SARI
Batuan merupakan padatan homogen yang tersususun dari beberapa mineral,
mineral utama penyusun batuan beku yaitu mineral golongan silikat. Golongan mineral
yang berwarna tua/gelap disebut mineral mafik yang kaya akan unsur Mg dan Fe,
contohnya yaitu mineral biotit dan piroksen. Sedangkan golongan mineral yang berwarna
terang disebut mineral felsik yang miskin akan unsur Mg dan Fe. Contohnya yaitu kuarsa
dan plagioklas. Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengatahui mineral
penyusun dan menentukan nama mineral pada sayatan tipis batuan berdasarkan sifat-sifat
optiknya. Pengamatan ini dilakukan empat tahap yaitu tahap persiapan, tahap
pengamatan, tahap analisisi data dan penyusunan laporan. Adapun nama mineral
berdasarkan sifat optiknya yang dijumpai pada sampel yang diamati yaitu Kuarsa,
Plagioklas, Biotit, dan Piroksen. Berdasarkan persentase keterdapatan mineral dalam
sampel yang diamati, nama batuannya yaitu Diorit
Gambar 3.1 Bagan Alur Metode praktikum yang telah dilakukan yang
Penelitian kemudian dituangkan kedalam
Pada tahapan persiapan yaitu bentuk tulisan ilmiah berupa jurnal.
Studi pustaka dan literatur dilakukan
IV. Pembahasan
para peserta, untuk mempersiapkan
Pada pengamatan ini dilakukan 3
dan membekali diri dengan teori,
kali pengamatan mineral pada
mempelajari secara umum mengenai
sampel dengan nomor 70 MR 14 .
mineral dalam batuan lhususnya pda
yaitu :
batuan beku yang dapat mendukung
1. DMP 1
pengamatan ini.
Pada pengamatan ini dijumpai 2
Pada tahap pengamatan, pada
jenis mineral yaitu dengan ciri
tahap ini dilakukan pengambilan data
optik sebagai berikut :
berupa pengamatan mineral dalam
Mineral ini memiliki warna
sayatan tipis batuan berdasarkan
absobrsi kuning keabu-abuan,
sifat-sifat optik dari mineral tersebut
pleokrisme lemah, intensitas tinggi
menggunakan mikroskop polarisasi.
dengan bentuk euhedral. Mineral ini
Pada tahap analisa data baik data
hasil pengolahan. Pada tahap ini memiliki indeks bias nmin > ncb,
mulai dilakukan intepretasi terhadap tidak memiliki belahan serta
pecahan, dan relief rendah. Ukuran
mineral yang didapat yaitu 0,25 mm,
WI maksimum Putih kekuningan
bias rangkap 0,003 (orde 1), sudut
A
gelapan yaitu 4o dengan jenis
B
gelapan miring. Pada mineral ini
sistem kristalnya heksagonal,
memiliki komposisi kimianya SiO2.
Berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan sehingga didapatkan nama Gambar 4.1 Mineral Pada DMP 1
mineralnya yaitu Kuarsa. Dengaan (A) Kuarsa (B) Bitownit
persentase keterdapatan sebesar 45%
2. DMP 2
Mineral ini memiliki warna
Pada pengamatan ini dijumpai 2
absorpsi yang dihasilkan adalah
jenis mineral yaitu dengan ciri optik
warna transparan, tanpa pleokroisme,
sebagai berikut :
intensitas kuat, bentuk subhedral, dan
Mineral ini memiliki warna
indeks bias n min < n cb. Belahan 1
absobrsi kuning keabu-abuan,
arah, pecahan tida ada dan relief
pleokrisme lemah, intensitas tinggi
rendah. Ukuran mineral adalah 0,875
dengan bentuk euhedral. Mineral ini
mm, dengan WI maksimum abu-abu,
bias rangkap 0,0025 (orde I). Sudut memiliki indeks bias nmin > ncb,
gelapan yang dihasilkan 42,4o tidak memiliki belahan serta
dengan jenis gelapan miring, pecahan, dan relief rendah. Ukuran
kembaran albit, sistem kristal triklin, mineral yang didapat yaitu 0,5 mm,
dan T.R.O length-fast dengan WI maksimum Putih kekuningan
komposisi kimia SiO2. . Berdasarkan bias rangkap 0,003 (orde 1), sudut
sifat optik tersebut dapat gelapan yaitu 7o dengan jenis
diinterpretasikan bahwa mineral ini gelapan miring. Sistem kristalnya
yaitu Bitownit. Dengaan persentase heksagonal, memiliki komposisi
keterdapatan sebesar 55% kimianya SiO2. Berdasarkan hasil
pengamatan yang dilakukan sehingga
didapatkan nama mineralnya yaitu bias rangkap 0,0025 (orde I). Sudut
Kuarsa. Dengaan persentase gelapan yang dihasilkan 42,4o
keterdapatan sebesar 40%. dengan jenis gelapan miring,
Mineral ini memiliki warna absobrsi kembaran albit, sistem kristal triklin,
coklat, intensitas rendah dengan dan T.R.O length-fast dengan
bentuk euhedral-subhedral. Mineral komposisi kimia SiO2. . Berdasarkan
ini memiliki indeks bias nmin > ncb, sifat optik tersebut dapat
diinterpretasikan bahwa mineral ini
belahan 1 arah dengan pecahan
yaitu Bitownit. Dengaan persentase
uneven dan relief sedang. Ukuran
keterdapatan sebesar 30%
mineral yang didapat yaitu 0,625
mm, WI maksimum Hiaju dengan
bias rangkap 0,0039, sudut gelapan
yang didapatkan yaitu 20o dengan B
jenis gelapannya yaitu gelapan
C
miring. Pada mineral ini sistem
A
kristalnya monoklin, T.R.O yang
didapatkan yaitu lenght slow,
komposisi kimianya K2
(Mg,Fe)2(OH2)(AlSi3O10).
Foto 4.2 Mineral pada DMP 2
Berdasarkan hasil pengamatan
(A) Kuarsa (B) Biotit (C) Bitownit
didapatkan nama mineralnya yaitu
Biotit. Dengaan persentase 3. DMP 3
keterdapatan sebesar 30%. Pada pengamatan ini dijumpai 3
Mineral ini memiliki warna jenis mineral yaitu dengan ciri optik
absorpsi yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
warna transparan, tanpa pleokroisme, Mineral ini memiliki warna absobrsi
intensitas kuat, bentuk subhedral, dan kuning keabu-abuan, pleokrisme
indeks bias n min < n cb. Belahan 1 lemah, intensitas tinggi dengan
arah, pecahan tida ada dan relief bentuk euhedral. Mineral ini
rendah. Ukuran mineral adalah 0,875
memiliki indeks bias nmin > ncb,
mm, dengan WI maksimum abu-abu,
tidak memiliki belahan serta Mineral ini memiliki warna
pecahan, dan relief rendah. Ukuran absorbsi kuning keabu-abuan
mineral yang didapat yaitu 0,5 mm, .Pleokrisme lemah (dwikroik).
WI maksimum Putih kekuningan Intensitas kuat, indeks bias pada
bias rangkap 0,003 (orde 1), sudut mineral ini ialah nmin> ncb. Mineral
gelapan yaitu 7o dengan jenis ini memiliki bentuk subhedral
gelapan miring. Sistem kristalnya prismatic pendek. Belahan 2 arah.
heksagonal, memiliki komposisi Pecahan pada mineral ini even.
kimianya SiO2. Berdasarkan hasil Inklusi pada mineral ini ialah tidak
pengamatan yang dilakukan sehingga ada. Ukuran mineral ini ialah 0,125
didapatkan nama mineralnya yaitu mm. Adapun warna interferensi
Kuarsa. Dengaan persentase maksimum dari mineral ini ialah
keterdapatan sebesar 25 % coklat yang apabila. Mineral ini
Mineral ini memiliki warna memiliki sudut gelapan 450, yang
absorpsi yang dihasilkan adalah menandakan bahwa jenis gelapannya
warna transparan, tanpa pleokroisme, ialah paralel.Sistem kristal yaitu
intensitas kuat, bentuk subhedral, monoklin. Mineral ini tidak memiliki
dan indeks bias n min < n cb. Belahan kembaran. Mineral ini memiliki
1 arah, pecahan tida ada dan relief tanda rentang optik berjenis adisi
rendah. Ukuran mineral adalah 0,25 length fast. Dari deskripsi dapat
mm, dengan WI maksimum abu-abu, diketahui nama mineral tersebut
bias rangkap 0,0025 (orde I). Sudut ialah Augite. Dengaan persentase
gelapan yang dihasilkan 37o dengan keterdapatan sebesar 15%.
jenis gelapan miring, kembaran albit,
sistem kristal triklin, dan T.R.O
length-fast dengan komposisi kimia
SiO2. . Berdasarkan sifat optik
tersebut dapat diinterpretasikan
bahwa mineral ini yaitu Bitownit
Dengaan persentase keterdapatan
sebesar 65%.
IV. Kesimpulan
. Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan dapat disimpulkan bahwa
mineral yang dijumpai pada sayatan
C tipis batuan dengan nomor sampel 70
A B