berat akhirsetelah proses perendaman dan selanjutnya dilakukan perhitungan
laju korosi dengan metode kehilangan berat sesuai dengan literature pada bab 2.
8. Setelah dilakukan perhitungan laju korosi, di ambil 3 contoh specimen untuk
dilakukan uji bahan menggunakan SEM, untuk melihat specimen yang terkorosi
sehingga dapat mengetahui bentuk korosi pada specimen tersebut. Daerah untuk
uji bahan yaitu pada permukaan specimen.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
29

3.4 PROSES PENGUJIAN MENGUNAKAN POTENSIOSTAT

Dalam proses pengujian dengan menggunakan potensiostat beda halnya dengan proses
kehilangan berat walaupun material sama dengan ukurannya juga. Disi saya akan
menjelaskan langkah-langkah dengan menggunakan alat potensiostat :

1. Material yang akan dicek korosinya kealat potensiostat pertama kali material di
solder dengan tembaga supaya material yang akan dicek bisa dihubungan
ketabung labu potensiostat.

Gambar 3.6 Plate stainless steel 316L yang sudah Disolder dan di araldit

2. Memasukkan asam sulfat dengan konsentrasi yang akan dipakai kelabu


pengujian

Gambar 3.7 Alat Potensiostat

3. Menghubungkan alat potensiostat ke elektroda standard, ke elektroda bantu dan


ke material yang akan di uji.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
30

4. Menentukan waktu selama perendaman/pengujian material sesudah di setting di


computer uji supaya mengetahui waktu dari hasil material yang kita uji.
5. Mendapatkan hasil grafik dari material uji dengan hasial yang kita inginkan
seperti grafik potensial terhadap waktu, grafik potensial terhadap arus, grafik
petensial log terhadap arus supaya kita mendapatkan hasil mil per year (mpy)
yang akan kita hitung dan membuat grafik perkonsentrasi disaat kita uji
material.

3.5 PROSES PENGUJIAN MENGGUNAKAN SEM (Scanning Electron


Microscope)

Untuk proses pengambilan gambar (image) dan data komposisi sampel teroksidasi
dengan alat SEM, sampel diletakkan dan ditempel di atas SEM specimen holder
dengan menggunakan carbon double tipe dengan bagian penampang lintang (cross
section) mengarah vertikal ke atas atau lensa obyektif. Agar susunan lapisan matriks
bahan dengan lapisan oksida terlihat dengan jelas. Double tip ini terbuat dari bahan
karbon yang konduktif di dua sisi yang berfungsi menghantarkan semua elektron
yang masuk ke dalam sampel keluar melalui grounding.

Ruang sampel divakum hingga 10-6 torr untuk menjamin bahwa kolom
SEM bebas dari molekul udara. SEM dioperasikan dengan standar parameter operasi
sebagai berikut :

High Voltage : 20 kV Spot Size 50

Work Distance(WD) : 10 mm

WD setinggi 10 mm dipilih sebagai kompromi terhadap setingan untuk


akuisisi sinyal EDX yang mensyaratkan 10 mm agar pendeteksian X-Ray dan
pencacahannya optimal.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
31

Gambar 3.8 Alat Foto SEM (Scanning Electron Microscope)

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai