Anda di halaman 1dari 10

PENGENALAN BATUAN BEKU

Jasmin Elza[1] Muhammad Ilham Haerik[2]


[1] [2]
Praktikan Laboratorium Mineral Optik Asisten Laboratorium Mineral Optik
Laboratorium Mineral Optik, Dept. Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

SARI
Batuan merupakan padatan homogen yang tersususun dari beberapa mineral,
mineral utama penyusun batuan beku yaitu mineral golongan silikat. Golongan mineral
yang berwarna tua/gelap disebut mineral mafik yang kaya akan unsur Mg dan Fe,
contohnya yaitu mineral biotit dan piroksen. Sedangkan golongan mineral yang berwarna
terang disebut mineral felsik yang miskin akan unsur Mg dan Fe. Contohnya yaitu kuarsa
dan plagioklas. Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengatahui mineral
penyusun dan menentukan nama mineral pada sayatan tipis batuan berdasarkan sifat-sifat
optiknya. Pengamatan ini dilakukan empat tahap yaitu tahap persiapan, tahap
pengamatan, tahap analisisi data dan penyusunan laporan. Adapun nama mineral
berdasarkan sifat optiknya yang dijumpai pada sampel yang diamati yaitu Kuarsa,
Plagioklas, Biotit, dan Piroksen. Berdasarkan persentase keterdapatan mineral dalam
sampel yang diamati, nama batuannya yaitu Diorit

Kata Kunci :Mikroskop, Mineral, Sayatan tipis, Sifat optik

I. Pendahuluan penyusun batuan ini. Mineral-


Berbagai macam jenis batuan mineral utama penyusun penyusun
yang telah kita ketahui. Salah satu batuan beku yaitu mineral golongan
dari berbagai jenis batuan tersebut silikat. Golongan mineral yang
adalah batuan beku. Batuan beku berwarna tua/gelap disebut mineral
merupakan jenis batuan yang mafik yang kaya akan unsur Mg dan
terbentuk dari magma yang Fe. Sedangkan golongan mineral
mengalami pembekuan. Batuan beku yang berwarna muda/terang disebut
ini juga disebut dengan batuan mineral felsik yang miskin akan
ignesius. Penyusun utama dari unsur Mg dan Fe. Mineral-mineral
batuan beku ini merupakan mineral, mafik berwarna gelap hitam.
terdapat berbagai macam mineral Misalnya olovin, piroksin amphibol,
biotit. Sedangkan mineral-mineral intrusif (plutonik) maupun di atas
felsik berwarna cerah misalnya permukaan sebagai batuan ekstrusif
plagioklas, k-feldspar, muskovit, (vulkanik). Magma ini dapat berasal
kuarsa. Mineral-mineral ini terbentuk dari batuan setengah cair ataupun
langsung dari kristalisasi magma, batuan yang sudah ada, baik
dan kehadirannya sangat menentukan di mantel ataupun kerak bumi.
dalam penamaan batuan. Penting Umumnya, proses pelelehan terjadi
untuk mengetahui nama mineral oleh salah satu dari proses-proses
didasarkan atas sifat optiknya berikut: kenaikan temperatur,
masing-masing. Berdasarkan hal penurunan tekanan, atau perubahan
tersebut, maka dilakukanlah komposisi. (Gelu. 2011)
praktikum pengenalan piroksin grup
A. Asosiasi Mineral Dalam Batuan
ini.
Berdasarkan dari mineral
Maksud dilakukan praktikum ini
penyusunnya batuan beku dapat
adalah agar mahasiswa dapat
dibedakan menjadi empat:
mengetahui jenis mineral pembentuk
1. Kelompok Granit dan Ryolit;
batuan. Sedangkan tujuan
berasal dari magma asam,
diadakannya praktikum ini adalah
terutama tersusun oleh mineral
untuk mengatahui mineral penyusun
kuarsa, ortoklas, plagioklas Na,
dan menentukan nama mineral pada
kadang terdapat hornblende,
sayatan tipis batuan berdasarkan
biotit, muskovit dalam jumlah
sifat-sifat optik yang diamati
kecil.
II. Tinjauan Pustaka 2. Kelompok Diorit Andesit;
Batuan beku atau batuan berasal dari magma yang bersifat
igneus (dari Bahasa Latin: ignis, intermediet, terutama tersusun
"api") adalah jenis batuan yang atas mineral - mineral plagioklas,
terbentuk dari magmayang hornblende, piroksen dan kuarsa;
mendingin dan mengeras, dengan biotit dan ortoklas dijumpai dalam
atau tanpa proses kristalisasi, baik jumlah kecil
di bawah permukaan sebagai batuan
3. Kelompok Gabro Basalt; b. Plagioklas
tersusun dari magma asal yang Plagioklas merupakan mineral
bersifat basa dan yang termasuk ke dalam kelompok
terdiri dari mineral-mineral feldspar. Dalam reaksi bowen,
olivin, plagioklas Ca, piroksen plagioklas berada pada seri kontinyu
dan hornblende. (continous series). Dari reaksi bowen
4. Kelompok Ultrabasa; terutama kita juga dapat mengetahui proses
tersusun oleh olivin dan piroksen. pembentukan kristal dari plagioklas.
Plagioklas Ca dijumpai dalam Proses kristalisasi plagioklas diawali
jumlah yang sangat kecil. plagioklas-Ca yang berangsur-angsur
(Danisworo, 1999) bereaksi dengan larutan sisa hingga
Batuan beku tersusun atas berbagai berubah komposisinya kearah
mineral baik itu mineral mafik, plagioklas-Na. Reaksi perubahan ini
maupun mineral-mineral felsic yang dinamakan deret solid solution, yang
pada umumnya banyak dijumpai artinya kristalisasi plagioklas-Ca-
pada batuan beku. (Verdiansyah, plagioklas-Na akan berjalan terus
2015) menerus jika mengalami keadaan
Berikut merupakan mineral- yang setimbang. Rumus kimia dari
mineral yang pada umunya dijumpai mineral plagioklas adalah
pada batuan beku yaitu : NaAlSi3O8-CaAl2Si2O8.
a. Kuarsa (Danisworo, 1999)
Kuarsa adalah mineral yang c. Biotit
umum ditemukan pada berbagai jenis Biotite dibedakan dengan Phlogopite
batuan. Mineral ini memiliki dengan warna gelap dan sudut
struktur kristal heksagonal (silikon aborsi kuat. Dari Hornblende
dioksida, SiO2), dengan skala cokelat umum dibedakan dengan
kekerasan Mohs 7 dan densitas 2,65 sudut pemadaman atau gelapan
g/cm. Mineral ini merupakan yang kecil dan perbedaan belahan.
mineral paling stabil karena Biotite sering teralterasi menjadi
terbentuk pada suhu yang rendah. Chlorite, juga menjadi Vermiculitte.
(Verdiansyah, 2015) Biotite mineral yang tersebar luas
dan umum terdapat dalam batuan skandium, titanium, vanadium dan
beku hampir seluruh tipe, juga besi+2. (N.Morimoto, 1989)
dalam Schist dan Gneissdan zona e. Ortoklas
metamorf. (Verdiansyah, 2015) Ortoklas adalah anggota mineral
d. Amphibole feldspar yaitu bertipe silikat
Amphibole adalah kelompok ,mengandung unsur Kalium dan
mineral silikat yang berstruktur bentuk kristalnya prismatik
prismatik atau kristal yang umumnya berwarna merah daging
menyerupai jarum. Mineral hingga putih. Dan pada umumnya
amphibole umumnya mengandung banyak dijumpai pada batuan beku
besi (Fe), magnesium (Mg), kalsium beasosiasi dengan kuarsa, plagioklas
(Ca) dan aluminium (Al), silika (Si) dan biotit. (Danisworo, 1999)
dan oksigen (O). Mineral ini f. Olivin
berwarna hijau kehitaman dan Olivin merupakan mineral silikat
banyak dijumpai pada batuan beku yang terususn atas unsur besi (fe)
dan batuan metamorf. (Gelu. 2011) dan magnesium (Mg). Mineral
d. Piroksin olivine memiliki warna hijau dengan
Mineral piroksen adalah sebuah kilap gelas dan terbentuk pada
kelompok mineral inosilikat yang lingkungan temperatur yang tinggi.
banyak ditemukan pada batuan Mineral ini pada umumnya dijumpai
beku dan batuan metamorf. pada batu basalt dan ultrabasa.
Strukturnya terdiri dari rantai Batuan yang seluruh mineral
tunggal silika tetrahedral dan pembentuknya adalah olivine adalah
mengkristal monoklinik dan Dunite. (Gelu. 2011)
ortorombik mempunyai rumus kimia
umum XY (Si,Al)2O6 (X adalah
kalsium, natrium, besi+2,
magnesium dan sedikit seng,
mangan, dan litium. Sedangkan Y
adalah ion kromium, aluminium,
besi+3, magnesium, mangan,
III. Metode Penelitian data yang telah diolah, melakukan
rekontruksi dan penarikan
Adapun metode penelitian pada
kesimpulan berdasarkan data data
praktikum kali ini yaitu:
yang diperoleh.
Tahap analisa data yang
dilakukan yaitu analisis setelah
pengamatan untuk mempermudah
mengetahui jenis mineral yang
diamati.
Selanjutnya pada tahap
penyusunan laporan, dilakukan
pengecekan ulang data dari

Gambar 3.1 Bagan Alur Metode praktikum yang telah dilakukan yang
Penelitian kemudian dituangkan kedalam
Pada tahapan persiapan yaitu bentuk tulisan ilmiah berupa jurnal.
Studi pustaka dan literatur dilakukan
IV. Pembahasan
para peserta, untuk mempersiapkan
Pada pengamatan ini dilakukan 3
dan membekali diri dengan teori,
kali pengamatan mineral pada
mempelajari secara umum mengenai
sampel dengan nomor 70 MR 14 .
mineral dalam batuan lhususnya pda
yaitu :
batuan beku yang dapat mendukung
1. DMP 1
pengamatan ini.
Pada pengamatan ini dijumpai 2
Pada tahap pengamatan, pada
jenis mineral yaitu dengan ciri
tahap ini dilakukan pengambilan data
optik sebagai berikut :
berupa pengamatan mineral dalam
Mineral ini memiliki warna
sayatan tipis batuan berdasarkan
absobrsi kuning keabu-abuan,
sifat-sifat optik dari mineral tersebut
pleokrisme lemah, intensitas tinggi
menggunakan mikroskop polarisasi.
dengan bentuk euhedral. Mineral ini
Pada tahap analisa data baik data
hasil pengolahan. Pada tahap ini memiliki indeks bias nmin > ncb,
mulai dilakukan intepretasi terhadap tidak memiliki belahan serta
pecahan, dan relief rendah. Ukuran
mineral yang didapat yaitu 0,25 mm,
WI maksimum Putih kekuningan
bias rangkap 0,003 (orde 1), sudut
A
gelapan yaitu 4o dengan jenis
B
gelapan miring. Pada mineral ini
sistem kristalnya heksagonal,
memiliki komposisi kimianya SiO2.
Berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan sehingga didapatkan nama Gambar 4.1 Mineral Pada DMP 1
mineralnya yaitu Kuarsa. Dengaan (A) Kuarsa (B) Bitownit
persentase keterdapatan sebesar 45%
2. DMP 2
Mineral ini memiliki warna
Pada pengamatan ini dijumpai 2
absorpsi yang dihasilkan adalah
jenis mineral yaitu dengan ciri optik
warna transparan, tanpa pleokroisme,
sebagai berikut :
intensitas kuat, bentuk subhedral, dan
Mineral ini memiliki warna
indeks bias n min < n cb. Belahan 1
absobrsi kuning keabu-abuan,
arah, pecahan tida ada dan relief
pleokrisme lemah, intensitas tinggi
rendah. Ukuran mineral adalah 0,875
dengan bentuk euhedral. Mineral ini
mm, dengan WI maksimum abu-abu,
bias rangkap 0,0025 (orde I). Sudut memiliki indeks bias nmin > ncb,
gelapan yang dihasilkan 42,4o tidak memiliki belahan serta
dengan jenis gelapan miring, pecahan, dan relief rendah. Ukuran
kembaran albit, sistem kristal triklin, mineral yang didapat yaitu 0,5 mm,
dan T.R.O length-fast dengan WI maksimum Putih kekuningan
komposisi kimia SiO2. . Berdasarkan bias rangkap 0,003 (orde 1), sudut
sifat optik tersebut dapat gelapan yaitu 7o dengan jenis
diinterpretasikan bahwa mineral ini gelapan miring. Sistem kristalnya
yaitu Bitownit. Dengaan persentase heksagonal, memiliki komposisi
keterdapatan sebesar 55% kimianya SiO2. Berdasarkan hasil
pengamatan yang dilakukan sehingga
didapatkan nama mineralnya yaitu bias rangkap 0,0025 (orde I). Sudut
Kuarsa. Dengaan persentase gelapan yang dihasilkan 42,4o
keterdapatan sebesar 40%. dengan jenis gelapan miring,
Mineral ini memiliki warna absobrsi kembaran albit, sistem kristal triklin,
coklat, intensitas rendah dengan dan T.R.O length-fast dengan
bentuk euhedral-subhedral. Mineral komposisi kimia SiO2. . Berdasarkan

