COMPLAINTS HANDLING UNIT ANALYSIS OF THE SUCCESS OF THE PROGRAM AT THE HEALTH
CENTER JKN BANJARBARU 2015
yaitu keterbatasan waktu sehingga sosialisasi belum nyelenggarakan program JKN pada 1 januari 2014.
dilakukan secara maksimal, sosialisasi yang tidak Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas
terarah dan belum terprogram secara kontinyu serta Banjarbaru sendiri menurut angka sensus penduduk
kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap pro- maupun registrasi 25.300 jiwa penduduk pada Tahun
gram jaminan kesehatan yang baru. Sosialisasi yang 20127. Sedangkan jumlah peserta JKN di Puskes-
belum optimal merupakan kendala yang menyebab- mas Banjarbaru dari data Dinas Kesehatan sampai
kan masih banyaknya masyarakat belum menge- dengan bulan desember 2014 untuk Penerima Ban-
tahui banyak mengenai program jaminan kesehatan tuan Iuran (PBI) berjumlah 2.284 orang dan non PBI
ini3. berjumlah 10.716 orang, totalnya adalah 13.000 or-
Hambatan-hambatan seperti yang disebabkan ang8.
di atas maka akan menyebabkan timbulnya keluhan Berdasarkan wawancara yang dilakukan di Pus-
dari masyarakat sebagai pengguna sistem layanan kesmas Banjarbaru, diketahui belum tersedia unit
kesehatan ini4. oleh sebab itu maka diperlukan suatu penanganan keluhan JKN yang khusus untuk pasien
unit penanganan keluhan yang nantinya akan mem- JKN dalam pengimplementasian JKN. Penelitian ini
bantu masyarakat dalam menyelesaikan masalah bertujuan untuk menganalisa dan mengevaluasi
terkait pelaksanaan JKN. Akan tetapi permasalahan kebijakan JKN Tahun 2014 di pelayanan kesehatan
lain yang timbul adalah tidak semua fasilitas pela- primer (puskesmas).
yanan kesehatan menyediakan suatu unit penangan-
an keluhan. Padahal penanganan keluhan merupa- BAHAN DAN CARA PENELITIAN
kan salah satu ruang lingkup yang harus ada pada Rancangan penelitian menggunakan pendekat-
pelaksanaan JKN. Penanganan keluhan adalah upa- an kualitatif dengan metode kualitatif desain deskrip-
ya atau proses untuk mengetahui suatu permasalah- tif, Kegiatan ini dimulai dengan pengumpulan dan
an dengan jelas, menilai, dan menyelesaikan perma- analisis data kualitatif. Data kualitatif berfungsi untuk
salahan tersebut5. menjelaskan dan menafsirkan temuan dari metode
Hasil penelitian Kiantini menunjukkan bahwa kuantitatif. Subjek kegiatan adalah orang-orang yang
penanganan keluhan merupakan umpan balik untuk memiliki peranan penting dalam penyediaan unit pe-
meningkatkan pelayanan fasilitas kesehatan, jika hal nanganan keluhan terhadap pelaksanaan program
tersebut tidak ditangani maka dapat mengalami ke- JKN di Puskesmas Banjarbaru 2015 ditentukan
rugian berupa tersebarnya image yang buruk sehing- melalui purposive sampling. Istrumen penelitian ada-
ga akan mengurangi kunjungan dan kepercayaan lah panduan wawancara mendalam yang akan digu-
pasien. Artinya, pelayanan yang kurang ramah dapat nakan pada saat wawancara mendalam (indepth in-
berpengaruh kepada citra rumah sakit di mata ma- terview) dengan informan sebagai sumber data.
syarakat. Keluhan pelanggan adalah hal yang tidak Jumlah informan pada penelitian kualitatif adalah 5
dapat diabaikan karena dengan mengabaikan hal orang, yaitu: 1) Kepala Puskesmas Banjarbaru, 2)
tersebut akan membuat konsumen merasa tidak Dokter di Puskesmas Banjarbaru, 3) Bidan di Pus-
diperhatikan dan pada akhirnya fasilitas kesehatan kesmas Banjarbaru, 4) Staf Bagian Promosi Kese-
tersebut akan ditinggalkan oleh pasien6. hatan di Puskesmas Banjarbaru, dan 5) Seorang
Berbagai macam keluhan dan ketidakpuasan pasien yang berobat di Puskesmas Banjarbaru.
masyarakat pun muncul setelah beberapa bulan ter- Variabel yang diteliti dalam kegiatan ini adalah
selenggaranya program JKN diantaranya adalah di ketersediaan unit penanganan keluhan dalam pelak-
provinsi DKI Jakarta, BPJS Kesehatan tidak meng- sanaan program JKN di Puskesmas Banjarbaru Ta-
ganti seluruh klaim kesehatan seperti fasilitas sebe- hun 2015. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas
lumnya, baik Jamkesmas, Jamkesda maupun Kartu Banjarbaru pada bulan Maret-Juni 2015.
Jakarta Sehat (KJS), kemudian JKN hanya menang-
gung biaya pengobatan sedangkan untuk obat- HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN
obatan tetap bayar. Padahal untuk penyakit-penyakit Jumlah Kepesertaan JKN Yang Terdaftar
tertentu biaya obat-obatan mahal dan peserta JKN Berdasarkan data Dinas Kesehatan Tahun 2014,
yang memang dari kalangan miskin ini tidak sanggup jumlah peserta JKN yang terdaftar di Puskesmas
membelinya4. Banjarbaru adalah sebanyak 13.000 orang. Apabila
Puskesmas Banjarbaru adalah salah satu pus- dibandingkan dengan jumlah penduduk di wilayah
kesmas yang menyelenggarakan program Jaminan kerja Puskesmas Banjarbaru yang berjumlah 25.300
Kesehatan Nasional (JKN) di Kota Banjarbaru pro- jiwa, dapat disimpulkan bahwa masih ada penduduk
vinsi Kalimantan Selatan. Puskesmas ini mulai me- yang belum berpartisipasi dalam program JKN.
Disini ini tentang pelayanan masyarakat Belum ada mengenai perubahan tata kelola
tentang penyakit tidak menular, seperti dalam implementasi JKN (Dokter)
jantung, diabetes, struk. kalo sepuluh besar
penyakit diatas tetap ISPA. Namun sekarang Tata Kelola (governance) adalah rangkaian pro-
mulai terjadi peningkatan PTM. (Kepala
Puskesmas) ses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi
yang memengaruhi pengarahan, pengelolaan,
Dari sisi pelayanan kesehatan, telah serta pengontrolan suatu perusahaan atau
diidentifikasikan tingkat ketersediaan dan sejumlah korporasi. Tata kelola juga mencakup hubungan
masalah yang masih menghambat pelaksanaan antara para pemangku kepentingan (stake-
jaminan kesehatan nasional. holder) yang terlibat serta tujuan pengelolaan
perusahaan.
Pelayanan Kesehatan Berdasarkan BPJS
Fasilitas kesehatan yang digunakan untuk pela- 3. Hubungan antar Institusi
yanan pasien peserta JKN di Puskesmas Banjarbaru Berikut kutipan wawancara mendalam menge-
antara lain untuk pelayanan rawat jalan tingkat perta- nai sosialisasi program JKN kepada pihak
ma (RJTP). Jenis pemeriksaan, pengobatan, konsul- puskesmas.
tasi medis, tindakan medis non spesialistik, baik Untuk sosialisas JKN ini kan ada macam-
macam, bisa melalui di dalam puskesmas
operatif maupun non operatif, pelayanan obat dan bisa dilakukan promosi waktu wawancara
bahan medis habis pakai serta pemeriksaan penun- dengan pasien ada, mengenai masalah
jang dianistik laboratoium tingkat pertama yang pendanaan mungkin bisa disarankan
dilakukan di faskes tingkat pertama sesuai dengan mungkin bisa masuk BPJS supaya bisa
ditanggulangi dalam keadaan darurat kan bisa
panduan praktik klinik (PPK) dari Standar Kompe- tertolong artinya ada jaminan, kemudian bisa
tensi Dokter Indonnesia yang berlaku, serta melalui leflet dan spanduk mari kita menjadi
pelayanan gigi. anggota bpjs, iya kan, artinya bisa menjamin
kesehatan masyarakat. (Bagian Promosi
Kesehatan)
Menganalisis Pengaruh Undang-Undang SJSN
Dan Undang-Undang BPJS Terhadap Sistem Dalam penelitian ini fokus permasalahan
Kesehatan (Struktur, Tata Kelola, Dan Hubungan terdapat pada pesan yang disampaikan melalui
Antar Institusi) sosialisasi yang dilakukan oleh BPJS Kese-
1. Struktur hatan kepada masyarakat. Sosialisasi disini
Pengaruh undang-undang SJSN dan undang- berperan sangat penting untuk memberikan infor-
undang BPJS terhadap sistem kesehatan masi kepada masyarakat tentang keberadaan
adalah mempermudah dalam proses pelaporan program BPJS Kesehatan serta manfaat dan
dan pengawasan dari Dinas Kesehatan karena tata cara keikutsertaannya sehingga masyara-
dilakukan secara berkala. Berikut kutipan kat mengetahui apa itu program BPJS Kese-
wawancara mendalam mengenai model hatan dan mau bergabung menjadi peserta BPJS
pelaporan yang harus dilakukan puskesmas Kesehatan. Berikut kutipan wawancara menda-
terhadap BPJS. lam yang dilakukan kepada Kepala Puskesmas
Ada laporan rekap pelayanan pasien ke BPJS, mengenai dampak UU SJSN dan UU BPJS
ke rumah sakit Banjarbaru, dinas kesehatan terhadap sistem dan struktur pembiayaan
setiap bulan. (Bidan) kesehatan di puskesmas.
Bentuk dan isi laporan pengelolaan program Induk nya adalah JKN, dan penyelenggara
menurut ayat (3) diusulkan oleh BPJS setelah adalah BPJS, jadi JKN turunnya ke BPJS dan
dijamin oleh UU kesehatan. (Kepala
berkonsultasi dengan DJSN. Sedangkan laporan Puskesmas)
keuangan BPJS, disusun dan disajikan sesuai
dengan standar akuntasi keuangan yang Hal tersebut dijelaskan kembali dari Ben-
berlaku. dahara. Berikut kutipan wawancara mendalam
dari informan tersebut.
2. Tata Kelola Lebih mudah terhadap sistem dan struktur
Berikut kutipan wawancara mendalam menge- pambiayaan kesehatan di puskesmas.
nai perubahan tata kelola dalam implementasi (Bendahara)
JKN.
dapat melaporkan kepada fasilitas kesehatan nantinya dapat diambil suatu tindakan yang tepat.
yang berkerja sama dengan BPJS Kesehatan. Masalah-masalah yang dialami yaitu keterlambatan
Hal ini diperparah dengan hasil wawancara pemanfaatan dana JKN untuk pembelian obat,
mendalam dengan Dokter mengenai rendahnya kemampuan SDM dalam pengoperasian
ketersediaan unit penanganan keluhan JKN teknologi dan Tidak adanya unit penanganan keluhan
yaitu: JKN11. Teknik yang digunakan dalam menentukan
Belum ada disini, cuma ada kotak saran prioritas masalah yang ada yaitu dengan teknik
umumnya disitu aja yang didepan, khusus Multiple Criteria Utility Assesment (MCUA).
JKN ga ada.
Berdasarkan hasil perhitungan pembobotan
Berhadasarkan hasil tersebut dapat diketahui dengan kriteria yang telah disepakati kelompok
bahwa tidak adanya unit penanganan keluhan JKN dengan teknik Multiple Criteria Utility Assesment
yang ada di Puskesmas Banjarbaru. Sehingga (MCUA) terhadap prioritas-prioritas masalah maka
peserta BPJS kesehatan tidak dapat melakukan diperoleh prioritas masalah yang telah diprioritaskan
pengaduan keluhan kepada tenaga kesehatan yang adalah tidak adanya unit penanganan keluhan
ada di Puskesmas Banjarbaru5. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Setelah mendapatkan data dari puskesmas, Faktor penyebab masalah tersebut dapat meng-
wawancara, dan observasi langsung dilapangan, gunakan diagram sebab akibat atau disebut pula dia-
kemudian dianalisis kembali agar mendapatkan gram Ishkawa atau sering disebut tulang ikan (fish
masalah yang benar-benar dirasakan, sehingga bone diagrame), sebagai berikut:
Perhatian R
Dirasa penting oleh Didukung oleh Mudah J
masyarakat a
Masalah banyak orang potensi penanganannya u
n
m
k
l
i
a
n
5 5 5 5 h
g
S SB S SB S SB S SB
Keterlambatan 4 20 3 15 2 10 3 15 60 3
pemanfaatan dana
JKN untuk pembelian
obat
Rendahnya 3 10 4 20 5 25 3 15 70 2
kemampuan SDM
dalam pengoperasian
teknologi
Tidak adanya unit 5 25 3 15 5 25 4 20 85 1
penanganan keluhan
JKN
Gambar 1. Diagram Fish Bone Masalah Tidak Adanya Unit Penanganan Keluhan JKN
Pengajuan proposal untuk pendanaan pada kegiatan hanaan, kejelasan, kepastian dan ketepatan waktu,
penyediaan penanganan keluhan. akurasi, tidak diskriminatif, bertanggung-jawab, ke-
Berikut tabel untuk penentuan prioritas peme- lengkapan sarana dan prasarana, kemudahan akses,
cahan masalah dengan menggunakan MCUA pada kejujuran, kecermatan, kedisiplinan, kesopanan,
Tabel 5 sebagai berikut: keramahan, dan keamanan kenyamanan12.
Berdasarkan hasil perankingan untuk menen- Dalam terminologi, ombudsman biasa disebut
tukan prioritas masalah yang ada di UPT Pukesmas ombudsperson, ombudservice, yang berarti seorang
Banjarbaru Kota Banjarbaru diperoleh prioritas peme- pegawai yang bertindak untuk kepentingan
cahanan masalah yang memiliki skor tertinggi adalah masyarakat. Ombudsman pada dasarnya
penyediaan unit penanganan keluhan. Dalam pelak- merupakan lembaga independen yang bertugas
sanaan pemecahan ini perlu diketahui bahwa upaya menerima pengaduan masyarakat. Masyarakat
untuk menghubungkan tata-pemerintahan yang baik dapat mengadukan keluhannya berkiatan dengan
dengan pelayanan publik mungkin bukan merupakan pelayanan publik kepada ombudsman melalui
hal yang baru. Namun keterkaitan antara konsep berbagai sarana yang ada, seperti: telpon, surat,
good-governance (tata-pemerintahan yang baik) email, maupun datang langsung dan
dengan konsep public service (pelayanan publik) ten- menyampaikannya secara lisan. Pengaduan yang
tu sudah cukup jelas logikanya. Terdapat fakta bahwa dikelola dengan baik akan mendatangkan manfaat
betapa pentingnya pelayanan publik adalah keter- atau keuntungan bagi organisasi yang dikomplain,
kaitannya dengan tingkat kesejahteraan rakyat12. antara lain12: 1) Organisasi semakin tahu akan
Meskipun telah banyak dicapai dalam upaya kelemahan atau kekurangannya dlm memberikan
meningkatkan kualitas pelayanan publik, juga disa- pelayanan kpd pelanggan, 2) Sebagai alat
dari bahwa pemerintah belum dapat menyediakan introspeksi diri organisasi utk senantiasa responsif
kualitas pelayanan publik sesuai dengan tantangan dan mau memperhatikan suara dan pilihan
yang dihadapi. Orientasi pada pemenuhan pelanggan pelanggan, 3) Mempermudah organisasi mencari
menjadi fokus utama yang dapat mengukur sejauh- jalan keluar meningkat-kan mutu pelayanannya, 4)
mana mutu suatu barang dan/atau jasa diberikan. Bila segera ditangani , pelanggan merasa
Walaupun dalam pengertian ini maka mutu harus kepentingan dan hara-pannya diperhatikan, 5) Dapat
dipahami dalam konteks bukan sekedar atau hanya mempertebal rasa-percaya dan kesetiaan pelanggan
memenuhi kecenderungan-kecenderungan pilihan kpd organisasi pelayanan, dan 6) Penanganan
dari pelanggan, karena secara umum akan sulit me- komplain yang benar bisa mening-katkan kepuasan
menuhi kecenderungan-kecenderungan pilihan pelanggan.