ini memiliki indeks bias nmin > ncb, sifat optik tersebut dapat
diinterpretasikan bahwa mineral ini
belahan 1 arah dengan pecahan
yaitu Bitownit. Dengaan persentase
uneven dan relief sedang. Ukuran
keterdapatan sebesar 30%
mineral yang didapat yaitu 0,625
mm, WI maksimum Hiaju dengan
bias rangkap 0,0039, sudut gelapan
yang didapatkan yaitu 20o dengan B
jenis gelapannya yaitu gelapan
C
miring. Pada mineral ini sistem
A
kristalnya monoklin, T.R.O yang
didapatkan yaitu lenght slow,
komposisi kimianya K2
(Mg,Fe)2(OH2)(AlSi3O10).
Foto 4.2 Mineral pada DMP 2
Berdasarkan hasil pengamatan
(A) Kuarsa (B) Biotit (C) Bitownit
didapatkan nama mineralnya yaitu
Biotit. Dengaan persentase 3. DMP 3
keterdapatan sebesar 30%. Pada pengamatan ini dijumpai 3
Mineral ini memiliki warna jenis mineral yaitu dengan ciri optik
absorpsi yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
warna transparan, tanpa pleokroisme, Mineral ini memiliki warna absobrsi
intensitas kuat, bentuk subhedral, dan kuning keabu-abuan, pleokrisme
indeks bias n min < n cb. Belahan 1 lemah, intensitas tinggi dengan
arah, pecahan tida ada dan relief bentuk euhedral. Mineral ini
rendah. Ukuran mineral adalah 0,875
memiliki indeks bias nmin > ncb,
mm, dengan WI maksimum abu-abu,
tidak memiliki belahan serta Mineral ini memiliki warna
pecahan, dan relief rendah. Ukuran absorbsi kuning keabu-abuan
mineral yang didapat yaitu 0,5 mm, .Pleokrisme lemah (dwikroik).
WI maksimum Putih kekuningan Intensitas kuat, indeks bias pada
bias rangkap 0,003 (orde 1), sudut mineral ini ialah nmin> ncb. Mineral
gelapan yaitu 7o dengan jenis ini memiliki bentuk subhedral
gelapan miring. Sistem kristalnya prismatic pendek. Belahan 2 arah.
heksagonal, memiliki komposisi Pecahan pada mineral ini even.
kimianya SiO2. Berdasarkan hasil Inklusi pada mineral ini ialah tidak
pengamatan yang dilakukan sehingga ada. Ukuran mineral ini ialah 0,125
didapatkan nama mineralnya yaitu mm. Adapun warna interferensi
Kuarsa. Dengaan persentase maksimum dari mineral ini ialah
keterdapatan sebesar 25 % coklat yang apabila. Mineral ini
Mineral ini memiliki warna memiliki sudut gelapan 450, yang
absorpsi yang dihasilkan adalah menandakan bahwa jenis gelapannya
warna transparan, tanpa pleokroisme, ialah paralel.Sistem kristal yaitu
intensitas kuat, bentuk subhedral, monoklin. Mineral ini tidak memiliki
dan indeks bias n min < n cb. Belahan kembaran. Mineral ini memiliki
1 arah, pecahan tida ada dan relief tanda rentang optik berjenis adisi
rendah. Ukuran mineral adalah 0,25 length fast. Dari deskripsi dapat
mm, dengan WI maksimum abu-abu, diketahui nama mineral tersebut
bias rangkap 0,0025 (orde I). Sudut ialah Augite. Dengaan persentase
gelapan yang dihasilkan 37o dengan keterdapatan sebesar 15%.
jenis gelapan miring, kembaran albit,
sistem kristal triklin, dan T.R.O
length-fast dengan komposisi kimia
SiO2. . Berdasarkan sifat optik
tersebut dapat diinterpretasikan
bahwa mineral ini yaitu Bitownit
Dengaan persentase keterdapatan
sebesar 65%.
IV. Kesimpulan
. Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan dapat disimpulkan bahwa
mineral yang dijumpai pada sayatan
C tipis batuan dengan nomor sampel 70
A B