setiap orang (yang menjadi pelanggan)12. Model dan strategi pelayanan yang lebih
Kriteria penyelenggaraan pelayanan publik yang operasional dan implementatif sebagai suatu solusi
baik, sesuai Kepmenpan No. 25 Tahun 2004 tentang perbaikan kualitas pelayanan publik. Berpijak dari
Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan konsepsi yang telah uraikan sebelumnya, maka
Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah, dalam kegiatan ini dikembangkan kerangka
menurut Risfan Munir, antara lain meliputi: keseder- pemikiran pada Gambar 2 sebagai berikut12:
UU Pelayanan
Publik
Model
Best Practice Manajemen Best Practice
Luar Negeri Pengaduan Dalam negeri
Manajemen Pengaduan
KESIMPULAN DAN SARAN mah dapat berpengaruh kepada citra fasilitas kese-
Penanganan keluhan merupakan umpan balik hatan di mata masyarakat. Pemerintah sebaiknya
untuk meningkatkan pelayanan fasilitas kesehatan, memikirkan untuk mengadakan program penyediaan
jika hal tersebut tidak ditangani maka dapat meng- unit penanganan keluhan di tiap-tiap Puskesmas di
alami kerugian berupa tersebarnya image yang buruk seluruh Indonesia agar masyarakat dapat memberi-
sehingga akan mengurangi kunjungan dan keper- kan keluhan dan komentar mengenai program Jamin-
cayaan pasien. Artinya, pelayanan yang kurang ra- an Kesehatan Nasional sendiri, karena keluhan dan
komentar dari konsumen merupakan alat belajar bagi 6. Wulandari R. Gambaran pengelolaan
pemerintah sebagai evaluasi dalam program JKN. penanganan keluhan di RSUD Pasar Rebo
Selain itu, pemerintah dapat berperan dalam pem- Tahun 2014. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah
buatan regulasi mengenai penyedian unit pena- Jakarta, 2014.
nganan keluhan pasien di Puskesmas. 7. Profil Puskesmas Banjarbaru Tahun 2013.
Banjarbaru: Puskesmas Banjarbaru, 2013.
REFERENSI 8. Data Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, 2015.
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indone- 9. Supriyantoro. Kebijakan upaya pelayanan
sia No. 28/2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan kesehatan dalam implementasi UU SJSN/
Program Jaminan Kesehatan Nasional. BPJS. Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan
2. Mulyadi M. Sosialisasi ketentuan jaminan Kementerian Kesehatan RI 2014.
sosial 2014. Info singkat kesejahteraan sosial, 10. Dewan Jaminan Sosial Nasional. Peta jalan
2014; 6(2). menuju Jaminan Kesehatan Nasional 2012-
3. Geswar RK, Nurhayani, Balqis. Kesiapan stake- 2019. Jakarta: 2011.
holder dalam pelaksanaan program Jaminan 11. Rahman, Fauzie, dkk. Perencanaan Evaluasi
Kesehatan Nasional di Kabupaten Gowa. Jurnal Program Keseahatan. Buku Ajar. Universitas
universitas hasanuddin. 2014. Lambung Mangkurat. 2014.
4. Lola Amelia. Mengurai polemik penyelenggara- 12. Kementerian Perencanaan Pembangunan
an JKN. Update Indonesia, 2014 ; 8(7) : 32-34. Nasional. Laporan Kajian: Manajemen
5. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pengaduan Masyarakat dalam Pelayanan
Buku pegangan sosialisasi Jaminan Kesehatan Publik. Bappenas. 2010
Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial
Nasional.