B MR 14 yaitu Kuarsa, Plagioklas,


B Biotit dan Piroksen dan nama
batuannya yaitu Diorit

Foto 4.3 Mineral pada DMP 3


(A) Kuarsa (B) Bitownit (C) Augit Daftar Pustaka

Pada DMP 1 djumpai mineral Costin, Gelu. 2011. Introduction of


kuarsa dengan persentase sebesar 45 optical mineral ogy. Universitas
% dan plagioklas 55%, DMP 2 Rhodes : Afrika selatan.
dijumpai mineral kuarsa sebesar Danisworo, dkk. 1999. Buku
40% , Biotit sebesar 30% dan Kristalografi Mineralogi.
Bitownit 30% untuk DMP 3 Yogyakarta: UPN Veteran
dijumpai mineral Kuarsa sebesar 25 Yogyakarta
%, Plagioklas 65 % dan Augit 15%. N.Morimoto, 1989. "Nomenclature
Pada DMP total persentase of pyroxenes" Canadian
Kuarsa sebesar 35 %, Plagioklas Mineralogist Vol.27 pp143156
sebesar 50 %, Biotit 10% dan ( http://www.mineralogicalassoc
Piroksen 5 % iation.ca/doc/abstracts/ima98/im
Berdasarkan data diatas dilihat a98(12))pdf
dari klasifikasi Travis, dapat Verdiansyah, Okki, ST., MT., 2015,
disimpulkan bahwa jenis batuannya Buku Panduan Praktikum
yaitu Batuan Beku Asam dengan Mineral Optik, Sekolah Tinggi
nama batuan yaitu Diorit Teknologi Nasional :
Yogyakarta
( http://www.mineralogicalassoc
iation.ca/doc/abstracts/ima98/im
a98(12))pdf
Verdiansyah, Okki, ST., MT., 2015,
Buku Panduan Praktikum
Mineral Optik, Sekolah Tinggi
Teknologi Nasional :
Yogyakarta
Sukandarrumidi,dkk.2015. Mengenal
Mineral secara Megaskopis.
Yogyakarta : UGM
.

Anda mungkin juga menyukai